Empat Prioritas Kembangkan Partai Golkar

ical-konpers-300x225

Pidato Misi dan Visi pada Munas VIII Partai Golkar, Pekanbaru, 8 Oktober 2009

Pertama-tama saya ingin menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para hadirin, khususnya kepada panitia penyelenggara Munas Ke-8 ini, serta kepada segenap pengurus dan kader partai yang kita cintai ini.

Kita hadir bersama-sama di ruangan ini, di kota Pekanbaru yang berkembang cukup pesat, untuk menyelenggarakan sebuah perhelatan yang mahapenting. Inilah forum tertinggi partai, di mana kita secara bersama-sama, kader-kader partai Golkar dari semua tingkat dan semua daerah di Nusantara, memilih nahkoda baru, pengurus baru, melakukan penyegaran, serta yang paling penting, merumuskan semangat baru untuk membawa partai yang kita cintai ini menuju masa depan yang lebih baik.

Dalam forum tertinggi inilah kita semua diikat oleh sebuah kepentingan yang sama, yaitu pengabdian kepada Tanah Air, lewat pengabdian kepada partai. Para kader yang hadir di ruangan ini berasal dari empat penjuru angin, dari Timur, Barat, Utara dan Selatan. Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Papua – semua daerah terwakili,  semua kepentingan terwadahi.

Saudara-saudara semua mencerminkan keragaman negeri kita, dan dengan sendirinya mencerminkan pula keragaman serta kekuatan partai yang kita cintai ini. Di tangan saudara-saudaralah nasib partai Golkar ditentukan.Saya dan Sdr. Surya Paloh adalah dua sahabat, dua kader Golkar yang masing-masing ingin memberikan sumbangan terbaik bagi partai yang kita cintai ini. Kompetisi yang terjadi antara dua tim kami selama ini memang terkesan cukup tajam dan ketat. Tapi percayalah itu semua terjadi karena kami berdua memiliki semangat yang sama dan tekad yang tebal untuk memajukan partai kita.Saya yakin, siapapun yang terpilih dalam Munas ke-8 ini, adalah merupakan kader Gokar yang terbaik.
Sebelum pemilihan, kompetisi memang ketat, tetapi setelah itu kami akan berjabatan tangan. Yang menang merangkul yang kalah, yang kalah menghormati yang menang. Dan selanjutnya, secara bersama-sama kita semua akan saling membantu untuk membesarkan partai yang kita cintai ini.

Saudara-saudara yang saya hormati
Hadirin yang saya muliakan

Partai Golkar sekarang berada di persimpangan jalan. Hasil akhir pemilu legislatif beberapa bulan lalu menyadarkan kita semua untuk tidak terlena. Posisi sebagai partai terbesar kini bukan milik kita lagi.

Tapi kita tidak perlu terus meratap. Nelson Mandela pernah berkata bahwa the measure of a man is not when he falls, but when he tries to rise up after the fall. Kualitas kita sebagai partai diuji bukan pada saat kita terpuruk, tetapi justru pada saat kita berusaha bangkit dari keterpurukan tersebut. Dan saya yakin, kita semua, kader-kader Beringin dari seluruh penjuru Nusantara, akan membuktikan bahwa kita mampu untuk kembali merebut masa depan.

Modal kita masih cukup besar. Sejak awal, sebagaimana tercermin dalam ungkapan “Golongan KARYA”, partai kita dilandasi oleh sebuah filosofi yang jelas dan dalam. Partai Beringin menawarkan kerja kongkrit, bukan sekadar retorika dan kata-kata tanpa makna. Partai Golkar menawarkan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan dan keadilan buat semua, serta bertekad untuk menjadi pengawal terdepan bagi kebhinekaan dan semangat toleransi dari negeri yang kita cintai ini.

Dengan filosofi demikian, Partai Golkar sesungguhnya adalah the political vehicle of the whole nation, kendaraan politiknya seluruh bangsa Indonesia. Kita ingin merebut kekuasaan bukan demi kekuasaan itu semata, tetapi untuk mencapai sesuatu yang lebih besar. Kita memasuki arena politik untuk memperjuangkan pembangunan sekolah, rumah sakit dan infrastruktur yang lebih baik di negeri kita.

Karena itu Partai Golkar bukanlah alat politik orang per orang, bukan pula kendaraan sekelompok kepentingan. Partai Golkar adalah alatnya Indonesia, kendaraan politiknya Indonesia untuk mencapai cita-cita bersama menjadi sebuah negeri yang membanggakan kita semua.

Dalam hal ini saya ingin memperjelas satu hal, yaitu mengenai oposisi atau partner koalisi. Hal ini kadang dibahas dengan kabur. Bagi saya, soalnya cukup jelas, yaitu kepentingan besar Indonesia dan kontribusi Partai Golkar. Inilah aspek yang strategis. Selebihnya adalah masalah taktis, all but means to our bigger ends. Oposisi dan koalisi, dalam konteks Indonesia modern yang semakin majemuk, bukan lagi merupakan pilihan ideologis yang kaku dan mati.

Sebagai persoalan taktis, Golkar harus pandai melakukan manuver-manuver politik, merangkul dan mengambil jarak, menjauh dan mendekat, merebut atau berbagi tempat. Semua ini harus kita lakukan dengan satu pertimbangan, yaitu kepentingan partai yang harus berimpitan dengan aspek-aspek strategis kepentingan Republik Indonesia. Golkar tidak boleh menang di atas kesengsaraan Indonesia, tetapi sebaliknya Golkar  harus maju bersama dengan kemajuan seluruh bangsa Indonesia.

Dengan cara itulah Golkar mampu muncul sebagai sebuah kekuatan politik yang disegani kawan dan ditakuti lawan, yang pandai merebut peluang sambil sekaligus memperjuangkan hal-hal substantif yang perlu bagi peningkatan kesejahteraan seluruh bangsa.

Saudara-saudara yang saya hormati
Hadirin yang saya muliakan

Dengan mempertimbangkan semua itulah, dengan menyadari segala keterbatasan saya sebagai manusia, saya terpanggil untuk menawarkan diri ke hadapan saudara-saudara.

Saya bersyukur dan menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada begitu banyak kader dan pengurus partai dari berbagai tingkat di hampir semua daerah yang telah menyampaikan dukungan dan kepercayaan kepada saya. Insya Allah, saya tidak akan menyia-nyiakan amanah dan dukungan saudara-saudara semua.

Tidak ada manusia yang sempurna. Tetapi barangkali dengan segenap pengalaman hidup yang telah saya lalui, saya dapat memberikan kontribusi positif kepada partai yang kita cintai ini. Sejak muda, dalam memimpin dunia usaha, saya telah mengalami proses jatuh dan bangun, pasang dan surut. Berkali-kali saya terkena krisis, berkali-kali pula saya dan perusahaan saya bangkit kembali, bahkan lebih besar dari sebelumnya. Saya pun membangkitkan kembali PII (Persatuan Insinyur Indonesia), dan Kadin dari keterpurukan untuk menjadi organisasi yang disegani.

Mudah-mudahan pengalaman berharga tersebut dapat saya terapkan untuk membesarkan Partai Golkar.

Selain itu, dalam lima tahun terakhir, dalam pengabdian saya di dunia pemerintahan, saya telah berkeliling ke segala penjuru tanah air, membantu dan mengambil berbagai kebijakan pro-rakyat, yang hasilnya insya Allah cukup dapat dirasakan oleh rakyat kita. Pengalaman dalam dunia pemerintahan semacam ini membuka perspektif saya terhadap kehidupan riil masyarakat, serta mempertajam kepekaan saya terhadap berbagai prioritas penting untuk meningkatkan taraf hidup mereka.

Semua pengalaman berharga tersebut akan menjadi dasar bagi saya untuk memimpin Partai Golkar. Jika Allah SWT mengizinkan, saya akan bekerja siang dan malam, tujuh hari dalam seminggu untuk membesarkan partai yang kita cintai ini.

Saudara-saudara yang saya hormati
Hadirin yang saya muliakan

Di masa-masa mendatang, ada empat hal penting yang harus kita kembangkan sebagai prioritas pengembangan Partai Golkar.

Yang pertama adalah konsolidasi organisasi. Konsolidasi ini harus bersifat horizontal dan vertikal sekaligus. Kader, pengurus dan pimpinan partai, di pusat dan di daerah, harus menyatukan hati dan semangat, membangun sebuah esprit d’corps sebagai partai kader yang sejati. Kader partai juga harus memperkuat disiplin serta, dalam semangat demokrasi, tetap mengikuti garis partai dan menghormati kesepakatan-kesepakatan internal partai.

Prioritas kedua yang harus dikembangkan adalah kaderisasi. Sekarang kita memang bukan partai terbesar, tetapi saya percaya kader-kader partai kita masih yang terbaik di seluruh daerah. Ke depan, untuk merebut kembali kehormatan partai, kader-kader inilah yang menjadi andalan kita, dan kita harus mencetak serta mengembangkan kader-kader terbaik ini lebih banyak lagi, di segala lapisan masyarakat.

Di masa lalu Golkar memiliki berbagai jaringan kader, baik sayap maupun yang fungsional, yang kegiatannya terasa hingga ke tingkat desa. Kini kondisi politik memang sudah berbeda, tetapi kita harus berupaya agar jaringan kader semacam itu dapat kita bangkitkan lagi.

Prioritas ketiga adalah kreatifitas serta ketajaman ide dan gagasan. Golkar harus kembali menjadi the party of ideas, partai yang hidup dan dinamis dengan ide-ide yang tajam dan bernas.

Begitu banyak isu strategis dan persoalan besar yang dihadapi bangsa kita, dari persoalan politik, sosial, hukum, hingga kebudayaan dan politik internasional. Isu-isu besar datang dan pergi. Harus kita akui, dalam beberapa tahun terakhir, suara dan pandangan Golkar menghadapi berbagai isu strategis tersebut terasa tawar dan kurang bertenaga. Kita belum punya garis partai yang jelas terhadap berbagai isu strategis tersebut. Dan barangkali juga, kita belum sadar betapa pentingnya peran ide, gagasan dan kreatifitas berpikir di zaman demokrasi dan globalisasi ini.

Ke depan, hal itu tidak lagi boleh terjadi. Kita harus menjadikan partai yang kita cintai ini sebagai gudangnya pemikiran yang brillian, pemikiran yang tajam dan kreatif, pemikiran yang terbuka dan melihat jauh ke depan.

Dengan menjadi the party of ideas, Golkar akan mampu merebut opini publik dan mengarahkan sikap masyarakat dalam berbagai isu strategis. Demikian pula, Golkar akan mampu mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam berbagai hal. Semua hal inilah yang akan kembali mengharumkan nama partai kita serta memudahkan kita untuk menyongsong pemilu 5 tahun kelak.

Prioritas ke empat dan terakhir adalah pemenangan pilkada, pileg dan pilpres. Setiap tahun, sedikitnya ada seratus pilkada di berbagai tingkat yang akan kita jalani. Kita harus merebut satu demi satu pilkada-pilkada ini. Tanpa mengurangi penghargaan pada partai lain, kita harus meng-kuning-kan Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Jika terpilih sebagai Ketua Umum, saya akan bekerja keras membantu kader-kader Golkar di provinsi, kabupaten dan kota untuk memenangkan pilkada dan pileg. Perjuangan kader di daerah adalah juga perjuangan saya. Kemenangan mereka adalah juga kemenangan saya, dan kekalahan mereka pasti akan memukul saya. Singkatnya, saya akan menyatukan hati dan langkah dengan kader-kader terbaik kita di daerah.

Dengan begitu, saya harapkan hubungan kita semua menjadi semakin akrab sekaligus profesional, sehingga kebijakan partai di tingkat pusat akan mampu dikawal dan dilaksanakan oleh pemerintahan di daerah, dan sebaliknya aspirasi daerah akan disuarakan dengan baik oleh pusat.

Demikian pula, dengan merebut dan memenangkan lebih banyak pilkada di tahun-tahun mendatang, kita akan memperoleh kesempatan menjadikan partai Golkar sebagai kekuatan pendorong kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Kita akan mengurangi kemiskinan, mendorong terbukanya lapangan pekerjaan, membangun jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit, pembangkit listrik dan sebagainya.

Dan yang lebih penting lagi, kita akan terus mengawal Indonesia yang kita cintai ini sebagai negeri yang damai dan toleran, negeri yang majemuk, negeri terhormat yang kuat jiwa dan raganya.

Mengenai Pilpres 2014, Golkar harus mampu mencalonkan kadernya yang terbaik sekaligus yang terpopuler di mata masyarakat. Jadi tidak harus ketua umum partai sendiri yang menjadi kandidat presiden yang kita dukung. Kita pilih yang terbaik untuk kepentingan bangsa dan negara.

Saudara-saudara yang saya hormati
Hadirin yang saya muliakan

Sebagai penutup, sekali lagi, dari lubuk hati yang dalam, saya menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua hadirin, kepada panitia penyelenggara, dan kepada semua kader serta pengurus partai yang kita cintai ini.

Insya Allah, Golkar akan bangkit kembali dengan nahkoda baru, pengurus baru, serta dengan semangat baru. Di tangan saudara-saudaralah semua itu ditentukan. Siapapun yang terpilih nanti pastilah merupakan kader terbaik partai. Kita harus bekerjasama, saling membantu, saling membesarkan, untuk memperjuangkan kepentingan yang sama.

Wabillahi taufiq walhidayah
Wassalamu alaikum Wr. Wb.

  1. No comments yet.

  1. No trackbacks yet.