Target Golkar Kembali Menang di Pemilu 2014
Pidato Pembukaan Rakernas Partai Golkar, Ancol 26 Februari 2010
Saudara-saudara yang saya muliakan, hadirin yang berbahagia
Pertama-tama saya ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada panitia penyelenggara Rakernas 2010 ini. Saya juga ingin menyampaikan selamat datang ke para peserta, khususnya kader dan pimpinan partai kita yang datang dari berbagai daerah.
Setiap kali bertemu dengan kader dan pimpinan Partai Golkar dari berbagai daerah, semangat dan tekad saya selalu menguat kembali. Ada sekian gubernur serta begitu banyak bupati dan walikota – hampir 40% pimpinan daerah Indonesia adalah kader-kader beringin! Dalam hal distribusi pemimpin di daerah, Golkar adalah partai terdepan, primus interpares di antara partai-partai besar lainnya.
Kenyataan ini seharusnya menyadarkan kita akan potensi Partai Golkar. Jika langkah bisa disatukan, jika program-program bisa dibuat, maka saya yakin Golkar akan tumbuh lebih besar lagi, merebut kembali posisi sebagai lokomotif politik Indonesia.
Hari ini dan besok, kita akan mengikuti Rakernas, yang salah satu tujuannya adalah melakukan hal tersebut. Menyatukan langkah di pusat dan daerah, menggalang koordinasi antara DPP dan DPD I&II, merumuskan langkah-langkah praktis agar terjadi sinergi dari berbagai elemen yang ada dalam partai kita.
Sinergi pusat-daerah serta penggabungan kekuatan besar partai kita akan membawa berbagai hal positif. Dalam soal polkada yang beberapa bulan lagi akan berlangsung hamper serentak di begitu banyak daerah, kader-kader partai harus didorong agar mampu menang di sebanyak mungkin daerah.
Target saya adalah, menjelang pemilu 2014, lebih dari 50% pimpinan pemerintah di daerah adalah kader-kader Golkar. Inilah yang saya maksud dengan “kuningisasi” Indonesia, pada saat sejarah Munas yang lalu, dan insyaallah dalam dua tiga tahun ke depan Partai Golkar mampu mencapai tujuan ini.
Salah satu instrument partai untuk mencapai tujuan ini adalah penggunaan survei akademik dalam pemilihan kandidat. Dengan survei yang berlandaskan pada ilmu pengetahuan ini, partai memiliki ukuran objektif. Kita memilih kader yang tinggi popularitas dan elektabilitas, sebab kita ingin Golkar menang.
Dengan cara ini, kader di daerah tidak lagi perlu mencari-cari dukungan dari atas, tetapi langsung terjun ke bawah membangun simpati rakyat di daerahnya. Hal ini bagus buat sang kader sendiri, serta bagus pula buat partai kita.
Saudara-saudara yang saya hormati, hadirin yang saya muliakan
Sejak Munas di Pekanbaru beberpa bulan silam, konsolidasi organisasi telah berjalan dengan baik. Pada tingkat DPD I, Musda telah diselenggaraku berjalan di semua daerah. Tetapi pada tingkat II, Musda baru berjalan 80%. Mustinya sesuai target saya, pada akhir Februari ini Musda DPD II sudah berlangsung 100%. Karena itu saya berpesan agar segera dirampungkan pelaksanaan Musda ini, untuk selanjutnya segenap kader berkonsentrasi pada pencapaian-pencapaian kongkret dalam menarik simpati rakyat dan membesarkan partai.
Dalam hal ini perlu saya ingatkan sekali lagi komitmen Golkar sebagai partai terbuka. Sekarang ini, dengan suasana baru di partai kita, banyak tokoh yang tertarik bergabung, baik yang dulu pernah pindah, maupun orang-orang yang sama sekali baru.
Sejauh kriteria objektif terpenuhi, kita harus membuka pintu seluas-luasnya kepada mereka. AD/ART partai memungkinkan hal ini. Kita harus mampu membujuk anak-anak bangsa yang memiliki potensi. PDIP dan Partai Demokrat dalam dua atau tiga bulan ke depan akan melakukan Munas. Mereka pasti akan melakukan hal yang sama. Jadi kita harus mulai lebih awal, lebih dahulu menarik tokoh-tokoh yang memang potensial untuk memperkuat partai kita dan merebut lagi kejayaan pada pemilu 2014.
Saudara-saudara yang saya muliakan, hadirin yang saya hormati
Dalam beberapa bulan terakhir ini, dengan berita di seputar Pansus Century, langkah-langkah Partai Golkar mendapat sorotan yang luas. Partai kita menjadi penentu sekaligus agenda setter dalam soal ini. Saya menyampaikan terimakasih kepada kader-kader Golkar yang telah bekerja siang malam dalam membawa nama partai menyelesaikan persoalan ini. Mereka telah bekerja dengan baik, berlandaskan prinsip-prinsip yang benar.
Setelah sidang pleno DPR minggu depan, kelanjutan kasus Century akan masuk wilayah “normal”, yaitu wilayah hukum yang tidak bolah lagi diwarnai politik. Biarkan hukum dan tata kelembagaan yang berjalan sebagaimana mestinya, dan dengan itulah tujuan Partai Golkar tercapai, yaitu peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik, benar, dan bertanggungjawab.
Setelah itu, harus melihat ke depan, beyond Century. Jangan terpaku pada satu soal ini saja. Jangan terpaku pada satu atau dua soal saja. Kita harus melihat pada tujuan yang lebih besar, yaitu menang pada pemilu 2014, serta dengan itu mendorong percepatan peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Politik adalah sebuah seni memanfaatkan berbagai kemungkinan. Politik adalah sebuah instrument. Kita harus tahu kapan menohok dan kapan harus merangkul. Kapan harus berjalan di depan, kapan harus bergandengan tangan dengan partai-partai demi kemaslahatan bersama.
Jangan sampai kita terpaku dengan gemerlap sesaat, tetapi terpuruk pada momen yang terpenting yaitu pemilu 2014. Karena itu segenap kader Golkar harus memperhatikan berbagai isu stretegis lainnya. Isu-isu ini harus segera disiapkan penanganannya secara simultan, dengan intensitas yang terus terjaga.
Dalam waktu dekat ini, berbagai isu penting akan datang dan pergi. Reshuffle kabinet dan kelanjutan koalisi; kunjungan presidan Obama; krisis listrik; ketahanan pangan; energi dan air; banjir, longsor dan bencana alam lainnya, dan sebagainya.
Terhadap semua itu, Golkar harus mampu memberikan pendapat, opini, serta solusi praktis jika memang dibutuhkan. Di parlemen dan di luar parlemen, kader-kader Golkar harus memberi arti, memberikan warna tersendiri, sehingga masyarakat dapat melihat bahwa Golkar bukanlah partai masa lalu, tetapi justru sebuah partai yang terus menyegarkan diri, sebuah partai yang membawa harapan baru.
Saudara-saudara yang saya muliakan, hadirin yang saya hormati
Di atas segala-galanya, Partai Golkar harus terus menjadi pengawal terhadap kebinekaan Indonesia. Kemajemukan adalah kekayaan dan kekuatan kita. Perbedaan adalah rahmat. Kita menerima perbedaan tetapi tidak membeda-bedakan. Semua suku, golongan, agama, dan daerah, dari Sabang sampai Merauke, adalah bagian dari kebesaran Indonesia. Inilah warisan kita yang paling luhur, dan Golkar harus bertekad untuk terus menjaganya.
Demokratisasi dan desentralisasi harus terus didorong dan diperkuat. Kita bangga menjadi bangsa demokratis. Kita bangga bahwa daerah-daerah di Indonesia kini memiliki ruang yang lebih besar untuk mengatur diri mereka sendiri. Makna demokrasi yaitu pemerintahan dengan kekuasaan rakyat, kini telah semakin terwujud. Karena itu juga, semboyan Golkar adalah “Suara Rakyat, Suara Golkar” dan “Suara Golkar, Suara Rakyat”.
Tetapi pada saat yang sama, persatuan dan keutuhan Indonesia tidak boleh dipertaruhkan oleh siapapun. Demokrasi dan desentralisasi justru harus memperkuat kesatuan dan kebinekaan kita. Partai Golkar harus memastikan bahwa Indonesia mampu untuk terus menerus secara kreatif mencari perimbangan yang sehat antara kebebasan dan kebersamaan, antara persatuan dan otonomi, serta antara pusat dan daerah.
Dalam melakukan semua itu, Parai Golkar harus terus berpegang pada falsafah dasar pembentukannya, yeitu filosofi kekaryaan. Filosofi ini melekat pada nama parai, dan dalam sejarah Indonesia lahir dari suatu masa yang unik, yaitu masa ketika ideologi dan irrasionalisme mencapai puncaknya di awal tahun 1960an.
Dengan filosofi karya, Partai Golkar ingin menunjukkan bahwa politik tidak boleh hanya untuk politik semata. Power should not be only for powes’s sake. Tetapi demi sebuah tujuan besar yang kongkret, yaitu peningkatan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia. Panglima kita bukanlah politik, ekonomi, atau apa pun. Panglima kita adalah rakyat dari Sabang sampai Merauke. Panglima kita adalah hidup anak-anak mereka, nasib mereka, sandang pangan mereka, dan masa depan mereka.
Itulah yang menjadi tujuan kita berpolitik dan berpartai. Itulah yang menjadi raison d’entre dari proses kekuasaan di mana kita semua melibatkan diri. Jika insyaallah Golkar kembali Berjaya pada pemilu 2014, maka bukan kita, tetapi rakyatlah yang akan menikmatinya.
Sekolah akan semakin baik, puskesmas dan irigasi akan dibangun lebih intensif, ilmu dan teknologi dikembangkan dengan lebih sistematis. Padi akan semakin menguning, persatuan dan kesatuan seluruh bangsa akan menjadi lebih kokoh. Dan pada akhirnya masa depan seluruh bangsa Indonesia akan menjadi lebih baik lagi.
Semua hal itu harus menjadi perhatian utama dari seluruh kader Partai Golkar, di pusat dan daerah dalam menjalankan aktivitas kepartaian sehari-hari. Jangan pernah berpaling dari tujuan-tujuan dasar kita.
Semua itu sengaja saya sampaikan dalam Rakernas di Ancol ini, untuk mengingatkan kita semua agar tidak terjebak hanya berfikir tentang masalah-masalah kekinian, atau memperhatikan isu-isu politik kontemporer semata. Hari ini adalah landasan masa depan. Hari ini adalah persiapan bagi pencapaian-pencapaian besar di tahun-tahun mendatang.
Kita harus tetap memperhatikan isu-isu terkini dan politik kontemporer. Tetapi semua itu harus dibingkai dan diarahkan untuk mencapai masa depan yang lebih cerah bagi semua bangsa.
Karena itulah Rakernas 2010 ini menjadi penting dan bermakna. Besar harpan saya bahwa segenap kader parai yang berperisipasi Selama dua hari di Rakernas ini dapat membangun pengertian bersama, merumuskan jalan yang lebih baik, sekarang dan di masa depan. Bagi Parai Golkar, serta bagi seluruh bangsa Indonesia.
Dengan semua itu, dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrohim, saya nyatakan bahwa Rakernas Partai Golkar 2010 dengan resmi dibuka.
Wabillahitaufik wal hidayah
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarukatuh
No comments yet.