Berkeliling Daerah, Dari Naik Ojek Sampai Helikopter

Belakangan ini saya banyak berpergian ke daerah. Dalam sepekan, jadwal saya penuh untuk berkeliling Indonesia, baik untuk menghadiri kampanye Pilkada, maupun acara lainnya. Dengan padatnya jadwal dan terbentangnya jarak, tak jarang saya harus berpacu dengan waktu.

Misalnya, Kamis pekan lalu (17/6) saat saya terbang ke Sulawesi untuk menghadiri kampanye pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Barru, Andi Idris Syukur-Andi Anwar Aksa. Kabupaten Barru terletak 120 kilometer di arah timur dari kota Makassar.

Maka saat tiba di Bandar Udara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, saya tak mau buang-buang waktu. Saya harus segera meluncur ke lokasi, karena di sana saya sudah ditunggu puluhan ribu massa yang menghadiri kampanye.

Jalan menuju Barru harus melewati jalan trans-Sulawesi. Jalur ini tidak pendek dan merupakan jalur langganan kemacetan lantaran kondisi jalan yang rusak parah ditambah perbaikan jalan yang terbengkalai sepanjang lima tahun terakhir. Perjalanan ke sana biasanya harus ditempuh dalam waktu empat jam.

Namun, saya tak punya waktu sebanyak itu. Sebab, matahari sudah miring ke arah barat. Hari sudah menjelang sore. Ditambah pula, saya harus mampir sebentar di Kabupaten Pangkep untuk menghadiri acara serupa, yakni kampanye Calon Bupati dan Wakil Bupati Pangkep periode 2010-2015, Syamsuddin A. Hamid-Abd. Rahman Assagaf. Lebih cilakan lagi, hari itu saya juga harus sampai di Jakarta pada pukul 18.00 WIB.

Meski sudah berusaha semampunya, termasuk dengan bantuan pengawalan polisi, rombongan baru tiba di Barru pukul 14.00 WITA. Itu saja rombongan kami belum tiba di tempat acara. Masih sekitar dua kilometer lagi untuk sampai ke lokasi. Barisan kendaraan pengangkut massa yang diparkir di sepanjang jalan menuju lokasi mengakibatkan kemacetan baru. Rombongan tak bisa lewat alias macet total. Polisi lalu lintas pun tak dapat berbuat banyak.

Buat saya, berdiam di dalam kendaraan seraya menunggu hingga lalu lintas normal, jelas bukan pilihan. Maka saya pun turun dari mobil. Saya melihat ke sekeliling. Tempat kampanye digelar rupanya masih cukup jauh. Tanah lapang tempat massa berkumpul itu sama sekali belum terlihat. Pun belum terdengar keramaian seperti layaknya kampanye. Jelas, lokasi itu tak mungkin dicapai dengan berjalan kaki. Perkiraan saya, sedikitnya butuh 15 menit untuk tiba di tanah lapang itu dengan berjalan kaki.

Tiba-tiba saya melihat tukang ojek. Langsung saja saya panggil dan naik ke motornya. Tanpa dikomando lagi, tukang ojek langsung tancap gas, ngebut. Rupanya, dia sudah mengerti ke mana saya harus menuju sehingga saya tak perlu memberitahunya. Melihat itu, beberapa pemimpin Partai Golkar lain yang turut serta dalam rombongan mengikuti langkah saya. Mereka pun ramai-ramai naik ojek. Usaha saya tak sia-sia. Tak lebih dari dua menit saya sudah berada di atas panggung kampanye.

Saya tak banyak bicara dalam kesempatan itu. Saya hanya mengingatkan kepada para pengurus, kader, dan warga Partai Golkar agar terus bekerja keras untuk memenangkan kandidat Partai Golkar. Tak lama berorasi, saya sudah harus berangkat lagi ke lapangan lain. Kali ini, saya tidak naik ojek. Di sana sudah disiapkan satu unit helikopter. Soalnya, saya harus segera terbang menuju Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, dan selanjutnya meluncur ke Jakarta untuk menghadiri Musyawarah Nasional II Partai Keadilan Sejahtera.

  1. No comments yet.

  1. No trackbacks yet.