Alasan Mengapa Saya Suka Lagu “My Way”

Jika ditanya lagu apa yang paling saya sukai jawabannya adalah: “My Way”. Banyak yang tahu saya suka lagu yang dipopulerkan oleh Frank Sinatra di tahun 60-an ini. Karena itu dalam berbagai acara saya kerap diminta menyanyikan lagu ini. Mulai dari acara perusahaan, acara di tivi, sampai acara di sekolahan, saya kerap diminta menyanyikan lagu ini. Yang terbaru, saat bersilaturahmi dengan kader Partai Golkar di Purwakarta, Senin malam, 11 Juni 2012, saya juga diminta menyanyikannya.

Lagu “My Way” ini adalah lagu lama yang ditulis oleh Paul Anka yang digubah dari sebuah lagu Prancis berjudul “Comme d’habitude”. Paul awalnya melihat lagu itu jelek, namun dia merasa ada sesuatu yang lain di sana. Karena itu, kemudian dia membeli lagu itu dan mengubah baik struktur nada mupun liriknya. Lalu dia mempercayakan pada sahabatnya Frank Sinatra untuk menyanyikannya, meski Paul sendiri juga penyanyi.

Di tahun 1968 Frank Sinatra merekam lagu ini. Tak lama kemudian Paul Anka sendiri juga menyanyikannya. Lagu ini kemudian meledak dan menjadi lagu legendaris. Banyak penyanyi top dunia pernah menyanyikannya. Sebut saja Elvis Presley, Pavarotti, dan penyanyi-penyanyi masa kini seperti Robbie Williams, Bon Jovi, dan sebagainya. Bahkan Bon Jovi membuat lagu “Its My Life” yang terinspirasi lagu “My Way”, seperti tercermin di liriknya: “Like Frankie said; I did it my way”.

Banyak orang menyukai lagu ini. Bukan hanya karena enak didengar, namun juga karena liriknya yang begitu kuat dan sangat menginspirasi. Untuk saya sendiri, mengapa menyukai lagu ini, bukan karena ini lagu lama di mana saya mengalami masa-masa saat lagu ini menjadi begitu populer. Tapi, lebih dari itu, saya suka lagu ini karena isinya itu “saya banget”. Lagu ini sangat mencerminkan diri saya, perjalanan hidup saya, dan sikap saya.

Lagu itu menggambarkan seorang pria yang telah melalui perjalanan panjang hidup dengan segala lika-likunya–pernah mencintai, menangis, tertawa, menghadapi kegagalan, mengalami kesedihan, dan mencoba melakukan semua hal dengan cara terbaik sesuai dengan keyakinan dan caranya sendiri. Buat dia, penyesalan atau kegagalan tentu ada dalam hidup, namun terlalu sedikit untuk diungkapkan. Saat menghadapi semua tantangan dan kegagalan, bukannya menyerah, dia selalu berdiri tegak menghadapinya, dengan caranya sendiri. Itu semua persis dengan apa yang saya hadapi dan lakukan selama ini. Karena itu saat mendengar atau menyanyikan lagu ini, saya seperti sedang berkaca. Karena itu saya suka sekali lagu ini.

Melakukan dengan cara saya sendiri atau I did it my way, adalah kalimat terkuat di lagu itu. Dalam hidup ini, saya pun begitu. Saya selalu melakukan semuanya dengan cara saya sendiri, bukan dengan mengikuti omongan orang lain. Saya selalu mengikuti kata hati dan keyakinan saya, dan melaksanakannya dengan cara saya sendiri, bukan cara orang. Itu sikap yang konsisten saya jalankan, baik dalam berorganisasi, berbisnis, sampai berpolitik.

Tentu dengan sikap seperti ini banyak rintangan, kritik, dan hujatan yang datang. Tapi itu biasa. Sudah jadi konsekuensi. Seperti yang sering saya katakan, semakin tinggi pohon, semakin kencang anginnya. Kita harus jalan terus, seperti dalam lirik lagu itu: The record shows I took the blows,.and did it my way.

Saya tidak pernah takut bersikap berbeda, meski kadang disalahpahami. Karena, seperti kata Ralph Waldo Emerson yang sering saya kutip: “To be great is to be misunderstood”. Bagi saya yang penting menjalankan apa yang kita anggap benar, mengungkapkan apa yang menurutnya tepat, bukan kata orang.

Inilah bait terakhir lagu “My Way” yang paling saya sukai:

For what is a man, what has he got?

If not himself, then he has naught

To say the things he truly feels

And not the words of one who kneels

The record shows I took the blows

And did it my way

Yes, it was my way.

Jadi, jika ada yang bertanya seperti apa karakter dan sikap Aburizal Bakrie? Dengar saja lagu “My Way”.

  1. No comments yet.

  1. No trackbacks yet.