Perempuan Kuat, Negara Tegak
Beberapa waktu lalu, saya terbang ke Surabaya. Saya ke sana untuk menghadiri pembukaan Muktamar ke-6 Al Hidayah, salah satu ormas Partai Golkar yang telah berusia 31 tahun.
Ormas ini punya peranan penting bagi Golkar, karena menjadi ujung tombak interaksi partai dengan kaum perempuan. Al Hidayah memang didirikan untuk mewadahi kaum perempuan, dan melakukan upaya-upaya pemberdayaan perempuan Indonesia.
Bagi Golkar, peran perempuan sangatlah penting dan strategis. Bukan hanya karena kenyataan jumlah kaum perempuan lebih banyak dibanding laki-laki, tetapi juga potensi kaum perempuan yang sangat besar.
Apalagi kita tahu bahwa kaum perempuan, atau ibu, dapat menentukan corak dan mutu generasi yang akan datang. Tak terhitung berapa banyak orang yang sukses karena mereka dekat dengan ibunya. Saya yakin itu, karena itu juga pengalaman saya sendiri.
Ibulah yang paling efektif dalam mendidik anak-anaknya, sehingga menjadi anak-anak beriman, berakhlak mulia, cerdas dan berkarakter serta memiliki rasa percaya diri, dan mampu membawa kemajuan bangsa.
Tidak heran jika dalam sebuah hadits disebutkan bahwa pada suatu hari, seorang sahabat bertanya pada Rasulullah: “Wahai, Rasulullah, siapa orang pertama yang harus aku taati dan paling aku muliakan?” Rasulllah menjawab: “Ibumu.” Sahabat bertanya lagi: “Setelah itu, siapa lagi, wahai, Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Ibumu.” Sahabat bertanya lagi: “Setelah itu, siapa lagi, wahai, Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Ibumu.” “Setelah itu,” kata Rasulullah, “Bapakmu.”
Begitu pentingnya posisi perempuan, sampai-sampai dikatakan lagi oleh Rasulullah dalam Hadits lainnya bahwa “Perempuan adalah tiang negara.” Jika perempuan-perempuan di satu negara, kuat dan baik, maka akan tegaklah negara itu. Jika perempuan-perempuan di satu negara, lemah dan buruk, maka hancurlah negara itu.
Ini semua menunjukkan pada kita bahwa dalam ajaran Islam pun perempuan dinilai memiliki peran yang sangat besar dalam nation and character building. Maka,tidak berlebihan jika saya katakan bahwa gengsi, prestasi dan reputasi satu bangsa, sebagian besar diletakkan di tangan para ibu dan kaum perempuan.
Di sinilah peran Al Hidayah dalam pemberdayaan perempuan menjadi sangat penting. Saya gembira, dalam perjalanannya Al Hidayah melakukan peran di atas, selama ini ormas ini telah menunjukkan diri sebagai organisasi yang bergairah, kuat dan berakar di tengah-tengah masyarakat. Al Hidayah eksis sampai ke pelosok-pelosok desa.
Selama 31 tahun, Al Hidayah telah melakukan gerakan mobilisasi yang luar biasa, berbentuk pengajian ibu-ibu muslimah di seluruh penjuru Tanah Air. Pengajian tersebut diikuti dan ditindaklanjuti dengan program beragam dan kegiatan di bidang pendidikan, sosial, kesehatan untuk pemberdayaan masyarakat, khususnya perempuan.
Al Hidayah telah memberikan sumbangan yang tidak kecil nilainya bagi pemberdayaan perempuan di Indonesia. Maka bisa dikatakan Golkar telah berada di jalan yang tepat ketika 31 tahun lalu mendirikan ormas ini. Al Hidayah selama ini juga telah membantu memperkokoh Golkar.
Pengajian muslimah yang dirintis Al Hidayah telah menjadi jejaring yang ikut menopang kejayaan Partai Golkar sepanjang usianya hingga sekarang. Banyak keberhasilan Partai Golkar ditentukan oleh Al Hidayah. Saya juga yakin pada 2014 nanti Al Hidayah juga akan membantu memberikan sumbangan bagi kejayaan kembali Partai Golkar.
Selain itu, sebagai organisasi perempuan yang mengemban misi pemberdayaan perempuan, Al Hidayah hendaknya meningkatkan kerja sama dengan ormas perempuan di Indonesia lainnya. Ini penting untuk menemukan sinergi.
Meski Al Hidayah adalah organisasi keislaman, hendaknya juga bersikap terbuka untuk bekerja sama dengan pihak mana pun, menjauhi sikap eksklusif, dan selalu menjalin hubungan baik dengan pihak lain. Dengan demikian pemberdayaan perempuan di Indonesia bisa cepat dilakukan dan kesejahteraan bangsa bisa terwujudkan.
No comments yet.