Pesan Perayaan Natal 2011 dan Tahun Baru 2012
Disampaikan pada Perayaan Natal Nasional Partai Golkar. Kupang, 17 Januari 2012
Assalamu’alaikum Wr Wb
Salam Sejahtera Untuk Kita Semua,
Syaloom,
Yang saya hormati
Ketua, Wakil Ketua dan segenap anggota Dewan Pertimbangan DPP Partai GOLKAR,
Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II dari Partai GOLKAR,
Bapak Sultan Hamengku Buwono, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Tokoh Partai GOLKAR, beserta Ibu Ratu Hemas,
Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur,
Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur,
Para Bupati, Walikota se Provinsi Nusa Tenggara Timur,
Para Tokoh Agama, khususnya Monsinyur Petrus Turang (Uskup Agung Kupang, Ketua Sinode Gereja Masehi Injili Timor Bapak Pendeta Robert Litelnoni, Ketua Majelis Ulama NTT H. Abdul Kadir Makarim, Ketua Parisdha Hindu Dharma NTT Pinandita Gusti Putra Kusuma.
Segenap Dewan Pimpinan Pusat Partai GOLKAR dan Ketua FPG DPR-RI serta segenap anggota FPG DPR-RI dan DPRD
Pimpinan Partai Politik dan Organisasi Kemasyarakatan se-Provinsi Nusa Tenggara Timur,
Ketua DPD Partai GOLKAR Prov. Nusa Tenggara Timur beserta seluruh jajaran,
Ketua DPD Partai GOLKAR Kabupaten/Kota se-Nusa Tenggara Timur beserta seluruh jajaran,
Hadirin sekalian yang berbahagia
Sebagai umat beragama, pertama-tama, marilah kita bersama-sama memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas izin dan perkenanNya, kita dapat menghadiri acara Perayaan Natal 2011 dan Tahun Baru 2012 secara nasional yang diselenggarakan oleh Partai GOLKAR hari ini.
Dalam suasana hati yang penuh sukacita ini, secara resmi saya ingin mengucapkan “Selamat Natal 2011 bagi saudara semua, umat kristiani, dengan senantiasa berharap semoga perayaan natal ini dapat menjadi modal dan berkat bagi ummat Kristiani, dan kita semua sebagai bangsa, untuk berjuang dan mengabdi bagi bangsa dan negera yang kita cintai ini.
Selaku Ketua Umum DPP Partai GOLKAR, Saya menyambut gembira Perayaan Natal 2011 dan Tahun Baru 2012 Tingkat Nasional Partai GOLKAR yang diselenggarakan di Bumi Flobamora Nusa Tenggara Timur, khususnya di Kupang yang dikenal sebagai Kota Kasih, dan oleh Novanto Center disebut sebagai Gerbang Pintu Masuk Asia Pasifik, the Key of Asia Pacific. Hal ini perlu saya tekankan, bahwa apa yang dikedepankan Novanto Center menunjukan sebuah visi yang jauh ke depan, menempatkan NTT sebagai daerah yang memiliki prospek yang luar biasa yang berskalan regional, bahkan internasional.
Hadirin sekalian yang berbahagia,
Berbahagialah kita bangsa Indonesia karena dikaruniakan oleh Tuhan sebagai bangsa yang mejemuk. Realitas tersebut harus kita syukuri, bukan kita pungkiri. Karenanya, sejak awal Partai GOLKAR menegaskan komitmen nyata dalam mewadahi realitas Keindonesiaan kita yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
The Founding Fathers kita sepakat, Indonesia bukan negara agama, melaikan Negara Pancasila. Dalam Negara Pancasila, agama memiliki posisi dan kedudukan yang sangat penting, mendasar, dan istimewa. Pasal 29 UUD 1945 disebutkan : “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.”
Saya yakin, tidak berlebihan kiranya apabila masyarakat Nusa Tenggara Timur disebut sebagai masyarakat yang religius, sekaligus sangat-toleran, memiliki wawasan kebangsaan yang tinggi, serta mampu mengaktualisasikan makna Bhinneka Tunggal Ika dengan sebaik-baiknya. Saya mengenal dengan baik beberapa tokoh bangsa dari NTT, sebutlah misalnya : Bapak El Tari, Frans Seda, Ben Boi, Ben Mang Reng Say, Umbu Mehang Kunda, John Tapatap, Adrianus Moy, Piet A Tallo, dan tentu masih banyak lagi yang belum saya sebut namanya. Mereka itu telah tampil sebagai pemimpin yang memiliki komitmen kepada bangsa yang majemuk.Untuk itu, saya ucapkan terima kasih.
Hadirin sekalian yang berbahagia,
Tema natal tahun 2011 ini amat menarik untuk direnungkan, yakni Bangsa yang berjalan dalam kegelapan, telah melihat terang yang besar. Tema ini mengandung makna yang sangat penting bagi kaum beriman, khususnya umat Kristiani, dan kita semua, bahwa pada sejatinya kita tidak pernah sendirian dalam perjuangan, karena ajaran-ajaran Tuhan senantiasa menyinari dan membuka jalan yang terang.
Dalam tema tersebut, ada 2 kata kunci yaitu GELAP dan TERANG. Dalam beberapa kesempatan, saya sering mengungkapkan bahwa, bila kita berada pada kegelapan, jangankan teman bayanganpun tidak kelihatan. Tetapi, kalau kita berada pada kehidupan yang terang, maka semua pasti kelihatan termasuk bayangan kita. Bila konsep “terang” tersebut kita kaitkan dengan tema perayaan natal ini, setidaknya dalam konsep tersebut terdapat tiga pengertian yang relevan untuk kita renungkan bersama, sehingga kegelapan berubah menjadi terang dalam kehidupan sosial kita sebagai bangsa, yakni : CINTA KASIH, SUKA CITA, dan DAMAI SEJAHTERA.
Cinta Kasih terjelma pada perilaku sesama anak bangsa, yang satu sama lain saling menghargai, saling menghormati, saling percaya secara tulus dan ikhlas, sehingga ikatan kebangsaan kita semakin erat dan kokoh. Konsep CINTA KASIH sejatinya menjadi perekat yang memperkokoh soliditas kebangsaan kita. Suka Cita akan tercapai apabila segala kebutuhan rakyat terpenuhi, semua masalah rakyat terselesaikan dengan baik, disertai dengan adanya harapan hidup yang lebih baik di masa depan. Damai Sejahtera dapat tercipta, apabila sesama anak bangsa hidup dalam suasana yang harmonis, tidak ada kerusuhan, tidak diwarnai oleh rasa saling curiga, tidak ada saling fitnah, dan bahkan tidak saling mendzalimi satu sama lain.
Dengan demikian, konsep CINTA KASIH, SUKA CITA, dan DAMAI SEJAHTERA, menjadi landasan bagi terciptanya KEHIDUPAN YANG TERANG dalam kehidupan kebangsaan, sebagaimana yang menjadi substansi pokok dari tema Perayaan Natal ini.
Hadirin sekalian yang berbahagia,
Partai GOLKAR adalah partai politik yang sejak berdirinya merupakan kekuatan sosial politik kebangsaan yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, dengan doktrin karya kekaryaan, menghimpun segenap kekuatan bangsa, menolak sekat-sekat primordialisme dan ideologi-aliran, namun menjadikan agama sebagai basis nilai, landasan moral dan etika dalam pembangunan bangsa.
Bagi Partai GOLKAR, agama merupakan sesuatu yang mendasar, dan juga merupakan faktor motivasi yang mendorong kita semua untuk berbuat dan berkarya nyata bagi bangsa dan rakyat.
Oleh karena begitu penting dan strategisnya agama, maka setiap kegiatan keagamaan yang diselenggarakan Partai GOLKAR, termasuk perayaan natal di NTT ini, tidak hanya dimaksudkan sekedar menciptakan kesemarakan secara lahiriah, melainkan juga memperkaya khasanah batiniah, dan juga diarahkan untuk memperkuat kerukunan antar ummat beragama.
Hadirin sekalian yang berbahagia,
Perayaan Natal Partai Golkar tahun ini kita selenggarakan di tengah suasana meluasnya keprihatinan kita sebagai bangsa, karena berbagai persoalan yang datang silih berganti di berbagai bidang kehidupan.
Pembangunan yang dilaksanakan belum merata, bahkan belum menyentuh sebagian besar lapisan bawah masyarakat di pedesaan, sehingga masih sangat terasa adanya ketimpangan dan kesenjangan kehidupan sosial-ekonomi rakyat, yang tentu saja sewaktu-waktu dapat memicu terjadinya konflik sosial dalam masyarakat.
Persoalan kemiskinan, meski telah dinyatakan secara resmi oleh pemerintah bahwa angka kemiskinan telah berhasil diturunkan, namun secara numerikal masih sangat besar (31,5 juta). Hal yang masih sangat memprihatinkan kita sebagai bangsa, karena sebagian dari bangsa ini masih menjalani hari-harinya di tengah kesesakan, ketidakpastian, dan kegetiran.
Minimnya peluang kerja dan kesempatan berusaha merupakan persoalan serius yang harus menjadi kepedulian semua pihak. Kemiskinan membuat banyak anak bangsa sulit mendapatkan pendidikan dan kesehatan, termasuk di Provinsi NTT ini. Berbagai laporan mengungkap bahwa angka kematian ibu dan anak di daerah ini termasuk yang tertinggi. Begitu pula masalah kelaparan dan gizi buruk terus menghantui kehidupan rakyat miskin, sehingga sudah semestinya mendapat perhatian dari kita semua.
Kondisi rakyat di pedesaan lebih memprihatinkan lagi. Kepemilikan lahan para petani terus merosot. Sementara sarana dan prasarana pertanian, seperti pupuk dan bibit, terasa semakin sulit dan mahal dijangkau daya beli rakyat petani. Hasil panen seringkali tidak menentu karena perubahan iklim, bencana, dan rusaknya daya dukung ekologis. Kondisi ini diperburuk oleh infrstruktur, sarana dan prasarana transportasi yang lemah, sehingga banyak daerah yang tetap terisolasi secara ekonomi.
Hadirin sekalian yang berbahagia.
Catatan-catatan tersebut, merupakan kecenderungan umum yang tidak dapat kita abaikan, melainkan harus kita pecahkan bersama-sama. Kita tidak mungkin mampu memecahkan segenap permasalahan bangsa tersebut secara sendiri-sendiri. Kita harus solid dan kompak, sebagaimana pepatah “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”.
Solidaritas kebangsaan tersebut antara lain dapat hadir dan mengemuka atas peran proaktif kita semua sebagai umat beragama. Para tokoh dan umat beragama akan selalu memiliki kontribusi positif, apabila mengedepankan watak toleran, dialogis, terbuka atau inklusif. Sebaliknya, kita jangan terjebak pada sikap keagamaan yang eksklusif atau tertutup, anti-dialog, memaknai agama secara sempit, dan hanya mengedepankan fanatisme buta.
Sebagai sesama anak bangsa, apapun agama dan keyakinan yang dianut, apapun latarbelakang suku, etnik, ras, bahasa, adat-istiadat dan segenap perbedaan primoardial lainnya, tidaklah semua itu menjadi penghambat untuk bersatu, memperkokoh sinergisitas dalam menghimpun segenap potensi yang ada, dalam membangun bangsa guna mewujudkan cita-cita nasional. Sejak awal sebagai Ketua Umum Partai GOLKAR, saya sudah menyatakan bahwa bila menyangkut kepentingan bangsa, maka tidak ada merah, biru, hijau, putih dan kuning, tapi yang ada hanya satu : MERAH PUTIH.
Hadirin sekalian yang berbahagia,
Bagi Partai Golkar, sesanti Bhinneka Tunggal Ika adalah pilar utama negara kita, di samping Pancasila dan UUD1945. Kebhinekaan bukanlah kelemahan, apalagi titik lemah dari bangsa ini, bahkan sebaliknya kebhinekaan kita pandang sebagai potensi dan sekaligus kekuatan. Jika kita mampu mengelola kebhinekaan ini dengan sebaik-baiknya maka niscaya akan terbentuk sebuah mozaik keindonesiaan yang indah mempesona. Tetapi sebaliknya jika kita gagal dalam mengelola kebhinekaan maka justru akan rawan terhadap perpecahan dan permusuhan.
Dalam konteks dan perspektif ini maka kebhinekaan dan kemajemukan haruslah kita pandang sebagai sesuatu yang given, dan karena itu kita sebagai bangsa harus secara terus menerus mengembangkan pandangan-pandangan yang multikulturalis dan pluralis di negera kita yang memang sangat majemuk dalam berbagai dimensinya ini.
Partai Golkar sebagai partai yang berwawasan kebangsaan akan terus berada di barisan paling depan dalam mengembangkan pandangan-pandangan kemajemukan tersebut dengan melaksanakan program-program pengkaderan dalam rangka nation and character building untuk memperkokoh nasionalisme dan patriotisme. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan perhatian apalagi pada akhir-akhir ini sering benar disinyalir adanya kemerosotan nasionalisme dan cinta tanah air yang ditunjukkan dalam menipisnya semangat kebersamaan dalam diri bangsa.
Padahal Ernest Renan dalam karya klasiknya What is A Nation? mengingatkan kita bahwa hidup sebagai bangsa hanya bisa kuat dan kokoh jika didukung oleh semangat kerelaan untuk menerima sesama warga bangsa yang majemuk sambil terus menerus dengan giat merajut mimpi bersama.
Hadirin sekalian yang saya hormati,
Kelahiran Pancasila merupakan buah dari penggalian tiada henti yang dilakukan oleh Bung Karno, termasuk pada saat beliau diasingkan di Ende, Flores, oleh pemerintah kolonial Belanda. Soekarno belajar banyak dari kehidupan rakyat di daerah ini yang menunjukkan kesederhanaan dan kerelaan untuk menerima sesama anak bangsa meskipun berbeda suku, adat, dan keyakinan keagamaannya. Hidup rakyat yang memantulkan semangat toleransi menjadi inspirasi bagi Soekarno untuk merumuskan Pancasila. Pada titik ini, pengasingan ke Ende, Flores, ternyata menjadi saat penuh berkat bagi bangsa Indonesia, sebab di daerah yang sedikit gersang namun damai ini Soekarno merumuskan nilai-nilai luhur Pancasila.
Kandungan nilai luhur Pancasila, kita harus angkat kembali pada perayaan Natal ini sebagai pedoman untuk mengatasi berbagai persoalan kebangsaan yang dirasakan semakin berat ini. Nilai-nilai Pancasila yang juga bersumber dari kearifan lokal (local wisdom, local genius), perlu terus-menerus dimasyarakatkan kepada berbagai elemen bangsa, khususnya para penyelenggara negara dan pemerintahan, sehingga nilai-nilai Pancasila dapat dilaksanakan secara nyata, baik dan benar, menjadi panduan dalam praktek penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pancasila merupakan ideologi bangsa yang harus dijunjung tinggi dan dijalankan secara konsekuen. Bagi Partai Golkar, mempertahankan dan mengamalkan Pancasila adalah harga mati, dan untuk itu bagi Partai Golkar tidak ada kata kompromi.
Saudara-saudara yang saya hormati,
Di tengah meluasnya berbagai keprihatinan sosial akibat kemiskinan dan penderitaan yang semakin berat ini, Partai Golkar bertekad untuk tampil sebagai bagian dari solusi (part of the solution). Dalam kaitan ini saya dan Partai Golkar maju ke depan dengan program GERAKAN AYO BANGKIT untuk bersama-sama membangkitkan usaha kecil dengan melaksanakan pelatihan-pelatihan usaha kecil dari Aceh hingga Papua, dari Miangas hingga Rote. Demikian juga, pada Rapimnas II Partai GOLKAR 2011 yang lalu, saya telah mencanangkan Tahun 2012 sebagai Tahun Gerakan Karya Kekaryaan. Berkarya untuk Rakyat. Tiada hari tanpa karya untuk rakyat. Gerakan ini berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan rakyat, penyelesaian masalah rakyat, dan memastikan adanya harapan kehidupan masa depan rakyat yang lebih baik.
Sementara itu, kehidupan politik yang dikembangkan setelah reformasi semakin banyak dipertanyakan oleh rakyat, terutama dalam kaitannya dengan upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat. Rakyat menginginkan keterkaitan langsung antara kehidupan politik yang demokratis dengan terwujudnya kesejahteraan rakyat. Terbuktilah sekarang bahwa rakyat bukan hanya menghendaki kebebasan politik dan kemerdekaan berbicara, melainkan juga, dan ini yang jauh lebih penting, rakyat menghendaki kesejahteran social dan ekonomi.
Untuk itu, pemberdayaan partai politik menjadi agenda penting dan mendesak. Partai Golkar bertekad untuk mewujudkan diri sebagai partai modern, yakni partai yang digerakkan oleh ide-ide kreatif (the party of ideas). Secara teoritik, partai modern bertumpu pada tersedianya kader-kader yang mampu melahirkan ide-ide, gagasan-gagasan dan inovasi untuk mendinamisasi kehidupan bersama sekaligus memastikan demokrasi bisa tumbuh secara sehat dan wajar, untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Dalam kaitan ini, kapasitas intelektual, integritas dan totalitas pengabdian menjadi modal utama. Nelson Mandela mengingatkan bahwa ”perjuangan untuk mewujudkan kemajuan dan keadilan, bukan hanya masalah mengucapkan pidato, menyusun resolusi dan menggelar aneka pertemuan, melainkan memerlukan organisasi yang kuat dan solid, tindakan massa yang militant, dan di atas segalanya kesediaan untuk menderita dan berkorban”.
Saya sangat yakin, persyaratan kualitatif tersebut bisa diraih. Sehingga kader-kader Partai GOLKAR bisa diharapkan sebagai lokomotif perubahan. Dengan demikian, kita keluarga Besar Partai Golkar secara efektif mengambil peran merubah yang gelap menjadi terang, menerangi segenap bangsa Indonesia, sebagaimana tema natal ini.
Saudara-saudara yang saya hormati,
Sebelum saya akhiri pesan natal ini, izinkan saya untuk memberikan kesempatan kepada Menteri KIB II dari Partai GOLKAR yang hadir untuk tampil memberikan komitmennya untuk rakyat, khususnya rakyat NTT. Saya persilahkan Menteri KKP (Sdr. Sharif Cicip Sutardjo).
Sebagai bagian akhir, saya ingin memberikan apresiasi kepada Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur, Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai GOLKAR, Bapak Sultan Hamengku Buwono dan Ratu Hemas, Segenap jajaran Keluarga Besar Partai GOLKAR (khususnya Bidang Keagaamaan, Panitia, Ketua DPD Partai GOLKAR Provinsi Nusa Tenggara Timur dan seluruh jajaran dan Novanto Center), para tokoh agama dan masyarakat pada umumnya, yang telah memberikan do’a dan dukungan atas terselenggaranya acara ini.
Mengakhiri sambutan ini, saya ingin mengutip kata-kata Stephen Hawking, fisikawan terbesar abad ini: “Tataplah bintang-bintang, bukan kakimu. Be Corious. Betapapun sukar kehidupan itu kelihatannya, akan selalu ada yang bisa engkau lakukan dan berhasil. Penting, engkau tidak menyerah”.
Akhirnya, sekali lagi, Selamat Natal dan sambutlah Terang yang senantiaa setia menyinari perjalanan kita semua.
Terima kasih.
Wassalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Selamat Sore,
Syaloom.
No comments yet.