Mendaki Semeru

Pidato Deklarasi Capres Partai Golkar. SICC Sentul, Jawa Barat, 1 Juli 2012.

Yang saya hormati tokoh-tokoh senior dan pinisepuh yang telah mewariskan pada kita Partai Golkar yang kita cintai ini

Yang saya hormati Bapak Akbar Tanjung serta tokoh-tokoh lainnya yang telah memberi kontribusi bagi bangsa kita

Pengurus DPP Partai Golkar, serta ormas dan organisasi sayap partai yang begitu bersemangat serta selalu setia dalam perjuangan partai.

Ketua DPD Tingkat 1 dan DPD Tingkat 2, serta seluruh kader dan pengurus dari berbagai daerah yang merupakan ujung tombak, tulang punggung, serta sumber kekuatan Partai Golkar.

Yang saya cintai dan hormati seluruh tamu dan undangan serta simpatisan dan pendukung deklarasi ini serta seluruh pemirsa di mana pun berada.

Assalamualaikum Wr. Wb.

Salam sejahtera buat kita semua

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadapan Allah SWT. Hanya atas berkah dan rahmatnya, serta atas hidayah yang dilimpahkan pada kita semua, maka kita dapat berkumpul bersama pada acara deklarasi hari ini.

Perkenankanlah saya terlebih dahulu menghaturkan beribu terimakasih kepada begitu banyak pihak yang telah memungkinkan terselenggaranya acara ini, mulai dari panitia pelaksana seperti Sdr. Fuad Mahsyur, Sdr. Mahyudin, Sdr. Sekjen Idrus Markham dan segenap jajarannya.

Juga kepada Sdr. Doktor Ade Komaruddin, komandan pemenangan Jawa 1, yang mencakup wilayah Jawa Barat yang sekarang menjadi tempat penyelenggaraan acara ini, beserta andalan partai seperti Sdr. Erlangga Hartanto; Ketua DPD Provinsi Jabar, Haji Irianto MS Syaifuddin, yang lebih dikenal sebagai Kang Yance; serta Ketua DPD Kabupaten Bogor Sdr. Ade Ruhandi dan segenap pasukannya yang menjadi kebanggaan partai kita.

Secara khusus saya juga ingin menyampaikan penghargaan dan terimakasih kepada penanggung jawab semua rangkaian acara ini, yaitu Sdr. Cicip Sjarif Sutardjo. Tadi Sdr. Cicip telah memberikan pidato pengantar yang sangat baik. Pidato ini dibawakan dengan menarik, sehingga saya sempat berpikir bahwa Sdr. Cicip suatu saat kelak akan mampu menjadi kandidat presiden dan juga membacakan pidato deklarasi. (Saat itu mungkin saya yang akan memberikan pidato pengantar pada deklarasi Sdr. Cicip).

Tidak lupa pula saya menghaturkan beribu terimakasih kepada Ketua DPD Provinsi, Ketua DPD Kabupaten dan kota berserta segenap jajarannya yang hadir saat ini. Saya tahu, banyak dari tokoh-tokoh dan pengurus daerah harus menempuh perjalanan yang jauh untuk sampai ke tempat ini, tetapi semua itu mereka lakukan karena kecintaan yang besar pada Partai Golkar serta untuk memberikan dorongan kepada saya.

Saya juga ingin menyampaikan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada Bapak Akbar Tanjung. Kemarin telah saya katakan di hadapan peserta Rapimnas III, dan sekarang saya ingin tegaskan lagi bahwa Pak Akbar adalah seorang sahabat, seorang tokoh yang berhasil mempertahankan eksistensi partai justru di saat-saat yang sangat sulit. Partai Golkar tidak pernah boleh melupakan jasa tersebut.

Saya tahu bahwa dalam beberapa bulan terakhir ada sedikit perbedaan pendapat di antara kami berdua. Namun demikian, perbedaan ini bukanlah sebuah sikap permusuhan, tetapi sebuah perwujudan dari dinamika yang sehat. Saya yakin, setelah Rapimnas kemarin dan deklarasi hari ini, kita akan melangkah bersama dalam irama yang harmonis.

Pada kesempatan ini saya juga ingin menyampaikan terimakasih dari lubuk hati saya yang terdalam kepada ketiga adik saya, Odi, Nirwan dan Indra. Barangkali, saya adalah kakak yang paling beruntung. Mereka adalah tulang punggung saya yang selalu mengulurkan tangan tanpa pernah mengeluh. Tanpa dukungan, pengertian serta semangat kekeluargaan mereka, tidak mungkin saya melangkah sejauh ini.

Akhirnya, dan di atas segala-galanya, saya ingin menghaturkan terimakasih yang tak terhingga kepada istri saya tercinta, Tatty Murniati Bakrie, serta kepada ketiga anak kami, Anin, Dita, dan Ardie.

Saudara-saudara yang saya muliakanSaya tidak mungkin berdiri di sini tanpa ketulusan, cinta, doa, serta pengertian mereka. Dalam perjalanan hidup ke depan, pasti akan ada naik dan turun, jatuh dan bangun. Saya tahu bahwa setelah deklarasi ini, barangkali istri dan anak-anak sayalah yang akan menanggung beban paling berat. Namun mereka semua rela, tabah serta mendukung sepenuhnya, sebab mereka memahami bahwa langkah yang saya tempuh bukanlah untuk mencapai ambisi pribadi, tetapi untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan negeri yang kita cintai ini.

Hadirin yang saya hormati

Dalam acara Rapat Pimpinan Nasional III Partai Golkar dua hari yang lalu, saya telah menerima mandat untuk menjadi Kandidat Presiden dalam Pemilu tahun 2014.

Oleh karena itu, pada hari ini, di hadapan para sahabat, simpatisan, serta para pemirsa di seluruh penjuru Tanah Air, dengan memohon restu dari Allah yang Maha-Besar, dengan mengucapkan bismillahirahmani rahim, maka saya nyatakan secara terbuka bahwa saya siap membawa mandat tersebut dan maju sebagai Kandidat Presiden dalam pemilu mendatang.

Dari lubuk hati yang paling dalam, saya memohon doa dan restu agar langkah ini membawa amanah serta membuka jalan bagi kita semua untuk lebih memberikan pengabdian yang tulus kepada Tanah Air yang kita cintai ini.

Sengaja deklarasi ini dilakukan jauh-jauh hari sebelum Pemilu 2014. Indonesia adalah negeri dengan wilayah yang luas dan penduduk berjumlah besar. Dibutuhkan waktu dan persiapan panjang, sebuah langkah maraton dalam waktu sekitar dua tahun, untuk betul-betul menjangkau seluruh kalangan di negeri kita dengan sentuhan, gagasan, serta program yang matang.

Insya Allah, dalam melakukan semua itu, saya akan berusaha untuk memberikan yang terbaik, saya siap bekerja siang dan malam agar kemenangan berhasil kita raih serta harapan besar yang dilimpahkan kepada saya mampu saya laksanakan dengan sebaik-baiknya.

Deklarasi ini bukanlah akhir dari perjalanan, tetapi justru sebuah langkah awal yang panjang. Seperti mendaki Gunung Semeru, akan ada beribu tantangan. Akan ada pendakian yang terjal dan jurang yang dalam. Tetapi insya Allah kita akan berhasil menghadapi semua ini dan sampai pada tujuan yang kita cita-citakan bersama, sambil terus terus menjalankan prinsip “istiqomah dalam amal saleh.”

Di puncak gunung, kita akan kibarkan bendera merah putih, bukan hanya bendera kuning Partai Golkar, sebab kemenangan kita kelak adalah kemenangan yang akan dipersembahkan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam proses menuju deklarasi ini, saya telah mengunjungi begitu banyak tempat, bukan hanya di beberapa kota besar, namun terutama di kota-kota menengah, kota kecamatan hingga ke pelosok desa. Saya bertemu serta melihat begitu banyak variasi kehidupan rakyat: anak muda dan remaja, siswa dan mahasiswa, dosen dan guru, pegawai, pekerja, buruh, petani, nelayan, dan pedagang kecil.

Terus terang, saya tersentuh dan terharu oleh antusiasme serta kehangatan sambutan mereka. Dalam sorot mata mereka, saya melihat kerinduan pada sosok pemimpin yang mau dan sanggup membela nasib mereka. Khususnya di kalangan remaja dan generasi muda, saya merasakan pancaran sinar mata kehidupan, kehendak untuk maju, serta harapan besar untuk menempuh kehidupan.

Kepada mereka semualah deklarasi ini dipersembahkan. Kita bekerja keras meraih kemenangan untuk memastikan bahwa nasib dan kehidupan mereka menjadi lebih baik lagi di masa-masa mendatang.

Kita justru ingin memberi pengorbanan, mengabdikan hidup kita untuk memastikan bahwa lembaga pemerintahan memang dimanfaatkan untuk mencapai tujuan-tujuan besar bangsa Indonesia.Kita bekerja keras bukan untuk mengejar jabatan dan kursi kekuasaan. Bagi saya pribadi, apalagi bagi istri dan anak-anak saya, barangkali hidup akan lebih tenang dan tenteram tanpa semua itu.

Dalam melangkah ke depan, kita harus selalu berpedoman pada sebuah prinsip, bahwa posisi presiden adalah sebuah amanah dan tanggung jawab. Salah satu tugasnya yang terpenting adalah sebagai nakhoda yang memberikan arah bagi kapal besar Republik Indonesia, serta memastikan bahwa kapal tersebut memang berjalan menuju arah yang dituju.

Bung Karno pernah berkata, siapa yang melawan kehendak zaman akan digiling dan digilas oleh perputaran sejarah. Oleh karena itu, Sang Nakhoda harus memastikan bahwa kapal besar Republik Indonesia terus bergerak mengikuti gelombang zaman, sambil tetap mempertahankan empat pilar kebangsaan kita, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan motto Bhineka Tunggal Ika.

Bahaya terbesar bagi sebuah bangsa, sama dengan nasib terburuk para penumpang kapal, adalah jika Sang Nakhoda bimbang dan ragu, terombang-ambing dalam tujuan-tujuan yang kabur dan saling bertentangan.

Karena itu, sejak awal perlu ditegaskan bahwa arah kita jelas dan tujuan kita terang benderang, yaitu perjuangan untuk mewujudkan sebuah bangsa yang mandiri dan dihormati dalam pergaulan antar-bangsa, serta sebuah bangsa yang terus menerus membuka diri terhadap berbagai perkembangan baru.

Sebagai pimpinan tertinggi pemerintahan, jika memang rakyat menghendaki, saya akan menggunakan prinsip-prinsip yang diadaptasi dari filosofi Ki Hadjar Dewantara, seorang tokoh pendidikan yang saya kagumi.

Seorang pemimpin harus mampu mengamalkan prinsip tut wuri handayani, yaitu berdiri di belakang, membimbing, serta membuka kemungkinan bagi setiap orang untuk mewujudkan potensinya secara mandiri.

Seorang pemimpin juga harus mampu untuk ing madya mangun karso, yaitu berdiri di tengah, merangkul semua pihak, memberi inspirasi, menengahi perbedaan, serta membangun kerjasama dari segenap potensi yang ada.

Dan yang terakhir, seorang pemimpin juga harus sanggup menerapkan prinsip ing ngarso sung tulodo, yaitu memimpin di depan, memberi teladan, berwibawa serta berani bertindak tegas untuk membela kepentingan rakyat, seberat apapun resiko yang dihadapinya.

Prinsip-prinsip kepemimpinan tersebut saya peroleh bukan dari buku teks sekolahan, tetapi dari pengalaman kehidupan saya selama ini. Selain dunia usaha swasta, sejak menginjak bangku SMA, saya selalu tertarik pada kegiatan organisasi, baik di perkumpulan pelajar, dewan mahasiswa, persatuan insinyur, serta himpunan pengusaha. Terakhir, jalan hidup membawa saya ke dunia pemerintahan, menjadi Menko Perekonomian, Menko Kesra, dan sekarang sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Saya menyebut semua pengalaman ini bukan untuk meninggikan diri. Saya hanya ingin mengatakan bahwa dengan pengalaman yang panjang dan beragam itu, saya menyerap beberapa butir kearifan hidup serta prinsip-prinsip kepemimpinan: memimpin adalah memberi motivasi; memimpin adalah membangun kerjasama; memimpin adalah keberanian untuk mengambil tanggung jawab dan bertindak tegas manakala diperlukan.

Selain semua itu, perlu juga saya tegaskan: Jangan lihat seorang pemimpin dari apa yang dia katakan, melainkan dari apa yang dia perbuat. Membuat janji dengan seribu kembang kata-kata bukanlah hal yang sulit. Tetapi tantangan terbesar seorang pemimpin adalah mewujudkan kata menjadi perbuatan, serta menjaga satunya kata dan perbuatan.

Saudara-saudara yang saya muliakan

Hadirin yang saya hormati

Perkenankanlah saya sekarang untuk menjelaskan visi dan konsep saya tentang masa depan Indonesia.

Pada hemat saya, perjalanan bangsa Indonesia sejauh ini sudah menuju pada arah yang benar. Tentu saja, dalam perjalanan sejak proklamasi 1945, ada pasang dan surut, ada berbagai pencapaian besar, namun masih banyak pula masalah yang perlu diatasi. Setiap generasi dan setiap pemimpin yang kita miliki telah berjasa menghadapi tantangan zaman mereka, dengan gaya, kelebihan, serta karakter masing-masing.

Bung Karno mewariskan persatuan dan semangat kebangsaan Indonesia; Pak Harto mewariskan pembangunan ekonomi yang sukses serta manfaatnya dirasakan oleh rakyat hingga ke pelosok desa; sementara generasi Pak Habibie, Gus Dur, Ibu Megawati dan Pak SBY secara bersama-sama dan dengan cara mereka masing-masing telah menggulirkan langkah-langkah reformasi, demokratisasi serta desentralisasi kekuasaan.

Semua itu adalah warisan sejarah. Indonesia sekarang adalah akumulasi dari warisan-warisan besar tersebut. Tapi warisan ini tidak boleh membeku ditelan zaman. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu merawat, meneruskan serta mengembangkan warisan mulia tersebut agar menjadi lebih baik lagi.

Oleh karena itulah, di tahun-tahun mendatang Indonesia harus melangkah dan membuat terobosan di berbagai bidang. Dalam waktu satu generasi ke depan, yaitu generasi anak-anak kita, Indonesia harus mampu naik kelas, dari negara sedang berkembang menjadi negara maju, dengan tingkat pendidikan, teknologi, keuangan, industri, pertanian yang sejajar dengan negara-negara maju lainnya.

Kita harus bertekad bahwa sebelum Republik Indonesia berusia 100 tahun pada tahun 2045 kelak, kita sudah berhasil mewujudkan visi besar tersebut.

Insya Allah, dalam melangkah ke depan, semua itulah yang akan menjadi dasar perjuangan saya.

Untuk mencapai semua itu, saya ingin menawarkan sebuah konsep yang terbukti telah sukses digunakan sebelumnya, dan sekarang masih sangat relevan jika sesuaikan dengan semangat zaman ini. Konsep tersebut adalah Trilogi Pembangunan yang dilengkapi dengan gagasan baru nasionalisme Indonesia, sehingga menjadi sebuah formula yang saya namakan sebagai Catur Sukses Pembangunan Nasional.

Formula ini terdiri dari empat elemen, yaitu pertumbuhan ekonomi, pemerataan hasil-hasil pembangunan, stabilitas sosial-politik, dan paham kebangsaan yang disesuaikan dengan konteks globalisasi. Keempat hal inilah yang harus kita jabarkan secara serempak, dengan memanfaatkan peluang-peluang baru dan menjawab tantangan-tantangan baru dalam dunia yang semakin terbuka dan berputar cepat.

Dalam hal pertumbuhan ekonomi, kita tidak boleh puas hanya dengan angka pertumbuhan dalam kisaran 6 persen. Potensi Indonesia begitu besar sehingga tingkat pertumbuhan 7 atau 8, bahkan 10 persen harus mampu kita capai.

Untuk itu, kita harus berani melakukan pembangunan infastruktur secara besar-besaran, seperti jalan raya dan jalan pedesaan, bandara, pelabuhan, pembangkit listrik, irigasi, puskesmas, rumah sakit, dan banyak fasilitas umum lainnya yang semakin modern.

Selain itu, kita harus membangun sarana pendidikan yang semakin maju. Indonesia sudah cukup berhasil menyediakan sarana pendidikan dasar dan menengah. Sekarang, fokus kebijakan harus kita arahkan pada peningkatan kualitas pendidikan, khususnya pada tingkat SMA, SMK dan pada tingkat universitas.

Kita harus menyiapkan pendidikan yang semakin maju, agar mereka dapat merealisasikan bakat-bakat mereka. Keterbatasan ekonomi tidak boleh menghalangi semangat untuk menimba ilmu pengetahuan yang akan membuka cakrawala kehidupan mereka.Dalam perjalanan safari ke berbagai daerah, saya bertemu dan memberi ceramah motivasi kepada ribuan siswa dan mahasiswa. Mereka adalah anak-anak petani, anak-anak nelayan, pedagang kecil, guru dan sebagainya. Saya melihat sendiri bahwa siswa dan mahasiswa kita sebenarnya sangat potensial, berbakat, tidak kalah oleh siswa dan mahasiswa dari negeri mana pun.

Semua itu perlu pula diiringi dengan langkah-langkah lainnya, seperti pendalaman dan peningkatan daya saing di sektor manufaktur dan sektor industri lainnya, termasuk industri jasa dan pertanian, penyehatan iklim investasi, stabilitas ekonomi makro, serta penataan sektor finansial dan efisiensi badan usaha milik negara.

Khusus untuk sektor industri dan jasa, hal itu mutlak dilakukan, sebab sektor inilah yang menjadi tempat penyerapan terbesar tenaga kerja serta menjadi katalis atau sumber pemicu bagi peningkatan teknologi. Indonesia harus memberi dorongan kepada kaum industrialis dan kaum pengusaha, tetapi nasib kaum pekerja tidak boleh tertinggal.

Sekarang, variasi upah minimum adalah 800 ribu rupiah hingga 1.5 juta rupiah per bulan. Kita harus berani menegaskan, jika pengusaha dan kaum pekerja mampu secara bersama-sama meningkatkan produktifitas, maka pada tahun 2014 atau 2015 upah minimum di seluruh Indonesia harus ditingkatkan menjadi sekurang-kurangnya 2 juta rupiah per bulan.

Dengan begitu, kaum pengusaha menjadi lebih berinisiatif membuka peluang kerja, sementara kaum buruh dan pekerja turut menikmati ekspansi ekonomi yang semakin membesar.

Semua itulah yang perlu kita lakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Namun demikian, untuk lebih memberi makna sosial bagi pertumbuhan ini, kita harus melengkapinya dengan kebijakan pemerataan yang tidak kurang intensifnya.Di sektor energi, kita harus segera menegakkan prinsip nasionalisme. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan kebijakan baru yang menjamin kemandirian energi nasional serta pada saat yang sama membuka peluang investasi yang leluasa. Di sektor strategis ini, kita harus mendahulukan kepentingan sektor usaha nasional, tanpa mengurangi kredibilitas Indonesia sebagai negara yang ramah terhadap investasi asing.

Pertumbuhan ekonomi tanpa pemerataan akan melahirkan ketimpangan sosial serta ketidakadilan. Ia menyimpan bom waktu yang setiap saat dapat meruntuhkan fondasi sistem sosial kita.

Pemerataan dapat dilakukan dengan berbagai metode, namun pada prinsipnya kita harus menggunakan cara yang mendidik, bukan dengan jalan pintas yang justru melanggengkan kemiskinan dan ketidakberdayaan.

Berbagai program yang sudah baik, seperti PNPM, Jamkesmas, Program Keluarga Harapan, jaminan pensiun, dan semacamnya perlu semakin ditingkatkan cakupan maupun pendanaannya. Semua program ini harus disatukan secara sistematis dalam sebuah konsep besar yang disebut sebagai Negara Kesejahteraan.

Hal yang sama juga perlu dilakukan dalam memberdayakan pengusaha kecil dan menengah, serta sektor informal dan koperasi yang kesemuanya melibatkan sekitar 50 juta penduduk.

Dalam perjalanan saya ke berbagai daerah, serta dalam pengalaman panjang sebagai pengusaha di masa lalu, saya bertemu begitu banyak pengusaha dan pedagang kecil, tua dan muda, pria dan wanita. Kebutuhan mereka yang utama adalah akses terhadap modal. Mereka sanggup berkembang, atau paling tidak sanggup membuka kesempatan kerja bagi diri dan lingkungan sekitarnya jika akses seperti itu cukup terbuka dan mudah diperoleh.

Ayah saya, almarhum Achmad Bakrie, merintis usahanya dari bawah. Ia mulai sebagai pedagang kecil di zaman Jepang, berdagang roti dan hasil bumi di Kalianda, Lampung. Pendidikannya hanya tamatan setingkat sekolah dasar. Tetapi ia pekerja keras, tangguh, mandiri, dan selalu belajar mengembangkan dirinya. Pada akhir hidupnya, ia berhasil mewariskan sebuah kelompok usaha dengan ribuan pegawai.

Achmad Bakrie adalah sebuah contoh sukses dari seorang anak negeri, seorang pengusaha kecil yang berhasil merangkak, mengatasi kesulitan hidupnya secara mandiri, dan akhirnya meraih sukses kehidupan.

Karena itulah, saya akan mendorong peningkatan berbagai program seperti KUR (Kredit Usaha Rakyat) serta program lainnya yang ditujukan untuk memberdayakan sektor kecil dan menengah ini.Saya bangga pada ayah saya. Saya berdiri di sini pada hari ini karena saya selalu terinspirasi oleh kehidupan semacam itu. Saya menerima pencalonan sebagai kandidat presiden karena saya ingin mendorong dan memberi motivasi agar Indonesia mampu melahirkan ribuan dan jutaan orang yang sukses, rakyat kecil yang berhasil mengatasi tantangan kehidupan, pengusaha dan sektor informal yang mampu hidup dan berkembang dengan baik.

Di sinilah salah satu peran strategis instrumen fiskal pemerintah serta potensi bank-bank milik negara, seperti BRI, Bukopin, BTN, Bank Mandiri, BNI 1946 dan Bank Exim. Kita harus harus mengarahkan kekuatan fiskal pemerintah agar lebih agresif dalam kebijakan pro-rakyat. Demikian pula, kita harus mendorong agar bank milik negara jangan berpangku tangan dan hanya menunggu. Mereka perlu lebih giat lagi terjun ke berbagai sektor memberdayakan rakyat, seperti yang telah dilakukan dengan baik oleh BRI selama ini.

Saya yakin, dengan semua itu, fondasi pembangunan ekonomi Indonesia akan menjadi lebih berakar dan bermanfaat buat semua.

Saudara-saudara yang saya muliakan

Hadirin yang saya hormati

Elemen ketiga dari formula Catur Sukses Pembangunan Nasional adalah stabilitas sosial-politik. Dengan menekankan hal ini saya bukan ingin berpaling kembali ke masa silam. Justru sebaliknya, saya ingin mengajak bangsa Indonesia melangkah ke depan.

Demokratisasi telah berjalan cukup baik dan kita sekarang bangga bahwa Indonesia adalah negara demokrasi ketiga terbesar di dunia. Kita juga bangga bahwa ketika ruang kebebasan politik diperluas, harmoni sosial dan kemajemukan Indonesia tetap terjaga.

Indonesia juga telah memberi bukti konkret bahwa Islam, modernitas, dan demokrasi dapat berjalan seiring. Semua itu menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat kita memiliki jiwa yang bebas dan leluasa untuk mengelola perbedaan, sambil menghormati satu dan yang lainnya.

Hal demikian sangat membanggakan kita. Namun kita juga tidak boleh lupa bahwa sejauh ini masih sering terjadi ekses negatif yang justru akan mengancam legitimasi demokrasi itu sendiri. Jika tidak segera di atasi, ia akan mengancam langkah kita untuk mencapai kemajuan bersama.

Ekses ini terlihat dari tindakan perusakan dan pembakaran ruang universitas oleh demonstrasi yang menjurus pada anarki, pembatalan pembangunan fasilitas umum hanya karena ketidaksetujuan satu kelompok, keraguan untuk bertindak dari para petugas keamanan dalam menjalankan tugasnya, potensi konflik etnis di beberapa daerah yang tak kunjung berhenti, dan masih banyak lagi ekses negatif lainnya.

Semua itu harus segera dihentikan. Setiap orang membutuhkan ruang-ruang sosial dan rasa aman untuk hidup dan bekerja dengan baik. Kebebasan harus dibela, tetapi bukan kebebasan untuk mengancam hidup orang lain. Kelangsungan demokrasi justru bersandar pada wibawa hukum dan ketaatan pada aturan bersama.

Karena itulah, lewat deklarasi ini, kita tegaskan bahwa Indonesia harus tetap memegang komitmen pada demokrasi, dan pada saat yang sama Indonesia harus mendorong terciptanya pemerintahan yang kuat, yang tegas, bersih, dan berwibawa.

Untuk itu semua, berbagai hal perlu dilakukan, seperti penguatan lembaga-lembaga hukum, penguatan otoritas institusi keamanan seperti TNI dan Polri, reformasi birokrasi, dan banyak lagi.

Penanggulangan korupsi perlu lebih digalakkan. Namun langkah ini jangan hanya bersifat kosmetik. Kita harus memberantas korupsi pada sumber masalahnya, yaitu pada tingkat kesejahteraan pegawai, pada hubungan kelembagaan antara pemerintah dan dunia swasta, pada kebijakan serta begitu banyak aturan yang saling bertentangan sehingga membuka celah bagi penyelewengan kekuasaan.

Perlu pula kita perhatikan bahwa pemerintahan yang tegas, bersih dan berwibawa bukan hanya menyangkut pemerintahan pusat di Jakarta. Kekuatan Indonesia bukan hanya di Jakarta, tetapi juga di daerah, di setiap provinsi, kabupaten, kota, dan kecamatan bahkan desa-desa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Jika daerah kuat, Indonesia kuat. Jika daerah maju, Indonesia pasti akan maju dengan gilang gemilang.

Dengan demikian, dorongan yang intensif juga harus diarahkan pada pemerintahan daerah. Semua gubernur, bupati dan walikota harus terlibat, sebab mereka adalah ujung tombak pelayanan publik yang menentukan berjalannya berbagai program pembangunan.

Perjuangan dalam menciptakan pemerintahan yang kuat dan berwibawa di alam demokrasi adalah modal dasar bagi Indonesia untuk menjadi negara yang terhormat dalam pergaulan antar-bangsa.

Indonesia yang kuat dan percaya diri adalah Indonesia yang membuka pintu seluas-luasnya kepada pergaulan dunia. Kita merangkul dunia, sambil tetap mempertahankan jatidiri sebagai sebuah bangsa yang mandiri.

Indonesia yang percaya diri adalah Indonesia yang tidak takut pada keterbukaan di era global ini, tetapi justru menyambutnya sebagai peluang untuk lebih mendorong kemajuan bangsa.

Itulah esensi dari paham nasionalisme baru yang merupakan elemen keempat dari Catur Sukses Pembangunan Nasional. Dengan paham ini, kita dapat menempatkan filosofi dasar bangsa Indonesia, yaitu Pancasila, bukan sebagai sebuah pemikiran yang statis, membeku ditelan waktu, melainkan sebuah pemikiran dinamis yang menjadi sumber inspirasi kebangsaan kita.

Hal itu memungkinkan kita untuk terus belajar dan membuka diri, menyerap unsur dan perkembangan baru, sambil tetap menjaga kecintaan kita pada Tanah Air, serta penghargaan kita pada filosofi warisan bangsa.

Khususnya bagi generasi muda kita, hanya paham seperti inilah yang dapat mendorong mereka untuk melangkah maju, menjadi warga dunia yang produktif, sambil tetap menjadi manusia-manusia Indonesia yang utuh dan bertanggung jawab.

Singkatnya, dengan paham nasionalisme baru ini, kita dapat menyerukan kepada generasi muda Indonesia: reach for the stars, but put your feet on the ground. Buka cakrawalamu seluas mungkin, tuntutlah ilmu setinggi mungkin, kembangkan pergaulanmu seluas-luasnya, terbanglah meraih sejuta bintang, tetapi letakkan kakimu di bumi, yaitu bumi Indonesia yang kita cintai ini.

Saudara-saudara yang saya muliakan

Hadirin yang berbahagia

Semua itulah yang menjadi pertaruhan pada Pemilu 2014 mendatang. Setelah deklarasi ini, tidak ada lagi jalan untuk mundur. Layar sudah terkembang, pantang bagi kita untuk surut kembali.

Hari ini kita memulai pendakian yang panjang. Saya akan mengunjungi kota dan desa, kota kecamatan dan pelosok-pelosok Tanah Air untuk mendengarkan suara rakyat dan merebut simpati mereka.

Saya tidak mungkin melakukannya sendiri. Jika saudara-saudara siap melangkah, saya siap memimpin di depan. Jika saudara-saudara sudah membulatkan tekad, dengan ridho Allah SWT, saya yakin Pemilu 2014 akan menjadi milik kita.

Saya tahu jalan masih panjang dan berliku. Tetapi dengan dukungan, persahabatan dan kerjasama saudara-saudara, maka pasti tidak akan ada gunung yang terlalu tinggi, tidak ada laut yang terlalu dalam, serta tidak ada sungai yang terlalu lebar.

Akhirnya, sebagai penutup, perkenankanlah sekali lagi saya menghaturkan terimakasih yang sedalam-dalamnya, baik kepada pengurus, kader dan pimpinan Partai Golkar di semua lapisan dan semua daerah, maupun kepada para simpatisan, sahabat, pendukung, dan khususnya kepada istri, adik-adik dan anak-anak saya.

Begitu banyak yang telah membantu. Begitu banyak yang telah membesarkan hati saya.

Saya tidak dapat membalas semua kebaikan itu selain dengan mengulurkan persahabatan yang tulus. Insya Allah, jika diberikan kekuatan dan kesehatan, saya berjanji untuk memberikan yang terbaik.

Semoga kita akan sampai pada tujuan bersama, dan kemenangan berhasil kita raih demi nasib seluruh rakyat Indonesia. Maju terus Indonesia. Maju terus negeriku tercinta.

Sekarang, seperti yang sudah menjadi tradisi di Partai Golkar, perkenankanlah saya mengakhiri pidato deklarasi ini dengan tiga buah pantun:

Sajadah panjang dari beludru

Dipakai sholat gadis ayu

Bila kita istiqomah dan tawadhu

Pasti Allah memberi restu

Dari Bogor hingga Jakarta

Merah putih berkibar-kibar

Bila kita melangkah bersama

Indonesia menjadi negara besar

Piring emas berisi madu

Jadi minuman bagi sang ratu

Bila seluruh rakyat berpadu

Bangsa pasti melangkah maju

Wabillahitaufiq walhidayah

Wassalamualaikum Wr. Wb.

  1. No comments yet.

  1. No trackbacks yet.