Kunjungan Ke Malaysia: Menyelesaikan Permasalahan, Memperkuat Persahabatan
Kamis, 23 Juni kemarin, saya bersama rombongan Dewan Pengurus Pusat Partai Golkar terbang ke Malaysia. Saya pergi ke negeri jiran itu untuk menghadiri pertemuan dengan The United Malays National Organisation (UMNO), partai terbesar dan berkuasa di Malaysia. Pertemuan saya dan rombongan DPP Partai Golkar dengan UMNO ini untuk memperkuat hubungan dan kerjasama yang selama ini sudah terjalindi antara kedua partai.
Tidak hanya dengan UMNO, Partai Golkar juga telah bertemu dengan partai luar negeri lainnya yang selama ini bekerja sama dengan Golkar. Misalnya saja, sebelumnya saya terbang ke Tiongkok untuk bertemu Partai Komunis Tiongkok (PKT). Tulisan mengenai kunjungan saya ke PKT juga sudah saya tulis di blog ini.
Seperti halnya PKT, UMNO ini juga partai pemenang pemilu dan saat ini sedang berkuasa. Maka pertemuan dengan pimpinan partai ini, sekaligus juga pertemuan dengan pemimpin pemerintahan negara itu. Jika saat bertemu dengan PKT, Golkar juga bertemu dengan Wakil Presiden Tiongkok yang juga pimpinan PKT, saat bertemu UMNO, saya juga bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Dato’ Sri Mohd Najib Bin Tun Haji Abdul Razak yang juga Presiden UMNO.
Kesempatan ini selain kami gunakan untuk membicarakan mengenai hubungan dan kerjasama antara kedua partai, juga kami gunakan untuk membicarakan hubungan kedua negara. Jika dengan Tiongkok kami berbicara mengenai ekonomi dan perdagangan, dengan Malaysia kami berbicara mengenai pasang surut hubungan ke dua negara bertetangga ini.
Seperti diketahui bersama, hubungan Indonesia – Malaysia selama ini sering diliputi ketegangan. Mulai dari zaman Bung Karno sampai saat ini, banyak persoalan yang kerap mempertegang hubungan kedua bangsa serumpun ini. Karena itu, saat bertemu PM Najib, saya dan Beliau membahas berbagai persoalan tersebut. Hasilnya, Partai Golkar dan UMNO sepakat untuk sama-sama mendorong dan membantu pemerintah Indonesia dan Malaysia untuk menyelesaikan masalah kedua negara.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Bilik Masyarakat, Bangunan Parlimen Malaysia itu, kami mengakui kedua negara masih menyisakan beragam permasalahan dan sering memicu ketegangan. Masalah serius yang tengah dihadapi kedua negara antara lain soal perbatasan dan masalah tenaga kerja. Mengenai perbatasan, kami masih ingat mengenai sengketa Pulau Sipadan dan Ligitan, serta mengenai Blok Ambalat. Sedangkan soal tenaga kerja, sering diberitakan mengenai adanya masalah TKI ilegal, penyiksaan terhadap TKI, dan sebagainya.
Kami bukan mengatakan dua masalah itu saja yang dihadapi kedua negara. Masih banyak masalah lainnya, seperti klaim kebudayaan, praktik ilegal seperti illegal logging, illegal fishing, dan masih banyak lagi masalah lainnya.
Untuk itu, Partai Golkar dan UMNO sepakat membentuk joint task force guna mencari penyelesaian masalah antara kedua negara. Kedua partai yakin masalah itu akan terselesaikan dengan baik, karena Malaysia dan Indonesia adalah bangsa serumpun, dan banyak persamaan. Saat pertemuan, PM Najib bahkan bertanya kepada saya: “Mengapa kita ini bangsa serumpun dan sangat dekat, namun banyak permasalahan?” Lalu saya jawab bahwa hal itu biasa: “Dengan istri, kita kan dekat, tapi sering juga saling curiga.” Kami pun tertawa bersama.
Soal masalah tenaga kerja, ini juga penting. Apalagi saat saya ke Malaysia, persoalan TKI tengah menjadi sorotan di tanah air, pasca dihukum matinya seorang TKI di Arab Saudi. Untuk masalah TKI yang di Malaysia, PM Najib berjanji akan memperbaiki masalah di bidang ini. Dia juga berjanji untuk menghukum berat majikan yang melakukan penyiksaan pada TKI. Selain itu Malaysia juga akan memperbaiki sistem ketenaga kerjaannya, khususnya menyangkut tenaga kerja asing, yang dalam hal ini mayoritasnya adalah TKI.
Malamnya, saya menghadiri jamuan makan malam bersama Timbalan Presiden UMNO yang juga Timbalan Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Bin Mohd Yassin. Malam itu kami membicarakan mengenai TKI, karena Beliau adalah pejabat berwenang di Malaysia dalam urusan ketenagakerjaan. Hasilnya, malam itu Beliau memberitahu saya bahwa Pemerintah Malaysia bersedia memberikan pengampunan atau amnesti kepada tenaga kerja asing bermasalah di negaranya yang mayoritas TKI.
Beliau mengatakan, kebijakan ini akan dilaksanakan mulai 11 Juli mendatang. Kebijakan ini juga diberitahukan pertama kali kepada saya malam itu. Saya bahagia mendengarnya, karena dengan kebijakan ini, tidak ada lagi TKI yang dikejar-kejar dan menderita karena dirazia. Nantinya TKI ilegal tidak akan didenda, namun akan diputihkan dan dipekerjakan secara legal. Bagi yang tidak punya tempat kerja akan dipulangkan dan dibiayai pemulangannya. Yang bekerja, tapi tempat bekerjanya tutup, akan dicarikan tempat baru.
Menurut saya, komitmen pemerintah Malaysia ini layak mendapat apresiasi. Bagaimanapun, penyelesaian masalah TKI lebih realistis dibanding menghentikan pengiriman TKI ke Malaysia. Saat ini lapangan kerja di dalam negeri belum mencukupi untuk menampung mereka. Kita harus realistis, menciptakan jutaan lapangan kerja itu tidak mudah. Masalah ini bisa dicari pemecahannya dengan sangat baik dan sama-sama menguntungkan, karena TKI kita butuh pekerjaan di Malaysia, dan Malaysia butuh TKI kita.
Selain itu, dalam pertemuan Golkar dan UMNO, saya juga membicarakan mengenai peran Indonesia – Malaysia dalam percaturan kerjasama di kawasan ASEAN dan Asia. Saya mengajak agar Malaysia bersama Indonesia bisa lebih berperan dalam East Asia Summit di Bali nanti, yang juga akan dihadiri Amerika Serikat dan Rusia. Saya berharap kedua negara bisa lebih berperan di kawasan ini.
Saya juga membicarakan mengenai Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Saya mengajukan wacana mengenai free movement of the people di kawasan ini. Karena saya yakin, jika Masyarakat Ekonomi ASEAN berjalan, free movement of the people di kawasan ini akan dibutuhkan. Hal ini penting dibahas untuk menghadapi tahun 2015 itu. Kita jangan cuma membahas soal trade, growth, capital, saja, tapi penting juga membahas free movement of the people itu. Ini memang masalah sensitif, maka perlu dibicarakan bersama negara-negara anggota ASEAN.
Dalam bagian lain pertemuan pimpinan Partai Golkar dengan UMNO, kami juga membicarakan mengenai teknis kerjasama dan penguatan hubungan kedua partai. Kami bersepakat untuk melakukan pertukaran pemimpin muda dari kader kedua partai. Juga beberapa kerjasama lainnya yang akan diperinci lagi bentuk kongkritnya.
Setelah pertemuan, masing-masing partai sepakat akan menyampaikan hasilnya kepada pemerintah. UMNO tentu lebih mudah, karena kebetulan Presiden UMNO adalah PM Malaysia sendiri. Sementara Partai Golkar hanya partai pendukung pemerintah. Jadi nantinya saya akan sampaikan hal ini kepada Presiden terlebih dahulu. Saya berharap solusi untuk kedua negara ini segera dilaksanakan, agar masalah terselesaikan dan bisa memperkuat persahabatan.
No comments yet.