Selamat Datang 2011
Pidato Akhir Tahun. Jakarta, 16 Desember 2010
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar yg saya hormati
Segenap pengurus DPP Partai Golkar yg saya cintai
Pimpinan Fraksi PG DPR RI yg saya banggakan
Pimpinan DPD Tingkat 1 yang saya cintai
Hadirin yg saya muliakan
Saudara-saudara yang saya hormati
Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera buat kita semua
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Besar dan Maha Pemurah. Atas izin dan rahmatnya kita dapat berkumpul bersama di tempat dan di hari yang berbahagia ini.
Rapat Kerja Fraksi Partai Golkar diadakan bertepatan dengan penghujung tahun 2010. Oleh karena itu, saya ingin menggunakan kesempatan baik ini untuk mengajak kita semua, terutama saudara-saudara anggota Fraksi PG dan segenap pengurus Partai Golkar yang saya banggakan, di pusat maupun di daerah, untuk melakukan refleksi dan memperbaharui komitmen kita pada kemajuan Partai Golkar serta kemajuan bangsa dan negara yang kita cintai ini.
Peralihan tahun adalah sebuah momen yang mengingatkan kita bahwa segala sesuatu dalam kehidupan ini senantiasa bersifat sementara. Waktu terus berjalan. Hidup dan kehidupan ini harus diabdikan pada suatu tujuan, dan kita tidak boleh membuang-buang waktu untuk mencapainya. We live for a purpose dan kita berusaha keras untuk mencapainya. Kalau tidak, tanpa terasa kesempatan akan lewat begitu saja, kita akan digilas oleh perputaran waktu, dan kehidupan akan berjalan tanpa arti, bagaikan kapal tanpa arah yang terus terombang ambing dalam lautan lepas.
Karena itu, marilah kita menyongsong tahun 2011 dengan penuh harapan, dengan penuh keyakinan bahwa hari esok harus lebih baik dari hari kemarin.
Sejarah adalah pelajaran, bukan tujuan perjalanan. Jangan kecam malam, tetapi nyalakanlah lilin: Jangan sesali masa silam, jangan tenggelam dalam masa lalu, tetapi hiduplah demi hari esok dengan berbuat, berusaha, serta dengan berkarya semaksimal mungkin.
Saudara-saudara yang saya muliakan
Hadirin yang saya hormati
Seperti kehidupan pada umumnya, dunia politik pun harus memiliki tujuan. Politik berada di ranah publik, sebuah res publica, yang eksistensinya didasarkan pada pengaturan kehidupan bersama, pencapaian tujuan dan cita-cita bersama.
Sebagai partai, tokoh dan aktor dalam dunia politik, kita harus menyadari hal yang fundamental tersebut. Politik bukanlah semata-mata percaturan kekuasaan dan pergesekan kepentingan. We do politics because of a higher purpose. Kita memasuki gelanggang politik untuk mencapai tujuan-tujuan besar. Golkar hadir demi kesejahteraan dan kemajuan rakyat. Golkar hadir untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi . Golkar hadir untuk mendorong keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Itulah tujuan kita dalam kehidupan politik. Saya harus mengatakan semua itu untuk mengingatkan kita atas berbagai gejala dan kelemahan yang ada akhir-akhir ini.
Di tahun 2010 ini, begitu banyak peristiwa datang dan pergi. Berbagai isu muncul silih berganti. Namun terkesan bahwa dari begitu banyak isu dan peristiwa yang ada, suasana politicking begitu pekat, begitu riuh, tetapi substansinya tidak terlalu mengarah pada pencapaian tujuan-tujuan besar bangsa kita.
Banyak tuduhan, kebencian, dan kecurigaan yang dilontarkan oleh pihak yang satu kepada pihak lainnya. Aroma distrust atau ketidakpercayaan sangat kental. Penggunaan arena politik sebagai panggung pribadi juga terlalu menonjol.
Dalam hal ini sahabat-sahabat kita di media massa dan kaum intelektual juga perlu diingatkan. Profesi jurnalisme dan peran kaum intelektual adalah profesi dan peran yang mulia. Yang harus disebarkan adalah kebenaran. Yang harus dikejar adalah kemajuan bersama, bukan pertentangan demi pertentangan itu sendiri, bukan kasak kusuk serta desas desus yang hanya menambah kebingungan masyarakat. Berikanlah pertimbangan yang matang, bukan sekadar pemberitaan dan analisis yang mempertajam perbedaan, menyebarkan kecurigaan, sinisme dan dan akhirnya menimbulkan apatisme.
Jutaan anak Indonesia masih membutuhkan sekolah dan gizi yang baik. Jutaan pemuda kita masih mencari pekerjaan. Lebih dari 30 juta warga kita masih hidup dalam kemiskinan absolut. Alangkah ironisnya, jika sementara mereka menunggu dan mencari kehidupan, kita sibuk memperdebatkan hal-hal yang personal, isu-isu pinggiran yang jauh dari kepentingan mereka.
Marilah kita bertekad untuk meninggalkan semua itu. Indonesia perlu angin segar. Indonesia butuh optimisme, harapan baru, serta sikap yang terbuka, bersahabat dan saling menghargai. Partai Golkar harus menjadikan politik sebagai jalan pengabdian untuk mendorong Indonesia menjadi sebuah negeri yang membanggakan kita semua.
Saudara-saudara yang saya muliakan
Hadirin yang saya hormati
Karena itulah saya berharap bahwa tahun depan, Fraksi Partai Golkar di DPR akan menjadi ujung tombak untuk mengembalikan politik ke fitrahnya yang sebenarnya. Saya berharap bahwa di tahun 2011 panggung politik Indonesia akan berisi pertanyaan-pertanyaan yang tajam serta perdebatan-perdebatan yang seru, the contest and the clash of ideas, tentang berbagai hal yang memang mendasar bagi kemajuan Indonesia. Karena itulah sejak awal saya sudah menegaskanbahwa Golkar harus menjadi the party of ideas.
Lihatlah kemacetan lalu lintas di Jakarta yang semakin mencekik. Lihatlah Bandara Cengkareng yang semakin kotor, sesak, dan agak memalukan sebagai bandara terkemuka Indonesia. Lihatlah nasib begitu banyak kota menengah kita yang setiap hari masih harus mengalami pemutusan listrik yang menjengkelkan dan kontraproduktif. Lihatlah begitu panjang jalan raya antar-kota yang rusak berat menjadi kubangan lumpur, atau rel dan jalur kereta api yang tidak kunjung membaik mungkin sejak zaman Belanda, serta panjang jalan tol yang tidak bertambah sesuai kebutuhan kita.
Semua itu kata kuncinya adalah percepatan pembangunan infrastruktur. Siapa pun yang berkunjung ke Indonesia saat ini akan segera mengerti bahwa infrastruktur dan connectivity antar-wilayah adalah persoalan kita yang paling mendesak.
Lewat gagasan yang cemerlang, serta lewat manuver politik yang terhormat, kita harus sanggup mendorong tumbuhnya konsensus nasional untuk mencari solusi yang kreatif. Kita harus cepat bergerak dan berani untuk langsung berbuat, bukan hanya sekedar menyusun rencana demi rencana, proposal demi proposal yang kemudian hilang ditelan malam.
Saya yakin, jika kebijakan drastis ini bisa kita dorong, dan disertai dengan terobosan yang agresif dalam kebijakan fiskal pemerintah, kalau perlu dengan deficit spending yang lebih leluasa, Indonesia akan tumbuh bukan hanya 7 persen, tetapi 8 bahkan 10 persen dalam lima atau enam tahun mendatang.
Kita harus berani bermimpi. Kita harus berani keluar dari kepuasan pertumbuhan di sekitar 6 persen saja. Do not define our success down. Jangan cepat puas dan menganggap bahwa prestasi yang biasa-biasa saja sudah merupakan pencapaian yang luar biasa.
Tahun depan perekonomian Amerika dan Eropa memang masih akan berada pada situasi yang sulit. Tetapi beberapa negeri di Asia dan Amerika Latin, seperti Cina, India, Brasil, dan Singapura, telah dan akan mencatat pertumbuhan yang mengagumkan. Bahkan Filipina dan Thailand, yang tadinya masih di belakang kita, tahun ini sudah mencatat pertumbuhan yang lebih tinggi dari kita. Mereka berhasil memanfaatkan globalisasi perdagangan dunia, kemajuan teknologi, serta mobilitas modal yang bergerak cepat.
Mereka membuktikan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang haus akan sukses dan pencapaian-pencapaian besar. Indonesia juga harus berkembang seperti mereka. Potensi kita luar biasa dan saya yakin rakyat akan mendukung semua langkah kita asalkan ia disertai dengan penjelasan yang masuk akal dan kesungguhan untuk betul-betul bertindak dan memimpin pembaharuan.
Begitu banyak hal lainnya yang perlu segera kita lakukan tahun depan. Tanpa keterlibatan sektor swasta, roda perekonomian tidak akan mungkin bergerak cepat. Karena itu pemerintah harus mengintensifkan keterlibatan sektor strategis ini.
Untuk melakukan hal tersebut tantangan terbesar yang harus segera di atasi adalah soal kepastian hukum dan keberanian kita, baik di legislatif dan di eksekutif, untuk mengimplementasikan aturan-aturan yang ada, khususnya dalam akuisisi tanah dan properti yang akan digunakan untuk kepentingan umum, seperti proyek-proyek infrastruktur. Di tahun-tahun silam, contoh yang terlihat tidak begitu menggembirakan: hampir semua proyek jalan tol tertunda karena kita tidak berani menegakkan otoritas dalam menerapkan aturan yang ada.
Selain semua itu, kita masih mewarisi dilema lama yang pelik dan tak kunjung terselesaikan sampai sekarang. Akar persoalannya tidak pernah kita tuntaskan, yaitu kebijakan energy mix yang timpang. Kita mengimpor BBM yang mahal dan tidak ramah lingkungan, sementara kita terus mengekspor gas yang murah dan relatif bersih. Setiap muncul persoalan, kita memilih cara yang paling gampang, yaitu menaikkan harga BBM. Hal ini tidak boleh terus terjadi.
Tahun depan harga minyak akan terus meroket, mungkin melampaui $100 per barrel. Akibatnya, subsidi BBM dan subsidi lainnya akan kembali lagi mencapai angka fantastis. Dengan harga minyak $80 per barrel saja, subsidi sudah mencapai angka Rp200 triliun.
Berapa banyak jalan, jembatan, sekolah dan puskesmas yang dapat kita bangun dengan dana sebesar itu? Pembangunan jalan tersendat, tetapi kita terus mengucurkan subsidi dalam jumlah yang fantastis untuk pengendara mobil dan motor. Betapa ironis. Betapa boros serta tidak masuk akal sikap kita sebagai sebuah bangsa.
Kita harus membuka kembali perdebatan mengenai prioritas kita sebagai bangsa. Apa yang kita anggap berharga dan penting bagi kemajuan Indonesia: dana untuk pendidikan, gizi, kesehatan, listrik, jalan, air bersih, atau subsidi dan pemborosan BBM?
Kita harus segera mencari jalan, bagaimana mengurangi subsidi tersebut secara drastis di satu pihak, tetapi di pihak lain menolong dan membantu rakyat yang memang benar-benar membutuhkan bantuan dana pemerintah. Harus diingat, subsidi BBM lebih banyak dinikmati oleh kalangan yang mampu. Subsidi ini harus kita alihkan kepada mereka yang benar-benar membutuhkankannya.
Jalan keluarnya bukan semata kenaikan harga, tetapi pencarian pasokan energi yang lebih murah, termasuk keharusan penggunaan gas untuk kebutuhan domestik. Kita juga harus segera menemukan formula yang tepat agar penghematan dan pengalihan anggaran dapat dilakukan, sambil terus mengulurkan tangan kepada saudara-saudara kita yang masih lemah.
Itulah salah satu tantangan terberat kita di tahun mendatang. Selain semua itu, kita juga masih harus menyelesaikan dua masalah struktural yang menyangkut masalah how to govern the Indonesian economy.
Masalah pertama menyangkut hubungan negara dan pasar, sektor publik dan sektor swasta. Hubungan vital ini terus berkembang dan berubah, sesuai dengan perubahan sejarah. Kita perlu sektor swasta yang efisien dan produktif, tetapi kita juga perlu intervensi pemerintah yang tepat guna dan tepat sasaran.
Masalah kedua adalah hubungan yang produktif antara lembaga eksekutif dan parlemen dalam pengelolaan ekonomi. Terkadang garis batas yang ada kabur atau dikaburkan, sehingga mengurangi kepastian bagi para pelaku ekonomi serta memperlambat pelaksanaan program-program yang mendesak. Hal ini tidak boleh kita biarkan berlarut-larut. Pemerintah harus sanggup mengimplementasikan berbagai program yang telah direncanakan dengan baik, tetapi parlemen juga harus mampu memainkan perannya secara konstruktif.
Saudara-saudara yang saya muliakan
Hadirin yang saya hormati
Selain isu-isu ekonomi yang bersifat strategis tersebut, berbagai soal penting lainnya, seperti pertahanan, keamanan, konflik sosial serta integrasi bangsa masih terus harus diperhatikan dengan seksama.
Kita patut bersyukur bahwa dalam mengelola soal-soal penting tersebut, pada tahun 2010 ini pencapaian kita lumayan membaik. Tapi kita tidak boleh lengah. Pertahanan dan keamanan wilayah kita di garis perbatasan harus terus diwaspadai. Harga diri bangsa terkait erat dengan kemampuan kita dalam menjaga agar wilayah kita tidak tergerus oleh intervensi pihak-pihak lainnya. Indonesia adalah negeri yang bersahabat, tetapi manakala perlu, kita harus mampu bersikap tegas terhadap siapa pun yang mengganggu wilayah perbatasan kita.
Seperti kata tokoh-tokoh kebangsaan kita, nasionalisme Indonesia akan tumbuh dengan baik dalam taman sari internasionalisme. Kita harus merangkul dunia. Kita harus menjadi bagian yang konstruktif dalam pergaulan antarbangsa. Tetapi kita melakukan semua itu tanpa pernah melupakan jatidiri kita sebagai suatu bangsa yang terhormat.
Sikap yang tegas juga harus kita perlihatkan dalam meredam konflik-konflik sosial dan konflik lainnya yang mengancam integrasi bangsa. Alhamdullilah, pada tahun ini ancaman terorisme dan fundamentalisme sudah mulai menurun, walaupun masih ada ganjalan yang tersisa. Di tahun 2011, kita harus lebih baik lagi. Tidak ada kompromi terhadap terorisme dan tidak ada ruang bagi kaum fundamentalis yang ingin memonopoli kebenaran serta memegang hukum di tangan mereka sendiri.
Republik Indonesia menjunjung tinggi hak dan kebebasan, tapi kita tidak boleh membiarkan satu atau dua golongan untuk seenaknya mempermainkan kepentingan umum, mengganggu ketertiban, serta melecehkan kepentingan kelompok yang lainnya.
Itulah beberapa persoalan besar yang tahun depan segera harus kita perdebatkan. Kita harus bersuara. Kita harus melakukan manuver dan langkah-langkah taktis agar solusi terhadap begitu banyak soal yang ada dapat menemukan jawaban segera. That’s real politics. Itulah sesungguhnya alasan kita berpolitik.
Saya yakin Partai Golkar akan menjadi pelopor bagi semua itu. Peran sebagai kaum pendobrak bukanlah peran yang asing bagi partai kita. Pada tahun 1964 politik Indonesia mengalami kebuntuan. Waktu itu, politik adalah panglima. Politik hanya demi politik semata, bukan ditujukan pada pembangunan dan karya nyata.
Karena itu, Golkar lahir dan dilahirkan sebagai jawaban terhadap tantangan sejarah. Alhamdulillah, Golkar terbukti sanggup menjawab tantangan tersebut. Sampai hari ini, dalam naik dan turun, dalam suka dan duka perjalanan sejarah bangsa Indonesia, Golkar tetap eksis sebagai salah satu partai politik terbesar.
Ke depan, saya yakin Partai Golkar tetap sanggup mempertahankan fitrahnya sebagai partai pembaharu. Karena itu, dalam suasana di mana sebagian politisi, jurnalis, dan kaum intelektual serta tokoh-tokoh masyarakat lebih sering meributkan soal-soal kecil yang kurang relevan bagi kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat, maka Partai Golkar harus tampil mengajak semua pihak untuk back to the basics. Kembali menggunakan akal sehat. Kembali mengingat bahwa Indonesia tidak boleh membuang-buang waktu dalam meraih kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Saya ingin mengulang kembali pesan yang pernah disampaikan oleh pahlawan Perang Dunia Kedua, Jenderal Omar Bradley: Set your course by the stars, not by the lights of every passing ships. Tetapkan tujuanmu pada bintang-bintang di langit, bukan pada kerlap-kerlip lampu kapal yang datang dan pergi.
Tujuan kita jelas. Arah sudah kita tetapkan. Marilah kita sambut datangnya tahun 2011 dengan penuh harapan, dengan tangan terbuka dan sikap yang optimistis. Walaupun Partai Golkar sekarang ini adalah partai politik tertua di Indonesia, tetapi saya yakin bahwa dalam soal semangat, dalam soal tekad dan kerja keras, kita adalah partai dengan tenaga dan jiwa yang paling muda.
Semoga Allah SWT terus memberkati kita dan memberkati seluruh bangsa Indonesia.
Wabillahi taufiq walhidayah
Wassalamualaikum Wr. Wb.
No comments yet.