Membangun Indonesia dari Desa
Pidato Pengarahan pada Pembukaan Diklat Karakterdes Partai Golkar Secara Nasional. Cibogo, Sabtu, 2 Juli 2011
Yang Saya hormati Ketua dan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, beserta seluruh anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar di semua tingkatan se Indonesia,
Yang Saya hormati Dewan Pimpinan Partai Golkar semua tingkatan se Indonesia,
Segenap anggota Fraksi Partai Golkar semua tingkatan, yang sedang bertugas membuka Diklat Karakterdes di Daerah Pemilihan masing-masing, yang saya andalkan,
Segenap jajaran Lembaga Pengelola Kaderisasi-Partai Golkar di semua tingkatan se Indonesia, yang saya banggakan,
Para Pimpinan Kecamatan, Pimpinan Desa/Kelurahan, seluruh Kelompok Kader (Pokkar) Partai Golkar di seluruh tanah air, dan seluruh peserta Karakterdes Partai Golkar seluruh Indonesia yang saya cintai dan saya banggakan,
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam sejahtera untuk kita semua.
Mengawali pidato pengarahan ini, saya ingin bertanya kepada keluarga besar Partai Golkar : Apa kabar Partai Golkar ?
Sebagai umat beragama, pertama-tama marilah kita memanjatkan puji syukur ke-hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas nikmat dan karunia-Nya pada hari, Sabtu 2 Juli 2011, kita dapat mengikuti Acara Pencanangan Pendidikan dan Latihan Kader Penggerak Teritorial Desa (Karakterdes) Partai Golkar di Kampung Cibogo, Kecamatan Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat, dan pada saat yang sama juga dilakukan pembukaan Karakterdes secara serentak di sejumlah Desa seluruh Kabupaten/Kota se Indonesia.
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati.
Tema yang diangkat dalam acara Diklat ini, adalah : “Diklat Karakterdes : Mantabkan Kader Pembangunan Bagi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat”. Tema tersebut penting dan sangat mendasar, mengingat kondisi obyektif bangsa kita, masih sangat jauh dari cita-cita proklamasi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai. Secara jujur harus diakui, bahwa di usia republik Indonesia yang memasuki 66 tahun ini, pembangunan yang dilaksanakan belum merata dan bahkan belum menyentuh sebagian besar lapisan bawah masyarakat yang hidup di pedesaan.
Masih sangat terasa adanya berbagai ketimpangan dan kesenjangan kehidupan sosial-ekonomi masyarakat, baik kesenjangan desa dengan kota, kesenjangan pembangunan wilayah Timur, Tengah, dan Barat, maupun kesenjangan kaya dan miskin. Akibatnya, antara lain masih banyak desa-desa yang terlantar pembangunannya, terpuruk dalam keterbelakangan, kualitas hidup masyarakatnya rendah, baik dari segi pendidikan, kesejahteraan, kesehatan maupun kewirausahaan, sementara angka urbanisasi pun semakin tinggi. Apabila berbagai ketimpangan terus berlangsung ,sewaktu-waktu dapat memicu terjadinya konflik sosial dalam masyarakat, sebagaimana kasus-kasus yang terjadi selama ini di berbagai daerah.
Menyadari kondisi tersebut, maka diperlukan perjuangan dari segenap elemen bangsa yang tidak hanya membutuhkan semangat juang semata, tetapi yang paling penting adalah adanya konsep pembangunan yang secara efektif mampu mengantarkan rakyat Indonesia untuk mencapai cita-cita kemerdekaannya. Konsep pembangunan yang mampu menggerakkan dinamika pembangunan yang bertumpu pada pemanfaatan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia. Sebuah konsep pembangunan terpadu yang memastikan dapat mewujudkan kemandirian bangsa menuju Negara Kesejahteraan (Welfare State).
Dalam kerangka itulah, Partai Golkar berkeyakinan bahwa paradigma “Membangun Indonesia dari Desa” sangatlah tepat dan mendesak untuk dilaksanakan. Paradigma ini bersifat bottom up, berangkat dari persoalan-persoalan riil yang dihadapi langsung oleh masyarakat desa. Dengan demikian, maka akan terjadi pola gerak pembangunan yang betul-betul berangkat dari grass root (akar rumput), yang melibatkan warga masyarakat desa secara aktif.
Partai Golkar sebagai the party of ideas menyadari sepenuhnya, bahwa paradigma Membangun Indonesia dari Desa, tidak boleh hanya berhenti pada tataran wacana saja, tetapi harus secara sungguh-sungguh dapat dimanifestasikan dalam program-program nyata yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat desa. Itulah hakekat doktrin karya kekaryaan partai Golkar. Tiada hari tanpa karya, dan karya hanya dipersembahkan untuk rakyat, Suara Golkar suara Rakyat.
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati.
Paradigma Membangun Indonesia dari Desa, merupakan wujud perhatian nyata Partai Golkar dalam mengangkat harkat dan martabat “urang desa” yang selama ini diposisikan secara marjinal. Karena sejatinya Pembangunan itu sendiri berorientasi pada penyelesaian masalah rakyat, pemenuhan kebutuhan rakyat, dan memberi jaminan adanya harapan kehidupan rakyat masa depan yang lebih baik.
Dengan mengedepankan motto “Suara Golkar, Suara Rakyat”, Partai Golkar senantiasa mendorong upaya-upaya percepatan dan pemerataan pembangunan di segala bidang, di semua lini dan wilayah, terutama di desa-desa, dengan melibatkan segenap potensi sumberdaya pembangunan secara dinamis, sinergis dan produktif. Partai Golkar tidak ingin pembangunan di desa-desa tidak bergerak atau stagnan, bahkan mundur. Partai Golkar tidak akan membiarkan desa-desa tertinggal di belakang.
Partai Golkar tidak ingin melihat rakyat Indonesia yang tinggal di desa-desa hanya menjadi penonton di desanya sendiri, karena segenap potensi sumberdaya alamnya tersedot dan tereksploitasi oleh mereka yang mengatasnamakan pembangunan, tetapi tidak memikirkan kemajuan pembangunan desa. Pembangunan desa, tidak dapat dipertentangkan dengan pembangunan nasional, mengingat logikanya, kemajuan pembangunan desa akan menopang kemajuan pembangunan daerah dan pembangunan nasional.
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati.
Partai Golkar menyadari sepenuhnya, bahwa konsep Membangun Indonesia dari Desa hanya dapat dilaksanakan dengan baik, bila mana didukung oleh sumberdaya manusia yang berkualitas di desa-desa dalam menggerakkan pembangunan secara partisipatif dan produktif.
Kualitas manusia Indonesia adalah faktor penentu dalam pembangunan. Keberhasilan suatu bangsa dan negara akan lebih ditentukan oleh kualitas manusianya, bukan hanya kekayaan sumber daya alamnya semata. Dalam laporan mengenai pembangunan manusia, UNDP, salah satu badan Perserikatan Bangsa Bangsa berkali-kali menyebutkan bahwa hanya negara-negara yang meningkatkan investasi dalam pembangunan sumber daya manusia, terbukti dapat menikmati pertumbuhan ekonomi yang baik.
Konstitusi kita sesungguhnya sudah berorientasi pada pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Untuk mewujudkan pembangunan manusia Indonesia yang diinginkan, pola pikir atau mindset masyarakat harus berubah sesuai dengan perubahan paradigma pembangunan. Tanpa adanya perubahan pola pikir dan paradigma yang dianut, akan sulit bagi kita untuk mewujudkan cita-cita kita dalam membangun kemandirian bangsa menuju negara kesejahteraan Upaya untuk merubah pola pikir dan paradigma pembangunan itu harus dimulai dengan langkah-langkah nyata.
Masyarakat mendambakan contoh dan suri tauladan yang baik. Masyarakat sudah lelah mendengarkan berbagai wacana dan janji-janji tentang perbaikan nasib dan kehidupan mereka yang tak kunjung terwujudkan. Karenanya, Partai Golkar ingin memberi bukti melalui karya nyata, bukan janji melalui pernyataan. Kita harus bersama rakyat membangun, bersama rakyat bekerja keras, bersama rakyat merasakan kelelahan, kepanasan, kedinginan, didasari keyakinan bahwa semua itu pasti bermanfaat bagi masa depan rakyat.
Di sinilah urgensinya Diklat Karakterdes Partai Golkar dilaksanakan secara Nasional, guna mempersiapkan kader-kader Partai Golkar sekaligus kader bangsa di desa-desa seluruh Indonesia yang siap mengabdi untuk kemajuan bangsanya. Kader-kader Partai Golkar harus mampu menjadi pelopor dan ujung tombak penggerak pembangunan desa.
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati
Selaku Ketua Umum DPP Partai Golkar, Saya berharap, Karakterdes Partai Golkar benar-benar menghasilkan kader-kader partai sekaligus kader bangsa yang berkualitas, mandiri, tangguh, militan, memiliki inisiatif nyata dalam pembangunan, dan mampu memecahkan berbagai masalah yang mengemuka di tengah-tengah masyarakat.
Komitmen Partai Golkar adalah menjadi bagian dari solusi (part of the solution), bukan menjadi bagian dari masalah (part of the problem). Dengan perinsip ”menjadi bagian dari solusi”, maka kader-kader Partai Golkar harus berani tampil ke depan mengambil kepeloporan di tengah-tengah masyarakat dalam upaya menyelesaikan masalah rakyat, memenuhi kebutuhan rakyat, dan memberi kepastian adanya masa depan rakyat yang lebih baik.
Di sisi lain, kader-kader Partai Golkar juga harus mampu mendorong peningkatan kinerja pemerintahan desa/kelurahan, meningkatkan kemampuan kelembagaan di tingkat desa/kelurahan dalam mengelola proses penyaluran aspirasi, musyawarah dalam pengambilan keputusan, serta memberdayakan masyarakat desa.
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati.
Partai Golkar senantiasa mengambil kepeloporan dalam berjuang agar pembangunan desa didukung oleh kebijakan pusat yang tepat, proporsional, dan aspiratif, sehingga implementasi pembangunan dan otonomi daerah benar-benar menyentuh masyarakat di pedesaan. Program pembangunan yang diajukan melalui proses Musrenbang yang dilakukan secara berjenjang mulai dari desa harus secara sungguh-sungguh menjadi skala prioritas. Musrenbang jangan hanya sekedar pertemuan yang bersifat formalistik dan hanya melegitimasi keinginan kelompok politik tertentu. Secara khusus, Partai Golkar senantiasa memperjuangkan agar politik anggaran kita berpihak pada pembangunan daerah dan desa-desa.
Alokasi anggaran belanja negara harus berimbang antara pusat dan daerah, tidak seperti alokasi anggaran belanja sebelumnya yang masih bersifat piramida terbalik, di mana belanja pusat mencapai sekitar 70 %, sementara belanja daerah hanya berkisar 30 %. Komposisi alokasi anggara belanja demikian, tentu menimbulkan ketimpangan pembangunan Pusat – Daerah, sehingga berdampak pada proses marjinalisasi masyarakat pedesaan. Karena itu, politik anggaran pembangunan tidak boleh hanya bersifat sektoral, tapi juga secara sungguh-sungguh harus mencerminkan semangat kewilayahan. Sehingga dengan demikian, pembangunan nasional dapat berkembang secara adil dan merata. Demikian pula halnya, Partai Golkar mengharapkan agar revisi Undang-undang tentang Desa harus segera diselesaikan, untuk memberikan landasan penguatan eksistensi pengelolaan pembangunan desa.
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati.
Saya berharap agar seluruh rangkaian pelaksanaan Diklat Karakterdes secara nasional ini dapat berlangsung dengan lancar dan sukses, terutama mencetak kader-kader Partai Golkar yang mampu mensukseskan visi dan misi Partai Golkar dalam membangun kemandirian bangsa menuju Negara Kesejahteraan, sehingga kita mampu duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan negara-negara maju lainnya di dunia.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, Pimpinan DPP, DPD Propinsi, DPD Kabupaten/Kota, LPK Pusat, Daerah, Panitia Pelaksana Pusat dan Daerah. Juga para jurnalis elktronik dan cetak serta aparat keamanan yang telah membantu mensukseskan penyelenggaraan Diklat Karakterdes ini.
Akhirnya, selaku Ketua Umum DPP Partai Golkar, dengan membaca : Bismillahirrahmanirrahiem, saya nyatakan Pencanangan Pendidikan dan Latihan Kader Penggerak Teritorial Desa (Karakterdes) Partai Golkar secara resmi dimulai. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi perjuangan kita untuk mencapai kemenangan Partai Golkar bagi kesejahteraan rakyat. Amien !
Untuk menutup pidota pengarahan ini, kembali saya ingin bertanya kepada keluarga besar Partai Golkar : Apa kabar Partai Golkar ?
Selamat berkarya bagi kesejahteraan rakyat dan kemajuan bangsa.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
No comments yet.