Anak Muda dan Masa Depan Industri Kreatif Kita
Dulu, jika ditanya apa usaha yang prospeknya bagus ke depan, saya selalu mengatakan ada tiga hal, yaitu: FEW: Food (pangan), Energy (energi), dan Water (air). Ini adalah usaha yang juga akan selalu dibutuhkan dan tak lekang oleh zaman. Belakangan, saya menambahkan satu lagi selain FEW, yaitu industri kreatif.
Mengapa saya menambahkan industri kreatif selain FEW, sebagai usaha yang prospeknya cerah di masa depan? Karena perkembangan zaman menunjukkan hal itu. Lihat saja beberapa perusahaan yang berbasis industri kreatif bisa berkembang pesat, bahkan banyak milyarder-milyarder baru yang muncul dari industri yang mengandalkan kekuatan ide dan kreatifitas ini.
Terkait hal ini, pekan lalu saya menghadiri dua acara yang sangat dekat dengan industri kreatif ini. Pertemuan pertama di Surabaya. Di sana saya bertemu dan berdiskusi dengan dengan anak-anak muda yang tergabung dalam berbagai komunitas kreatif. Mereka antara lain: Komunitas Sapu Angin, kelompok mahasiswa inovator mobil super irit bahan bakar dan ramah lingkungan. Ada juga Komunitas Pusat Studi Android, sekumpulan anak muda pengembang aplikasi-aplikasi berbasis sistem operasi Android. Lalu, ada juga Komunitas Robotika, kelompok kalangan muda pembuat robot-robot unik, yang salah satu karyanya adalah robot pecatur.
Saya kagum dengan prestasi dan karya mereka. Komunitas Sapu Angin, misalnya, punya Sapu Angin 2, sebuah mobil prototipe irit bahan bakar itu mampu menempuh 238 kilometer hanya dengan satu liter bensin. Mobil itu bahkan memenangi Shell Eco-Marathon (SEM) Asia pada tahun 2010. Mobil itu akan diuji hemat dalam ajang SEM Asia 2013 di Sirkuit Sepang, Malaysia, 4-7 Juli 2013. Sementara Komunitas Pusat Studi Android, telah membuat banyak aplikasi untuk smartphone berbasis Android. Mereka bahkan turut memprakarsai pembentukan Google Technology User Group (GTUG) di Indonesia. GTUG adalah Komunitas terbuka tingkat dunia untuk para programmer atau peminat teknologi Google untuk berbagi pengetahuan.
Komunitas Robotika pun tak kalah hebat. Mereka membikin robot pecatur alias robot yang mampu bermain catur dengan manusia sebagai lawannya. Robot hasil penggabungan teknologi wireless, bluetooth, webcam, peranti lunak dan robotika itu pernah dilombakan di STTS Wonderland Surabaya. Disediakan hadiah Rp2,5 juta bagi yang mampu mengalahkan robot itu. Hasilnya, belum ada yang berhasil membawa pulang uang tersebut. Saya pun sempat menjajal bermain catur dengan si robot. Hasilnya, baru dua langkah, saya sudah di-skak mat oleh si robot.
Pertemuan kedua adalah dengan para blogger dan komunitas online di Yogyakarta. Dalam acara yang bertajuk #ayorembukbareng datang berbagai komunitas blogger seperti Obrolan Media Jogja, Komunitas Blogger Jogja, dan lain sebagainya. Di sana, saya berdialog tentang apa saja dengan mereka. Mulai soal politik sampai kewirausahaan.
Tak kalah dengan yang di Surabaya, anak-anak Yogya ini juga kreatif dan berprestasi. Mereka ternyata banyak juga yang sukses mengembangkan usaha melalui blog dan fasilitas online lainnya.
Ada kesamaan dari dua kelompok atau komunitas yang saya temui di dua kota yang berbeda itu. Pertama, keduanya sama-sama komunitas anak muda, kedua, mereka sama-sama gabungan orang dengan kreatifitas yang luar biasa.
Karena itu kepada mereka saya berpesan agar mengembangkan potensi yang mereka miliki. Mereka bisa mengembangkan ide kreatif mereka menjadi industri kreatif yang bisa mengangkat perekonomian dan martabat bangsa ini. Misalnya seperti industri software India yang diekspor kemana-mana, atau seperti Korea dan Amerika dengan Samsung dan Applenya, dan lain sebagainya.
Pesan saya kepada mereka sama; tidak boleh ada alasan untuk merasa minder menjadi bangsa Indonesia. Kapasitas dan prestasi generasi muda Indonesia sejajar dengan kalangan muda bangsa lain di dunia ini.
Karena itu, kemampuan mereka jangan hanya untuk main-main saja. Bagaimana kita kembangkan itu menjadi industri kreatif yang bisa menghidupi mereka, keluarga, dan ikut berkontribusi dalam pembangunan bangsa, dan membuka banyak lapangan kerja. Apalagi seperti saya bilang di awal, industri kreatif ini peluangnya sangat bagus ke depan.
Kepada mereka saya juga memberikan tips berwirausaha atau cara membangun usaha. Yang penting adalah ide. Saya kira ide ini mereka punya. Tinggal bagaimana mereka mengajak orang yang memiliki uang atau modal untuk bekerjasama. Jika idenya bagus maka pasti akan banyak orang yang mau kerjasama.
Dukungan pemerintah juga penting, meski ujung tombaknya adalah swasta atau masyarakat. Pemerintah perlu membikin kebijakan yang dapat menjamin keberlangsungan industri kreatif ini. Misalnya saja, diberikan semacam insentif pajak untuk industri kreatif yang dapat memacu pertumbuhannya.
Jika model itu dikembangkan dengan masif, saya membayangkan industri kreatif di Indonesia bisa seperti industri peranti lunak (software) di India, atau hardware di Korea dan Amerika. Apple, dibangun dengan ide dan pernah mengalahkan kekayaan perusahaan raksasa seperti Exxon Mobil. Anak-anak muda kreatif di Silicon Valley banyak memunculkan perusahaan baru yang mengalahkan perusahaan raksasa dengan kreatifitas dan inovasinya. Saya yakin industry kreatif anak muda kita juga bisa seperti itu jika diarahkan dengan baik.
Saya yakin anak muda Indonesia mampu. Kemampuan dan kreativitas anak-anak muda Indonesia tak diragukan lagi. Saya yakin masa depan industri kreatif kita cerah di tangan mereka. Ini sesuatu yang penting. Karena ini menjadi modal utama bagi bangsa ini untuk lebih maju lagi dan bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
No comments yet.