Meneguhkan Nilai Gotong Royong
Pidato pada Pelantikan Pengurus MKGR
Saudara-saudara yang saya muliakan. Hadirin yang berbahagia.
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera buat kita semua.
Pertama, saya ingin mengucapkan penghargaan dan apresiasi yang sedalam-dalamnya kepada jajaran pimpinan serta seluruh kader Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR). Saya ingin mengucapkan selamat kepada Saudara Priyo Budi Santoso yang terpilih kembali sebagai Ketua Umum DPP MKGR periode 2010-2015. Saya juga ingin memberi apresiasi dan ucapan selamat kepada segenap pengurus pusat DPP MKGR yang terpilih saat ini.
Besar harapan saya bahwa semua ini akan menjadi momentum bagi organisasi MKGR untuk berbenah diri serta menjadi sebuah organisasi yang lebih solid dan lebih baik lagi di masa mendatang, sehingga MKGR lebih mampu lagi menjadi kekuatan yang turut membesarkan Partai Golkar serta menjadi ujung tombak kemajuan bangsa di masa mendatang.
Saya selalu mendukung dan merasa bangga terhadap organisasi MKGR. Dari namanya saja, yaitu Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong, organisasi saudara-saudara ini mengatakan sesuatu yang penting, suatu nilai yang mulia dan harus terus kita junjung tinggi.
Gotong royong yang dilandasi semangat kekeluargaan bukan sebuah ungkapan klise. Ia adalah sebuah nilai dasar, kristalisasi pengalaman satu generasi ke generasi lainnya dari himpunan manusia yang kita sebut manusia dan masyarakat Indonesia. Menurut Bung Karno, gotong royong dan semangat kekeluargaan adalah saripati dari nilai-nilai keindonesiaan, sebuah esensi dari kultur ketimuran yang menjadi fondasi dari kehidupan bersama serta yang menjadi dasar nasionalisme Indonesia. Nilai inilah yang menjadi penopang kebhinekaan kita, tempat kita bisa mengekspresikan perbedaan tetapi pada saat yang sama tetap menjaga persatuan bangsa.
Semua hal tersebut tidak boleh kita lupakan. Justru dengan semakin kompleksnya dunia, justru dengan semakin majunya ekonomi Indonesia, justru dengan semakin mengglobalnya masyarakat kontemporer, nilai-nilai mulia tersebut harus makin dipegang teguh.
Di saat-saat belakangan ini, dengan terjadinya berbagai kericuhan, konflik, dan perselisihan yang kadang memakan korban yang menyedihkan, kita semakin diingatkan untuk kembali merenungkan jati diri Indonesia sebagai sebuah bangsa.
MKGR harus berdiri di garis terdepan untuk berkata: hentikan semua perselisihan itu. Hentikan semua kerusuhan. Darah dan air mata sudah cukup banyak mengalir. MKGR harus mengajak semua anak bangsa untuk kembali menjunjung tinggi semangat kebersamaan, semangat kekeluargaan, semangat untuk menjadikan Indonesia sebagai sebuah negeri yang majemuk, sebuah negeri yang menjunjung tinggi toleransi dan sikap untuk saling menghormati.
Saudara-saudara yang saya muliakan. Hadirin yang berbahagia.
Reformasi, demokratisasi, serta pembangunan politik nasional hanya mungkin berkembang baik jika dibimbing dan diarahkan sebuah nilai dasar yang jelas. Tanpa nilai semacam ini, demokratisasi dan pembangunan politik hanya akan berakhir dengan kegamangan dan fragmentasi politik yang cenderung ekstrem.
Nilai apakah yang paling cocok sebagai dasar pembangunan politik kita? Kalau kembali ke Bung Karno lagi, Sang Proklamator kita, Pancasila dapat dikristalisasikan ke dalam Trisila, dan kemudian dikristalisasikan lagi ke dalam Ekasila, satu sila, yaitu gotong royong.
Gotong royong dan semangat kekeluargaan itulah yang merupakan sebuah nilai yang memungkinkan semua perbedaan berkembang, bagai seribu bunga di pagi hari, tetapi yang tetap menjaga ikatan kebersamaan. Bhinneka Tunggal Ika, sebuah nilai hakiki yang oleh bangsa-bangsa terhormat lainnya juga dijunjung tinggi, misal, di Amerika serikat disebut dengan E Pluribus Unum. Berbeda-beda tetapi satu jua. Berkerja bahu-membahu mencapai tujuan bersama, tanpa mematikan kepentingan dan ciri individual masing-masing.
Dengan dasar semacam ini, kehidupan politik, kehidupan kepartaian, dinamika kepemimpinan dan persaingan para elite, gerakan kemasyarakatan dan civil society: semua dapat berlangsung dan mencari bentuk serta mengejar kepentingan masing-masing. Tetapi semua secara sadar menjunjung kebersamaan, menjauhi sikap yang hanya mementingkan atau mau menang sendiri. Jika hal ini terjadi, maka sistem politik nasional kita akan semakin kokoh, semakin demokratis, di mana pilar-pilarnya mampu memainkan peran yang konstruktif bagi kehidupan bersama.
Saudara-saudara yang saya muliakan. Hadirin yang berbahagia.
Kalau saya berbicara soal nilai-nilai dasar, saya sesungguhnya tidak ingin menafikan sebuah kenyataan, bahwa selain nilai-nilai dasar itu ada berbagai hal yang juga penting untuk diperhatikan.
Salah satu hal penting tersebut adalah integritas serta ketegasan negara dan pemerintah. Negara kita adalah negara hukum, sebuah recht staat, bukan negara kekuasaan atau macht staat. Hukum, perlindungan hukum, serta kepastian hukum adalah fondasinya kehidupan bersama.
Tanpa kepatuhan dan kepastian hukum, masyarakat akan menjadi anarkis, sebuah situasi yang menjadikan manusia sebagai serigala bagi manusia lainnya.
Karena itulah, negara serta aparat negara, diberi kewenangan untuk menegakkan hukum tanpa pandang bulu di semua segi kehidupan, dengan tetap menjunjung tinggi asas-asas keadilan dan presumption of innocence.
Warga negara harus menghormati pemerintah dan penegak hukum. Tetapi kehormatan itu tidak boleh hanya berasal dari legitimasi formal semata. Negara, pemerintah, serta aparat pemerintah juga harus memperlihatkan bahwa authority goes along with integrity and respect. Otoritas formal akan semakin dihormati dan dipatuhi jika pemerintah serta penegak hukum bersikap dan bertindak penuh suri tauladan. Pemerintah akan semakin dihormati jika memperjuangkan keadilan, kemajuan, dan betul-betul memperlihatkan satunya kata dan perbuatan.
Pemerintah harus adil tetapi juga harus tegas. Pemerintah harus keras namun tetap berada dalam tatanan yang legal. Pemerintah harus berani dan tetap menjunjung tinggi kepatutan dan rasa kemanusiaan.
Dalam konteks seperti itulah, Golkar dapat mengambil peran strategis, sebuah peran yang mendorong keadilan, ketegasan, kepastian hukum serta kemajuan bangsa Indonesia. Jika dalam situasi kebangsaan terjadi guncangan, perbedaan yang tajam, serta disharmoni, maka Golkar harus mampu menjadi a moderating factor, kekuatan yang mempertautkan, bukan yang mempertajam perbedaan yang ada. Golkar juga harus mampu menjadi partai yang memberi solusi, meraih dan merangkul semua elemen bangsa untuk mencapai tujuan-tujuan besar di masa depan.
Saudara-saudara yang saya muliakan. Hadirin yang berbahagia.
Selain semua nilai-nilai dasar, tatanan negara dan perilaku pemerntahan, kita juga harus memperhatikan masalah pemberdayaan sosial. Pembangunan politik nasional yang kokoh mempersyaratkan elemen-elemen sosial yang juga kokoh. Demokrasi dan sistem politik membutuhkan civil society serta individu-individu di berbagai komunitas yang mampu bertindak dan melakukan berbagai aktivitas secara mandiri, otonom, kreatif serta bertanggung jawab. Inilah elemen pendukung demokrasi yang tak pernah boleh kita lupakan.
Demokrasi bukan sebuah sistem yang berada di ruang hampa. Democracy doesn’t work in a vacuum. Amerika Serikat mampu bertahan dan selama lebih dua abad mengembangkan sistem demokrasi mereka karena adanya prasyarat semacam ini. Kita memang harus membentuk demokrasi dengan ciri khas kita sendiri, sebuah sistem demokrasi yang merupakan pencerminan nilai-nilai kegotongroyongan. Namun dari negeri seperti Amerika Serikat kita bisa belajar, bahwa partisipasi yang mandiri, dedikasi dalam kegiatan kemasyarakatan, keinginan untuk terlibat dalam kehidupan sosial adalah unsur universal yang merupakan the necessary elements for a democracy to flourish.
Saya yakin, perjalanan pembangunan politik nasional kita sudah menuju arah yang benar. Dalam 10 tahun terakhir, sejak masa reformasi, memang muncul berbagai tantangan dan kebimbangan. Namun, Indonesia telah tumbuh makin dewasa, dan sistem politik nasional pun semakin mencerminkan kematangan tersebut.
Tentu saja kita tidak boleh berpuas diri. Gejala konflik dan kerusuhan yang terjadi belakangan ini menunjukkan bahwa nilai-nilai dasar kebangsaan kita harus terus diperkuat dan dirawat dengan baik. Hal ini tidak boleh terus berlanjut. Dan, saya yakin bahwa MKGR, serta keluarga besar Golkar, akan terus mengingatkan, akan terus menjadi pengawal terdepan bagi kebhinnekaan serta kemajuan Indonesia.
Membangun bangsa memang bukanlah pekerjaan satu dua generasi. Tetapi kita harus memastikan bahwa dari satu generasi ke generasi berikutnya, bangsa Indonesia harus terus maju dan berkembang, bukan mundur dan semakin terbelakang.
MKGR, Golkar, serta seluruh komponen strategis bangsa harus mengawal kemajuan bersama. Jangan pernah lengah. Jangan pernah putus asa. Insya Allah, di masa-masa mendatang, Allah terus memberi ridho-Nya kepada kita semua untuk menjadi bangsa yang maju, tangguh, damai dan sejahtera.
Wabillahi taufik wal hidayah. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
No comments yet.