Aburizal Orang yang Berani dan Tegas

Jendral TNI (Purn.) Luhut B. Panjaitan

Pendiri dan Komandan Pertama Detasemen 81 Anti Teror Kopassus, Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan.

13640150033_0c946a15fc_bSaya sudah lama mengenal Aburizal Bakrie, yang sekarang dikenal dengan panggilan ARB. Saya sudah mengenal dia sejak masih bertugas di Timor Timur. Saya seorang tentara dan dia seorang pengusaha.

Di mata saya, Aburizal adalah teman yang baik. Sebagai seorang teman, dia adalah pribadi yang sangat hangat dan setiakawan. Dia juga sosok yang pandai berbisnis dan memimpin organisasi.

Persahabatan saya dengan Aburizal yang sudah puluhan tahun berlanjut saat dia menawari saya untuk masuk ke Partai Golkar sebagai dewan pertimbangan (wantim). Saat itu Aburizal terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Awalnya saya enggan, karena saya sedang sibuk meniti usaha saya waktu itu. Tapi Aburizal ini kawan baik saya, sehingga saya tidak bisa menolak permintaannya. Akhirnya saya membantu dia di Golkar.

Sampai akhirnya teman saya ini maju sebagai calon presiden. Saya mendukung penuh langkah dia. Saya ingin mengantarkan dia. Bukan hanya sebagai seorang sahabat lama, tapi juga karena saya tahu siapa Aburizal Bakrie. Saya tahu kapasitasnya. Dia memiliki kapasitas yang diperlukan untuk menjadi seorang pemimpin bangsa.

Aburizal punya pengalaman organisasi yang cukup lengkap, dia juga menguasai masalah ekonomi dan kebangsaan, dan yang tak kalah penting, dia juga punya ketegasan dan keberanian. Ketegasan dan keberanian ini penting untuk memimpin bangsa sebesar dan sekompleks ini.

Negeri ini butuh pemimpin yang tegas dan tidak ada keragu-raguan. Keragu-raguan itu saya jamin tidak ada pada dia. Kalau ada, tidak mungkin saya berteman lama sama dia. Saking beraninya Aburizal ini, dulu saya pernah berkata pada dia:

“Coba kita kenal dari dulu, sudah gue suruh masuk Kopassus lu”

Itu saya katakan karena teman saya ini memang seorang yang pemberani. Waktu di Kupang kemarin, di depan tokoh agama saya bilang Aburizal ini orang yang pemberani dan tidak pernah ragu-ragu, Aburizal yang ada di samping saya bilang begini:

“Kalo ragu ya bisnisnya ndak akan maju,” ujarnya sambil tersenyum.

Selain itu, saya juga melihat Aburizal ini orang yang mengerti kondisi masyarakat dan apa yang diinginkan masyarakat. Ketika menjadi Menko Kesra, banyak hal yang sudah dikerjakaannya, mulai dari mengatasi kelaparan di Yahukimo, yang kemudian membuat banyak pemberontak OPM menyerah karena merasa diperhatikan, program Kredit Usaha Rakyat (KUR), PMPM, dan lain sebagainya. Soal mensejahterakan rakyat, Aburizal sudah menunjukkan buktinya.

Kalau pun disebut kekurangannya yaitu soal Lumpur Sidoarjo, saya melihat ini adalah kekurangan yang dibuat-buat orang atau lawan politik. Saya juga pengusaha pengeboran, jadi tahu betul Lapindo tidak bersalah, dan keputusan pengadilan (MA) juga menyatakan tidak bersalah. Selain itu, saham Bakrie di Lapindo saat itu juga kecil.

Namun meski tidak bersalah dan dikuatkan secara hukum, Bakrie tetap membantu korban bahkan sampai keluar uang Rp9 triliun. Dia membayar tanah korban 20 kali NJOP atau 20 kali harga aslinya. Coba bayangkan, betapa baiknya kawan saya dan Keluarga Bakrie ini.

Soal Lapindo ini saya bicara fakta. Saya bukan membela dia karena teman saya. Saya utarakan fakta biar publik tahu apa yang sebenarnya. Saya tidak tega juga dia digitukan orang.

Dari itu semua, saya melihat Aburizal ini memang layak jadi presiden. Saya melihat semua capres, tidak ada capres yang tidak saya kenal. Dari semuanya saya membuat matriks. Saya lihat plus dan minus tiap tokoh, kemudian saya simpulkan.

Kesimpulannya, di antara capres yang lain Aburizal Bakrie adalah yang terbaik. Saya yakin di tangan Aburizal Indonesia ini akan menjadi negara yang maju dan sejahtera.

  1. No comments yet.

  1. No trackbacks yet.