Silaturahmi Kebangsaan

Sambutan pada Acara Silaturahmi Kebangsaan Partai Golkar. 26 Agustus 2013

Yang saya hormati Presiden RI Bpk. Susilo Bambang Yudhoyono

Yang saya hormati Wkl. Presiden RI, Prof. Boediono

Yang saya muliakan jajaran pimpinan Partai Politik

Sahabat-sahabat saya dari jajaran pengurus Partai Golkar

Bapak, Ibu dan hadirin yang saya muliakan

Assalamu alaikum WR. WB

Salam sejahtera bagi kita semua

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadapan Allah SWT karena hanya atas izin-NYA kita dapat bertemu pada malam yang berbahagia ini.

Selanjutnya, saya ingin menghaturkan penghargaan dan apresiasi yang sedalam-dalamnya dari seluruh pimpinan Partai Golkar atas kehadiran sahabat-sahabat seperjuangan dari lapisan kepemimpinan partai dan kekuatan politik Indonesia.

Terlebih khusus pula, saya dan seluruh jajaran Partai Golkar menyambut dengan suka cita kehadiran Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Republik Indonesia sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat, yang juga merupakan rekan seperjuangan Partai Golkar. Beliau menyempatkan diri untuk hadir pada malam ini dan saya kira kita semua menyambut kemurahan hati beliau dengan penuh rasa syukur dan terima kasih.

Ungkapan terimak kasih yang sama juga kami haturkan kepada Bpk. Wapres Boediono yang menyempatkan diri berada di tengah-tengah kita pada acara ini.

Selain itu, saya juga mengucapkan beribu terima kasih kepada kader-kader partai lainnya yang hadir pada malam hari ini. Inilah warna-warni Indonesia yang menyejukkan dan perlu terus kita kembangkan.

Pertemuan pada malam ini adalah sebuah upaya untuk meneruskan tradisi yang baik di negeri kita, yaitu tradisi kekeluargaan setelah berakhirnya Bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri. Tradisi ini adalah sebuah institusi sosial yang sangat positif, sebab ia biasanya mengambil bentuk pertemuan silaturahmi yang diwarnai oleh sikap bersahabat, sikap yang rendah hati untuk saling memaafkan, menerima kekurangan dan kelemahan sebagai manusia, serta berjanji untuk berbuat yang lebih baik lagi di masa-masa mendatang.

Selain itu, secara kebetulan pula, Indonesia baru saja merayakan Proklamasi Kemerdekaan ke-68, yang merupakan sebuah momen penting dalam sejarah kebangsaan kita.

Oleh karena itulah, kami di Partai Golkar kemudian mengundang sahabat-sahabat semuanya, tokoh dan pimpinan Partai Politik di Tanah Air, untuk bertemu, menyambung tali silaturahmi, dan menyebut pertemuan malam ini sebagai sebuah “silaturahmi kebangsaan.” Dan karena itu pula, saya memohon dengan kerendahan hati agar satu per satu sahabat-sahabat kita pimpinan parpol yang hadir malam ini agar turut memberikan sambutan dan pandangan-pandangan yang dapat mempererat tali persahabatan kita.

Semoga lewat pertemuan ini, kita menegaskan sekali lagi bahwa, walaupun berasal dari tempat yang berbeda-beda, namun kita hidup bukan untuk mempertajam perbedaan, melainkan untuk memperluas ruang-ruang kebersamaan. Kita memandang perbedaan bukan sebagai kelemahan, namun justru kita mensyukurinya sebagai dinamika yang sehat dari sebuah masyarakat majemuk.

Prinsip mulia ini sangat penting untuk terus digarisbawahi, khususnya di saat-saat seperti ini di mana dinamika Pemilu sudah mulai menghangatkan suhu politik di Tanah Air. Suhu ini akan terus meningkat, dan puncaknya akan terjadi pada bulan April dan Juli tahun depan. Sebagai pimpinan partai politik, kita tentu akan berada di pusaran kompetisi yang ketat, berlomba untuk merebut dukungan rakyat.

Kompetisi pasti akan seru, sebagaimana pertandingan sepakbola yang ketat dengan bintang-bintang lapangan yang piawai. Tapi betapapun ketatnya, saya yakin sepenuhnya bahwa persahabatan dan tali silaturahmi di antara kita akan menjadikan kompetisi tersebut sebagai sebuah pesta demokrasi yang tertib, adil, dan damai.

Demikian pula, saya yakin bahwa di samping keharusan kompetisi, kita menyadari sepenuhnya bahwa manakala kepentingan bangsa memanggil, maka semua kekuatan politik akan merapatkan barisan dan menjadi satu kesatuan kebangsaan yang utuh dan kompak. Jika pertaruhannya adalah kesejahteraan anak-anak kita, jika pertaruhannya adalah kemaslahatan Republik Indonesia, maka kita akan kompak berseru bahwa tidak boleh ada kuning, biru, merah atau warna lainnya. Yang ada hanyalah merah putih, sang saka Indonesia yang gagah dan berkibar perkasa.

Bapak Presiden dan Wkl. Presiden yang saya hormati

Sahabat-sahabat seperjuangan dan pimpinan partai politik yang saya muliakan

Hadirin yang saya hormati

Pada kesempatan ini izinkanlah saya untuk mengingatkan kita semua bahwa dengan perayaan Hari Proklamasi yang baru saja lewat, bangsa Indonesia sudah berusia hampir tujuh dekade. Dalam satu generasi ke depan, yaitu generasi anak dan cucu kita sekarang, perayaan kemerdekaan bangsa akan mencapai angka historis, yaitu 100 tahun, satu abad, pada tahun 2045.

Saya yakin, kita semua bertekad bahwa perayaan seabad Proklamasi kelak akan menjadi sebuah perayaan dengan penuh rasa syukur, sebab saat itu Indonesia telah menjadi negara maju dan sejahtera, dengan tingkat kebudayaan yang tinggi, dengan tingkat pendidikan yang tidak kalah oleh bangsa-bangsa maju lainnya. Saat itu semua anak Indonesia dari Sabang sampai Merauke akan dengan gagah berkata, I am proud to be an Indonesian. Saya bangga menjadi putra dan putri bangsa Indonesia.

Itulah Indonesia yang menjadi cita-cita kita bersama: sebuah negeri yang membanggakan, tempat persemaian kreatifitas dan ide-ide yang cemerlang; sebuah negeri yang sanggup memberi kesempatan kepada setiap warganya untuk mencari kehidupan yang lebih baik, untuk berusaha sesuai dengan bakat dan kemampuannya dalam suasana yang damai, bersahabat dan saling menghargai.

Adalah tugas kita semua untuk memberikan kontribusi lewat partai dan kekuatan politik yang berbeda-beda untuk memastikan bahwa mimpi dan tujuan besar tersebut memang akan terwujud.

Kita harus merawat Indonesia, membesarkannya, serta mengantarkannya memasuki pintu gerbang seabad Proklamasi dengan kepala tegak dan mata yang berbinar. Para pahlawan di masa lalu telah melaksanakan peran mereka. Adalah tugas kita sekarang untuk melanjutkannya dengan lebih baik lagi.

Insya Allah, jika semua itu memang berhasil kita lakukan, maka generasi mendatang akan mengenang karya dan upaya kita dengan penuh rasa syukur dan terima kasih. Secara bersama-sama kita akan dikenang sebagai lapisan kepemimpinan yang mengantarkan Indonesia memasuki gerbang emas sebagai negara maju. Dengan itu semua, perjuangan yang kita lakukan sekarang, betapapun kecilnya, akan memiliki makna historis yang mendalam.

Bapak Presiden dan Wkl. Presiden yang saya muliakan

Sahabat-sahabat pimpinan berbagai partai yang saya hormati

Hadirin yang sama muliakan

Sebelum menutup sambutan ini, tanpa mengurangi penghargaan pada sahabat-sahabat dari partai lainnya, perkenankanlah saya secara khusus menyampaikan pesan kepada Bapak Susilo Bambang Yudhoyono dalam posisi beliau sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Seperti info yang kita dengar, Konvensi Partai Demokrat untuk memilih Calon Presiden pada Pemilu 2014 nampaknya akan segera dimulai. Sebagai sahabat, kami semua di Partai Golkar mengucapkan selamat dan sukses. Semoga konvensi ini melahirkan tokoh dan Calon Presiden yang ideal dan mumpuni.

Partai Golkar menyambut dengan tangan terbuka siapa pun tokoh yang akan menang dalam konvensi nantinya. Semakin piawai dan tangguh tokoh tersebut, semakin bergairah pula Partai Golkar mengikuti Pemilu Presiden kelak, sebab kandidat Capres Partai Golkar akan mendapat satu lagi lawan tanding yang menggairahkan — atau mungkin juga mendapatkan calon partner yang menarik untuk berjalan bersama-sama. Seperti dalam permainan tenis yang saya gemari, kadang kita harus bertarung dalam permainan single yang ketat, tetapi terkadang pula lebih baik kita berpartner dalam permainan double yang saling mengisi…

Apapun hasilnya, kita semua memberikan apresiasi dan berdoa semoga konvensi tersebut berjalan sesuai dengan harapan sahabat-sahabat kita di Partai Demokrat.

Akhirnya, sekali lagi saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua sahabat yang hadir pada malam hari ini. Minal aidin walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin. Tak lupa pula, sebagaimana tradisi kami di Partai Golkar, perkenankanlah saya menutup sambutan singkat ini dengan membacakan tiga bait pantun:

Dari Senayan sampai Istana

Bertiup angin amboi sejuknya

Malam ini beta berjanji

Tak akan lupa bersilaturahmi

Mari kawan bakar ikannya

Sambal kecap aduh sedapnya

Para pemimpin bersatu padu

Alangkah senang hati rakyatku

Cantik rupawan melambai senyumnya

Pakai selendang kuning warnanya

Bulat sudah tekad bersama

Majukan negeri, majukan bangsa

Wabillahi taufiq walhidayah

Wassalamualaikum Wr. Wb.

  1. No comments yet.

  1. No trackbacks yet.