Unggul di 53 Persen Pemilukada, Menang di Pemilu 2014
Pada saat Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin, 18 Oktober kemarin, saya mendapatkan kabar gembira. Laporan pengurus Partai Golkar dari berbagai daerah menyebutkan Golkar telah memenangkan 260 pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) atau 53 persen pemilukada di seluruh Indonesia dalam kurun waktu setahun terakhir.
Kemenangan itu tersebar merata di seluruh Indonesia. Paling besar, Partai Golkar mendominasi kemenangan di pulau Sumatera. Calon-calon yang diusung atau didukung Partai Golkar juga menguasai pemilukada di seluruh Pulau Jawa, termasuk di Jawa Tengah. Demikian juga di Kalimantan dan di Sulawesi Tenggara serta Sulawesi Utara.
Saya gembira karena semula Golkar menargetkan kemenangan sedikitnya 40 persen dari hajatan pesta demokrasi di tingkat lokal itu. Ternyata, target tersebut berhasil dilampaui, bahkan lebih besar. Kemenangan dan keberhasilan itu membuktikan bahwa Golkar merupakan partai dengan jaringan dan jangkauan nasional yang paling luas. Keberhasilan itu merupakan modal besar dan akan membuat Partai Golkar lebih bersemangat untuk merebut kembali kemenangan di Pemilu 2014 nanti. Pemilukada bisa menjadi persiapan dan batu loncatan untuk memenangkan Pemilu 2014.
Atas kemenangan ini kita layak gembira. Namun, saya meminta agar kita tak terlena dengan kemenangan tersebut. Pada kesempatan pembukaan Rapimnas itu, saya tekankan betul hal tersebut. Saya ingatkan bahwa perjuangan masihlah panjang. Kepada yang hadir, saya minta agar seluruh kekuatan partai dikerahkan agar angka kemenangan 53 persen di pilkada itu lebih ditingkatkan lagi dalam rangkaian pemilukada tahun 2011. Sebab, pada tahun-tahun mendatang, masih ada ratusan pemilukada kabupaten/kota dan provinsi di Indonesia yang akan dihadapi Golkar.
Jika target maksimal dalam pemilukada yang ditetapkan Partai dapat diraih, saya tidak ragu bahwa Golkar akan dapat merebut kemenangan pada Pemilu 2014. Tentu, ada prasyarat-prasyarat lain yang juga mesti dipenuhi. Misal saja, keterlibatan dan kontribusi nyata kader muda Golkar, dan sebagainya.
Karena itu, saat Golkar mengadakan Seminar Nasional dalam rangka HUT ke-46 Partai Golkar di kantor DPP, Sabtu, 16 Oktober 2010, saya meminta secara khusus kepada kader muda Golkar agar mampu menguasai sekaligus memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. Saya berpandangan, melalui pemanfaatan teknologi informasi itu, Partai akan makin mudah menjaring kader atau pun pemilih baru.
Sekarang adalah era teknologi informasi, yang merupakan bagian dari kehidupan generasi muda saat ini. Pada 2014 nanti, mereka akan menjadi pemilih baru atau pemilih pemula yang jumlahnya tidak kecil. Potensi tersebut harus dimanfaatkan oleh para kader Golkar, terutama kader-kader muda. Sebab, hanya merekalah yang paling mengerti dan memahami kemauan atau keinginan anak muda. Mereka sendiri yang bisa menyelami aspirasi para pemilih pemula itu, bukan generasi seperti saya yang sudah berusia 64 tahun.
Pada 2014, Partai Golkar mematok target dapat meraih 40 juta pemilih. Dari jumlah tersebut, 10 juta di antaranya adalah pemilih pemula yang merupakan kalangan muda. Di sini diharapkan kerja keras kader-kader muda Golkar, terutama yang tergabung di ormas semacam Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), dan lain-lain.
Kerja keras dan kontribusi nyata untuk target 40 juta pemilih itu juga diharapkan muncul pada tiap-tiap anggota DPR RI serta anggota DPRD provinsi dan kota/kabupaten dari Partai Golkar. Tiap anggota DPR RI ditargetkan mampu memantapkan 10 ribu kader untuk keanggotaan Partai Golkar di daerah pemilihannya. Sedangkan untuk setiap anggota DPRD provinsi, ditarget mampu menggaet sebanyak 5.000 kader. Dan, untuk tiap anggota DPRD di kota/kabupaten ditargetkan dapat merangkul 2.500 kader. Demikian pula halnya dengan gubernur dan wali kota atau pun bupati yang berasal dari Golkar.
Ikhtiar juga dilakukan dengan menerbitkan kartu tanda anggota (KTA) bagi tiap-tiap anggota Partai Golkar. KTA yang bisa didapatkan dengan hanya membayar Rp 7.500 itu berlaku selama lima tahun. Ia telah terintegrasi dengan asuransi Jiwasraya. Bagi anggota yang meninggal dunia secara biasa/wajar, keluarganya akan menerima santunan Rp2 juta. Sementara, bagi anggota yang meninggal dunia karena kecelakaan atau cacat total saat kecelakaan, mendapatkan santunan asuransi Rp5 juta.
Semua langkah-langkah dan terobosan yang dibuat tersebut diharapkan dapat membuat Partai ini semakin maju dan unggul. Tidak hanya unggul dalam pemilukada tahun depan, namun juga dalam menyongsong pesta demokrasi, Pemilu 2014 mendatang.
No comments yet.