Pesan Perayaan Natal & Tahun Baru Ketua Umum Partai Golkar

Perayaan Natal 2010 & Tahun Baru 2011 Keluarga Besar Partai Golongan Karya Tingkat Nasional, di Manado.

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Selamat sore dan salam sejahtera untuk kita semua,

Syaloom.

Yang saya hormati:

Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Golkar

Para Tokoh Agama dan Masyarakat Sulawesi Utara

Ketua DPD-I Partai Golkar Sulawesi Utara beserta seluruh jajaran

Gubernur Tk.I Propinsi Sulawesi Utara

Pimpinan Partai Politik dan Organisasi Kemasyarakatan se-Propinsi Sulawesi Utara

Fraksi Partai Golkar DPRD-I dan DPRD-II se Propinsi Sulawesi Utara

Ketua DPD-II Partai Golkar se-Propinsi Sulawesi Utara beserta seluruh jajaran

Ketua PK & PL Partai Golkar se-Propinsi Sulawesi Utara

Segenap kader dan anggota Partai Golkar’

Hadirin dan Hadirat yang berbahagia

Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang karena atas ijin, rahmat, dan karunia-Nya kita dapat menyelenggarakan Perayaan Natal 2010 dan Tahun Baru 2011.

Saya menyambut gembira perayaan ini, terlebih karena penyelenggaraannya di pusatkan di Manado, di Bumi Kawanua yang indah dan mempesona. Manado selalu mengesankan. Bagi saya, kota ini adalah salah satu kota terindah dan tercantik di Indonesia. Apalagi, di kota ini juga, dan di seluruh bagian Sulawesi Utara, hidup subur nilai-nalai keterbukaan, persaudaraan, serta kemajemukan yang diungkapkan dalam istilah lokal yang tepat, yaitu: Torang samua basaudara.

Karena itulah, saya dari lubuk hati saya yang terdalam, saya berharap bahwa ungkapan dan nilai-nilai subtil di balik ungkapan tersebut, yang dibingkai dengan kecantikan dan keindahan kota dan masyarakat Manado, dapat menjadi ilham dan sumber inspirasi bagi kita semua dalam memperingati perayaan Natal dan menyambut bergulirnya tahun 2011.

Lewat perayaan ini pula saya ingin mengajak kita untuk semakin menebalkan iman. Kita takut pada Tuhan, kita berserah diri kehadapannya secara total, dan dalam penyerahan diri itulah kita menemukan diri kita yang sejati, kita menemukan tempat kita sebagai makhluk yang taat, jujur, setia, kreatif, serta memandang masa depan dengan penuh optimisme.

Bapak, Ibu, Hadirin sekalian yang Berbahagia

Partai Golkar, sebagai partai kebangsaan, mempunyai berbagai program di bidang keagamaan. Agama menjadi landasan moral dalam pembangunan bangsa dan national character building. Lebih jauh dari pada itu, agama juga menjadi faktor motivasi yang mendorong kita semua untuk berbuat dan berkarya bagi rakyat.

Oleh karena itu, kegiatan keagamaan dalam Partai Golkar terus dilaksanakan dan diarahkan bukan hanya untuk menciptakan kesemarakan beragama secara eksoterik (lahiriah) semata, melainkan juga kesemarakan batiniah (esoterik). Bahkan lebih jauh daripada itu juga diarahkan untuk memperkokoh toleransi dan kerukunan antar umat beragama demi memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa yang majemuk ini.

Kemajemukan adalah kekuatan kita. Lautan adalah pemersatu kepulauan, bukan pemisah dan sumber perbedaan. Dalam konteks dan perspektif seperti inilah Partai Golkar menaruh keprihatinan yang mendalam atas terjadinya berbagai perkembangan sosial dalam kehidupan masyarakat hingga tahun 2010 lalu yang menunjukkan masih banyak dan beragamnya potensi disintegrasi sosial. Kita prihatin atas terjadinya gangguan atas situasi kerukunan dan toleransi antar umat beragama yang terjadi akhir-akhir ini. Gangguan ini harus segera dihentikan. Partai Golkar tidak akan pernah melakukan tawar menawar dalam urusan toleransi, kedaiaman, serta kemajemukan Indonesia.

Bagi Golkar, toleransi dan kebhinekaan adalah harga mati. Untuk banyak hal lainnya, Golkar sanggup bernegosiasi, tawar menawar dalam kerangka berpolitik yang sehat dan normal. Tetapi kalau urusannya adalah kerukunan beragama dan persatuan Indonesia, maka tidak ada negosiasi, tidak ada politicking, tidak ada kata lain selain Pancasila, UUD45 dan NKRI.

Bapak, Ibu, Hadirin sekalian yang Berbahagia

Salah satu momentum spiritual untuk menyuarakan nilai-nilai perdamaian, kemajemukan, kohesi sosial, dan persatuan nasional, adalah melalui perayaan hari-hari besar keagamaan seperti Hari Natal dan Tahun Baru ini seperti ini.

Terang Natal membawa pengharapan sejati bagi umat manusia untuk membangun peradaban yang lebih maju di masa depan, yaitu suatu peradaban Indonesia yang saling membantu dan membangun, bukan saling menjatuhkan di antara sesama anak bangsa.

Kehadiran Terang Natal selayaknya mengingatkan kita untuk selalu mengupayakan kesejahteraan semua orang, mewujudkan perdamaian antarumat manusia, menjalankan kesalehan hidup beragama yang sejati dan toleran, serta keberpihakan kita terhadap cita-cita untuk mengangkat harkat-martabat rakyat yang masih banyak berada dalam kategori miskin dan lemah.

Manusia adalah makhluk spiritual, karenanya peringatan Natal selayaknya menyebarkan pemahaman bahwasannya hidup beragama yang sejati bukan hanya berupa praktik-praktik ritual lahiriah semata, namun harus selalu berfondasikan hubungan yang erat dan mesra dengan sang Khalik.

Bapak, Ibu, Hadirin sekalian yang Berbahagia

Dalam kesempatan yang berbahagia ini, perkenankanlah saya untuk menyampaikan beberapa hal.

Sejak reformasi lebih satu dasawarsa yang lalu kita menyaksikan transformasi yang luar biasa besar dalam kehidupan politik. Dinamika demokrasi yang menekankan kebebasan telah sedemikian mewarnai kehidupan kita.

Semua itu perlu kita sambut dengan penuh syukur dan tangan terbuka. Kebebasan mendewasakan kita. Manusia menjadi manusia justru karena dia diberi ruang yang memadai untuk berekspresi dan menentukan jalan hidupnya sendiri. Manusia tidak boleh menjadi budak atau diperbudak oleh siapapun. We are not slave and should not be enslaved by anybody or anything.

Hidup berada di tangan kita sendiri. Nasib harus kita tentukan sendiri. Dalam suasana kebebasan, terkadang manusia membuat dan berbuat kesalahan, tetapi semua itu akan menjadi pelajaran untuk hidup dengan lebih baik lagi.

Itulah maknanya kebebasan. Itulah maknanya pilihan-pilihan yang dilakukan secara merdeka dan otonom. Dan dengan itu semua kita berharap bahwa manusia-manusia Indonesia akan tumbuh menjadi manusia yang lebih dewasa, lebih matang, lebih mampu menentukan nasib sendiri untuk mengejar kehidupan yang lebih baik dan bermartabat.

Tetapi sebagaimana setiap hal dalam hidup ini, kebebasan juga membuka kemungkinan lain yang harus kita perhatikan dengan seksama. Belakangan ini, kebebasan terkadang ditafsirkan dan dipraktekkan dengan negatif. Orang begitu bebasnya memaki dan menuduh orang lain. Dalam soal tuduh menuduh dan hujat menghujat, manusia Indonesia gampang berubah menjadi serigala bagi manusia lainnya. Semua itu dilakukan tanpa kaidah, asas, serta etika yang cukup beradab.

Kehidupan politik kita pun tidak luput dari gejala negatif tersebut. Para politisi begitu gampang mencerca politisi atau kandidat dari partai atau kelompok lainnya. Politik berubah hanya menjadi arena pertengkarang orang per orang, atau hanya menjadi panggung perseorangan, atau menjadi arena percaturan kekuasaan demi kekuasaan semata.

Kalau dibiarkan, maka politik, lembaga-lembaga politik, serta paham kebebasan itu sendiri yang akan semakin kehilangan legitimasi. Sekarang saja, di berbagai survei pendapat publik, kaum politisi dan lembaga-lembaga politik sudah semakin menurun popularitas dan penerimaaannya di kalangan masyarakat.

Kita tidak boleh membiarkan semua itu berlanjut. Lewat perayaan Natal dan Tahun Baru ini saya menghimbau agar kita mengembalikan kebebasan dan makna politik kembali kefitrahnya yang asasi. Let us use our freedom to achieve a higher purpose. Marilah kita manfaatkan dan menggunakan kebebasan kita, yang merupakan rahmat terttinggi bagi manusia, untuk mencapai tujuan-tujuan besar dalam memajukan, mensejahterahkan, serta mendorong persatuan dan kesatuan bangsa dan negeri kita yang tercinta ini.

Itulah tugas mulia yang menunggu kita di tahun-tahun mendatang. Kita harus memulainya sekarang, di awal tahun baru yang penuh harapan ini.

Bapak, Ibu, dan hadirin yang saya hormati

Pada kesempatan yang mulia ini saya juga ingin menegaskan sekali lagi komitmen kita semua, khususnya keluarga besar Partai Golkar, untuk menjadikan partai yang kita cintai ini sebagai partai yang menawarkan solusi, sebagai partai yang memecahkan masalah, bukan menambah masalah.

Golkar harus menjadi a moderating factor, memepertemukan dan menjalin persamaan, bukan mempertajam perbedaan di antara berbagai kekuatan politik. Kita harus menegaskan bahwa yang terpenting bukanlah kata-kata yang penuh kembang, tetapi karya dan perbuatan nyata untuk membantu dan memimpin masyarakat.

Golkar tidak pernah menyesali malam. Golkar tidak pernah mengeluh akan datangnya gelap. Justru Golkar akan menyalakan lilin, berusaha menyebarkan terang untuk mengusir kegelapan.

Itulah esensi kita berpolitik. Itulah esensi keikutsertaan kita dalam proses sejarah perjalanan bangsa. Kita ingin menyalakan lilin, bukan mengutuk malam. Kita ingin menerangi, bukan menambah kegelapan.

Dan dengan pesan itu pula, saya ingin menyampaikan apresiasi, penghargaan, serta salam hangat saya kepada seluruh warga masyarakat Manado dan Sulawesi Utara. Terima kasih atas perayaan acara ini. Terima kasih atas dukungan warga Manado pada Partai Golkar selama ini.

Akhirnya, sekali lagi saya ingin mengucapkan selamat Natal dan Tahun Baru. Semoga Tuhan senantiasa beserta kita.

Wassalamu ‘alaikum wr. Wb.

Syaloom.

  1. No comments yet.

  1. No trackbacks yet.