“Saingan Terberat Saya Bu Mega”
Wawancara dengan VIVAnews
Kurang dua bulan lagi menjelang pemungutan suara Pemilu 2014, partai-partai sudah siap siaga melakukan upaya pemenangan. Sejumlah survei mengungkap, ada dua partai yang paling moncer untuk Pemilu kali ini yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Golongan Karya (Golkar). Survei satu temukan Golkar di peringkat pertama, survei lain temukan PDIP yang nomor satu.
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menyatakan, survei-survei ini mengindikasikan Catur Sukses yang digebernya sejak memimpin haluan partai ini menampakkan hasil. Konsolidasi berjalan kuat, kaderisasi bergulir, ide-ide Golkar mendominasi dan keempat, kader-kader Golkar mengisi jabatan legislatif dan eksekutif di seluruh penjuru negeri.
Sekarang tinggal satu “pekerjaan rumah” Golkar, bagaimana mengerek elektabilitas atau keterpilihan Aburizal Bakrie sebagai calon presiden yang diusung. Kepada VIVAnews, Aburizal Bakrie menyebutkan, soal elektabilitas memang belum menjadi pemuncak, namun soal eligibilitas atau pemenuhan syarat sebagai calon presiden, dia yang teratas.
Aburizal yang kini mempopulerkan akronim ARB untuk namanya itu, menceritakan elektabilitasnya juga terus meningkat. Strateginya yang rajin blusukan ke daerah-daerah menampakkan hasil yang lumayan.
Lalu apa yang hendak dicapai ARB jika jadi Presiden? Kepada Dian Widiyanarko dan Arief Hidayat, Januari 2014 lalu, Aburizal menceritakan sekelumit gagasannya. Berikut wawancara lengkapnya:
Apa yang sudah Anda lakukan saat memimpin partai menghadapi Pemilu 2014 ini?
Yang sudah saya lakukan tentu banyak. Di Golkar, kami memiliki Catur Sukses, yaitu empat program utama sebagai ikhtiar menuju keberhasilan dan kesuksesan Partai Golkar. Disebut Catur Sukses, karena jika empat hal ini dilakukan secara konsisten dan berhasil, akan membawa Partai Golkar meraih kesuksesan.
Catur Sukses yang pertama adalah konsolidasi. Di sini partai terus-menerus melakukan konsolidasi organisasi mulai tingkat pusat hingga daerah. Konsolidasi dilakukan pada hubungan vertikal maupun horisontal. Golkar memiliki 10 organisasi yang bernaung di bawah payung partai. Mereka bisa diandalkan untuk memunculkan kader-kader baru di daerah.
Kedua, adalah kaderisasi. Partai Golkar diarahkan untuk membuat rekrutmen anggota lebih terbuka. Sistem kaderisasi yang ada saat ini diperbaiki dan disesuaikan dengan perubahan yang ada di masyarakat. Termasuk merangkul para pemilih pemula yang merupakan kalangan muda. Kaderisasi juga harus diarahkan pada peningkatan kualitas.
Catur Sukses ketiga adalah menciptakan kreativitas dan ketajaman ide serta pemikiran baru. Golkar harus jadi “The Party of Ideas”. Golkar menawarkan adu ide dan gagasan membangun bangsa, bukan politik yang penuh intrik dan fitnah semata. Golkar juga selalu membuat sikap politik yang jelas serta tidak sembunyi terhadap isu-isu yang berkembang di masyarakat.
Terakhir, Catur Sukses keempat adalah sukses Golkar dalam pemilihan umum, baik pemilu kepala daerah, pemilu legislatif, dan pemilu presiden. Partai nantinya diarahkan untuk memenangkan pemilukada sejumlah daerah dengan dukungan dari Dewan Pimpinan Pusat. Untuk hal yang terakhir ini, saya merasa gembira karena Golkar telah memenangkan lebih dari 50 persen pemilihan umum kepala daerah di seluruh Indonesia. Saya gembira karena semula Golkar menargetkan kemenangan sedikitnya 40 persen. Ternyata, target tersebut berhasil dilampaui, bahkan lebih besar.
Keberhasilan itu merupakan modal besar dan akan membuat Partai Golkar lebih bersemangat merebut kembali kemenangan di Pemilu 2014 nanti. Pemilukada bisa menjadi persiapan dan batu loncatan untuk memenangkan Pemilu 2014.
Selain itu, kami juga telah merumuskan dan mengesahkan blue print pembangunan nasional itu yang diberi nama Visi 2045: Negara Kesejahteraan. Ini adalah visi pembangunan jangka panjang yang ditawarkan Partai Golkar dengan tujuan pada tahun 2045, bertepatan dengan 100 tahun kemerdekaan Indonesia, negeri ini menjadi Negara Kesejahteraan, yang bersatu, maju, mandiri, adil, dan sejahtera.
Dalam Visi 2045 ini juga ada catur sukses, yaitu catur sukses pembangunan nasional yang meliputi: pertumbuhan, pemerataan, stabilitas, dan nasionalisme baru.
Catur Sukses Partai Golkar itu juga meliputi persiapan-persiapan, yang telah kami lakukan sejak empat tahun lalu, untuk menyambut Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden.
Kami juga melakukan sosialisasi terus-menerus sepanjang tahun yang kami sebut “one united campaign”, yaitu integrasi kampanye untuk Pemilu Legislatif sekaligus untuk Pemilu Presiden. Jadi, strategi sosialisasi atau kampanye Partai Golkar tidak dilakukan terpisah atau sendiri-sendiri antara Pemilu Legislatif dengan Pemilu Presiden.
Dalam setiap kegiatan atau momentum partai, kami menyosialisasikan Partai Golkar, para caleg, sekaligus mensosialisasikan calon presiden yang sudah ditetapkan. Itu semua akan terus dilakukan sampai Pemilu nanti. Jadi, sosialisasi atau kampanye kami tidak menunggu nanti menjelang Pemilu, tetapi sudah dilakukan jauh-jauh hari. Agar masyarakat lebih mengenal dan mengetahui program-program baik Partai Golkar maupun calon presidennya.
Berapa target perolehan suara Golkar di Pemilu 2014?
Golkar menargetkan meraih 30 persen suara secara nasional, atau kalau dikonversikan ke dalam jumlah kursi, yaitu 170 kursi DPR RI.
Bagaimana mengukurnya?
Kami punya pertimbangan rasional saat menetapkan target tersebut. Dengan 170 kursi di DPR, Golkar akan menjadi partai yang mayoritas di Parlemen. Salah satu tujuannya adalah untuk memperkuat sistem presidensial, yaitu kekuatan mayoritas Golkar di Parlemen harus menjadi penyokong utama kebijakan-kebijakan Presiden. Tentu tanpa mengabaikan fungsi pengawasan legislatif terhadap eksekutif.
Jadi, kalau Golkar memenangkan Pemilu Legislatif dengan perolehan sekurang-kurangnya 170 kursi DPR RI, dan capres dari Partai Golkar dipercaya rakyat, Presiden akan didukung penuh oleh mayoritas Parlemen.
Data terbaru dari berbagai survei tetap menunjukkan sebuah tren yang jelas, Partai Golkar adalah partai papan atas dengan kemungkinan terbesar untuk keluar sebagai pemenang dalam Pemilu Legislatif 2014.
Berbagai survei tersebut juga menunjukkan bahwa pesaing terdekat kita saat ini adalah PDIP yang dipimpin oleh Ibu Megawati Soekarnoputri. Tentu saja, tren yang ada tidak bersifat linear dalam garis yang lurus. Dalam dunia politik, pasti ada pasang dan surut, serta ada pula tikungan-tikungan yang tak terduga.
Namun kalau diilustrasikan, Pemilu Legislatif nanti adalah bagaikan sebuah lomba lari. Data menunjukkan bahwa sekarang, dari 12 peserta lomba, hanya dua partai yang melesat cukup jauh di depan peserta lainnya dalam mendekati garis finish. Kuning dan Merah berada di depan dalam jarak yang cukup aman, disusul oleh warna-warni lainnya dalam posisi yang silih berganti.
Hasil akhirnya tentu masih menjadi rahasia Allah. Tapi saya yakin, padi sudah semakin menguning sampai ke pelosok-pelosok desa, dan akan panen di 2014.
Apa pendapat Anda mengenai kinerja Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu untuk 2014?
Saya kira bagus, dan KPU serta Bawaslu harus terus bekerja secara independen dan adil sesuai amanat peraturan perundang-undangan. Ibarat pertandingan bola, mereka adalah wasitnya. Wasit yang baik harus menjaga agar pertandingan berlangsung, lancar dan seru.
Apa kendala yang Anda dan partai Anda hadapi di Pemilu 2014 ini?
Secara general sih tidak ada. Alhamdulillah, Partai Golkar siap menghadapi pemilu 2014 dan siap kembali merebut kejayaan.
Kampanye terbuka sangat dibatasi di Pemilu 2014 ini, bagaimana Anda menyikapinya?
Kampanye tidak harus dilakukan di tempat terbuka. Kampanye dengan pengerahan massa sudah bukan zamannya lagi. Sekarang ini ada media seperti televisi yang jangkauanya bisa lebih luas, juga ada internet dan media sosial. Ini saya sebut dengan istilah serangan udara.
Acara yang dihadiri sedikit orang kalau diliput dan disiarkan di media seperti televisi dan dikabarkan di media sosial maka jangkauannya bisa jadi lebih luas. Ini namanya serangan darat dibantu serangan udara.
Menurut Anda, bagaimana peran Internet atau media online di Pemilu 2014 ini?
Perannya tentu saja penting. Meski jangkauannya belum merata, dan relatif lebih kecil dibanding cakupan media konvensional seperti televisi, tapi jumlah penggunanya tidak bisa dibilang sedikit. Tahun 2014 diperkirakan ada sekitar 100 juta pengguna internet di Indonesia.
Internet dan media online, juga media sosial ini juga penting untuk mendekati segmen anak muda atau pemilih pemula. Pemilih pemula ini jumlahnya sekitar 50 juta. Untuk berkomunikasi dengan anak muda ya dengan cara mereka, yaitu melalui internet dan media sosial.
Selain juga dengan cara offline seperti memberikan kuliah umum dan ceramah motivasi kewirausahaan yang ternyata juga menarik minat mereka.
Apakah Anda punya akun Twitter dan Facebook sendiri? Apakah mengoperasikan sendiri?
Saya adalah politisi atau pimpinan parpol yang termasuk pertama kali main social media. Bahkan dulu sebelum yang lain aktif, saya sudah aktif baik di Twitter maupun Facebook. Saya mengoperasikan bersama tim. Jika ada waktu luang saya sempatkan membaca dan membalas mention atau pesan yang masuk.
Akun Twitter saya @aburizalbakrie dan akun Facebook page saya: facebook.com/aburizalbakriepage. Dalam berbagai survei online, social media saya termasuk yang paling populer dan sering diperbincangkan.
Saya juga punya blog pribadi www.blog.aburizalbakrie.id yang berisi pengalaman saya. Tampaknya belum ada tokoh parpol lainnya yang punya blog seperti punya saya. Dari sana, saya berbagi pengalaman dan menerima masukan dari masyarakat.
Bulan lalu, saya juga baru saja soft launching website www.ARB2014.com yang berisi semua kegiatan saya, termasuk roadshow saya ke berbagai daerah di Indonesia.
Apa Anda siap jadi calon presiden di Pemilihan Presiden 2014?
Tentu saja saya siap jadi calon presiden, dan sudah ditugaskan partai untuk itu. Memang jika melihat perjalanan Partai Golkar cenderung mulus menuju Pemilu 2014, perjalanan kandidat capres Partai Golkar kelihatannya lebih mengandung dinamika dan mengundang percakapan publik yang menarik, yang tentu saja saya sambut dengan jiwa yang terbuka, serta saya maknakan sebagai tantangan untuk bekerja lebih keras lagi.
Seperti di pidato deklarasi saya yang judulnya “Mendaki Gunung Semeru”, saya siap terus menempuh seterjal dan sesulit apapun jalannya. Sekali kukembangkan layarku, pantang surut kembali.
Alhamdulillah, kalau kita melihat survei, meski belum teratas, elektabilitas saya trennya naik.
Apa persiapan Anda?
Saya terus bekerja keras, turun ke bawah, berkeliling ke seluruh pelosok wilayah Indonesia, dari Aceh sampai Papua. Sudah lebih dari 250 kabupaten/ kota yang sudah saya singgahi dalam road show saya. Iklan saya di televisi, semua dibuat dari rekaman kegiatan road show saya, tidak ada yang dibuat di studio.
Saya memotivasi anak-anak muda, berdialog dengan rakyat dari berbagai kalangan. Saya juga menyiapkan visi untuk bangsa Indonesia sampai usianya ke-100 tahun yaitu Visi 2045 yang sudah saya singgung sebelumnya. Visi ini yang kita susun bersama berbagai pakar dan diuji di universitas terkemuka se-Indonesia.
Dengan kerja keras, saya optimistis bisa mencapai taget saya. Pemilu Presiden masih lebih 7 bulan di depan. Dalam jangka waktu ini, masih banyak hal yang bisa terjadi, apalagi dalam masyarakat Indonesia yang semakin cair secara politik. Momentum bisa datang dan pergi begitu saja, dan publik bergonta-ganti pilihan secara cepat seperti mencoba baju di pasar kaget.
Karena itu, sikap terbaik bagi setiap kandidat Capres adalah sikap yang positif: terus bekerja keras meraih simpati rakyat serta mendengarkan suara hati mereka.
Semua survei menyebutkan, hanya ada maksimum dua partai yang kemungkinan bisa ajukan calon presiden sendiri, apakah partai Anda siap berkoalisi untuk ikut Pemilihan Presiden 2014?
Memang jika kita melihat semua survei hanya ada dua partai yang diprediksi bisa mengajukan calon sendiri yaitu Partai Golkar dan PDI Perjuangan. Karena itu jika ditanya siapa saingan terberat saya, saya selalu mengatakan saingan terberat saya Bu Mega.
Di sinilah pentingnya kita bicara eligibilitas (pemenuhan syarat pencalonan) capres, bukan hanya soal elektabilitas saja. Elektabilitasnya tinggi tapi kalau tidak punya kendaraan ya tidak akan bisa maju atau dipilih. Kalau soal elektabilitas, mungkin saya belum nomor satu, masih tiga besar, tapi kalau elektabilitas digabung dengan eligibilitas, saya nomor satu. Ini bisa dilihat dari survei partai dan capres.
Soal koalisi, saya inginnya Partai Golkar bisa memenuhi syarat untuk bisa mengajukan calon sendiri. Seperti Partai Demokrat di 2009, di mana Pak SBY bebas memilih wakilnya. Namun jika tidak bisa, ya kita berkoalisi.
Apa syarat koalisinya?
Dalam koalisi yang penting ada persamaan visi dalam membangun bangsa ke depan.
Bagi saya pribadi, Pemilu Presiden bukanlah soal data dan survei. Bahkan barangkali bukan pula soal kalah dan menang. Tentu saja, sebagai kandidat Capres Partai Golkar, saya akan berupaya sekuat mungkin untuk menang.
Tetapi yang lebih penting dari semua itu adalah dedikasi dan pengabdian pada sebuah tujuan besar, yaitu perbaikan nasib serta peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. (umi)
No comments yet.