Dana Desa dan Politik Insinuatif
Akhir-akhir ini Partai Golkar mendapat serangan bertubi-tubi terkait konsep pembangunan desa. Usulan Golkar agar ada dana untuk pembangunan desa telah disalahpahami seolah-olah Golkar ingin mempertebal kantong anggota Dewan dengan Dana Desa dan Dana Aspirasi. Melalui blog ini, saya akan menjelaskan apa sebenarnya konsep Golkar agar tidak terus simpang siur.
Sebenarnya Partai Golkar ingin menawarkan gagasan pembangunan yang dimulai dari daerah. Lebih spesifik lagi pembangunan dimulai dari desa, karena pembangunan desa masih belum berjalan baik dan masih butuh perhatian. Perlu diingat juga sebagaian besar rakyat kita tinggal di desa.
Bagi Golkar kepentingan rakyat paling utama. Karena itu motto Golkar adalah “Suara Golkar, Suara Rakyat”. Partai ini akan menempatkan kepentingan rakyat di atas segalanya. Kita tidak akan menjadi partai yang hanya peduli rakyat saat menjelang pemilu saja. Kepedulian itu akan dilakukan terus menerus.
Karena itu maka saya berpendapat pembangunan di desa perlu segera dilakukan. Partai Golkar menginstruksikan kepada anggota dewan terpilih untuk menampilkan gagasan membangun dari desa ini. Banyak desa yang belum tersentuh pembangunan. Karena itu wakil daerah itu yang ada di parlemen perlu memperjuangkannya. Itu sebenarnya inti gagasannya.
Gagasan ini sudah dikemukakan Fraksi Partai Golkar di parlemen. Saat dilemparkan banyak yang menanggapi. Pada dasarnya saya senang dengan tanggapan itu, baik yang setuju maupun yang tidak setuju. Inilah demokrasi, selalu ada perbedaan pendapat. Tapi kemudian yang berkembang justru substansinya dibelokkan. Dalam wacana dan pemberitaan yang muncul seolah-olah Golkar mengusulkan gagasan itu agar anggota DPR mendapat uang Rp15 miliar.
Lalu berkembanglah wacana dana aspirasi daerah pemilihan yang membuat Golkar di serang dari mana-mana. Padahal gagasan dari Partai Golkar, anggota Dewan hanyalah sebagai penyampai. Dia akan melihat dari daerah yang dia wakili, apa yang dibutuhkan. Apa yang kurang di situ, apa perlu dibangun jembatan, sanitasi, dan sebagainya. Nah, nanti akan kami usulkan ke pemerintah dan dananya dimasukkan ke APBN atau APBD. Jadi dana untuk desa bukan untuk mempertebal kantong anggota dewan seperti yang dituduhkan. Presiden sudah menjelaskan dan saya sudah konsultasi pada Presiden dan menjelaskan hal itu.
Saya gembira bahwa ide memperhatikan daerah bisa diterima oleh semua pihak. Sebenarnya, hanya mekanismenya saja yang masih ada kesalahpahaman, karena ada wacana dan anggapan seolah-olah uangnya diberikan pada anggota Dewan.
Kepada kader Partai Golkar saya mengatakan untuk terus melahirkan berbagai gagasan yang semangatnya adalah untuk membangun masyarakat seperti ini. Saya katakan kepada mereka untuk membiasakan berpolitik dengan beradu gagasan atau ide. Golkar harus berani berkompetisi, menjadi kader yang berkualitas, dan terus muncul menjadi agenda setter.
Dalam bersikap yang penting sikap kita jelas. Jangan takut diserang sana-sini. Dalam politik, berbeda pendapat dan diserang itu biasa. Jangan surut dalam membela rakyat, hanya karena politik insinuatif atau politik fitnah.
Akhir kata, saya mengajak seluruh kader Golkar harus terus memperjuangkan kepentingan rakyat dan terus belajar melahirkan berbagai konsep serta pemikiran untuk kepentingan rakyat.
No comments yet.