Jangan Biarkan Wayang Diklaim Negara Lain
Jumat malam, 19 Maret 2010 lalu, suasana kantor DPP Partai Golkar di kawasan Slipi, Jakarta, berbeda dibanding hari biasa. Malam itu, DPP menggelar pertunjukan wayang kulit semalam suntuk. Pertunjukan digelar untuk peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1431 H dengan mendatangkan dalang kondang Ki Anom Suroto.
Banyak yang bertanya mengapa Partai Golkar menggelar pertunjukan wayang kulit yang dinilai ketinggalan zaman. Ini karena Golkar melihat kesenian tradisional ini sangat bagus. Wayang juga telah menjadi budaya bangsa, bahkan sudah dikenal masyarakat internasional. Sementara itu, di saat dunia mulai mengenal wayang, di dalam negeri peminatnya dari tahun ke tahun malah terus menurun, dikalahkan seni budaya modern. Wajar bila pagelaran wayang kemudian menjadi sangat jarang kita temui, apalagi di daerah perkotaan.
Partai Golkar menilai budaya ini perlu dibantu pelestariannya. Salah satu caranya adalah dengan menggelar pementasan wayang kulit. Dengan demikian, orang yang belum mengenalnya akan mulai melihat keindahannya. Bagi dalang dan mereka yang menekuni kesenian ini, pagelaran juga bisa membantu mereka untuk terus eksis.
Lebih dari itu, pagelaran wayang ini juga menunjukkan komitmen Partai Golkar untuk tidak berorientasi pada politik semata. Partai ini telah bertekad untuk turut serta melindungi dan mengembangkan seni budaya nasional. Jangan sampai budaya nasional kita diamkan, tidak pernah kita perhatikan, namun saat diklaim negara lain kita baru marah-marah.
Soal pemilihan lakon “Wiroto Parwo” dalam pagelaran wayang kulit semalam suntuk ini, saya sendiri sebenarnya kurang paham. Saya bukan orang Jawa, jadi kurang mengerti. Namun dari penjelasan dalang yang saya dengar, saya mengetahui bahwa ini kisah kembalinya Pandawa memimpin negara setelah 12 tahun berada di pengasingan. Pandawa mengasingkan diri ke hutan setelah kalah bermain dadu dengan Kurawa.
Ada yang bertanya apakah lakon itu sengaja diambil Partai Golkar sebagai simbolisasi kehendak untuk kembali memerintah negara. Saya jawab: yang jelas Golkar ingin mencatat sukses pada Pemilu 2014 nanti. Untuk pemilu yang akan berlangsung empat tahun lagi itu, saya pastikan kader Golkar sudah mulai melakukan persiapan. Kita sudah melangsungkan berbagai program kaderisasi dan saya lihat kader-kader Partai Golkar punya semangat yang militan.
Singkat kata, wayang adalah salah satu peninggalan budaya bangsa yang sangat luhur dan karena itu Partai Golkar bertekad akan terus membantu pelestariannya. Untuk itu, pagelaran wayang tidak akan berhenti di kantor DPP Partai Golkar ini saja. Setelah ini berbagai pagelaran wayang akan digelar di 100 kabupaten dan kota oleh pengurus Golkar di berbagai daerah di seluruh Nusantara.
No comments yet.