Pemerintahan Baik Tegakkan Aturan

Wawancara dengan Harian Kompas

Partai Golkar adalah aktor penting dalam jagat politik di Indonesia. Partai ini bukan partai ”kemarin sore”, melainkan partai yang memiliki sejarah panjang dan membuktikan diri mampu bertahan menghadapi gelombang perubahan. Konstituen yang besar, infrastruktur yang solid, sumber daya yang memadai, dan didukung cukup banyak politikus senior, partai ini pun rasanya sangat disegani dalam pergaulan politik nasional.

Lantas, bagaimana salah satu partai terbesar di Indonesia itu memandang tahun 2011? Apa sebenarnya yang direncanakan Partai Golkar? Tidak ada orang yang paling pas menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut selain Aburizal Bakrie. Ditemui di kantornya di Wisma Bakrie I Lantai 7, Kuningan, Jakarta, pekan silam, Ketua Umum Partai Golkar yang juga pengusaha besar ini menjelaskan strategi dan perencanaan Partai Golkar pada 2011 dan, tentunya, persiapan menghadapi tahun suksesi nasional, 2014.

Secara internal, apa yang akan dilakukan Partai Golkar pada 2011?

Tahun 2011 merupakan tahun kaderisasi, sedangkan tahun 2010 adalah tahun konsolidasi. Kami sudah melakukan konsolidasi partai sampai tingkat kecamatan. Akhir Mei tahun 2011 merupakan konsolidasi sampai tingkat desa. Karena tahun ini merupakan tahun kaderisasi, kami akan mencetak kader-kader berkualitas pada 2011. Jadi, apabila kader Golkar ditempatkan dalam pemerintahan, DPR, DPRD, maka dia tahu apa yang harus diperbuat.

Sesuai dengan pidato akhir tahun saya, tahun 2011 merupakan tahun ide dan gagasan sebagai instrumen politik. Pada tahun ini, Partai Golkar harus mampu menelurkan berbagai ide dalam bidang ekonomi, pendidikan, sosial, dan hankam. Ide-ide harus kita kembangkan. Itu yang harus dilakukan Partai Golkar pada tahun 2011.

Lantas apa tantangan yang dihadapi Partai Golkar?

Tantangannya adalah belum semua orang, termasuk orang-orang di dalam Partai Golkar, mengetahui bagaimana cara menghindarkan penggunaan intrik sebagai instrumen politik, bagaimana melawan itu. Kita harus melawannya dengan mengembangkan gagasan. Itu merupakan masalah yang paling sulit dilakukan.

Sungguh mengecewakan kalau kita saling menghujat, saling mencurigai, dan saling memfitnah. Bahkan, kebebasan pers dimanfaatkan untuk memfitnah. Kalau kita terus melakukannya, dampaknya akan sangat buruk bagi perkembangan Indonesia.

Secara umum, bagaimana Partai Golkar melihat tahun 2011? Apa yang kurang dan harus dilakukan Partai Golkar?

Tahun ini merupakan tahun untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran. Caranya, mengupayakan high growth economy, ekonomi dengan pertumbuhan tinggi, yang menurut saya bisa mencapai 8 persen. Kita lihat, pertumbuhan Amerika Serikat, India, dan China mencapai hampir 10 persen, sedangkan Filipina mencapai 8 persen. Kenapa Indonesia masih dengan 6,4 persen?

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menyebabkan lapangan kerja lebih besar, pengangguran menurun. Kemiskinan juga akan menurun. Namun, kemiskinan tidak menurun dengan otomatis. Pemerintah perlu melakukan intervensi untuk mengupayakan kesejahteraan rakyat yang lebih baik. Dalam bidang kesehatan dan pendidikan, diperlukan pemberian kesempatan berusaha lebih besar lewat program-program pemerintah di bidang infrastruktur. Selain mampu meningkatkan perekonomian di kemudian hari, pengerjaan infrastruktur akan menciptakan lapangan pekerjaan yang akhirnya mengurangi kemiskinan. Hal ini yang pertama-tama harus dilakukan pada 2011.

Mengenai pendidikan, kita tahu pendidikan sampai tingkat SMA sudah cukup baik, tetapi untuk pendidikan tinggi masih sangat mahal dan kurang. Perhatian harus diberikan ke pendidikan tinggi. Pendidikan sembilan tahun sudah dikerjakan bertahun-tahun. Pendidikan SD sampai SMP ditangani kabupaten/kota, sedangkan SMA ditangani provinsi. Nah, pemerintah pusat fokus menangani pendidikan tinggi. Tanpa pendidikan, Indonesia tidak berkembang baik.

Itulah yang akan dikerjakan Partai Golkar melalui kader-kadernya yang duduk dalam pemerintahan ataupun di parlemen dari level atas sampai ke bawah. Jadi, kami menginginkan, pada 2011, kita tidak berbicara intrik lagi, tidak berbicara fitnah, melainkan gagasan mengenai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, intervensi pemerintah untuk menambah kesejahteraan rakyat.

Apa hasil evaluasi Partai Golkar terhadap pembangunan ekonomi Indonesia pada tahun lalu?

Kita tidak memberikan perhatian pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena takut pada overheating. Saya tidak percaya overheating akan terjadi. Kita puas hanya dengan 6 persen. Saya sependapat dengan Wapres Boediono yang menyatakan di Kompas bahwa usulan pemerintah tentang pertumbuhan 6,4 persen tidak cukup. Beliau katakan, pertumbuhan perlu mencapai 7 sampai 8 persen. Saya setuju dengan Wapres. Selama ini kita kurang berani. Selalu takut dengan overheating.

Selain pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesejahteraan juga perlu mendapat perhatian. Dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) perlu ditambah, dari Rp 1,9 miliar per kecamatan menjadi Rp 2,5 miliar per kecamatan. Idealnya ialah Rp 3 miliar per kecamatan.

Untuk masalah kesehatan, perhatian dan anggaran lebih besar perlu diberikan bagi penanggulangan tuberkulosis (TB) dan malaria. Ada 100.000 orang meninggal akibat TB setiap tahun. Berarti dalam satu hari sekitar 300 orang meninggal dunia akibat TB. Jumlah ini lebih besar dari korban flu burung.

Tentang fitnah, apakah Partai Golkar merasa pernah menjadi korban?

Saya kira Anda sudah tahu jawabannya; bahwa memang pernah. Namun, hal itu ingin kami hilangkan. Kami tidak menjawab fitnah dengan fitnah, tetapi menjawab fitnah dengan ide. Kami ajak semua berpikir membangun bangsa. Bagaimana membangun bangsa? Tidak bisa dengan intrik, tidak bisa dengan fitnah, tetapi dengan gagasan nyata, tindakan nyata untuk membangun.

Saat ini ada kegelisahan masyarakat terkait dengan penegakan hukum. Bagaimana menurut Partai Golkar?

Penegakan hukum adalah agenda pemerintah yang harus diselesaikan. Kami akan terus mendesak pemerintah untuk menegakkan hukum, baik untuk kasus besar maupun bagi kasus kecil.

Mengenai Wali Kota Tomohon Jefferson Rumanjar, kader Golkar yang disangka menyelewengkan APBD. Apa yang akan dilakukan agar kader Partai Golkar tidak terjerumus seperti itu?

Pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang menjalankan peraturan yang ada, menegakkan aturan. Kalau dianggap salah, ada pengadilan. Kalau pengadilan belum mengeluarkan putusan, maka ia tetap berhak menjadi calon (kepala daerah) di mana pun. Supaya tidak ada masalah hukum, hargailah peraturan, bertindaklah sesuai hukum.

Apa yang saya khawatirkan adalah manakala kebijakan pegawai pemerintahan kemudian disalahkan, dianggap sebagai pidana. Seharusnya kebijakan tidak boleh dipidanakan. Kalau seseorang tidak berani mengambil kebijakan, negara ini tidak akan ke mana-mana.

Pada tahun 2014, ada pergantian pemimpin nasional. Partai Golkar pasti berupaya mengajukan calon pemimpin nasional baru.

Sistem pemilihan kita berdasarkan popularitas. Rakyat akan pilih orang yang paling populer, siapa yang dianggap paling pantas. Oleh karena itu, Partai Golkar akan mengusulkan putra-putri Indonesia terbaik yang tidak harus dari Partai Golkar.

Tahun 2014 dan seterusnya merupakan tahun-tahun krusial. Pemimpin nasional harus mempunyai visi yang jauh ke depan dan berani melaksanakan kebijakan-kebijakan yang digariskan dalam rencana pembangunan.

Bukankah parpol seharusnya menghasilkan kader pemimpin sehingga tidak hanya mendukung orang yang paling populer?

Rakyat kita tidak bodoh. Kalau bicara populer, berarti juga melihat track record (rekam jejak), melihat riwayat orang itu, apakah mampu melakukan pembangunan di bidangnya atau tidak. Rakyat akan melihat rekam jejak orang tersebut. Jadi, tidak bisa hanya karena bersolek atau populer, tetapi juga karena track record.

Namun, fungsi parpol adalah mencetak kader pemimpin. Bagaimana mungkin parpol malah memberi dukungan kepada orang di luar parpol dengan alasan lebih populer?

Parpol didirikan untuk kepentingan bangsa, bukan untuk kepentingan partai itu sendiri. Tentu kita tidak mengharapkan orang yang menjadi Presiden RI baru belajar setelah ia terpilih sebagai presiden. Kami tidak mungkin memilih orang yang sangat muda, pengalaman tipis, apalagi tidak punya pengalaman di pemerintahan.

Tentu saja kami mengharapkan kader Partai Golkar menjadi presiden. Tujuan Partai Golkar adalah memenangi pemilu dan menguasai parlemen. Setelah itu, barulah calon dari Partai Golkar menjadi calon presiden. Namun, kalau calon ini tidak populer, tidak realistis jika Partai Golkar tetap mencalonkannya sebagai presiden dan wakil presiden.

Bagaimana mengetahui capres yang populer?

Kita akan melihat hasil survei yang dilakukan pada tahun 2012. Ini akan jadi patokan pada awal tahun 2013 untuk menentukan siapa calon presiden dari Partai Golkar.(A Tomi Trinugroho dan Susie Berindra)

Pesan Perayaan Natal & Tahun Baru Ketua Umum Partai Golkar

Perayaan Natal 2010 & Tahun Baru 2011 Keluarga Besar Partai Golongan Karya Tingkat Nasional, di Manado.

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Selamat sore dan salam sejahtera untuk kita semua,

Syaloom.

Yang saya hormati:

Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Golkar

Para Tokoh Agama dan Masyarakat Sulawesi Utara

Ketua DPD-I Partai Golkar Sulawesi Utara beserta seluruh jajaran

Gubernur Tk.I Propinsi Sulawesi Utara

Pimpinan Partai Politik dan Organisasi Kemasyarakatan se-Propinsi Sulawesi Utara

Fraksi Partai Golkar DPRD-I dan DPRD-II se Propinsi Sulawesi Utara

Ketua DPD-II Partai Golkar se-Propinsi Sulawesi Utara beserta seluruh jajaran

Ketua PK & PL Partai Golkar se-Propinsi Sulawesi Utara

Segenap kader dan anggota Partai Golkar’

Hadirin dan Hadirat yang berbahagia

Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang karena atas ijin, rahmat, dan karunia-Nya kita dapat menyelenggarakan Perayaan Natal 2010 dan Tahun Baru 2011.

Saya menyambut gembira perayaan ini, terlebih karena penyelenggaraannya di pusatkan di Manado, di Bumi Kawanua yang indah dan mempesona. Manado selalu mengesankan. Bagi saya, kota ini adalah salah satu kota terindah dan tercantik di Indonesia. Apalagi, di kota ini juga, dan di seluruh bagian Sulawesi Utara, hidup subur nilai-nalai keterbukaan, persaudaraan, serta kemajemukan yang diungkapkan dalam istilah lokal yang tepat, yaitu: Torang samua basaudara.

Karena itulah, saya dari lubuk hati saya yang terdalam, saya berharap bahwa ungkapan dan nilai-nilai subtil di balik ungkapan tersebut, yang dibingkai dengan kecantikan dan keindahan kota dan masyarakat Manado, dapat menjadi ilham dan sumber inspirasi bagi kita semua dalam memperingati perayaan Natal dan menyambut bergulirnya tahun 2011.

Lewat perayaan ini pula saya ingin mengajak kita untuk semakin menebalkan iman. Kita takut pada Tuhan, kita berserah diri kehadapannya secara total, dan dalam penyerahan diri itulah kita menemukan diri kita yang sejati, kita menemukan tempat kita sebagai makhluk yang taat, jujur, setia, kreatif, serta memandang masa depan dengan penuh optimisme.

Bapak, Ibu, Hadirin sekalian yang Berbahagia

Partai Golkar, sebagai partai kebangsaan, mempunyai berbagai program di bidang keagamaan. Agama menjadi landasan moral dalam pembangunan bangsa dan national character building. Lebih jauh dari pada itu, agama juga menjadi faktor motivasi yang mendorong kita semua untuk berbuat dan berkarya bagi rakyat.

Oleh karena itu, kegiatan keagamaan dalam Partai Golkar terus dilaksanakan dan diarahkan bukan hanya untuk menciptakan kesemarakan beragama secara eksoterik (lahiriah) semata, melainkan juga kesemarakan batiniah (esoterik). Bahkan lebih jauh daripada itu juga diarahkan untuk memperkokoh toleransi dan kerukunan antar umat beragama demi memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa yang majemuk ini.

Kemajemukan adalah kekuatan kita. Lautan adalah pemersatu kepulauan, bukan pemisah dan sumber perbedaan. Dalam konteks dan perspektif seperti inilah Partai Golkar menaruh keprihatinan yang mendalam atas terjadinya berbagai perkembangan sosial dalam kehidupan masyarakat hingga tahun 2010 lalu yang menunjukkan masih banyak dan beragamnya potensi disintegrasi sosial. Kita prihatin atas terjadinya gangguan atas situasi kerukunan dan toleransi antar umat beragama yang terjadi akhir-akhir ini. Gangguan ini harus segera dihentikan. Partai Golkar tidak akan pernah melakukan tawar menawar dalam urusan toleransi, kedaiaman, serta kemajemukan Indonesia.

Bagi Golkar, toleransi dan kebhinekaan adalah harga mati. Untuk banyak hal lainnya, Golkar sanggup bernegosiasi, tawar menawar dalam kerangka berpolitik yang sehat dan normal. Tetapi kalau urusannya adalah kerukunan beragama dan persatuan Indonesia, maka tidak ada negosiasi, tidak ada politicking, tidak ada kata lain selain Pancasila, UUD45 dan NKRI.

Bapak, Ibu, Hadirin sekalian yang Berbahagia

Salah satu momentum spiritual untuk menyuarakan nilai-nilai perdamaian, kemajemukan, kohesi sosial, dan persatuan nasional, adalah melalui perayaan hari-hari besar keagamaan seperti Hari Natal dan Tahun Baru ini seperti ini.

Terang Natal membawa pengharapan sejati bagi umat manusia untuk membangun peradaban yang lebih maju di masa depan, yaitu suatu peradaban Indonesia yang saling membantu dan membangun, bukan saling menjatuhkan di antara sesama anak bangsa.

Kehadiran Terang Natal selayaknya mengingatkan kita untuk selalu mengupayakan kesejahteraan semua orang, mewujudkan perdamaian antarumat manusia, menjalankan kesalehan hidup beragama yang sejati dan toleran, serta keberpihakan kita terhadap cita-cita untuk mengangkat harkat-martabat rakyat yang masih banyak berada dalam kategori miskin dan lemah.

Manusia adalah makhluk spiritual, karenanya peringatan Natal selayaknya menyebarkan pemahaman bahwasannya hidup beragama yang sejati bukan hanya berupa praktik-praktik ritual lahiriah semata, namun harus selalu berfondasikan hubungan yang erat dan mesra dengan sang Khalik.

Bapak, Ibu, Hadirin sekalian yang Berbahagia

Dalam kesempatan yang berbahagia ini, perkenankanlah saya untuk menyampaikan beberapa hal.

Sejak reformasi lebih satu dasawarsa yang lalu kita menyaksikan transformasi yang luar biasa besar dalam kehidupan politik. Dinamika demokrasi yang menekankan kebebasan telah sedemikian mewarnai kehidupan kita.

Semua itu perlu kita sambut dengan penuh syukur dan tangan terbuka. Kebebasan mendewasakan kita. Manusia menjadi manusia justru karena dia diberi ruang yang memadai untuk berekspresi dan menentukan jalan hidupnya sendiri. Manusia tidak boleh menjadi budak atau diperbudak oleh siapapun. We are not slave and should not be enslaved by anybody or anything.

Hidup berada di tangan kita sendiri. Nasib harus kita tentukan sendiri. Dalam suasana kebebasan, terkadang manusia membuat dan berbuat kesalahan, tetapi semua itu akan menjadi pelajaran untuk hidup dengan lebih baik lagi.

Itulah maknanya kebebasan. Itulah maknanya pilihan-pilihan yang dilakukan secara merdeka dan otonom. Dan dengan itu semua kita berharap bahwa manusia-manusia Indonesia akan tumbuh menjadi manusia yang lebih dewasa, lebih matang, lebih mampu menentukan nasib sendiri untuk mengejar kehidupan yang lebih baik dan bermartabat.

Tetapi sebagaimana setiap hal dalam hidup ini, kebebasan juga membuka kemungkinan lain yang harus kita perhatikan dengan seksama. Belakangan ini, kebebasan terkadang ditafsirkan dan dipraktekkan dengan negatif. Orang begitu bebasnya memaki dan menuduh orang lain. Dalam soal tuduh menuduh dan hujat menghujat, manusia Indonesia gampang berubah menjadi serigala bagi manusia lainnya. Semua itu dilakukan tanpa kaidah, asas, serta etika yang cukup beradab.

Kehidupan politik kita pun tidak luput dari gejala negatif tersebut. Para politisi begitu gampang mencerca politisi atau kandidat dari partai atau kelompok lainnya. Politik berubah hanya menjadi arena pertengkarang orang per orang, atau hanya menjadi panggung perseorangan, atau menjadi arena percaturan kekuasaan demi kekuasaan semata.

Kalau dibiarkan, maka politik, lembaga-lembaga politik, serta paham kebebasan itu sendiri yang akan semakin kehilangan legitimasi. Sekarang saja, di berbagai survei pendapat publik, kaum politisi dan lembaga-lembaga politik sudah semakin menurun popularitas dan penerimaaannya di kalangan masyarakat.

Kita tidak boleh membiarkan semua itu berlanjut. Lewat perayaan Natal dan Tahun Baru ini saya menghimbau agar kita mengembalikan kebebasan dan makna politik kembali kefitrahnya yang asasi. Let us use our freedom to achieve a higher purpose. Marilah kita manfaatkan dan menggunakan kebebasan kita, yang merupakan rahmat terttinggi bagi manusia, untuk mencapai tujuan-tujuan besar dalam memajukan, mensejahterahkan, serta mendorong persatuan dan kesatuan bangsa dan negeri kita yang tercinta ini.

Itulah tugas mulia yang menunggu kita di tahun-tahun mendatang. Kita harus memulainya sekarang, di awal tahun baru yang penuh harapan ini.

Bapak, Ibu, dan hadirin yang saya hormati

Pada kesempatan yang mulia ini saya juga ingin menegaskan sekali lagi komitmen kita semua, khususnya keluarga besar Partai Golkar, untuk menjadikan partai yang kita cintai ini sebagai partai yang menawarkan solusi, sebagai partai yang memecahkan masalah, bukan menambah masalah.

Golkar harus menjadi a moderating factor, memepertemukan dan menjalin persamaan, bukan mempertajam perbedaan di antara berbagai kekuatan politik. Kita harus menegaskan bahwa yang terpenting bukanlah kata-kata yang penuh kembang, tetapi karya dan perbuatan nyata untuk membantu dan memimpin masyarakat.

Golkar tidak pernah menyesali malam. Golkar tidak pernah mengeluh akan datangnya gelap. Justru Golkar akan menyalakan lilin, berusaha menyebarkan terang untuk mengusir kegelapan.

Itulah esensi kita berpolitik. Itulah esensi keikutsertaan kita dalam proses sejarah perjalanan bangsa. Kita ingin menyalakan lilin, bukan mengutuk malam. Kita ingin menerangi, bukan menambah kegelapan.

Dan dengan pesan itu pula, saya ingin menyampaikan apresiasi, penghargaan, serta salam hangat saya kepada seluruh warga masyarakat Manado dan Sulawesi Utara. Terima kasih atas perayaan acara ini. Terima kasih atas dukungan warga Manado pada Partai Golkar selama ini.

Akhirnya, sekali lagi saya ingin mengucapkan selamat Natal dan Tahun Baru. Semoga Tuhan senantiasa beserta kita.

Wassalamu ‘alaikum wr. Wb.

Syaloom.

Pemimpin yang Percaya Pada Anak Muda

Oleh: Ahmad Dolly Kurnia

Ketua Umum KNPI

41. Ahmad Doli Kurnia_01Sudah lama saya mengenal sosok Aburizal Bakrie yang merupakan salah satu pengusaha sukses. Saya kira banyak orang juga tahu kiprah tokoh yang terakhir menjabat sebagai Menko Kesra itu. Namun saya mulai kenal dekat dengan Pak Ical adalah saat saya mendukung dia dalam bursa ketua umum Partai Golkar saat Musyawarah Nasional (Munas) di Pekanbaru Oktober 2009.

Mengapa saya mendukung Pak Ical? Karena saya melihat beliau begitu mendukung anak muda. Pak Ical sangat percaya dengan anak muda, dan potensi para pemuda dalam politik dan kehidupan berbangsa. Karena itu kepengurusan DPP Partai Golkar di bawah kepemimpinan Pak Ical banyak mengakomodasi anak muda.

Saya sendiri dipercaya sebagai wasekjen yang mengurusi masalah kepemudaan. Ini tentu sejalan dengan aktivitas saya sebagai ketua umum KNPI. Sebagai aktivis kepemudaan, saya melihat Pak Ical sangat konsen dengan kiprah para pemuda ini. Dalam kepemimpinannya, anak muda sangat dipercaya dan diberi ruang seluas-luasnya.

Misalnya banyak acara yang dikemas ala anak muda. Maka jangan heran jika kemudian muncul jargon-jargon ala anak muda dalam acara atau kegiatan Golkar. Misalnya slogan “Golkar Gue Banget”, “Golkar Partai Gaul”, “Yang Muda, yang berkarya”, dan lain sebagainya. Ternyata Pak Ical sendiri suka dengan hal itu. Karena sejak awal dia berkomitmen mengubah imej Golkar dari partai tua menjadi partai yang bisa merangkul anak muda.

Belum pernah dalam kepemimpinan Golkar sebelumnya anak muda diberi peran sebesar dalam kepemimpinan Pak Ical. Perubahan imej dan gaya kepemimpinan ini terasa sekali. Bahkan kemudian banyak pendekatan kepada anak muda yang digagas Golkar akhirnya “ditiru” partai lain.

Jauh sebelum banyak ketua umum partai atau tokoh politik bermain jejaring sosial seperti twitter, Pak Ical sudah melakukannya. Bahkan secara khusus dalam sebuah kesempatan Pak Ical meminta kader Golkar aktif di jejaring sosial. Dalam even politik partai seperti pilkada Pak Ical juga percaya dan memberikan peran pada anak muda. Dia mengatakan penting diperhatikan peran anak muda.

Sebab anak muda bisa bekerja militan untuk memenangkan pemilu. Selain itu, mereka juga bisa mendekati dan membuat jaringan dengan anak muda di luar sana.Kepercayaan Pak Ical pada anak muda ini saya nilai sangat tepat. Sebab potensi anak muda memang cukup besar. Selain itu anak muda ini juga akan menjadi pemilih pemula saat pemilu 2014 nanti.

Jadi jika Golkar ingin mengembalikan kejayaannya selain harus merawat pemilih lama, Golkar juga harus menjaring pemilih baru, yaitu anak muda. Maka sangat tepat kepemimpinan Pak Ical yang percaya pada anak muda.

Timnas Membuktikan Negeri Ini Punya Nasionalisme

Tim Nasional Sepak Bola Indonesia berhasil memastikan langkah ke babak final Piala AFF 2010 setelah mengalahkan Filipina, Minggu, 19 Desember 2010 malam lalu. Saya gembira karena berkesempatan menyaksikan langsung pertandingan yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, itu.

Tapi besok paginya saya lebih gembira lagi. Sebab, Timnas kita yang membanggakan ini berkunjung ke rumah saya untuk beramah-tamah. Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid, sebenarnya merencanakan acara ini setelah final, namun karena saya akan pergi keluar negeri, maka acara dimajukan.

Senin pagi, 20 Desember kemarin, saya sekeluarga sudah siap-siap menyambut kedatangan para pemain Timnas di rumah saya di Jakarta. Sekitar pukul 10.00 WIB, anak-anak timnas ini datang bersama pengurus PSSI. Ikut juga dalam rombongan calon pemain Timnas yang sedang dalam proses naturalisasi,Kim Jeffrey Kurniawan.

Suasana sangat hangat dan ramai saat rombongan tiba di rumah. Ternyata, tidak hanya keluarga kami saja yang menyambut, tapi juga banyak para wartawan dan staf kami. Sampai-sampai pemain Timnas, terutama Irfan Bachdim, Okto, dan Gonzales kerepotan melayani permintaan foto dan tanda tangan. Saya juga berkenalan dan berbincang dengan satu persatu pemain dan official Timnas yang hadir.

Saat beramah tamah, Pak Nurdin memberi sambutan bahwa pengurus PSSI bersama anak-anak Timnas ingin bersilaturahmi dan berterima kasih karena dinilai selama ini keluarga Bakrie selalu membantu PSSI. Diumumkan oleh Nurdin, bantuan hibah tanah keluarga kami seluas 25 hektar di Jonggol yang nantinya akan dikembangkan sebagai pusat pelatihan permanen bagi Timnas.

Terus terang, saya sendiri sebetulnya enggan memberitahukan kepada masyarakat bagaimana peran keluarga kami dalam membantu Timnas dan PSSI. Namun pengurus PSSI bersikeras hal ini harus dilakukan. Maka, ya akhirnya terlaksanalah acara itu.

Sebenarnya di keluarga kami yang paling aktif berkecimpung dalam persepakbolaan nasional dan membantu PSSI adalah adik saya, Nirwan Bakrie, yang juga Wakil Ketua Umum PSSI. Dia yang selama belasan tahun aktif berkiprah di PSSI, termasuk ketika bisnis Bakrie sedang mengalami masa-masa sulit. Nirwan selalu berprinsip pengurus tidak boleh berhenti dari PSSI, meski situasi sedang sulit. Itu adalah tanggungjawab yang harus diteruskan.

Ibarat sebuah perahu, sedang oleng di tengah badai, tidak boleh ditinggalkan dan harus dibimbing sampai ke dermaga. Nirwan selalu menegaskan bahwa keluarga Bakrie harus terus membantu, meski bisnis kami sedang kesulitan. Yang penting, program PSSI jalan, pembinaan jalan, tidak boleh putus, karena ia yakin suatu saat akan ada hasilnya.

Sekarang, berkat perjuangan semua pihak, kita mulai melihat hasilnya. Prestasi anak-anak Timnas mulai menunjukkan hasil yang kita harapkan. Karena itu, saya dan keluarga ingin berterima kasih kepada perjuangan mereka. Terlebih, saya kagum melihat mereka berhasil membuktikan bahwa nasionalisme jelas masih ada di negeri ini.

Buktinya saat Timnas bertanding, semua rakyat Indonesia seperti tergugah nasionalismenya. Semua sama-sama mendukung dan mendoakan supaya tim Merah Putih menang. Itu bukan cuma dilakukan oleh puluhan ribu orang yang memadati stadion, tapi juga oleh puluhan juta rakyat Indonesia. Timnas juga telah membangkitkan kebanggaan kita sebagai Bangsa Indonesia-kebanggaan yang kadang- kadang hilang. Kemenangan demi kemenangan yang diraih Timnas, membuat kebanggaan itu bangkit dan menjadi semakin tinggi.

Kepada anak-anak Timnas saya mengatakan bahwa saya iri terhadap mereka, iri dengan perjuangan dan kerja keras mereka. Saya iri kepada Okto Maniani, yang bisa berlari begitu cepat dan memberikan umpan-umpan yang akurat. Juga pada Gonzales yang tampil luar biasa. Dia pemain yang sangat cinta Indonesia. Dia istimewa. Meski usianya 34 tahun, tapi seperti baru berusia 20-an. Pemain-pemain lainnya juga sangat luar biasa. Juga, Nasuha, yang tidak kenal lelah membela Merah Putih.

Saya berpesan kepada mereka supaya menjaga kekompakan. Semua pemain harus rukun seperti saudara. Jika ada pertentangan pribadi, hendaknya diselesaikan dengan baik-baik. Jangan sampai persaudaraan di Timnas ini pecah. Tidak boleh ada iri satu sama lain.

Khusus kepada Kim Jeffrey Kurniawan yang ikut hadir, saya katakan bahwa proses naturalisasinya akan segera terealisir. Saya telah bicara langsung kepada Presiden SBY, setelah pertandingan Timnas melawan Laos, agar proses naturalisasi bisa cepat dilaksanakan. Orang-orang keturunan Indonesia yang berbakat di luar negeri kita pulangkan, kalau perlu dinaturalisasi. Ini cara yang sah dan dibenarkan FIFA.

Bagi anak-anak Timnas, yang terpenting adalah disiplin dan perjuangan yang keras agar menjadi juara. Mereka harus berjuang agar bisa menjadi juara Piala AFF. Saya setuju dengan Bambang Pamungkas yang mengingatkan di acara tadi pada teman-temannya bahwa perjuangan kita masih jauh. Dia mengingatkan bahwa kita baru finalis, belum juara. Masih ada pertandingan final. Hasil yang ada memang harus disyukuri, tapi partai final yang lebih berat juga harus diwaspadai.

Saya berharap Piala AFF dimenangkan, dan kemudian menyusul Asian Games, dan kita mulai bicara di pentas dunia. Saya juga senang berkesempatan berbincang-bincang dengan pelatih Alfred Riedl. Kepada saya, dia berterima kasih atas bantuan kami selama ini. Saya katakan, saya juga lebih berterima kasih atas kerjakerasnya mendidik Timnas kita sehingga jadi membanggakan seperti sekarang. Dia mengatakan dua langkah lagi tim akan menyelesaikan laga Piala AFF dan dia yakin akan bisa menang.

Pelatih seperti Riedl ini penting. Selama ini kita hanya suka membicarakan pemain, tapi lupa ada faktor pelatih di belakang mereka. Kepada PSSI saya juga mengatakan jangan korbankan pelatih. Saya senang bahwa PSSI mengatakan tidak mencampuri kebijakan pelatih di lapangan. Biarkan pelatih berkreasi membimbing anak-anak Timnas.

Kepada Pengurus PSSI saya berpesan agar mengembangkan program dengan baik. Terhadap berbagai kritik dari masyarakat, PSSI harus tahan dan sabar, karena sebagian besar kritik itu saya yakin adalah untuk membangun agar PSSI lebih besar dan maju lagi. Mari kita semua ikut membantu agar sepak bola kita maju. Sebab, seperti diperlihatkan Timnas kita, sepak bola memiliki peran yang teramat penting: mempersatukan Bangsa Indonesia.

Berbincang Soal Politik Sampai Kemacetan Bersama Anak Muda Amerika

Rabu malam, 15 Desember 2010 lalu, saya kedatangan tamu istimewa. Serombongan anak muda Amerika yang tergabung dalam American Council of Young Political Leader berkunjung ke kantor saya, Wisma Bakrie, Rasuna Said, Kuningan. Mereka datang berenam, didampingi tim The United States-Indonesia Society (Usindo).

Saya menerima mereka di dampingi pengurus Partai Golkar, antara lain Wakil Ketua Umum Partai Golkar Theo L Sambuaga, juga Juru Bicara Partai Golkar Nurul Arifin, dan Tantowi Yahya. Setelah berkenalan dengan enam anak muda itu, saya tahu ternyata mereka datang dari berbagai latar belakang. Ada Zack Hudgins (State Representative of Washington State), Lindsay Mueller (Director of Operations, White House), Denise Feriozzi (Director NGO Women Vote!), Nicole La Cour Young (Communication Director D’iberville City), Kimberly Matej (Council Legislative Analyst City of Tukwila), dan Gabriel Quintana (Activist, Political Consultant Washington State).

Mereka datang untuk mempelajari Indonesia, khususnya mengenai politik. Kepada saya, mereka ingin tahu lebih banyak mengenai Partai Golkar dan perpolitikan di Indonesia. Seperti biasa saya menjelaskan mengenai seluk beluk Partai Golkar yang saya pimpin. Misalnya Golkar adalah partai besar dan tertua di Indonesia. Saya jelaskan bahwa Golkar memegang teguh empat prinsip yaitu: Pancasila dan UUD 1945 yang merupakan dasar dan falsafah negara. Golkar juga percaya pada Tuhan Yang Maha Esa. Ini penting, saat dahulu Golkar berhadapan dengan Partai Komunis Indonesia.

Kemudian Golkar juga menjaga eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Terakhir Golkar menjaga Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu. Nilai ini penting untuk memperkokoh persatuan bangsa ini. Saya juga menjelaskan bahwa secara perolehan suara di pemilu 2009 lalu Golkar menduduki posisi ke dua terbesar setelah Partai Demokrat. Maka di parlemen, jumlah kursinya Partai Golkar nomor dua, meski demikian Golkar selalu unggul dan memimpin dalam diskusi atau isu-isu perpolitikan Indonesia.

Selain itu, Golkar juga bergabung dengan koalisi pemerintahan dan membuat kontrak politik dengan presiden. Lalu partai koalisi ini berhimpun dalam sekretariat gabungan atau setgab. Mengenai mengapa Golkar memilih berkoalisi dengan pemerintahan, saya jelaskan bahwa sikap ini penting untuk menjaga stabilitas politik. Setelah terpilih sebagai Ketua Umum, saya kemudian mengambil pilihan koalisi. Golkar ingin mengawal pemerintah dan menjamin tidak berhenti di tengah jalan. Sebab sejarah menunjukkan, pemimpin kita selalu jatuh atau dijatuhkan di tengah jalan.

Presiden pertama Soekarno dijatuhkan, presiden ke dua Soeharto juga. Lalu penggantinya BJ Habibie yang hanya sebentar memimpin juga ditolak pertanggungjawabannya. Kemudian terpilihlah Presiden Gus Dur atau Abdurrahman Wahid. Namun nasibnya sama dijatuhkan juga. Penggantinya Megawati Soekarnoputri memang tidak dijatuhkan, namun dia hanya sebentar karena menggantikan Gus Dur.

Hanya Presiden SBY saja, presiden yang memimpin secara penuh dalam 5 tahun dan tidak dijatuhkan. Karena itu di termin ke dua pemerintahan SBY, Golkar akan membantu mengawal. Dengan demikian pemerintah bisa fokus bekerja. Namun meski berkoalisi bukan berarti Golkar tidak kritis. Golkar akan tetap kritis terhadap kebijakan yang tak pro rakyat.

Mengenai isu politik yang sedang hangat, saya ceritakan mengenai polemik Yogyakarta, juga mengenai isu OJK, isu pembatasan BBM bersubsidi, dan sebagainya. Intinya di dalam setgab atau koalisi biasa ada perbedaan pendapat soal isu-isu tersebut. Perbedaan memang tidak dilarang dan dijadikan bahan berdiskusi untuk dicari formula terbaik. Perbincangan dengan mereka tentu tidak hanya soal politik atau yang berat-berat.

Saya juga bertanya apa kesan mereka tentang Indonesia. Mereka mengaku sangat senang berada di sini. Lalu saya tanya apakah sudah ke Bali? Mereka mengatakan sudah, bahkan ada yang sudah beberapa kali ke sana. Saya katakan bahwa Bali itu sangat mengagumkan. Selain secara alam cukup indah, Bali juga patut diacungi jempol dan dijadikan percontohan karena merupakan

daerah yang bisa menjaga tradisinya dengan baik.

Meski banyak turis datang, budaya Bali tak terpinggirkan. Budaya dan adat setempat masih sangat lekat. Ini tentu berbeda dengan Jepang misalnya, yang ketika banyak turis datang mereka mengadopsi budaya pendatang dan budaya lokal mulai terpinggirkan. Lihat saja bangunan dan dandanan orang-orang Jepang sudah mulai meniru barat. Semenatara di Bali kita melihat mereka masih melestarikan nilai-nilai adat dan budaya. Masih banyak sesajian, tarian, bunga, dan upacara di sana.

Dalam perbincangan itu saya sempat menanyakan juga pada mereka apakah merasa panas di Indonesia. Soalnya kan mereka biasa dengan cuaca dingin. Namun mereka mengatakan tidak merasa panas di sini. Lalu saya katakan sama mereka; “pantas saja anda kan pakai AC..haha.”

Saya lalu menanyakan bagaimana Jakarta menurut mereka, jawabannya kompak: macet. Lalu ada kelakar dari pendamping mereka bahwa kalau ke sini kata yang dipelajari pertama adalah kata: macet. Rupanya ada yang memperhatikan bajaj yang bisa digunakan untuk menembus kemacetan. Saya jelaskan bahwa bajaj itu awalnya adalah merek kendaraan asal India. Kemudian lama-lama menjadi nama kendaraan roda tiga yang memang bermerek Bajaj.

Namun sekarang bajaj juga membuka dealer motor di Indonesia. Sehingga ada dua bajaj sekarang; roda dua dan roda tiga. Soal macet ini saya katakan pertama adalah karena mis manajemen dalam mengurus Jakarta. Namun yang kedua juga menunjukkan roda perekonomian yang bergerak di Indonesia. Ini bukan omong kosong, sebab sekarang pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah yang tertinggi di ASEAN dan juga 20 besar di dunia.

Di akhir pertemuan saya memberikan mereka buku soal pengalaman menanggulangi kelaparan di Yahukimo Papua dan tulisan mengenai masalah Papua. Tak lupa saya juga menunjukkan lukisan padi menguning dan saya ceritakan mengenai kalimat di pidato saat HUT Golkar; “Langit masih tetap biru, tetapi padi sudah semakin menguning hingga ke pelosok-pelosok desa”. Mereka paham bahwa itu merupakan perumpamaan politik bahwa kuning adalah warna Golkar dan Golkar sudah menguasai pilkada. Lalu mereka pun tertawa.

Mendapat tamu orang luar yang ingin tahu lebih banyak soal Partai Golkar bukan yang pertama. Sebelumnya saya juga menerima delegasi dari Singapura untuk hal yang sama. Bagi yang ingin belajar dan tahu lebih banyak mengenai partai, politik dan tentang Indonesia, Golkar sangat terbuka.

Adopsi Konsep Grameen Bank, Bakrie Micro Finance Digulirkan dari Karawang

Pemberdayaan rakyat melalui program kredit mikro beberapa kali telah saya bahas di blog ini. Kali ini, saya akan membahas salah satu lembaga kredit-mikro yang dilahirkan oleh Kelompok Usaha Bakrie, yaitu PT Bakrie Micro Finance Indonesia (BMF). Lembaga ini diluncurkan Rabu kemarin, 15 Desember 2010, di Desa Kalangsari, Karawang, Jawa Barat.

Saya memimpin acara peluncuran lembaga ini yang dihadiri tiga generasi keluarga Bakrie. Bakrie Microfinance ini bukan sebuah unit bisnis baru, tapi sebuah program kemanusiaan yang didirikan Kelompok Usaha Bakrie. BMF akan memberikan kredit tanpa agunan untuk masyarakat miskin atau pra-sejahtera. Kredit ini akan digunakan oleh masyarakat kecil untuk membangun usaha yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup mereka.

BMF mengadopsi konsep dan falsafah Grameen Bank, sebuah lembaga keuangan mikro yang didirikan peraih Nobel Muhammad Yunus di Bangladesh. Jadi, BMF ditujukan untuk membantu mengentaskan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat. Modal yang akan diberikan BMF sebesar USD100 atau sekitar Rp1 juta per orang. Pinjaman ini diberikan tanpa jaminan atau tanpa agunan dengan angsuran sangat ringan, sekitar Rp25 ribu per minggu.

Dengan modal itu, banyak usaha kecil bisa dilakukan. Penerima kredit ini adalah khusus para ibu-ibu atau kaum wanita. Mengapa mereka? Sebab, kaum wanita dinilai pandai mengatur keuangan. Mereka juga dinilai peduli terhadap keluarga, juga pendidikan anak-anaknya. Saya pernah berkelakar, jika yang menerima bapak-bapak, bisa-bisa malah dipakai kawin lagi. Selain itu, kaum perempuan juga biasanya memiliki tanggungjawab besar untuk mengembalikan pinjaman.

Dana yang dikembalikan akan diberikan kepada keluarga lainnya bila yang bersangkutan tidak memerlukan lagi. Namun, jika masih memerlukan pinjaman dan tertib dalam pengembalian dan penggunaannya, nasabah akan mendapat peningkatan pinjaman sebesar 20 persen. Nantinya, pinjaman akan bergulir dan menjangkau banyak keluarga pra-sejahtera.

Sebelum lembaga ini diresmikan, dalam waktu dua minggu, BMF telah memiliki 1000 nasabah atau penerima manfaat. Untuk tahun pertama, di tahun 2011 ini, BMF mengalokasikan modal sebesar Rp100 miliar per tahun. Jumlah ini tentu belum seberapa jika dibandingkan potensi penerima bantuan yaitu masyarakat pra-sejahtera di Indonesia yang jumlahnya masih banyak.

Karena itu, program BMF ini akan melengkapi program-program serupa yang dijalankan pemerintah, misalnya Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan lainnya. Selain itu, saya menghimbau agar perusahaan-perusahaan lain juga melakukan hal yang sama. Kewajiban pengentasan kemiskinan bukan hanya merupakan tugas pemerintah, melainkan tugas kita semua.

Bakrie Micro Finance tidak sekadar memberikan bantuan modal, namun juga akan memberikan bimbingan usaha dan penyuluhan pemberdayaan perempuan. Ini sangat dibutuhkan mereka. Buktinya, saat berdialog dengan saya, ada ibu-ibu yang meminta diberikan penyuluhan mengenai pengelolaan keuangan dan kesehatan. Semua ini nantinya akan kami berikan di kelompoknya masing-masing.

Agar sesuai sasaran, kami juga meminta penerima kredit berjanji tidak menggunakan pinjaman ini untuk keperluan konsumtif. Modal dan hasil usaha hanya boleh digunakan untuk meningkatkan gizi keluarga dan pendidikan anak-anak mereka. Tentu saja, juga untuk biaya kesehatan keluarga.

BMF didirikan semata-mata demi membantu masyarakat. Karena itu, keuntungannya tidak akan dinikmati perusahaan, melainkan diputar di masyarakat untuk memberdayakan mereka. Ini adalah bagian dari komitmen Bakrie untuk membantu mensejahterakan masyarakat, sesui pesan ayah saya dan pendiri Kelompok Usaha Bakrie, Ahmad Bakrie, yang mengatakan: “Setiap sen yang dihasilkan Bakrie harus bermanfaat bagi rakyat banyak.”

Kami berharap hadirnya BMF mampu memberikan kontribusi dalam pengentasan kemiskinan. Seperti diketahui, saat ini masyarakat miskin masih banyak. Data BPS tahun 2010 menunjukkan jumlah penduduk miskin Indonesia sebesar 35 juta jiwa, sementara, data Bank Dunia menyebut ada 100 juta jiwa. Meski angkanya berbeda, pesannya sama: bahwa masyarakat miskin masih banyak dan mereka membutuhkan bantuan.

Pemerintah sudah berbuat banyak untuk mengatasi kemiskinan dengan berbagai program. Namun, peran serta masyarakat atau swasta juga diperlukan. Karena itu perlu banyak lembaga microfinance yang membantu masyarakat. Bagi saya, semakin banyak semakin baik, dan lembaga-lembaga lain itu bukanlah saingan BMF melainkan mitra dalam memberdayakan masyarakat. Jika banyak perusahaan yang mau melakukan hal yang sama, pemberdayaan masyarakat akan lebih cepat. Dan jika masyarakat diberdayakan, saya yakin kesejahteraan bangsa akan segera kita raih.

Selamat Datang 2011

Pidato Akhir Tahun. Jakarta, 16 Desember 2010

Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar yg saya hormati

Segenap pengurus DPP Partai Golkar yg saya cintai

Pimpinan Fraksi PG DPR RI yg saya banggakan

Pimpinan DPD Tingkat 1 yang saya cintai

Hadirin yg saya muliakan

Saudara-saudara yang saya hormati

Assalamualaikum Wr. Wb.

Salam sejahtera buat kita semua

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Besar dan Maha Pemurah. Atas izin dan rahmatnya kita dapat berkumpul bersama di tempat dan di hari yang berbahagia ini.

Rapat Kerja Fraksi Partai Golkar diadakan bertepatan dengan penghujung tahun 2010. Oleh karena itu, saya ingin menggunakan kesempatan baik ini untuk mengajak kita semua, terutama saudara-saudara anggota Fraksi PG dan segenap pengurus Partai Golkar yang saya banggakan, di pusat maupun di daerah, untuk melakukan refleksi dan memperbaharui komitmen kita pada kemajuan Partai Golkar serta kemajuan bangsa dan negara yang kita cintai ini.

Peralihan tahun adalah sebuah momen yang mengingatkan kita bahwa segala sesuatu dalam kehidupan ini senantiasa bersifat sementara. Waktu terus berjalan. Hidup dan kehidupan ini harus diabdikan pada suatu tujuan, dan kita tidak boleh membuang-buang waktu untuk mencapainya. We live for a purpose dan kita berusaha keras untuk mencapainya. Kalau tidak, tanpa terasa kesempatan akan lewat begitu saja, kita akan digilas oleh perputaran waktu, dan kehidupan akan berjalan tanpa arti, bagaikan kapal tanpa arah yang terus terombang ambing dalam lautan lepas.

Karena itu, marilah kita menyongsong tahun 2011 dengan penuh harapan, dengan penuh keyakinan bahwa hari esok harus lebih baik dari hari kemarin.

Sejarah adalah pelajaran, bukan tujuan perjalanan. Jangan kecam malam, tetapi nyalakanlah lilin: Jangan sesali masa silam, jangan tenggelam dalam masa lalu, tetapi hiduplah demi hari esok dengan berbuat, berusaha, serta dengan berkarya semaksimal mungkin.

Saudara-saudara yang saya muliakan

Hadirin yang saya hormati

Seperti kehidupan pada umumnya, dunia politik pun harus memiliki tujuan. Politik berada di ranah publik, sebuah res publica, yang eksistensinya didasarkan pada pengaturan kehidupan bersama, pencapaian tujuan dan cita-cita bersama.

Sebagai partai, tokoh dan aktor dalam dunia politik, kita harus menyadari hal yang fundamental tersebut. Politik bukanlah semata-mata percaturan kekuasaan dan pergesekan kepentingan. We do politics because of a higher purpose. Kita memasuki gelanggang politik untuk mencapai tujuan-tujuan besar. Golkar hadir demi kesejahteraan dan kemajuan rakyat. Golkar hadir untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi . Golkar hadir untuk mendorong keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Itulah tujuan kita dalam kehidupan politik. Saya harus mengatakan semua itu untuk mengingatkan kita atas berbagai gejala dan kelemahan yang ada akhir-akhir ini.

Di tahun 2010 ini, begitu banyak peristiwa datang dan pergi. Berbagai isu muncul silih berganti. Namun terkesan bahwa dari begitu banyak isu dan peristiwa yang ada, suasana politicking begitu pekat, begitu riuh, tetapi substansinya tidak terlalu mengarah pada pencapaian tujuan-tujuan besar bangsa kita.

Banyak tuduhan, kebencian, dan kecurigaan yang dilontarkan oleh pihak yang satu kepada pihak lainnya. Aroma distrust atau ketidakpercayaan sangat kental. Penggunaan arena politik sebagai panggung pribadi juga terlalu menonjol.

Dalam hal ini sahabat-sahabat kita di media massa dan kaum intelektual juga perlu diingatkan. Profesi jurnalisme dan peran kaum intelektual adalah profesi dan peran yang mulia. Yang harus disebarkan adalah kebenaran. Yang harus dikejar adalah kemajuan bersama, bukan pertentangan demi pertentangan itu sendiri, bukan kasak kusuk serta desas desus yang hanya menambah kebingungan masyarakat. Berikanlah pertimbangan yang matang, bukan sekadar pemberitaan dan analisis yang mempertajam perbedaan, menyebarkan kecurigaan, sinisme dan dan akhirnya menimbulkan apatisme.

Jutaan anak Indonesia masih membutuhkan sekolah dan gizi yang baik. Jutaan pemuda kita masih mencari pekerjaan. Lebih dari 30 juta warga kita masih hidup dalam kemiskinan absolut. Alangkah ironisnya, jika sementara mereka menunggu dan mencari kehidupan, kita sibuk memperdebatkan hal-hal yang personal, isu-isu pinggiran yang jauh dari kepentingan mereka.

Marilah kita bertekad untuk meninggalkan semua itu. Indonesia perlu angin segar. Indonesia butuh optimisme, harapan baru, serta sikap yang terbuka, bersahabat dan saling menghargai. Partai Golkar harus menjadikan politik sebagai jalan pengabdian untuk mendorong Indonesia menjadi sebuah negeri yang membanggakan kita semua.

Saudara-saudara yang saya muliakan

Hadirin yang saya hormati

Karena itulah saya berharap bahwa tahun depan, Fraksi Partai Golkar di DPR akan menjadi ujung tombak untuk mengembalikan politik ke fitrahnya yang sebenarnya. Saya berharap bahwa di tahun 2011 panggung politik Indonesia akan berisi pertanyaan-pertanyaan yang tajam serta perdebatan-perdebatan yang seru, the contest and the clash of ideas, tentang berbagai hal yang memang mendasar bagi kemajuan Indonesia. Karena itulah sejak awal saya sudah menegaskanbahwa Golkar harus menjadi the party of ideas.

Lihatlah kemacetan lalu lintas di Jakarta yang semakin mencekik. Lihatlah Bandara Cengkareng yang semakin kotor, sesak, dan agak memalukan sebagai bandara terkemuka Indonesia. Lihatlah nasib begitu banyak kota menengah kita yang setiap hari masih harus mengalami pemutusan listrik yang menjengkelkan dan kontraproduktif. Lihatlah begitu panjang jalan raya antar-kota yang rusak berat menjadi kubangan lumpur, atau rel dan jalur kereta api yang tidak kunjung membaik mungkin sejak zaman Belanda, serta panjang jalan tol yang tidak bertambah sesuai kebutuhan kita.

Semua itu kata kuncinya adalah percepatan pembangunan infrastruktur. Siapa pun yang berkunjung ke Indonesia saat ini akan segera mengerti bahwa infrastruktur dan connectivity antar-wilayah adalah persoalan kita yang paling mendesak.

Lewat gagasan yang cemerlang, serta lewat manuver politik yang terhormat, kita harus sanggup mendorong tumbuhnya konsensus nasional untuk mencari solusi yang kreatif. Kita harus cepat bergerak dan berani untuk langsung berbuat, bukan hanya sekedar menyusun rencana demi rencana, proposal demi proposal yang kemudian hilang ditelan malam.

Saya yakin, jika kebijakan drastis ini bisa kita dorong, dan disertai dengan terobosan yang agresif dalam kebijakan fiskal pemerintah, kalau perlu dengan deficit spending yang lebih leluasa, Indonesia akan tumbuh bukan hanya 7 persen, tetapi 8 bahkan 10 persen dalam lima atau enam tahun mendatang.

Kita harus berani bermimpi. Kita harus berani keluar dari kepuasan pertumbuhan di sekitar 6 persen saja. Do not define our success down. Jangan cepat puas dan menganggap bahwa prestasi yang biasa-biasa saja sudah merupakan pencapaian yang luar biasa.

Tahun depan perekonomian Amerika dan Eropa memang masih akan berada pada situasi yang sulit. Tetapi beberapa negeri di Asia dan Amerika Latin, seperti Cina, India, Brasil, dan Singapura, telah dan akan mencatat pertumbuhan yang mengagumkan. Bahkan Filipina dan Thailand, yang tadinya masih di belakang kita, tahun ini sudah mencatat pertumbuhan yang lebih tinggi dari kita. Mereka berhasil memanfaatkan globalisasi perdagangan dunia, kemajuan teknologi, serta mobilitas modal yang bergerak cepat.

Mereka membuktikan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang haus akan sukses dan pencapaian-pencapaian besar. Indonesia juga harus berkembang seperti mereka. Potensi kita luar biasa dan saya yakin rakyat akan mendukung semua langkah kita asalkan ia disertai dengan penjelasan yang masuk akal dan kesungguhan untuk betul-betul bertindak dan memimpin pembaharuan.

Begitu banyak hal lainnya yang perlu segera kita lakukan tahun depan. Tanpa keterlibatan sektor swasta, roda perekonomian tidak akan mungkin bergerak cepat. Karena itu pemerintah harus mengintensifkan keterlibatan sektor strategis ini.

Untuk melakukan hal tersebut tantangan terbesar yang harus segera di atasi adalah soal kepastian hukum dan keberanian kita, baik di legislatif dan di eksekutif, untuk mengimplementasikan aturan-aturan yang ada, khususnya dalam akuisisi tanah dan properti yang akan digunakan untuk kepentingan umum, seperti proyek-proyek infrastruktur. Di tahun-tahun silam, contoh yang terlihat tidak begitu menggembirakan: hampir semua proyek jalan tol tertunda karena kita tidak berani menegakkan otoritas dalam menerapkan aturan yang ada.

Selain semua itu, kita masih mewarisi dilema lama yang pelik dan tak kunjung terselesaikan sampai sekarang. Akar persoalannya tidak pernah kita tuntaskan, yaitu kebijakan energy mix yang timpang. Kita mengimpor BBM yang mahal dan tidak ramah lingkungan, sementara kita terus mengekspor gas yang murah dan relatif bersih. Setiap muncul persoalan, kita memilih cara yang paling gampang, yaitu menaikkan harga BBM. Hal ini tidak boleh terus terjadi.

Tahun depan harga minyak akan terus meroket, mungkin melampaui $100 per barrel. Akibatnya, subsidi BBM dan subsidi lainnya akan kembali lagi mencapai angka fantastis. Dengan harga minyak $80 per barrel saja, subsidi sudah mencapai angka Rp200 triliun.

Berapa banyak jalan, jembatan, sekolah dan puskesmas yang dapat kita bangun dengan dana sebesar itu? Pembangunan jalan tersendat, tetapi kita terus mengucurkan subsidi dalam jumlah yang fantastis untuk pengendara mobil dan motor. Betapa ironis. Betapa boros serta tidak masuk akal sikap kita sebagai sebuah bangsa.

Kita harus membuka kembali perdebatan mengenai prioritas kita sebagai bangsa. Apa yang kita anggap berharga dan penting bagi kemajuan Indonesia: dana untuk pendidikan, gizi, kesehatan, listrik, jalan, air bersih, atau subsidi dan pemborosan BBM?

Kita harus segera mencari jalan, bagaimana mengurangi subsidi tersebut secara drastis di satu pihak, tetapi di pihak lain menolong dan membantu rakyat yang memang benar-benar membutuhkan bantuan dana pemerintah. Harus diingat, subsidi BBM lebih banyak dinikmati oleh kalangan yang mampu. Subsidi ini harus kita alihkan kepada mereka yang benar-benar membutuhkankannya.

Jalan keluarnya bukan semata kenaikan harga, tetapi pencarian pasokan energi yang lebih murah, termasuk keharusan penggunaan gas untuk kebutuhan domestik. Kita juga harus segera menemukan formula yang tepat agar penghematan dan pengalihan anggaran dapat dilakukan, sambil terus mengulurkan tangan kepada saudara-saudara kita yang masih lemah.

Itulah salah satu tantangan terberat kita di tahun mendatang. Selain semua itu, kita juga masih harus menyelesaikan dua masalah struktural yang menyangkut masalah how to govern the Indonesian economy.

Masalah pertama menyangkut hubungan negara dan pasar, sektor publik dan sektor swasta. Hubungan vital ini terus berkembang dan berubah, sesuai dengan perubahan sejarah. Kita perlu sektor swasta yang efisien dan produktif, tetapi kita juga perlu intervensi pemerintah yang tepat guna dan tepat sasaran.

Masalah kedua adalah hubungan yang produktif antara lembaga eksekutif dan parlemen dalam pengelolaan ekonomi. Terkadang garis batas yang ada kabur atau dikaburkan, sehingga mengurangi kepastian bagi para pelaku ekonomi serta memperlambat pelaksanaan program-program yang mendesak. Hal ini tidak boleh kita biarkan berlarut-larut. Pemerintah harus sanggup mengimplementasikan berbagai program yang telah direncanakan dengan baik, tetapi parlemen juga harus mampu memainkan perannya secara konstruktif.

Saudara-saudara yang saya muliakan

Hadirin yang saya hormati

Selain isu-isu ekonomi yang bersifat strategis tersebut, berbagai soal penting lainnya, seperti pertahanan, keamanan, konflik sosial serta integrasi bangsa masih terus harus diperhatikan dengan seksama.

Kita patut bersyukur bahwa dalam mengelola soal-soal penting tersebut, pada tahun 2010 ini pencapaian kita lumayan membaik. Tapi kita tidak boleh lengah. Pertahanan dan keamanan wilayah kita di garis perbatasan harus terus diwaspadai. Harga diri bangsa terkait erat dengan kemampuan kita dalam menjaga agar wilayah kita tidak tergerus oleh intervensi pihak-pihak lainnya. Indonesia adalah negeri yang bersahabat, tetapi manakala perlu, kita harus mampu bersikap tegas terhadap siapa pun yang mengganggu wilayah perbatasan kita.

Seperti kata tokoh-tokoh kebangsaan kita, nasionalisme Indonesia akan tumbuh dengan baik dalam taman sari internasionalisme. Kita harus merangkul dunia. Kita harus menjadi bagian yang konstruktif dalam pergaulan antarbangsa. Tetapi kita melakukan semua itu tanpa pernah melupakan jatidiri kita sebagai suatu bangsa yang terhormat.

Sikap yang tegas juga harus kita perlihatkan dalam meredam konflik-konflik sosial dan konflik lainnya yang mengancam integrasi bangsa. Alhamdullilah, pada tahun ini ancaman terorisme dan fundamentalisme sudah mulai menurun, walaupun masih ada ganjalan yang tersisa. Di tahun 2011, kita harus lebih baik lagi. Tidak ada kompromi terhadap terorisme dan tidak ada ruang bagi kaum fundamentalis yang ingin memonopoli kebenaran serta memegang hukum di tangan mereka sendiri.

Republik Indonesia menjunjung tinggi hak dan kebebasan, tapi kita tidak boleh membiarkan satu atau dua golongan untuk seenaknya mempermainkan kepentingan umum, mengganggu ketertiban, serta melecehkan kepentingan kelompok yang lainnya.

Itulah beberapa persoalan besar yang tahun depan segera harus kita perdebatkan. Kita harus bersuara. Kita harus melakukan manuver dan langkah-langkah taktis agar solusi terhadap begitu banyak soal yang ada dapat menemukan jawaban segera. That’s real politics. Itulah sesungguhnya alasan kita berpolitik.

Saya yakin Partai Golkar akan menjadi pelopor bagi semua itu. Peran sebagai kaum pendobrak bukanlah peran yang asing bagi partai kita. Pada tahun 1964 politik Indonesia mengalami kebuntuan. Waktu itu, politik adalah panglima. Politik hanya demi politik semata, bukan ditujukan pada pembangunan dan karya nyata.

Karena itu, Golkar lahir dan dilahirkan sebagai jawaban terhadap tantangan sejarah. Alhamdulillah, Golkar terbukti sanggup menjawab tantangan tersebut. Sampai hari ini, dalam naik dan turun, dalam suka dan duka perjalanan sejarah bangsa Indonesia, Golkar tetap eksis sebagai salah satu partai politik terbesar.

Ke depan, saya yakin Partai Golkar tetap sanggup mempertahankan fitrahnya sebagai partai pembaharu. Karena itu, dalam suasana di mana sebagian politisi, jurnalis, dan kaum intelektual serta tokoh-tokoh masyarakat lebih sering meributkan soal-soal kecil yang kurang relevan bagi kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat, maka Partai Golkar harus tampil mengajak semua pihak untuk back to the basics. Kembali menggunakan akal sehat. Kembali mengingat bahwa Indonesia tidak boleh membuang-buang waktu dalam meraih kemajuan dan kesejahteraan bersama.

Saya ingin mengulang kembali pesan yang pernah disampaikan oleh pahlawan Perang Dunia Kedua, Jenderal Omar Bradley: Set your course by the stars, not by the lights of every passing ships. Tetapkan tujuanmu pada bintang-bintang di langit, bukan pada kerlap-kerlip lampu kapal yang datang dan pergi.

Tujuan kita jelas. Arah sudah kita tetapkan. Marilah kita sambut datangnya tahun 2011 dengan penuh harapan, dengan tangan terbuka dan sikap yang optimistis. Walaupun Partai Golkar sekarang ini adalah partai politik tertua di Indonesia, tetapi saya yakin bahwa dalam soal semangat, dalam soal tekad dan kerja keras, kita adalah partai dengan tenaga dan jiwa yang paling muda.

Semoga Allah SWT terus memberkati kita dan memberkati seluruh bangsa Indonesia.

Wabillahi taufiq walhidayah

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Empat Kunci Sukses Kemenangan Partai Golkar

Sejak menjadi ketua umum Partai Golkar, saya selalu berkeliling ke berbagai daerah untuk menghadiri acara partai. Acara yang saya hadiri biasanya dihadiri banyak orang, diikuti para anggota DPRD serta pengurus partai di masing-masing tingkatan. Bagi saya, acara turun ke daerah bertemu pengurus partai dan kader, merupakan momentum penting. Pertemuan itu, saya manfaatkan untuk mensosialisasikan kebijakan partai ke akar rumput dan kader partai paling bawah. Salah satunya adalah kembali mengingatkan kepada mereka soal Catur Sukses Partai Golkar.

Catur Sukses adalah empat program utama sebagai ikhtiar menuju keberhasilan dan kesuksesan Partai Golkar. Disebut Catur Sukses, karena jika empat hal ini dilakukan secara konsisten dan berhasil, maka akan membawa Partai Golkar meraih kesuksesan dalam ranah politik dan kebangsaan. Apa saja Catur Sukses itu?

Catur Sukses yang pertama adalah konsolidasi. Di sini partai harus terus-menerus melakukan konsolidasi organisasi mulai tingkat pusat hingga daerah. Konsolidasi dilakukan pada hubungan vertikal maupun horisontal. Golkar memiliki 10 organisasi yang bernaung di bawah payung partai. Mereka bisa diandalkan untuk memunculkan kader-kader baru di daerah.

Kedua, adalah kaderisasi. Di masa mendatang, Partai Golkar diarahkan untuk membuat rekruitmen anggota lebih terbuka. Sistem kaderisasi yang ada saat ini harus diperbaiki dan disesuaikan dengan perubahan yang ada di masyarakat. Karenanya, Partai Golkar mematok target dapat meraih 40 juta pemilih pada Pemilu 2014. Sekitar 10 juta di antaranya adalah pemilih pemula yang merupakan kalangan muda.

Kerja keras dan kontribusi nyata untuk target 40 juta pemilih itu diharapkan muncul pada tiap-tiap anggota DPR RI serta anggota DPRD provinsi dan kota/kabupaten dari Partai Golkar. Tiap anggota DPR RI ditargetkan mampu memantapkan 10 ribu kader untuk keanggotaan Partai Golkar di daerah pemilihannya. Sedangkan untuk setiap anggota DPRD provinsi, ditarget mampu menggaet sebanyak 5.000 kader. Dan, untuk tiap anggota DPRD di kota/kabupaten ditargetkan dapat merangkul 2.500 kader. Demikian pula halnya dengan gubernur dan wali kota atau pun bupati yang berasal dari Golkar.

Namun, jangan sampai lupa bahwa target kuantitatif itu juga harus diimbangi dengan target kualitatif. Target kaderisasi juga harus diarahkan pada peningkatan kualitas. Partai harus membuat sistem pendidikan kader. Di dalamnya, partai harus memberikan pengetahuan pada kader tentang tujuan Partai Golkar, Undang-Undang Dasar 1945, Pancasila dan tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu, pemahaman menyeluruh terhadap falsafah bangsa, yakni Bhinneka Tunggal Ika serta kiprah Partai Golkar selama ini, harus menjadi bagian dari sistem pengkaderan.

Catur Sukses ketiga adalah menciptakan kreativitas dan ketajaman ide serta pemikiran baru. Untuk itu, Partai Golkar diharapkan bisa membuat sikap politik yang jelas serta tidak sembunyi terhadap isu-isu yang berkembang di masyarakat. Bahkan, untuk mendukung sukses tersebut, partai tidak perlu ragu untuk merekrut dan menggunakan tenaga-tenaga ahli agar bisa menelurkan pemikiran-pemikiran segar. Walau Golkar hanya memiliki 106 kursi di DPR, tapi mereka harus mempunyai pemikiran-pemikiran yang jelas sehingga bisa bersuara sesuai suara partai.

Terakhir, Catur Sukses keempat adalah sukses Golkar dalam pemilihan umum , baik pemilu kepala daerah, pemilu legislatif, dan pemilu presiden. Partai nantinya diarahkan untuk memenangkan pemilukada sejumlah daerah dengan dukungan dari Dewan Pimpinan Pusat. Untuk hal yang terakhir ini, saya merasa gembira karena Golkar telah memenangkan 260 atau 53 persen pemilihan umum kepala daerah di seluruh Indonesia dalam kurun waktu setahun terakhir. Saya gembira karena semula Golkar menargetkan kemenangan sedikitnya 40 persen. Ternyata, target tersebut berhasil dilampaui, bahkan lebih besar.

Keberhasilan itu merupakan modal besar dan akan membuat Partai Golkar lebih bersemangat merebut kembali kemenangan di Pemilu 2014 nanti. Pemilukada bisa menjadi persiapan dan batu loncatan untuk memenangkan Pemilu 2014.

Nah, jika Catur Sukses mampu dijalankan dengan baik, saya yakin Partai Golkar pantas meraih kesuksesan pada Pemilu 2014. Saya tidak ragu, Partai Golkar akan meraih kejayaannya kembali di masa mendatang.

Catur Sukses ini harus menjadi pegangan kader, baik kader yang ada di pusat maupun daerah dalam menjalankan tugas kepartaian. Namun demikian, ada satu hal lagi yang tak boleh dilupakan, yakni perilaku atau tindak-tanduk para pimpinan maupun politisi dan kader Partai Golkar. Rakyat mengamati dan memerhatikan setiap perilaku atau tindak-tanduk kita. Rakyat akan selalu melihat, dan mengamati, apakah kader Partai Golkar sungguh-sungguh menyuarakan, mengusahakan serta memperjuangkan kepentingan mereka. Kalau kader-kader Partai Golkar tidak melakukan hal itu, percayalah, Partai Golkar tidak akan menang.

Tindak-tanduk para anggota DPR RI dan DPRD kota/kabupaten dari Partai Golkar, tindak-tanduk saya, tindak-tanduk semua pengurus partai, juga akan menjadi ukuran keberhasilan. Kalau kita ribut soal isu-isu populer saja mengenai kenaikan gaji anggota DPR, kenaikan gaji menteri, kenaikan gaji bupati, atau ribut tentang pembangunan gedung baru DPR, dan sebagainya, tapi tidak sibuk bekerja mengurus kepentingan rakyat, maka rakyat tidak akan mau memilih Partai Golkar. Percayalah!

Ingat, motto “Suara Golkar, Suara Rakyat” itu dibuat bukan tanpa maksud. Dari motto itu, seluruh kader Golkar diharapkan rajin menemui rakyat, mendengarkan suara rakyat. Karenanya, posko-posko aspirasi rakyat harus didirikan di DPD II.

Saya juga minta seluruh kader yang ada di Fraksi harus datang ke DPD II untuk mendengarkan langsung aspirasi rakyat. Kita dengarkan apa aspirasinya, kita dengarkan apa keluhannya. Demikian pula kepada kader Partai Golkar yang ada di DPR RI atau di kabinet, agar juga mendengarkan suara rakyat. Karena sekali lagi “Suara Golkar, Suara Rakyat”, dan rakyatlah yang akan menentukan berhasil tidaknya Golkar ke depan.