Timnas Membuktikan Negeri Ini Punya Nasionalisme
Tim Nasional Sepak Bola Indonesia berhasil memastikan langkah ke babak final Piala AFF 2010 setelah mengalahkan Filipina, Minggu, 19 Desember 2010 malam lalu. Saya gembira karena berkesempatan menyaksikan langsung pertandingan yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, itu.
Tapi besok paginya saya lebih gembira lagi. Sebab, Timnas kita yang membanggakan ini berkunjung ke rumah saya untuk beramah-tamah. Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid, sebenarnya merencanakan acara ini setelah final, namun karena saya akan pergi keluar negeri, maka acara dimajukan.
Senin pagi, 20 Desember kemarin, saya sekeluarga sudah siap-siap menyambut kedatangan para pemain Timnas di rumah saya di Jakarta. Sekitar pukul 10.00 WIB, anak-anak timnas ini datang bersama pengurus PSSI. Ikut juga dalam rombongan calon pemain Timnas yang sedang dalam proses naturalisasi,Kim Jeffrey Kurniawan.
Suasana sangat hangat dan ramai saat rombongan tiba di rumah. Ternyata, tidak hanya keluarga kami saja yang menyambut, tapi juga banyak para wartawan dan staf kami. Sampai-sampai pemain Timnas, terutama Irfan Bachdim, Okto, dan Gonzales kerepotan melayani permintaan foto dan tanda tangan. Saya juga berkenalan dan berbincang dengan satu persatu pemain dan official Timnas yang hadir.
Saat beramah tamah, Pak Nurdin memberi sambutan bahwa pengurus PSSI bersama anak-anak Timnas ingin bersilaturahmi dan berterima kasih karena dinilai selama ini keluarga Bakrie selalu membantu PSSI. Diumumkan oleh Nurdin, bantuan hibah tanah keluarga kami seluas 25 hektar di Jonggol yang nantinya akan dikembangkan sebagai pusat pelatihan permanen bagi Timnas.
Terus terang, saya sendiri sebetulnya enggan memberitahukan kepada masyarakat bagaimana peran keluarga kami dalam membantu Timnas dan PSSI. Namun pengurus PSSI bersikeras hal ini harus dilakukan. Maka, ya akhirnya terlaksanalah acara itu.
Sebenarnya di keluarga kami yang paling aktif berkecimpung dalam persepakbolaan nasional dan membantu PSSI adalah adik saya, Nirwan Bakrie, yang juga Wakil Ketua Umum PSSI. Dia yang selama belasan tahun aktif berkiprah di PSSI, termasuk ketika bisnis Bakrie sedang mengalami masa-masa sulit. Nirwan selalu berprinsip pengurus tidak boleh berhenti dari PSSI, meski situasi sedang sulit. Itu adalah tanggungjawab yang harus diteruskan.
Ibarat sebuah perahu, sedang oleng di tengah badai, tidak boleh ditinggalkan dan harus dibimbing sampai ke dermaga. Nirwan selalu menegaskan bahwa keluarga Bakrie harus terus membantu, meski bisnis kami sedang kesulitan. Yang penting, program PSSI jalan, pembinaan jalan, tidak boleh putus, karena ia yakin suatu saat akan ada hasilnya.
Sekarang, berkat perjuangan semua pihak, kita mulai melihat hasilnya. Prestasi anak-anak Timnas mulai menunjukkan hasil yang kita harapkan. Karena itu, saya dan keluarga ingin berterima kasih kepada perjuangan mereka. Terlebih, saya kagum melihat mereka berhasil membuktikan bahwa nasionalisme jelas masih ada di negeri ini.
Buktinya saat Timnas bertanding, semua rakyat Indonesia seperti tergugah nasionalismenya. Semua sama-sama mendukung dan mendoakan supaya tim Merah Putih menang. Itu bukan cuma dilakukan oleh puluhan ribu orang yang memadati stadion, tapi juga oleh puluhan juta rakyat Indonesia. Timnas juga telah membangkitkan kebanggaan kita sebagai Bangsa Indonesia-kebanggaan yang kadang- kadang hilang. Kemenangan demi kemenangan yang diraih Timnas, membuat kebanggaan itu bangkit dan menjadi semakin tinggi.
Kepada anak-anak Timnas saya mengatakan bahwa saya iri terhadap mereka, iri dengan perjuangan dan kerja keras mereka. Saya iri kepada Okto Maniani, yang bisa berlari begitu cepat dan memberikan umpan-umpan yang akurat. Juga pada Gonzales yang tampil luar biasa. Dia pemain yang sangat cinta Indonesia. Dia istimewa. Meski usianya 34 tahun, tapi seperti baru berusia 20-an. Pemain-pemain lainnya juga sangat luar biasa. Juga, Nasuha, yang tidak kenal lelah membela Merah Putih.
Saya berpesan kepada mereka supaya menjaga kekompakan. Semua pemain harus rukun seperti saudara. Jika ada pertentangan pribadi, hendaknya diselesaikan dengan baik-baik. Jangan sampai persaudaraan di Timnas ini pecah. Tidak boleh ada iri satu sama lain.
Khusus kepada Kim Jeffrey Kurniawan yang ikut hadir, saya katakan bahwa proses naturalisasinya akan segera terealisir. Saya telah bicara langsung kepada Presiden SBY, setelah pertandingan Timnas melawan Laos, agar proses naturalisasi bisa cepat dilaksanakan. Orang-orang keturunan Indonesia yang berbakat di luar negeri kita pulangkan, kalau perlu dinaturalisasi. Ini cara yang sah dan dibenarkan FIFA.
Bagi anak-anak Timnas, yang terpenting adalah disiplin dan perjuangan yang keras agar menjadi juara. Mereka harus berjuang agar bisa menjadi juara Piala AFF. Saya setuju dengan Bambang Pamungkas yang mengingatkan di acara tadi pada teman-temannya bahwa perjuangan kita masih jauh. Dia mengingatkan bahwa kita baru finalis, belum juara. Masih ada pertandingan final. Hasil yang ada memang harus disyukuri, tapi partai final yang lebih berat juga harus diwaspadai.
Saya berharap Piala AFF dimenangkan, dan kemudian menyusul Asian Games, dan kita mulai bicara di pentas dunia. Saya juga senang berkesempatan berbincang-bincang dengan pelatih Alfred Riedl. Kepada saya, dia berterima kasih atas bantuan kami selama ini. Saya katakan, saya juga lebih berterima kasih atas kerjakerasnya mendidik Timnas kita sehingga jadi membanggakan seperti sekarang. Dia mengatakan dua langkah lagi tim akan menyelesaikan laga Piala AFF dan dia yakin akan bisa menang.
Pelatih seperti Riedl ini penting. Selama ini kita hanya suka membicarakan pemain, tapi lupa ada faktor pelatih di belakang mereka. Kepada PSSI saya juga mengatakan jangan korbankan pelatih. Saya senang bahwa PSSI mengatakan tidak mencampuri kebijakan pelatih di lapangan. Biarkan pelatih berkreasi membimbing anak-anak Timnas.
Kepada Pengurus PSSI saya berpesan agar mengembangkan program dengan baik. Terhadap berbagai kritik dari masyarakat, PSSI harus tahan dan sabar, karena sebagian besar kritik itu saya yakin adalah untuk membangun agar PSSI lebih besar dan maju lagi. Mari kita semua ikut membantu agar sepak bola kita maju. Sebab, seperti diperlihatkan Timnas kita, sepak bola memiliki peran yang teramat penting: mempersatukan Bangsa Indonesia.
No comments yet.