Menjenguk Dora, Meringankan Beban Hidupnya
Pekan lalu, saya dikejutkan oleh pemberitaan mengenai Dora Indriyanti Tri Murni (25), gadis yang menderita kelainan “keringat darah”–dari pori-pori kepala terus keluar darah. Saat kondisinya menurun,darah bahkan mengucur dari telinga, mulut, dan hidungnya. Saya mengikuti perkembangan Dora dari pemberitaan dan mengetahui bahwa penyakit ini langka.
Dora mengaku, dua tahun terakhir mengalami pendarahan saat kelelahan dan terlalu banyak berpikir. Karena penyakitnya cukup serius dan butuh penanganan khusus, Dora yang semula dirawat di Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Dia tiba di Bandara Soekarno Hatta, pada hari Rabu, 8 Juni 2011.
Tim dokter yang merawat Dora telah melakukan diagnosa awal terhadap penyakitnya. Hasilnya, disimpulkan terjadi kelainan pada fungsi pembekuan darah. Penyakit yang baru ditemui ini juga bisa disebabkan pengaruh dari kandungan dan penyakit lupus. Tetapi, untuk memastikan hal tersebut, tim dokter harus melakukan pemeriksaan mendalam. Bahkan, dr. Shupri Effendy mengatakan kasus ini penuh kejanggalan, dan penyakit yang diderita oleh Dora saat ini menjadi headline di dunia kesehatan.
Melihat kondisi Dora itu, saya memutuskan untuk menjenguknya dan memberikan bantuan yang diperlukan. Sabtu pagi kemarin, 11 Juni 2011, saya datang ke RSCM untuk menjenguk Dora. Saya datang bersama anak saya Anindya Bakrie, Ardi Bakrie, dan menantu saya, Nia Ramadhani.
Setiba di Gedung A RSCM, saya langsung menuju tempat di mana Dora dirawat. Saat saya berkunjung, kondisinya terlihat baik. Mukanya terlihat segar dan darah di kepalanya juga tidak terlihat mengalir. Dora juga terlihat lebih ceria dan tersenyum. Dokter jaga yang menemani Dora di ruangan itu mengatakan secara pasti penyakit yang diderita Dora masih belum diketahui dan masih diselidiki.
Pihak Dompet Duafa yang mendampingi Dora juga mengatakan kepada saya bahwa setiap kali dia banyak pikiran atau stress, maka darah akan kembali keluar. Dora kerap stres saat memikirkan kondisi keluarganya. Dia selama ini bekerja keras menjadi tulang punggung keluarga. Saya juga membaca berita bahwa Dora mengaku pola hidupnya selama enam tahun belakangan berbeda dengan orang biasa. Dia hanya tidur dua jam dalam sehari. Ini karena selain kuliah di Universitas Bung Hatta, dia juga harus mencari nafkah untuk membiayai kuliahnya dan hidup dua adiknya. Dora selama ini membanting tulang dengan menjadi tukang ojek, satpam, sampai petugas cleaning service.
Melihat kondisi dan kisah hidup Dora itu, saya kemudian menyimpulkan ada dua hal yang harus ditangani terkait Dora ini. Pertama adalah masalah medis, dan kedua adalah masalah ekonomi. Masalah medis bisa ditangani kalau dia bisa tenang. Sementara Dora baru bisa tenang kalau dia merasa keluarganya tenang atau bebannya menjadi tulang punggung keluarga diringankan.
Karena itu, saya memutuskan untuk membantu Dora melalui Bakrie Untuk Negeri. Saya menunjuk Bakrie Untuk Negeri yang dipimpin anak saya Anindya Bakrie untuk membantu Dora dan keluarganya. Nantinya Bakrie Untuk Negeri akan bekerjasama dengan Dompet Duafa dan RSCM untuk menangani masalah ini.Kebetulan, selama ini Bakrie Untuk Negeri dan Dompet Duafa juga sudah sering bekerja sama dalam misi-misi kemanusiaan.
Untuk pengobatan, sebenarnya Dora sudah dijamin pemerintah. Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih yang juga telah menjenguk Dora, mengatakan biaya perawatan akan ditanggung negara melalui Jamkesmas. Jika masih ada kekurangan, Bakrie Untuk Negeri juga akan menanggungnya. Untuk pemberdayaan ekonomi keluarganya, tim Bakrie Untuk Negeri akan mencarikan jalan agar Dora tenang, cepat sembuh, dan kehidupannya ke depan menjadi lebih baik.
Ketika pamit untuk pulang, saya mengatakan kepada Dora agar tidak perlu risau dan takut, insya Allah kami akan membantunya. Dia terlihat bahagia dan mengucapkan terimakasih. Sekembalinya dari RSCM, saya terus berdoa agar tim dokter segera mengetahui secara pasti apa penyakit Dora dan cepat mengobatinya. Agar nantinya jika ada “Dora-Dora” lainnya, bisa ditangani dengan cepat.
No comments yet.