Siapa Capres Partai Golkar 2014?

Dalam Rapat Pimpinan Nasional I Partai Golkar pada 18-19 Oktober 2010, salah satu wacana yang paling hangat dibicarakan adalah mengenai calon presiden (capres) dari Partai Golkar. Wacana ini ramai menghiasi pemberitaan media massa belakangan ini. Setiap bertemu wartawan, saya atau pemimpin Golkar lain selalu ditanya, siapa capres Partai Golkar pada Pemilu Presiden 2014 mendatang? Apakah saya siap dan bersedia menjadi capres?

Berita yang muncul beragam. Banyak media massa memuat seolah Partai Golkar sudah pasti akan mencalonkan saya dan saya juga sudah bersedia dicalonkan menjadi capres. Padahal, bukan seperti itu faktanya. Maka, melalui tulisan ini saya akan menjelaskan mengenai hal ini.

Memang benar, sampai saat ini mayoritas kader Partai Golkar menginginkan saya menjadi capres. Hal ini mengemuka dalam pemandangan umum DPD-DPD Partai Golkar saat Rapimnas itu. Dukungan dan permintaan seperti ini sudah sering saya dengar, terutama saat berkunjung ke daerah-daerah.

Tetapi, kepada mereka selama ini, saya selalu konsisten mengatakan agar sebaiknya saat ini kita fokus dulu dalam upaya memenangkan Partai Golkar dalam Pemilu Legislatif pada tahun 2014. Kita tidak boleh lupa, tujuan kita saat ini membawa Partai Golkar menjadi pemenang Pemilu 2014. Maka, sebaiknya kita fokus pada hal itu, mari kita fokus membesarkan partai.

Setelah partai kembali berhasil bangkit dan memenangkan Pemilu Legislatif, barulah kita memikirkan strategi Pemilu Presiden. Jika target kemenangan pemilu atau 30 persen suara bisa kita raih, maka insya Allah soal Pemilu Presiden akan menjadi lebih mudah.

Lalu siapa yang nanti akan diusung Partai Golkar? Apakah saya bersedia? Ini pertanyaan yang paling sering ditujukan kepada saya dalam setahun kepemimpinan di partai ini. Setiap saya berkunjung ke daerah selalu ditanya hal itu, baik oleh kader maupun wartawan. Bahkan, pertanyaan itu juga datang dari orang asing, seperti para Peneliti Kementrian Pertahanan Singapura yang berkunjung ke Golkar beberapa waktu lalu.

Sekali lagi, jawaban saya soal ini sebetulnya sudah sering saya katakan, dan selalu sama. Sampai saat ini saya belum memikirkan apakah akan maju sebagai capres atau tidak. Namun, jika nantinya sebagian besar rakyat memang menghendaki saya maju, akan saya pertimbangkan. Tetapi, harus dipastikan dahulu apakah memang sebagian besar rakyat benar-benar menghendakinya dan apakah saya memenuhi syarat.

Hal itu bisa diketahui melalui survei. Dari survei akan ketahuan apakah saya benar-benar didukung rakyat atau tidak. Dari survei juga akan ketahuan apakah popularitas saya memenuhi syarat atau tidak. Saya adalah orang yang sangat realistis.

Mekanisme survei ini sudah diterapkan di Partai Golkar. Dalam menentukan calon pilkada juga menggunakan survei. Jika hasil survei bagus maka dia akan menjadi calon. Jika tidak, meski dia Ketua DPD, maka dia tidak akan menjadi calon. Hal ini terbukti akurat, dan membuat banyak pemilukada berhasil dimenangkan Partai Golkar.

Saya ingin menegaskan satu hal. Siapa pun yang diusung Partai Golkar pada Pemilu Presiden 2014, dia harus merupakan putra terbaik negeri ini. Golkar berkewajiban mempersembahkan putra terbaiknya untuk menjadi pemimpin yang adil dan memberikan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia.

Nanti pada waktunya Golkar akan memutuskan dan mengumumkan hal ini. Yang jelas, Partai Golkar akan bersikap matang, terbuka, dan mengambil keputusan tentang hal ini pada saat yang tepat, tidak terlalu cepat tapi tidak juga terlalu terlambat.

  1. No comments yet.

  1. No trackbacks yet.