Mengenalkan Golkar dan Indonesia ke Peneliti Singapura

Selasa 28 September lalu saya kedatangan tamu istimewa. Sore itu, rombongan peneliti senior Kementerian Pertahanan Singapura mengunjungi Partai Golkar. Rombongan 20 peneliti itu saya terima bersama pengurus DPP Golkar di Kantor Freedom Institute, Menteng, Jakarta.

Para peneliti yang sebagian besar berusia muda itu, berkunjung ke Golkar karena ingin mengenal lebih dekat dan lebih dalam Partai Golkar. Selama ini mereka telah mempelajari Partai Golkar, dan memutuskan berkunjung untuk memperdalam pengetahuan tentang partai ini. Apalagi sebagai partai besar yang sudah lama berdiri, Golkar mengalami banyak dinamika dan perubahan.

Karena itu, mereka ingin mengenal bagaimana Golkar saat ini. Khususnya bagaimana Golkar di bawah kepemimpinan saya. Misalnya apa kebijakan-kebijakan baru, sumbangsih pemikiran dan karya Partai Golkar ke depan untuk Indonesia, dan tentu saja mereka ingin mendapat penjelasan mengenai kondisi perpolitikan dan ekonomi Indonesia.

Lalu saya memberikan semacam ceramah kepada mereka. Saya menjelaskan banyak hal, mulai soal kondisi politik, sosial, sampai ekonomi Indonesia. Misalnya saya jelaskan kepada mereka bahwa perkembangan perekonomian Indonesia sangat mengagumkan. Saya juga mengatakan bahwa bangsa ini akan memperkuat pendidikan, pemberdayaan masyarakat, dan lain sebagainya. Ke depan, Indonesia akan bergerak menjadi subyek pembangunan dunia, bukan obyek semata.

Mengenai Golkar, saya menjelaskan banyak perubahan setelah saya memimpin partai ini. Misalnya saya banyak mengakomodasi anak muda, dan membuat partai ini peduli dengan anak muda. Membuat konsep pembangunan dari desa, melandaskan perjuangan dari suara rakyat, dan lain sebagainya.

Setelah memberikan ceramah, saya mempersilakan mereka mengajukan pertanyaan. Sebab para peneliti ini tentu punya banyak pertanyaan di benak mereka tentang Partai Golkar. Dengan tanya jawab juga akan lebih pas menjelaskan apa yang sebenarnya ingin mereka ketahui. Kemudian mereka bergantian bertanya. Ada yang menanyakan apakah Golkar mengalami hambatan dengan masa lalunya, terutama dengan sosok mantan Presiden Soeharto yang lekat dengan partai ini di masa lalu.

Lalu saya jawab bahwa Partai Golkar saat ini adalah Partai Golkar baru dan tidak tersandera dengan masa lalu. Mengenai sosok Pak Harto saya mengatakan, saya sendiri dulu pernah “menantang” Beliau saat maju menjadi ketua umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Namun saya mengatakan bahwa sosok Pak Harto itu, selain kelemahannya, juga ada sisi baiknya. Tak bisa dipungkiri, banyak juga jasa yang pernah dilakukan Pak Harto. Maka bagi Partai Golkar, figur Pak Harto ini juga begitu, ada positifnya dan ada negatifnya.

Lalu ada pula yang bertanya mengapa Partai Golkar di bawah kepemimpinan saya sangat menonjolkan program anak muda dan mengapa saya begitu tertarik dengan anak muda. Saya jelaskan bahwa saya memang tertarik dengan anak muda karena semangat, militansi, dan kreativitas mereka. Selain itu di partai juga memerlukan regenerasi dan kaderisasi.

Potensi anak muda juga begitu besar. Diperkirakan ada 60 juta anak muda yang memiliki hak pilih. Juga banyak di antara mereka yang potensial menjadi pemilih baru di pemilu mendatang. Nah, jika ingin mendapat dukungan mereka, maka Partai Golkar juga harus mendekati mereka. Untuk mendapatkan mereka maka kita harus mengetahui apa yang dimaui mereka.

Mendekati mereka ini juga berarti mendekati dan menyelami dunia mereka, misalnya lewat Internet atau jejaring sosial dan membuat program-program yang atraktif buat mereka. Hal itulah yang selama ini dilakukan Partai Golkar yang saya pimpin. Rupanya hal ini tidak sia-sia. Sebab beberapa waktu ini banyak anak muda yang masuk Partai Golkar.

Kepada para peneliti Singapura itu saya juga menjelaskan banyak isu tidak benar mengenai Partai Golkar. Misalnya, selama ini sering digembar-gemborkan tidak ada kekompakan dalam tubuh Partai Golkar, ada pemimpin ganda dalam Partai Golkar, dan sebagainya. Mengenai hal ini saya tegaskan bahwa hal itu tidak benar. Tidak ada pemimpin ganda di Partai Golkar, cuma ada satu kepemimpinan. Semua keputusan dan segala sesuatu yang menyangkut partai ada di tangan saya sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Ada juga tudingan bahwa Golkar partai yang korup atau partai yang melindungi koruptor. Mengenai ini saya katakan, bahwa harus dibedakan antara partai dan orang korup itu sendiri. Saya sendiri dan Partai Golkar sangat concern tentang pemberantasan korupsi.

Di antara peserta ada yang menanyakan visi saya dalam membangun Indonesia. Dia juga menanyakan apakah saya siap menjadi presiden. Saya katakan pada dia bahwa saya adalah orang yang sangat realistis. Karena itu saya belum memutuskan mengenai hal itu. Namun jika nanti rakyat menghendaki saya untuk maju, saya akan pertimbangkan. Tetapi, tentu saya akan melihat dulu surveinya seperti apa. Saya akan melihat apakah rakyat mendukung atau tidak. Di Partai Golkar, survei selalu kita pakai untuk mengukur apakah seseorang layak maju menjadi kandidat atau tidak.

Hal ini kita terapkan dalam berbagai pemilihan kepala daerah (Pilkada). Dalam semua pilkada yang diikuti Partai Golkar, kandidatnya ditentukan dengan survei. Karena itu hanya sedikit yang meleset. Karena sebelum dicalonkan, sudah kita ukur popularitasnya di mata rakyat. Demikian juga halnya dengan pemilu presiden nanti. Jika nantinya popularitas saya kalah dengan kandidat Golkar yang lain, maka dia yang akan maju. Di Partai Golkar tidak berlaku bahwa pemimpin otomatis menjadi kandidat. Ini karena Partai Golkar akan memberikan kader terbaik untuk negeri ini.

Sedangkan mengenai visi membangun Indonesia, saya mengungkapkan beberapa hal. Pertama bahwa harus ditegakkan hukum. Rule of law itu harus ditegakkan. Hukum harus bisa diterapkan pada semuanya tanpa kecuali. Kedua, masalah infrastruktur harus diperhatikan. Masalah infrastruktur ini sangat penting. Untuk bisa maju, Indonesia harus membangun banyak jalan, listrik, bandara

pelabuhan, dan lain sebagainya. Infrastruktur ini akan menjadi penopang roda perekonomian. Tidak akan ada yang mau investasi tanpa insfrastruktur yang bagus.

Selanjutnya, Indonesia juga harus punya anggaran yang bagus pada kesejahteraan rakyat. Negara harus bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyat. Negara harus mengintervensi masalah kesejahteraan rakyat. Intervensi kesehatan, pendidikan, dan sebagainya wajib dilakukan. Program yang mengarah untuk kesejahteraan rakyat juga harus dibuat. Misalnya saja Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Program ini dinilai berhasil dan bahkan akan menjadi ASEAN Project.

Setelah pertemuan, para peneliti itu mengaku mendapat pengetahuan baru tentang Partai Golkar dan Indonesia. Mereka senang bisa berkunjung dan mendapat penjelasan dari saya. Saya sendiri juga senang menerima kunjungan mereka, menjelaskan, dan menyebarluaskan visi dan misi Partai Golkar. Tidak hanya mereka, saya juga akan dengan senang hati mengenalkan dan menjelaskan kepada siapa pun mengenai partai yang saya pimpin ini dan apa yang telah dan akan dilakukannya untuk Indonesia.

  1. No comments yet.

  1. No trackbacks yet.