Egi Melgiansyah dan Calon Pemain Timnas dari Cibaliung

Saya kembali melanjutkan safari saya di Jawa Barat. Kali ini saya bersafari dua hari, 11-12 Maret 2012, di daerah Pandeglang, Banten. Seperti biasa, acara safari berisi serangkaian kegiatan menyapa masyarakat, mulai dari berdialog dengan petani, nelayan, sampai ceramah motivasi di kampus dan sekolah.

Rangkaian kegiatan safari saya kali ini ditutup dengan acara yang unik yaitu kick-off atau tendangan pembuka pertandingan bola. Lokasinya adalah di lapangan sepakbola desa Citereup, Pandeglang, Banten. Yang bertanding adalah tim sepakbola lokal, Citeureup FC melawan Cibaliung FC.

Saya tidak sendirian ke acara ini. Saya bawa dua pesepakbola nasional ke sana. Mereka adalah gelandang Pelita Jaya yang juga kapten Timnas U23 SEA Games XVI Egi Melgiansyah dan mantan pemain Timnas yang kini menjadi Asisten Manajer Pelita Jaya I Made Pasek.

Warga setempat yang sudah memadati lapangan sore itu tampak antusias dan senang dengan kehadiran keduanya. Pertandingan eksibisi yang diselenggarakan oleh Karang Taruna Kabupaten Pandeglang antara dua kecamatan itu pun makin meriah jadinya.

Sebagian warga yang akan menonton pertandingan itu rupanya telah mendengar kabar kehadiran Egi. Nah, begitu Egi benar-benar datang, ia pun langsung diserbu warga dan meminta berfoto bersama.

Bahkan pertandingan tak bisa segera dimulai karena Egi dan Pasek harus dengan sabar meladeni satu per satu permintaan berfoto bersama dari para penggemar mereka. Mereka tidak hanya dari kalangan anak-anak dan remaja, tetapi juga ibu-ibu.

Tak sampai di situ saja, ketika pemain dari kedua kesebelasan dan wasit sudah siap di dalam lapangan pun, masyarakat masih sempat-sempatnya memanfaatkan sesi foto dadakan itu. Kalau pantia tidak mengingatkan para penonton agar sesi foto itu segera diakhiri, barangkali pertandingan tak bakal segera dimulai. Beruntung, mereka bisa mengerti.

Saya dan Egi kemudian melakukan kick-off alias tendangan pembuka di awal pertandingan. Saya baru sadar bahwa saya salah kostum, tak pakai kaos dan celana serta sepatu sepakbola. Egi pun begitu. Dia hanya mengenakan kaos berlogo Pelita Jaya, bercelana panjang warna hitam, dan hanya sepatu olahraga biasa.

Tapi tak apa, karena saya memang hanya diminta melakukan kick-off, bukan bermain. Seadanya saja. Saya pun menendang bola dengan kondisi masih mengenakan kemeja putih, celana panjang katun hitam dan sepatu yang saya pakai untuk acara sebelumnya.

Namun untuk Egi lain cerita, karena dia juga diminta bermain untuk salah satu tim. Namun, Egi mengaku masih kelelahan karena sehari sebelumnya dia baru main bersama tim Pelita Jaya bertanding melawan Arema Malang di Karawang.

Meski bukan pertandingan bola professional, saya lihat pertandingan ini cukup seru. Kondisi lapangan yang seadanya, bukan sekelas Stadion Gelora Bung Karno, tak menghalangi mereka untuk dengan semangat bermain dan menghadirkan pertandingan yang menarik.

Sayangnya, saya dan rombongan, termasuk Egi maupun Pasek, tidak bisa menonton lebih lama pertandingan itu. Saya harus segera terbang ke Jakarta. Egi pun begitu. Dia harus kembali ke Jakarta untuk memulihkan staminanya, karena kompetisi yang harus dijalani Pelita Jaya masih panjang.

Dari acara Senin sore itu, saya seperti kembali diingatkan bahwa sepakbola ini adalah olah raga yang sangat dicintai oleh rakyat. Pemainnya pun dicintai oleh mereka dan menjadi seorang pahlawan di mata mereka. Lihat saja antusiasme mereka untuk berfoto dengan Egi.

Selain itu, saya juga melihat bahwa dengan fasilitas yang seadanya, tak menghalangi rakyat kita mencintai dan mengembangkan olah raga ini. Dari anak-anak muda ini, saya yakin akan lahir bibit-bibit pemain terbaik Indonesia.

Perhatian terhadap anak-anak kampung dan sepak bolanya perlu dilakukan. Karena pemain handal tidak selalu muncul dari sekolah-sekolah sepakbola. Bisa jadi mereka muncul dari kampung-kampung. Sudah banyak cerita pemian sepakbola handal yang lahir dari kampung. Maka jika mereka diberi perhatian yang lebih, bukan mustahil jika kelak tim Garuda akan diperkuat pemain dari Citeureup atau Cibaliung.

  1. terima kasih telah berbagi berita Pak, senang sekali rasanya membaca tulisan2 di blog ini, jadi tambah wawasan.. semoga selalu di beri kesehatan dan sukses selalu..

  1. No trackbacks yet.