Tentang Ilmu, Cinta, dan Kemajuan
Pidato Penghargaan Achmad Bakrie ke-9. Jakarta, 14 Agustus 2011.
Hadirin yang saya muliakan
Saudara-saudara yang saya hormati
Assalamualaikum WR. WB.
Salam sejahtera buat kita semua
Pertama-tama saya ingin mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas kehadiran saudara-saudara semua pada malam Penghargaan Achmad Bakrie yang ke-9 ini. Saya juga ingin menyampaikan terima kasih kepada Freedom Institute, kepada antv, tvOne, VIVAnews, Yayasan Bakrie untuk Negeri, serta kepada begitu banyak pihak yang telah membantu suksesnya acara ini.
Penghargaan Achmad Bakrie setiap tahun sengaja diadakan menjelang acara peringatan 17 Agustus. Kemerdekaan adalah sebuah rahmat. Dan dengan Malam Penghargaan ini, kami ingin memberi pesan, terutama kepada generasi muda Indonesia, bahwa pengabdian pada dunia ilmu, teknologi, kesusastraan, kedokteran dan pemikiran sosial adalah kunci kemajuan yang tak pernah boleh kita lupakan.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang terus mendorong agar pengabdian dan dedikasi di bidang-bidang yang penting tersebut terus berkembang dan berlanjut, dari generasi yang satu ke generasi yang lainnya.
Oleh karena itu, sejak tahun 2003, dan kemudian di kembangkan secara bertahap, Penghargaan Achmad Bakrie diberikan kepada tokoh-tokoh Indonesia yang memang telah menghasilkan karya dan mengabdikan hidup dan kehidupan mereka dalam pengembangan dunia keilmuan, sastra, pemikiran sosial, kedokteran, teknologi dan penelitian dasar.
Saya berharap bahwa dalam sisa hidup saya, saya masih diberi kebanggaan untuk melihat salah seorang putra atau putri Indonesia terpilih menjadi pemenang Hadiah Nobel yang bergengsi itu. Insya Allah.
Saudara-saudara yang saya muliakan
Hadirin yang saya hormati
Pada malam yang berbahagia ini, mewakili keluarga besar kami, saya ingin mengucapkan selamat dan menghaturkan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para tokoh dan anak bangsa terbaik Indonesia yang terpilih memperoleh Penghargaan Achmad Bakrie 2011. Tokoh-tokoh ini telah memberikan dedikasi, pengabdian, serta prestasi dalam berbagai bidang penting kehidupan. Mereka adalah adalah pembuka jalan, men and women on the frontiers of progress.
Pada malam yang berbahagia ini, walau dalam suasana yang cukup meriah, kita juga ingin menyampaikan duka yang dalam atas berpulangnya salah satu pemenang Penghargaan Achmad Bakrie 2011.
Almarhum Adrian B. Lapian, yang baru saja meninggalkan kita beberapa minggu yang lalu, adalah sejarawan maritim yang tanpa henti mengingatkan bahwa Indonesia adalah sebuah negara maritim yang ditaburi dengan pulau-pulau, bukan negara pulau yang dikelilingi laut. Beliau juga mengingatkan kita, bahwa laut bukanlah pemisah, tetapi penghubung serta pemersatu gugusan pulau yang berada di zamrud khatulistiwa ini.
Nh. Dini telah menjalani hidup yang panjang sebagai seorang sastrawan. Dalam karya-karyanya selama lebih 60 tahun, ia telah memperkuat realisme, merintis gagasan anti-patriarkhi, serta mendalami novel autobiografis dalam sastra Indonesia. Novel-novelnya telah menjadi inspirasi bagi penulis perempuan dalam sastra Indonesia kontemporer.
Satyanegara yang telah lama melakukan kajian imunologis tumor otak, menemukan protein dan antibodi spesifik tumor otak. Ia merupakan pelopor yang menentukan standar rumah sakit di Indonesia berdasarkan riset-riset kedokteran terbaru di dunia, dan juga penulis dari satu-satunya buku teks ilmu bedah saraf dalam bahasa Indonesia.
Jatna Supriatna, yang memperteguh pentingnya Wallace Area dengan menjadikan Sulawesi sebagai laboratorium alam untuk mendeduksi proses evolusi. Primata hibrida yang ditemukannya menarik perhatian dunia, sementara gerakan konservasi yang dilakukannya berhasil membuat sejumlah kawasan menjadi taman nasional, semacam “Bahtera Nabi Nuh Baru” bagi berbagai makhluk yang terancam punah.
FG Winarno meletakkan dasar sekaligus mengembangkan ilmu dan teknologi pangan di Indonesia. Ia adalah ilmuwan Asia pertama yang menjadi presiden Codex Alimentarius Commission, yang didirikan oleh FAO dan WHO di Roma. Selain membuat standar pangan dunia untuk beberapa makanan Indonesia, FG Winarno juga menulis ratusan makalah ilmiah, buku, serta tengah menyelesaikan ensiklopedia pangan Indonesia.
Hokky Situngkir yang lahir 7 Februari 1978, telah melakukan banyak penelitian menarik. Ia dengan sadar memanfaatkan perkembangan terbaru dalam ilmu dan teknologi modern, khususnya teori sistem kompleks. Hokky memprakarsai pembuatan Ensiklopedi Budaya Nusantara yang penting dalam merawat dan mengembangkan hazanah budaya Indonesia.
Kepada mereka semua (kepada AB Lapian, Nh Dini, Satyanegara, Jatna Supriyatna, FG Winarno, dan Hokky Situngkir) kepada mereka kita harus berterima kasih. Sebagai bangsa, kita bangga kepada mereka. Semoga anak-anak bangsa kita dari Sabang hingga Merauke mampu belajar dan tumbuh berkembang lewat contoh dan tauladan yang telah diberikan oleh berbagai tokoh seperti AB Lapian, Nh Dini, Satyanegara, Jatna Supriyatna, FG Winarno, dan Hokky Situngkir.
Saudara-saudara yang saya muliakan
Hadirin yang saya cintai
Pada momen seperti ini, menjelang perayaan kemerdekaan 17 Agustus, adalah sangat tepat jika kita kembali merenungkan esensi kemerdekaan serta tujuan perjalanan bangsa kita.
Kepada kita semua, dalam momen seperti ini, saya ingin mengulang kembali salah satu ungkapan favorit saya yang pernah dikatakan oleh pahlawan Perang Dunia II, Jenderal Omar Bradley: set your course by the stars, not by the lights of every passing ships. Tetapkan tujuanmu berdasarkan bintang-bintang di langit, bukan pada kerlap-kelip lampu kapal yang datang dan pergi.
Tujuan-tujuan besar, serta keteguhan dan semangat kita untuk terus berusaha mewujudkannya: itulah yang tidak pernah boleh dilupakan dalam upaya bersama kita untuk mengisi dan memberi makna bagi kemerdekaan Republik Indonesia. Tantangan dan cobaan akan datang silih berganti. Tetapi justru dari tantangan dan cobaan yang berat, justru dalam menghadapi ujian-ujian besar, kita akan tumbuh sebagai bangsa yang lebih kuat lagi. Seperti kata penyair dan filsuf Friedrich Nietzsche, that which does not kill us, makes us stronger.
Karena semua itulah, dalam mencapai tujuan-tujuan besar bangsa Indonesia, kita membutuhkan banyak hal, seperti kepastian hukum, toleransi sosial, pelembagaan demokrasi, dan pembangunan ekonomi. Selain semua hal penting tersebut, hal lain yang tidak boleh dilupakan adalah muncul dan berkembangnya gagasan-gagasan yang cemerlang, ide-ide yang memperluas cakrawala pengetahuan, dedikasi terhadap ilmu dan teknologi.
Satu-satunya faktor yang konstan dalam memajukan peradaban manusia sejak 500 tahun terakhir adalah gagasan dan ilmu pengetahuan. Francis Bacon, Galileo Galilei, Isaac Newton dan Albert Einstein: mereka bukan sekadar pemikir, ilmuwan, dan penemu. Mereka mengubah cara pandang kita dalam memahami alam semesta, membuka horizon baru tentang kemungkinan pencapaian manusia, seperti pengembangan teknologi dan industrialisasi, serta dengan itu memungkinkan terciptanya peradaban baru umat manusia yang lebih maju lagi.
Dengan mengatakan semua itu tentu saja saya tidak berkata bahwa kemajuan, kesejahteraan dan martabat sebuah bangsa hanyalah ditentukan oleh pencapaian sains, teknologi, atau kemajuan material secara umum. Kita memang membutuhkan pemikiran dan terobosan di bidang natural sciences, tetapi kita juga sangat membutuhkan munculnya kaum penyair dan sastrawan, kaum pemikir sosial dan dokter-dokter yang kreatif dan penuh dedikasi dalam mengabdi pada bidang masing-masing.
Hanya dengan semua itulah kita dapat menjadi sebuah bangsa yang oleh Bung Karno dikatakan sebagai bangsa yang “maju raganya, maju jiwanya.”
Dengan sains dan teknologi kita dapat lebih memahami kenyataan alamiah dan hukum-hukum yang mengaturnya, serta menggunakan pemahaman ini untuk menciptakan alat dan instrumen yang mempermudah dan membantu kehidupan manusia.
Dengan sastra dan kesusastraan, serta dengan perkembangan dunia pemikiran sosial, kita akan memiliki pemahaman yang lebih baik atas masyarakat serta lebih mampu untuk melampaui sebuah proses yang oleh filsuf Immanuel Kant disebut sebagai a self-imposed immaturity.
Lebih jauh lagi, dengan semua ini kita dapat memperkaya kehidupan, mengenal dimensinya yang lebih subtil dan indah, meluaskan cakrawala kita, serta pada akhirnya mendorong kita untuk menghargai kehidupan itu sendiri.
Kepada saya, almarhum Achmad Bakrie pernah berpesan dengan sebuah puisi:
Those who think about money are beggars
Those who think about love are kings
(Mereka yang terus berpikir tentang uang dan harta adalah pengemis
Mereka yang senantiasa mencari cinta akan meraih tahta kehidupan.)
Sastra dan kesusastraan memberi kita cinta, mengenalkan sisi kehidupan yang penuh makna, membentangkan harapan dan kekecewaan, dan karena itu menjadi cermin bagi kita untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi.
Saudara-saudara yang saya muliakan
Hadirin yang saya hormati
Kita patut bersyukur bahwa dengan segala masalah yang ada, Indonesia tetap masih terus berusaha mengembangkan dunia pendidikan yang lebih baik, mendorong perkembangan ilmu pengetahuan, serta, dengan demokrasi yang lebih terlembaga, memberi ruang yang semakin leluasa bagi kaum penulis untuk berkarya.
Tetapi tentu saja, kita berharap bahwa di masa-masa mendatang, upaya mulia ini akan terus dikembangkan dengan lebih baik lagi, sehingga universitas kita dapat menyamai mutu universitas-universitas terbaik di luar negeri, anak-anak SMA kita menikmati buku dan fasilitas yang semakin baik, serta kaum pemikir dan penulis kita memperoleh lingkungan serta fasilitas penelitian yang lebih maju lagi.
Insya Allah, dalam sisa usia dan jalan pengabdian hidup saya di tahun-tahun mendatang, saya beserta seluruh keluarga besar Achmad Bakrie akan memberi kontribusi sejauh mungkin agar anak-anak Indonesia semakin memperoleh fasilitas belajar yang lebih baik sehingga mereka dapat mencari ilmu setinggi mungkin serta mengasah kepekaan jiwa mereka sehalus mungkin.
Akhirnya, saya berterima kasih atas kehadiran saudara-saudara semua dalam acara ini. Sekali lagi saya ingin menghaturkan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penerima Penghargaan Achmad Bakrie 2011.
Semoga anak-anak bangsa Indonesia terus mengukir prestasi yang cemerlang di masa-masa mendatang.
Wabillahi taufiq walhidayah
Wassalamu alaikum Wr. Wb.
No comments yet.