Moment of Decision: Kepentingan Nasional adalah Tujuan Tertinggi Partai Golkar

Pidato Sambutan Rapimnas VI Partai Golkar, Jakarta 18 Mei 2014.

Bn4vn3RIYAAeanCPertama-tama perkenankanlah saya mengajak kita semua untuk memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT. Atas rahmat dan izinnya semata, maka kita semua dapat berkumpul dalam Rapimnas yang maha-penting pada hari bersejarah ini.

Selanjutnya, saya juga ingin menghaturkan apresiasi yang sedalam-dalamnya kepada seluruh peserta Rapimnas ini, khususnya kepada seluruh pimpinan DPD dari 33 provinsi yang datang dari berbagai daerah di negeri kita tercinta ini, dari Provinsi Nanggro Aceh Darussalam di ujung barat hingga Provinsi Papua di ujung timur, dan juga kepada 8 ormas yang mendirikan dan didirikan oleh Partai Golkar, serta dua sayap partai kita.

Saya merasakan denyut nadi, merasakan besarnya antusiasme dari pimpinan partai, ormas serta sayap partai kita dari berbagai daerah untuk mengikuti Rapimnas bersejarah Partai Golkar pada hari yang berbahagia ini.

Hari ini pantas disebut sebagai sebuah moment of decision, suatu hari yang sangat menentukan. Di depan kita terbentang percabangan jalan sejarah. Kita akan memutuskan ke arah mana Partai Golkar akan melangkah. Keputusan kita dalam Rapimnas hari ini bukan hanya akan menentukan arah Partai Golkar, tetapi juga arah perjalanan seluruh bangsa Indonesia.

Singkatnya, history is in the making, sejarah sedang berputar cepat. Dan kita semua merasa bangga dan bersyukur bahwa Partai Golkar turut serta dalam menentukan arah serta kecepatan perputaran sejarah ini. Seluruh mata dan telinga bangsa Indonesia sedang tertuju pada ruangan ini. Tidak berlebihan jika saya berkata bahwa sekarang ini bangsa Indonesia sedang menunggu keputusan yang dilahirkan dalam Rapimnas kita hari ini.

Karena itulah, sebelum melanjutkan lebih jauh sambutan saya ini, terlebih dahulu saya ingin bertanya langsung kepada segenap kader dan pimpinan Partai Golkar yang ada dalam ruangan ini: Apakah saudara-saudara siap mengambil keputusan yang terbaik? Apakah saudara-saudara siap mengambil keputusan dengan mengutamakan kepentingan seluruh bangsa Indonesia? (Terima kasih).

Saudara-saudara yang saya hormati

Hadirin yang saya muliakan

Sebagai sebuah background, izinkanlah saya menjelaskan sedikit apa yang terjadi dalam Pemilu Legislatif pada 9 April silam, serta apa yang terjadi setelahnya.

Seluruh kader dan pimpinan Partai Golkar, di pusat dan di daerah, telah berupaya maksimal untuk meraih kemenangan. Sebagai Ketua Umum, saya merasa bangga dan menyampaikan apresiasi yang sedalam-dalamnya atas upaya kita untuk menambah perolehan suara serta menjaga nama besar partai kita tercinta ini.

Memang, dengan besar hati harus kita akui bahwa hasil akhirnya memang tidak sesuai dengan harapan kita semula. Dan untuk itu, sebagai Ketua Umum, saya menyatakan bertanggung jawab sepenuhnya. Jangan mencari kesalahan pada pihak lain. Saya adalah pimpinan tertinggi partai kita, dan karenanya saya adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas segala kekurangan yang ada. Untuk itu, di hadapan saudara-saudara semua, saya menyampaikan permohonan maaf dari hati saya yang terdalam.

Dengan mengatakan semua itu, saya tidak ingin mengajak saudara-saudara memasuki alam melankoli dan larut dalam pesimisme. Malah sebaliknya, saya ingin mengajak kita semua untuk melihat satu sisi baik serta sebuah pencapaian yang sebenarnya bermakna sangat positif. Walaupun jumlah kursi DPR RI yang berhasil kita peroleh menurun, yaitu dari 106 menjadi 91 kursi, dukungan suara nasional bagi Partai Golkar yang telah diumumkan resmi oleh KPU adalah lebih dari 18 juta suara, atau 14,75 persen suara nasional, yang berarti bahwa kita mendapat tambahan lebih dari 4 juta dibandingkan dengan perolehan suara pada pemilu sebelumnya.

Jadi, jumlah dukungan rakyat bagi partai kita meningkat dibandingkan dengan perolehan pada Pileg 2009. Walaupun peningkatan suara ini relatif kecil, namun sebenarnya, kalau dilihat dari perspektif kesejarahan, maknanya sangat penting. Dalam setiap pemilu di masa reformasi, perolehan suara Partai Golkar cenderung terus menurun, yaitu 24% pada Pemilu 1999, menjadi 21% pada Pemilu 2004, kemudian merosot lagi menjadi 14.5% pada Pemilu 2009.

Karena itu, dengan perolehan suara sebesar 14.75% pada Pileg 2014, kita dapat berkata bahwa untuk pertama kalinya dalam pemilu di masa reformasi, suara rakyat bagi Partai Beringin tidak lagi terus menurun. The historical decline has been arrested: kita sudah berhasil menghentikan trend sejarah yang terus menurun tersebut, dan atas upaya kita bersama, kini kita telah membawa partai yang kita cintai ini dalam sebuah posisi rebound, sebuah posisi dengan fondasi yang jauh lebih baik untuk merebut kembali kejayaan partai dalam pemilu di masa-masa mendatang.

Lebih jauh lagi, dengan pencapaian tersebut, kita tetap menempatkan posisi Partai Beringin dalam sebuah posisi terhormat. Bersama sahabat kita, yaitu PDIP di bawah pimpinan Ibu Megawati Sukarnoputri, Partai Golkar tetap menjadi kekuatan politik papan atas, sebuah kekuatan politik besar yang mewakili aspirasi rakyat, yang belakangan ini disebut dengan istilah sebagai sebuah kapal tanker dalam lautan politik Indonesia.

Dengan begitu banyaknya jumlah dukungan rakyat yang berada di belakang kita, serta dengan pengalaman panjang dalam dunia pemerintahan, baik di lembaga eksekutif maupun di lembaga legislatif, maka segenap lapisan kepemimpinan dalam kapal tanker Partai Golkar memiliki tanggung jawab lebih, sebuah kehormatan yang menuntut kita semua untuk betul-betul memikirkan serta menempatkan kepentingan rakyat dan kepentingan nasional di atas semua kepentingan yang ada.

Saudara-saudara yang saya hormati

Hadirin yang saya muliakan

Setelah Pileg, kini kita akan menyambut satu lagi peristiwa besar yang akan berlangsung pada 9 Juli mendatang, yaitu pemilu presiden. Pilpres ini adalah sebuah peristiwa maha-penting sebab ia akan menghasilkan pemerintahan baru di lembaga eksekutif yang akan menentukan perjalanan bangsa kita 5 tahun ke depan.

Satu fakta penting yang ada dalam pilpres ini adalah bahwa tidak ada satu partai pun, termasuk PDIP dan Partai Golkar, yang dapat mengajukan Capres dan Cawapresnya secara sendiri-sendiri. Karena suara dukungan rakyat tersebar relatif merata kepada banyak partai dalam pileg baru lalu, maka the nature of the game dalam pilpres mendatang adalah the neccessity of coalition, keharusan untuk menkonsentrasikan dan menggabungkan kekuatan dalam gumpalan yang lebih besar bersama partai-partai lainnya.

Untuk itulah, dalam sebulan terakhir, sebagai Ketua Umum dan mandataris partai kita, saya telah membangun hubungan komunikasi yang intensif, serta bertemu langsung dengan semua pimpinan partai politik. Semua pertemuan dan komunikasi ini mendapat liputan dan perhatian yang sangat luas dan antusias dari berbagai media massa, baik di pusat maupun di daerah.

Saya akan menjelaskan hasil dan rincian berbagai pertemuan ini dalam sebuah forum tersendiri nanti. Tetapi pada intinya dengan bangga dapat saya laporkan ke hadapan saudara-saudara saat ini bahwa semua pertemuan dan komunikasi tersebut berjalan dengan baik, produktif, serta dalam suasana persahabatan yang akrab. Praktis semua partai menyatakan keinginan untuk membangun kerjasama erat dengan partai kita, baik dalam membentuk koalisi sebelum maupun setelah berlangsungnya Pilpres pada Juli mendatang.

Karena itulah, pada hari ini, lewat Rapimnas di ruangan ini, kita sekarang harus memutuskan serta mengambil sikap yang tuntas dan paripurna ke arah mana, serta dalam bentuk apa, pembentukan koalisi yang sesuai dengan aspirasi Partai Golkar. Inilah keputusan yang saya sebut di awal tadi sebagai keputusan yang bersifat historis, sebuah keputusan Rapimnas yang mengarahkan tujuan kapal tanker Partai Golkar, serta lebih jauh lagi, mengarahkan arah dan tujuan perjalanan bangsa Indonesia di tahun-tahun mendatang.

Untuk itu semua, lewat Rapimnas terhormat ini, saya memohon kepada saudara-saudara untuk memperbaharui serta menyesuaikan mandat penuh yang sudah saudara-saudara berikan kepada saya lewat Rapimnas III pada tahun 2012 yang lalu. Penyesuaian mandat ini saya perlukan agar langkah-langkah saya sebagai Ketua Umum pada putaran dan tikungan terakhir ini sesuai dengan konteks situasi yang ada, sesuai dengan ruang gerak yang secara riil kita miliki, serta sesuai pula dengan kebutuhan praktis untuk mengambil keputusan secara secara cepat dan bertanggung jawab.

Secara pribadi sudah sering saya sampaikan bahwa bagi saya dan bagi Partai Golkar, posisi kekuasaan atau kursi jabatan bukanlah tujuan akhir, tetapi semata-mata hanyalah sebuah instrumen untuk mencapai tujuan yang lebih besar, yaitu pencapaian kemajuan dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Karena itu, saya tidak memiliki beban dan ambisi pribadi yang berlebihan. Sikap yang akan saya tegakkan di saat-saat terakhir ini dan di tikungan paling ujung ini akan sepenuhnya bersandar pada beberapa prinsip dasar, yaitu pertama, untuk menjaga kehormatan dan marwah Partai Golkar; kedua, untuk mencapai atau turut serta mencapai kemenangan dalam Pilpres mendatang; serta yang ketiga atau yang terpenting adalah untuk menyiapkan fondasi agar Republik Indonesia memiliki sebuah pemerintahan yang kuat dan efektif, sebuah pemerintahan yang sukses dalam 5 tahun mendatang untuk mendorong kemajuan dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Saya ingin menegaskan sekali lagi prinsip Partai Golkar dalam mengikuti Pemilu 2014. Kemenangan bukanlah tujuan akhir kita, sebab esensi pemilu adalah bahwa siapapun yang menang, kemenangan tersebut harus dipersembahkan bagi kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Jangan pernah lupa bahwa dari ujung Banda Aceh sampai Tanah Papua, kita semua bersaudara.

Singkatnya, fokus utama saya bukanlah hanya sekadar mencari kursi dan kekuasaan, atau hanya untuk mencapai kemenangan pada Pilpres 9 Juli nanti. Pikiran dan hati saya akan saya tujukan untuk mencari jalan agar seluruh bangsa Indonesia dapat merajut kembali kebersamaan, bergandengan tangan bersama di bawah pemerintahan eksekutif yang kuat, dengan dukungan mayoritas yang memadai di parlemen, agar Indonesia terus tumbuh menjadi sebuah negeri yang membanggakan kita semua.

Karena itu, kalau saudara-saudara izinkan, saya akan memberi nama atau julukan bagi mandat yang saudara-saudara berikan nanti sebagai keputusan Rapimnas ini. Ungkapan persisnya adalah “Satu Mandat, Satu Nama, serta Satu Tujuan Besar.” Lewat ungkapan ini, esensi yang ada pada otoritas yang saudara-saudara akan berikan kepada saya sebagai Ketua Umum akan bulat, utuh, jelas, dan tegas.

Dengan semua itu, dengan segala kerendahan hati, sekali lagi saya ingin bertanya langsung kepada saudara-saudara peserta Rapimnas dalam ruangan ini: Apakah suadara-saudara siap mengambil keputusan terbaik pada hari ini? Apakah saudara-saudara siap untuk memberi mandat kepada Ketua Umum untuk kejayaan partai dan Bangsa Indonesia? (Terima kasih).

Sebagai rasa terima kasih saya, seperti biasa dalam tradisi orasi Partai Golkar, perkenankanlah saya menyampaikan dua bait pantun:

Di pagi hari senyumku mekar

Melihat wajah cantik jelita

Selendang kuning melambai berkibar

Rakyat sejahtera dambaan kita

Pemilu Presiden akan digelar

Rakyat menunggu keputusan kita

Maju terus Partai Golkar

Maju terus Indonesia tercinta

Akhirnya, sebagai penutup, saya ingin mengaturkan penghargaan dan apresiasi yang setinggi-tingginya atas kepercayaan saudara-saudara semua. Semoga partai dan bangsa yang kita cintai ini terus diberikan rahmat oleh Allah SWT untuk menjadi bangsa yang besar dengan masa depan yang gilang gemilang.

  1. No comments yet.

  1. No trackbacks yet.