Bersilaturahmi dengan Pak BJ Habibie di Jerman
Beberapa hari lalu, saya dan beberapa anggota keluarga terbang ke Jerman. Ikut bersama saya Pak Fuad Hasan Masyhur, sahabat saya yang juga Ketua DPP Partai Golkar. Saya tiba di Jerman tanggal 6 Oktober 2012. Tujuan saya adalah ke Kota Kiel, kota di utara Jerman yang jaraknya kurang lebih 90 kilometer dari Hamburg.
Saya ke Jerman untuk menjenguk cucu saya Tadeo, putra anak saya Anindhita dan Taufan, yang tengah dirawat di sana. Menjelang lebaran lalu, saya juga terbang ke sana untuk menjenguk Tadeo. Makanya saat Idul Fitri tahun ini, saya tidak bisa mengadakan open house seperti tahun-tahun sebelumnya.
Rupanya saat saya pergi ke Jerman, beredar isu saya yang dirawat di rumah sakit di sana. Isu ini sudah lama beredar bahkan sejak puasa lalu. Namun isu seperti itu akhirnya mereda dengan sendirinya setelah mengetahui saya ke sana untuk menjenguk cucu saya yang sedang sakit.
Bahkan banyak yang ikut mendoakan kesembuhan cucu saya melalui media sosial saya. Untuk semua yang telah mendoakan kesembuhan Tadeo, saya mengucapkan terima kasih atas doa dan perhatiannya. Salam dari kami sekeluarga.
Selain menjenguk cucu saya, dalam agenda di Jerman ini, saya juga menyempatkan bersilaturahmi dengan tokoh Indonesia yang ada di Jerman yaitu Prof Dr Ing Bachruddin Jusuf Habibie atau biasa saya panggil Pak Habibie. Silaturahmi itu sangat dianjurkan agama, apalagi ke Pak Habibie yang merupakan Presiden ke tiga Republik Indonesia, juga sesepuh Partai Golkar, partai yang kini saya pimpin.
Setibanya di kediaman Pak Habibie kami disambut dengan hangat oleh beliau. Lalu kami berbincang singkat di kediamannya. Saya mengenalkan menantu saya Taufan yang juga ketua umum Karang Taruna dan KNPI kepada beliau. Tak lama kemudian Pak Habibie mengajak kami untuk keluar jalan-jalan mencari makan siang.
Lalu kami keluar rumah di mana ada sebuah sedan mercy milik Pak Habibie. Saya sempat kaget saat itu, karena tiba-tiba Pak Habibie menyatakan dia akan menyetir sendiri mobil yang akan kami tumpangi tersebut.
“Saya yang nyetir ya,” kata Pak Habibie sambil tertawa.
Waduh, kaget juga saya, ternyata Pak Habibie yang akan nyetir. Padahal saya juga tahu jalan, karena saya pernah setahun sekolah dan tinggal di Jerman. Ini pengalaman yang menarik, saya disetiri oleh Presiden ke tiga RI.
Tak lama kemudian mobil yang membawa kami sampai di Gut Deinster Muhle Restaurant. Jaraknya kira-kira tiga kilometer dari kediaman Pak Habibie. Suasana di luar restoran ini cukup asri, suasana di dalamnya pun cukup enak. Tak salah Pak Habibie memilih tempat ini untuk kita.
Banyak yang kita bicarakan di sana. Misalnya mengenai dua negara, Indonesia dan Jerman dan peluang kerjasama dua negara ini. Misalnya saja tentang Indonesia yang ada di ASEAN dan Jerman yang ada di Uni Eropa. Maka perlu dipikirkan, bagaimana menjadikan Indonesia dan Jerman menjadi garda terdepan dalam kerjasama ASEAN dan Uni Eropa.
Selain itu, Pak Habibie juga bercerita mengenai pengalamannya selama menjadi Menristek selama 20 tahun. Juga saat memimpin 10 perusahaan BUMN Industri strategis. Salah satu cerita yang saya baru tahu adalah mengenai pengalaman beliau ketika menjadi orang pertama yang mengusulkan agar pemerintah menempatkan cadangan devisanya dalam bentuk mata uang Euro.
Saat itu, kurs Euro masih 0,8. Sekarang sudah 1,3. Namun pada saat itu tidak ada yang percaya pada beliau. Jangankan Presiden Soeharto yang berkuasa saat itu, menurut Pak Habibie, putranya saja juga tidak percaya.
“Nobody believes, termasuk anak saya Ilham,” katanya beliau sambil tertawa, dan kami yang ada di rungan itu pun ikut tertawa semua.
Pak Habibie yang merupakan salah satu putra terbaik Bangsa Indonesia ini, juga banyak bercerita mengenai pengalaman hidupnya. Tokoh kelahiran Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936 ini memang luar biasa. Pada usia yang sangat muda, 29 Tahun, beliau sudah menjadi wakil presiden dan direktur teknologi Messerschmitt Boelkow Blohm (MBB), sebuah perusahaan terkemuka di Jerman.
Tentu sudah banyak yang tahu bahwa Pak Habibie adalah orang yang sangat jenius. Bayangkan saja beliau mendapatkan gelar Doktor Ingenieur dengan predikat summa cum laude, dengan angka rata-rata 10. Prestasinya selama bekerja di Jerman juga luar biasa, sehingga beliau menjadi orang Asia pertama yang mendapatkan kepercayaan mengetahui rahasia teknologi Jerman. Beliau juga termasuk dalam 21 tokoh paling berpengaruh dalam aerospace versi majalah Aviation Week & Space Technology.
Bahkan pemerintah Jerman memberikan status warga kehormatan bagi Pak Habibie. Beliau bisa keluar masuk dan tinggal di Jerman kapan pun beliau mau. Meski sukses di negeri seberang, Pak Habibie tidak pernah lupa dengan tanah air. Hal ini dibuktikan beliau ketika Presiden Soeharto memanggil beliau pulang. Pak Habibie pulang dan mengabdi di Indonesia menjadi Menristek, sampai kemudian menjadi Wakil Presiden, dan akhirnya menjadi Presiden menggantikan Pak Harto yang mengundurkan diri pada 21 Mei 1998.
Meski menjabat sebagai presiden dengan masa jabatan terpendek, 1 tahun 5 bulan, di tambah dengan keadaan negara yang sedang kacau, Pak Habibie masih bisa mencetak beberapa kemajuan dan prestasi. Misalnya memberikan kebebasan dalam berpolitik, di bidang ekonomi beliau berhasil memotong nilai tukar rupiah terhadap dolar, melahirkan banyak undang-undang, seperti UU HAM, UU Pers, dan banyak lagi UU penting lainnya. Terlepas dari pro dan kontra dan kekurangan beliau selama memimpin, saya menilai banyak hal yang layak diteladani dari kepemimpinan beliau. Terutama bagi saya yang juga maju sebagai calon presiden di 2014 nanti.
Akhirnya menjelang sore, acara makan dan bincang-bincang saya dan Pak Habibie selesai. Saat selesai makan, beliau juga bercerita mengenai bukunya yang berjudul “Habibie&Ainun”. Ternyata buku tersebut tidak hanya laris atau best seller di Indonesia saja, melainkan juga di Jerman. Bahkan buku ini juga telah diterbitkan dalam Bahasa Arab, Inggris, dan menyusul dalam Bahasa Jepang.
Di tanah air, buku itu juga akan difilmkan dengan judul yang sama. Pak Habibie menyampaikan bahwa beliau juga akan hadir saat film tersebut diputar nanti. Beliau menyampaikan, insyaallah akan datang tanggal 10 Desember ke Tanah Air.
Menyenangkan dan luar biasa sekali pengalaman bersilaturahmi dengan Pak Habibie. Meski singkat, banyak ilmu yang didapat. Pak Habibie memang tokoh yang luar biasa, dan saya berharap nantinya di Indonesia akan muncul banyak orang seperti beliau. Habibie – Habibie baru yang akan memajukan negeri ini.
No comments yet.