Warisan Para Presiden Indonesia
“Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama”.
Itulah pepatah lama yang selalu saya ingat dan mengingatkan saya bahwa seseorang akan dikenang atas apa yang dikerjakannya semasa hidupnya. Orang akan dikenang jika memiliki warisan atau legacy yang berguna bagi sesamanya.
Demikian halnya dengan para pemimpin. Seorang pemimpin akan dikenang atas karya atau warisan yang ditinggalkannya untuk rakyatnya. Bagi saya, terlepas kekurangan yang ada, semua pemimpin bangsa ini memiliki warisan yang baik.
Karena itu, ketika pihak lain lebih suka mencari-cari kelemahan seorang pemimpin, menjelek-jelekkan mantan presiden, dan lain sebagainya, saya lebih suka mengungkapkan apa hal baik yang telah ditinggalkan. Maka dalam berbagai kesempatan, saya selalu mengungkapkan bahwa semua presiden Indonesia meninggalkan warisan yang baik bagi bangsa ini.
Saya sampaikan hal ini di berbagai kesempatan. Baik di sekolah-sekolah, di kampus, di acara partai, sampai di seminar atau forum di mana saya diminta menjadi pembicara. Di semua kesempatan itu, saya mengatakan bahwa semua pemimpin bangsa ini mempunyai legacy masing-masing.
Kita sudah memiliki enam presiden, dan semua meninggalkan warisan yang baik bagi bangsa ini. Mari kita lihat satu persatu legacy para pemimpin bangsa ini untuk Indonesia.
Yang pertama adalah Presiden Soekarno. Sebagai presiden pertama, proklamator, founding father, Bung Karno mewariskan pondasi bangsa ini. Beliau mewariskan rasa persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.
Saya masih teringat dan sering mengutip pidato Bung Karno yang mengatakan:
“Dari Sabang sampai Merauke”, – empat perkataan ini bukanlah sekedar satu rangkaian kata ilmu bumi. “Dari Sabang sampai Merauke” bukanlah sekedar menggambarkan satu geographisch begrip. “Dari Sabang sampai Merauke” bukanlah sekadar satu “geographical entity”. Ia adalah merupakan satu kesatuan kebangsaan. Ia adalah satu “national entity”. Ia adalah pula satu kesatuan kenegaraan, satu “state entity” yang bulat-kuat. Ia adalah satu kesatuan tekad, satu kesatuan ideologis, satu “ideological entity” yang amat dinamis. Ia adalah satu kesatuan cita-cita sosial yang hidup laksana api unggun, – satu entity of social-consciousness like a burning fire.”
Kemudian Presiden Soeharto sebagai presiden ke-dua juga meninggalkan lecay yang baik bagi Indonesia. Di tangan Pak Harto, Indonesia makin maju pembangunannya. Bapak pembangunan ini menaikkan ekonomi dan derajat Indonesia dari negara terbelakang menjadi negara berkembang.
Presiden BJ Habibie yang menggantikan Pak Harto juga banyak meninggalkan warisan yang baik bagi bangsa ini. Meski masa pemerintahannya cukup singkat, tetapi Pak Habibie meninggalkan hal yang sangat penting di masa transisi. Beliau meletakkan dasar-dasar demokrasi Indonesia. Pak Habibie juga memisahkan BI dan pemerintah Indonesia. Membuat pers bebas, dan sebagainya.
Selain itu, selama hidupnya, Habibie yang terkenal jenius ini juga memberikan kebanggan bagi kita. Sebuah kebanggaan bahwa kita, bangsa ini, si kulit coklat ini, juga bisa membuat pesawat terbang, tidak kalah dengan bangsa-bangsa lain.
Setelah Presiden Habibie, ada Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Gus Dur, yang selama ini dikenal sebagai tokoh demokrasi meninggalkan legacy berupa kesetaraan. Egalitarianisme. Gus Dur mengajarkan kepada kita semua bahwa kita semua sama. Diskriminasi dihilangkan dari berbagai sendi kehidupan, baik dari birokrasi maupun di segala sendi kehidupan. Di masa ini, demokrasi juga dijunjung tinggi.
Lalu Presiden Gus Dur digantikan oleh Presiden Megawati. Bu Mega juga meninggalkan legacy yang baik dan berguna bagi bangsa. Di era Bu Mega, terjadi desentralisasi kekuasaan. Kebijakan pembangunan tidak lagi dilakukan Jakarta tapi di daerah, kabupatan/kota se-Indonesia. Otonomi dijalankan dan manfaatnya bisa dirasakan.
Terakhir adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau Presiden SBY. Presiden SBY sebagai presiden pertama yang dipilih langsung oleh rakyat juga memiliki legacy. Kita harus mengapresiasi langkah penegakan hukum di era ini. Di era Presiden SBY, hukum ditegakkan tanpa pandang bulu, termasuk para pejabat yang terlibat. Di era ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga melaju tinggi, bahkan pernah menjadi nomor dua se-dunia.
Itulah warisan para pemimpin bangsa ini. Sekali lagi mereka meninggalkan legacy yang baik bagi bangsa Indonesia. Kekurangan tentu saja ada. Tidak ada pemimpin yang sempurna di dunia ini.
Namun, sebagaimana saya katakana di awal, saya dan Partai Golkar tidak tertarik membahas kekurangannya. Kami lebih memilih mengapresiasi dan menerukan warisan yang ditinggalkan, sembari mengajak semua anak bangsa untuk meneruskan apa yang sudah dilakukan para pemimpin tersebut.
Maka kemudian saya bersama Partai Golkar kemudian menyusun blue print pembangunan sampai 100 tahun Indonesia yang kami namakan; Visi Indonesia 2045. Ini yang ingin saya jadikan legacy, sesuatu yang ingin saya wariskan kepada bangsa ini.
Saya ingin mempersiapkan Indonesia menjadi negara yang maju, kuat, mandiri, adil, dan sejahtera. Masa di mana anak cucu kita bisa berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain sebagai bangsa maju. Masa di mana anak cucu kita dari Sabang sampai Merauke dengan bangga mengatakan; saya bangga menjadi putra dan putri Bangsa Indonesia.
Mungkin ketika saat itu tiba, saya masih hidup dan masih bisa bermain tenis. Mungkin juga saya sudah tiada. Kalaupun saya sudah tiada, saya sudah tenang, karena sudah meninggalkan sesuatu yang baik untuk negeri saya tercinta; Indonesia.
Oleh karena itu, saya selalu mengajak kita semua, terutama para generasi muda, calon pemimpin bangsa, untuk ikut berkontribusi dalam mewujudkan hal itu. Tugas kita semua memberikan kontibusi masing-masing sesuai peran dan kemampuannya. Kita harus yakin mimpi besar tersebut bisa kita raih. Kita harus terus merawat Indonesia dan mengantarkannya ke pintu gerbang seabad proklamasi.
Mari kita hargai warisan para pemimpin bangsa dengan cara melanjutkannya dengan lebih baik lagi. Yang baik kita warisi dan lanjutkan, yang kurang baik, kita perbaiki dan jadikan pelajaran berharga untuk perjalanan ke depan. Jika itu berhasil kita lakukan, kita akan dikenang atas upaya kita mengantarkan Indonesia menjadi negara maju.
Sekecil apapun yang akan kita lakukan, kita akan dikenang dengan penuh rasa terima kasih oleh generasi yang akan datang. Kita akan dikenang oleh para anak cucu kita yang akan meneruskan estafet perjalanan bangsa ini, sebagai pewaris jalan menuju negara maju.
No comments yet.