Menjalin Kerjasama dengan Tiongkok
Senin, 18 April 2011 kemarin, saya terbang ke Tiongkok. Saya berkunjung ke Negeri Tirai Bambu ini untuk memenuhi undangan Partai Komunis Tiongkok (PKT). Saya datang bersama beberapa petinggi Partai Golkar, antara lain Theo L. Sambuaga, Setya Novanto, Agus Gumiwang Kartasasmita, Iris Indira Murti, Happy Bone Zulkarnaen, Rizal Mallarangeng, dan Lalu Mara Satriawangsa.
Keesokan harinya, di Beijing, saya memulai rangkaian kunjungan ke pimpinan PKT. Pertama kali yang saya kunjungi adalah Komunitas Muslim atau Komunitas Jalan Sapi (ini akan saya ceritakan pada blog saya selanjutnya). Setelah dari sana, saya bertemu dengan Wakil Menteri Departemen Organisasi PKT Huang Qin Feng, dan mengunjungi biro luar negeri PKT. Di hari yang sama, saya juga berkunjung ke Sekolah PKT Pusat.
Sekolah ini sangat luas, luasnya mungkin seluas Universitas Indonesia, Depok. Di sekolah tidak hanya diajarkan pelajaran mengenai ideologi saja, tetapi juga mata pelajaran lain yang mendukung kepemimpinan. Dalam satu semester, murid sekolah ini mencapai 6.000 orang. Jika di Indonesia sekolah ini mirip dengan Lemhannas yang tujuannya membentuk kepemimpinan.
Keesokan harinya, saya bertemu dengan Wakil Presiden Tiongkok Xi Jinpin yang juga petinggi PKT. Wapres Jinping menerima saya dan rombongan di Balai Agung Rakyat. Tokoh yang pada 2007 lalu naik jenjang ke Komite Harian Politbiro Partai, serta wakil Presiden Tiongkok pada 2008 ini adalah tokoh penting. Sebab dia juga merupakan calon kuat untuk menggantikan Presiden Hu Jintao dua tahun mendatang.
Kunjungan pimpinan Partai Golkar ini, selain untuk memenuhi undangan PKT juga untuk mempererat kerjasama baik antara dua partai yang selama ini sudah dijalin. MoU Partai Golkar dan PKT sudah kita buat pada 2008 lalu. Saat itu Pihak Partai Golkar diwakili oleh Ketua Koordinator Bidang Hubungan Luar Negeri, Pertahanan dan Keamanan Partai Golkar, Agus Gumiwang Kartasasmita, dan PKT diwakili Menteri Departemen Internasional Komite Pusat PKT, Wang Jiarui.
Nah, kunjungan kemarin adalah dalam rangka mendetailkan MoU tersebut. Kedua partai akan merancang kerjasama khususnya dalam pendidikan kader dan keorganisasian. Kita akan saling berbagi ilmu. Kita akan berbagi ilmu mengenai manajemen partai dan kaderisasi. Misalnya kita belajar bagaimana menanamkan disiplin, kecintaan pada partai, dan sebagainya. Kita tidak berbagi ilmu mengenai ideologi, karena memang sangat berbeda antara ke dua partai; yang satu komunis, yang satu Pancasila.
Kita tidak hanya berbagi ilmu di negeri Tirai Bambu saja. Kita juga berbagi ilmu dan saling belajar dengan partai luar negeri lainnya. Misalnya dengan Malaysia, India, Australia, dan lain sebagainya. Kita juga ada MoU dengan masing-masing mereka.
Khusus kerjasama dengan PKT, nantinya akan ada ada pertukaran kader antar dua partai untuk saling belajar. Nantinya akan dilakukan pertukaran 10 kader tiap partai. Kader muda Golkar akan dikirim ke Tiongkok untuk belajar, dan sebaliknya, kader PKT juga akan dikirim ke Indonesia untuk belajar dari Golkar. Pihak PKT sudah menyetujui usulan ini. Nantinya yang dipelajari bukan hanya soal politik saja tetapi juga soal kebudayaan kedua bangsa.
Selain menyangkut hubungan kedua partai, Golkar dan PKT juga bicara mengenai hubungan antara negara Indonesia dan Tiongkok. Misalnya mengenai masalah hubungan ekonomi kedua negara. Saya katakan ada permasalahan-permasalahan yang harus diselesaikan pada tahap awal.
Misalnya dampak perdagangan bebas China-ASEAN atau ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) merupakan salah satu yang saya tekankan. Saya sampaikan bahwa ada defisit perdagangan dan ketidakseimbangan industri. Para pengusaha kecil juga dirugikan dengan serbuan produk Tiongkok terutama tekstil dan mainan anak-anak. Saya harapkan dari apa yang disampaikan Partai Golkar kepada PKT tersebut akan diteruskan kepada pemerintah China, sehingga bisa dicarikan solusi yang menguntungkan kedua negara. Karena sudah seyogyanya perdagangan yang menguntungkan Tiongkok, tidak membuat rugi pihak yang bekerja sama dengannya. Ini juga saya sampaikan kepada Wapres Jinpin saat bertemu langsung.
Selain itu, saya dan Wapres juga bicara mengenai arsitektur politik Asia Timur. Saya meminta dalam East Asia Summit yang diadakan di Indonesia nanti, Indonesia dan Tiongkok bisa mengambil peran yang signifikan. Kita juga bicara soal Myanmar. Selama ini Indonesia yang selalu diminta ikut membantu penyelesaian masalah di sana. Maka, saya minta sebaiknya Tiongkok juga ikut ambil bagian dalam penyelesaian masalah. Saya katakan bahwa Golkar berpendapat masalah Myanmar sebaiknya diserahkan kepada masyarakat Myanmar sendiri untuk menentukan nasib secara demokratis. Lalu Wapres megatakan pendapat PKT sama seperti itu.
Mengenai soal ekonomi ini, di sela-sela jadwal kunjungan ke PKT, saya juga sempatkan bertemu dengan pihak perbankan Tiongkok. Saya bicara pada China Development Bank dan China Investment Corporation (CIC). Mereka kita harapkan dapat memberikan dukungan pada pembangunan infrastruktur di Indonesia yang juga menguntungkan RRT. Banyak investasi infrastruktur yang bisa dilakukan di Indonesia. Misalnya pembangunan jalan tol, listrik, dan lain sebagainya. Soal pembangunan ini kita perlu belajar dari Tiongkok, karena meskipun pembangunan kita lebih awal 20 tahun dari mereka, tapi sekarang mereka lebih maju dan cepat membangun dari kita.
Kepada Wapres saya juga katakan, di Indonesia juga bisa dilakukan investasi mengenai energi terbarukan dan agrikultur. Beliau mengatakan tertarik dengan kerjasama atau berinvestasi di bidang tersebut. Ini sangat menarik, Indonesia yang punya sumber daya besar akan bekerja sama dengan Tiongkok yang memiliki uang besar. Hasil ini tentu akan saya sampaikan ke pemerintah. Saya dan Partai Golkar bukan bermaksud melangkahi pemerintah, tapi membantu membuka jalan. Bagaimanapun juga saya adalah wakil ketua koalisi yang membantu pemerintah.
Diakhir pertemuan, Wapres Tiongkok menyatakan menyambut baik pertemuan dengan Golkar. Juga masukan-masukan yang diberikan oleh Golkar. Bahkan pembicaraan yang sedianya dijadwalkan selama setengah jam, berlanjut sampai satu jam penuh. Beliau berharap pertemuan ini bisa dilanjutkan dengan pertemuan-pertemuan lain, dan saya menjanjikan untuk mengirim orang ke sana untuk memperinci kerjasama antara Golkar dan PKT.
Saya dan Wapres Jinpin percaya kerjasama dan berbagi ilmu antara ke dua partai ini akan membuat kedua partai menjadi partai yang solid. Kami juga percaya bahwa ini akan membuat hubungan kedua partai makin erat ke depannya, dan tentu saja yang lebih penting akan mempererat hubungan kedua negara.
No comments yet.