Mensejahterakan Petani dan Nelayan
Setiba di Jakarta dari lawatan saya ke Amerika Serikat untuk memenuhi undangan Lembaga Persahabatan Indonesia – Amerika Serikat (United States-Indonesia Society /USINDO), jadwal kerja saya sebagai pimpinan parpol sudah menunggu. Dari mendarat di Halim, 17 Desember lalu, saya hanya punya sedikit waktu untuk mampir ke kantor dan melanjutkan perjalanan ke DPP Partai Golkar. Siang itu juga, saya langsung membuka acara Rakornas Bidang Tani dan Nelayan Partai Golkar.
Bidang Tani dan Nelayan penting sekali bagi Partai Golkar karena mereka ujung tombak partai dalam berkomunikasi dengan petani dan nelayan yang merupakan konstituen utama Partai Golkar. Selain itu, saya juga memberikan apresiasi secara khusus, bahwa yang duduk sebagai Ketua Bidang Tani dan Nelayan DPP Partai GOLKAR adalah seorang tokoh perempuan andalan Partai GOLKAR, yakni Ibu Titiek Soeharto.
Ini tentu saja menunjukkan, bahwa tokoh perempuan tetap bisa hadir, berkiprah, dan berprestasi, di partai Golkar. Selama ini, dia memiliki komitmen yang tinggi, kualitas yang baik, cepat dan tepat dalam mengambil prakarsa, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang mumpuni maka pertai akan memberikan kepercayaan yang besar.
Rakornas ini memiliki nilai strategis dan makna yang mendasar, mengingat petani dan nelayan penting artinya bagi bangsa ini. Kita semua tahu bahwa Indonesia adalah negara agraris dan negara maritim. Seperti diketahui, data Biro Pusat Statistik yang dikeluarkan pada 7 November 2011 yang lalu, jumlah penduduk Indonesia yang bekerja di sektor pertanian dan perikanan masih menduduki prosentase tertinggi, yakni mencapai 39,3 persen dari 109,67 juta penduduk Indonesia yang bekerja.
Dari besaran angka tersebut, sudah seharusnya diberikan perhatian yang lebih terhadap para petani dan nelayan. Para petani kita telah bersusah payah mengembangkan budidaya pertanian. Bahkan, di antara masyarakat petani, masih banyak petani penggarap yang tidak memiliki lahan sendiri. Para petani menghadapi tantangan perubahan iklim global, dan ditambah dengan kelangkaan pupuk dan bibit unggul. Namun setelah panen, produk pertanian mereka harus menghadapi banjir “produk pertanian impor”.
Pada saat yang sama, para nelayan tetap berihtiar mencari hasil laut, di tengah keterbatasan yang ada. Mereka tidak gentar dengan hantaman ombak besar dan cuaca buruk yang makin sering mengancam akibat gejala perubahan iklim yang ekstrim.
Sungguh, jika memperhatikan kerja keras, pengabdian dan perjuangan hidup petani dan nelayan di tengah-tengah kondisi yang serba-terbatas itu, maka pengabaian terhadap kesejahteraan mereka merupakan sebuah kedzaliman!
Merupakan fakta yang kontradiktif, sekaligus ironis, manakala Indonesia sebagai negara agraris, justru masih banyak bergantung pada impor produk-produk pertanian. Dalam acara itu, Bu Titiek memaparkan data impor pertanian kita. Tak hanya beras yang banyak impornya, untuk susu, kita impor 90 persen, gula 30 persen, sapi 30 persen, gandum 100 persen, dan kedelai 70 persen.
Demikian juga, dengan kenyataan yang membuat getir, di mana sebagai negara maritim, Indonesia juga masih bergantung pada impor produk-produk perikanan dan hasil olah perikanan. Ironisnya lagi, ikan-ikan di perairan Indonesia banyak yang dicuri oleh pihak asing atau ilegal fishing, yang hasilnya dijual kembali ke Indonesia. Hal ini harus menjadi perhatian serius dan sungguh-sungguh dari Partai Golkar.
Rakornas ini harus mampu memberi solusi yang produktif bagi peningkatan kesejahteraan rakyat. Kapada kader yang hadir, saya katakan, Partai Golkar harus mengambil kepeloporan secara serius dan sungguh-sungguh terhadap pembangunan sektor pertanian dan perikanan.
Secara politik, kita juga harus terus mendorong pemerintah agar senantiasa berupaya meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan melalui sebuah program pembangunan ekonomi pertanian dan kelautan yang menempatkan petani dan nelayan sebagai objek. Petani dan Nelayan yang jumlahnya lebih dari 100 juta, separuh penduduk Indonesia harus diberdayakan secara maksimal, bukan diperdayakan seperti masih terjadi selama ini.
Dalam kerangka itulah, Partai Golkar mengedepankan paradigma “Membangun Bangsa dari Desa” sebagai kerangka berpikir dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata, berkeadilan, dan berkelanjutan. Paradigma ini, yang juga dipakai sebagai tema dalam Rakornas Bidang Tani dan Nelayan kali ini, merupakan sebuah konsep pembangunan yang kita yakini akan mampu menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dengan pemerataan hasil-hasil pembangunan dengan berbasis pada kekuatan kita sendiri.
Paradigma membangun dari desa berorientasi pada pemberdayaan dan pembangunan kapasitas masyarakat desa, yang nota bene adalah sebagian besar petani dan nelayan, dalam menggerakkan pembangunan desa. Perlu saya tegaskan bahwa Pembangunan desa lebih menonjolkan pengertian pembangunan kapasitas desa, dan bukan semata-mata pembangunan di desa, yang merupakan pembangunan oleh pemerintah pusat yang dilaksanakan di desa.
Dengan jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas bermata pencaharian di bidang pertanian dan perikanan, program-program karya kekaryaan yang dihasilkan dalam Rakornas Bidang Tani dan Nelayan kali ini akan menjadi ujung tombak dalam mendekatkan, bahkan menyatukan Partai Golkar dengan napas dan denyut nadi kehidupan rakyat.
Saya senang dan mengapresiasi program-program yang dijabarkan Bu Titiek, misalnya bertekad mengembalikan ketahanan pangan dan swasembada beras tahun 1984, di mana negara kita saat itu mendapat penghargaan FAO. Program-program pro petani dan nelayan yang selama ini mati juga akan direvitalisasi. Misalnya menghidupkan kembali Koperasi Unit Desa (KUD). KUD ini penting karena dari sana masyarakat desa bisa melakukan pinjaman, beli bibit, pupuk, dan sebagainya.
Selain itu, program Kelompok Pendengar, Pembaca, dan Pemirsa (Klompencapir) juga akan direvitalisasi. Saya tanya Bu Titiek, di mana akan diadakan program itu? Dia mengatakan akan diadakan di dua stasiun televisi swasta. Ini program bagus yang akan menjalin komunikasi para petani. Rencananya akan digelar di basis-basis Golkar di daerah.
DPP Partai Golkar mendukung penuh program-program yang dirumuskan oleh Bidang Tani dan Nelayan. Jika program ini bisa dilaksanakan dengan baik, dan dirasakan betul manfaatnya oleh masyarakat, maka Partai Golkar akan dipercaya oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Partai Golkar akan dipercaya sebagai kekuatan politik yang akan membangkitkan kehidupan perekonomian mereka, sekaligus meningkatkan kesejahteraan mereka, khususnya petani dan nelayan.
No comments yet.