Pidato Pembukaan Rapimnas ke-5 Partai Golkar. Jakarta, 22 November 2013
Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera buat kita semua
Perkenankanlah saya mengajak kita semua untuk memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, karena hanya atas rahmatnya kita dapat bertemu pada hari yang berbahagia ini.
Saya juga ingin mengajak kita semua untuk bersyukur bahwa seluruh lapisan Partai Golkar di berbagai daerah terus menunjukkan tekad yang kuat dalam menyambut datangnya momen penting Pemilu 2014. Semoga ke depan partai kita akan terus tumbuh berkembang, bagaikan pohon beringin yang semakin rindang daunnya serta semakin dalam akarnya tertancap di Bumi Pertiwi yang kita cintai ini.
Kepada seluruh pimpinan DPD Tingkat 1 dari berbagai provinsi yang mengikuti Rapimnas ke-5 ini, serta kepada rekan-rekan pimpinan dan pengurus DPP, ormas dan sayap yang tergabung dalam keluarga besar Partai Golkar, serta kepada panitia penyelenggara, saya menghaturkan beribu terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Tak lupa pula, kepada sahabat-sahabat kita, pimpinan atau pengurus dari partai dan kekuatan politik lainnya yang hadir bersama kita pada pagi hari yang berbahagia ini, saya mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya.
Saudara-saudara yang saya hormati
Hadirin yang saya muliakan
Rapimnas ke-5 Partai Golkar tahun ini sifatnya agak berbeda. Dalam satu hal, Rapimnas ini adalah kelanjutan dari empat Rapimnas yang telah kita adakan setiap tahun dalam masa kepemimpinan saya. Namun di pihak lain, Rapimnas ke-5 ini adalah juga sebuah pertemuan yang merupakan a kind of its own, pertemuan yang sangat strategis. Bahkan boleh dikatakan ia adalah sebuah pertemuan yang merupakan puncak dari empat Rapimnas sebelumnya, sebab dengan pemikiran dan rekomendasi yang kita hasilkan dalam dua hari ini, kita akan mengantarkan Partai Golkar untuk kembali merebut kejayaan pada Pemilu 2014 yang sudah berada di depan mata.
Padi sudah semakin menguning. Warnanya sudah makin matang, siap untuk dipanen empat bulan lagi. Karena itu, manfaatkanlah Rapimnas ke-5 ini sebagai sebuah momentum untuk semakin merapatkan barisan, untuk menyatukan langkah dalam irama yang semakin harmonis, serta untuk membicarakan kepentingan bersama dalam mencapai tujuan besar Partai Golkar.
Karena itu pula, sebelum melanjutkan pidato pembukaan ini, saya ingin bertanya langsung kepada semua kader dan pimpinan Partai Golkar yang ada dalam ruangan ini: Siapkah saudara-saudara untuk bekerjasama demi kemenangan partai kita? Siapkah saudara-saudara untuk merapatkan barisan dan merebut kembali kejayaan Partai Golkar? Siapkah saudara-saudara untuk bekerja keras? (Terimakasih)
Tanpa mengurangi penghargaan kita pada sahabat-sahabat dari partai lainnya, perlu saya laporkan kepada para peserta Rapimnas bahwa data-data terbaru dari berbagai survei tetap menunjukkan sebuah trend yang jelas, yaitu bahwa Partai Golkar adalah partai papan atas dengan kemungkinan terbesar untuk keluar sebagai pemenang dalam Pemilu Legislatif 2014.
Berbagai survei tersebut juga menunjukkan bahwa pesaing terdekat kita saat ini adalah PDIP yang dipimpin oleh Ibu Megawati Soekarnoputri. Tentu saja, trend yang ada tidak bersifat linear dalam garis yang lurus. Dalam dunia politik, pasti ada pasang dan surut, serta ada pula tikungan-tikungan yang tak terduga.
Namun kalau diilustrasikan, Pemilu Legislatif nanti adalah bagaikan sebuah lomba lari. Data menunjukkan bahwa sekarang ini, dari 12 peserta lomba, hanya dua partai yang melesat cukup jauh di depan peserta lainnya dalam mendekati garis finish. Kuning dan Merah berada di depan dalam jarak yang cukup aman, disusul oleh warna-warni lainnya dalam posisi yang silih berganti.
Hasil akhirnya tentu masih menjadi rahasia Allah SWT. Sambil berdoa, marilah kita berusaha lebih giat lagi, menambah gas untuk berlari lebih kencang. Kita tunjukkan bahwa bagi Partai Golkar, kemenangan terindah adalah kemenangan yang diperoleh lewat keringat dan kerja keras.
Kepada PDIP yang sementara ini menjadi pesaing terdekat Partai Golkar, marilah kita tawarkan uluran tangan persaudaraan selebar mungkin. Demikian pula, kepada semua partai peserta pemilu, kita sampaikan pesan bahwa kita berlomba, tetapi kita tetap akrab dan bersahabat. Kuning, merah, atau warna lainnya: Pihak yang menang pada akhirnya haruslah seluruh rakyat Indonesia.
Itulah tanda pengabdian Partai Golkar kepada Tanah Air dan bangsa yang kita cintai ini. Kompetisi yang ketat, tetapi dalam suasana yang damai dan harmonis. Jika kelak Allah SWT ternyata menghendaki Partai Golkar keluar sebagai pemenang Pemilu, maka pohon beringin harus menaungi seluruh anak bangsa, menjadi tempat berteduh yang sejuk bagi semua, tanpa memandang asal-usul partai dan golongan mereka.
Saudara-saudara yang saya muliakan
Hadirin yang saya hormati
Adapun mengenai Pemilu Presiden, dengan besar hati juga saya kabarkan bahwa walaupun belum sepenuhnya sempurna, namun kandidat capres Partai Golkar terus menatap ke depan dengan penuh semangat dan gairah. Dalam saat-saat seperti ini, saya selalu teringat akan sebuah ungkapan dari Sulawesi Selatan: Sudah kukembangkan layarku, pantang bagiku untuk surut kembali.
Jika perjalanan Partai Golkar cenderung mulus menuju Pemilu 2014, perjalanan kandidat capres Partai Golkar kelihatannya lebih mengandung dinamika dan mengundang percakapan publik yang menarik, yang tentu saja saya sambut dengan jiwa yang terbuka, serta saya maknakan sebagai tantangan untuk bekerja lebih keras lagi.
Sejauh ini, data dari berbagai survei memang berbeda-beda, dan agak sedikit membingungkan bagi umumnya kaum awam. Hal ini seolah membuktikan sebuah ungkapan lama, the truth depends upon the eyes of the beholder, kebenaran tergantung dari survei mana yang kita lihat.
Saya ingin mengingatkan kita semua bahwa Pemilu Presiden masih lebih 7 bulan di depan. Dalam jangka waktu ini, masih banyak hal yang bisa terjadi, apalagi dalam masyarakat Indonesia yang semakin cair secara politik. Momentum bisa datang dan pergi begitu saja, dan publik bergonta ganti pilihan secara cepat seperti mencoba baju di pasar kaget.
Karena itu, sikap terbaik bagi setiap kandidat Capres adalah sikap yang positif: terus bekerja keras meraih simpati rakyat serta mendengarkan suara hati mereka.
Bagi saya pribadi, Pemilu Presiden bukanlah soal data dan survei. Bahkan barangkali bukan pula soal kalah dan menang. Tentu saja, sebagai kandidat Capres Partai Golkar, saya akan berupaya sekuat mungkin untuk menang. Tetapi yang lebih penting dari semua itu adalah dedikasi dan pengabdian pada sebuah tujuan besar, yaitu perbaikan nasib serta peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Saya yakin, semua kandidat Capres dari berbagai partai lainnya adalah tokoh-tokoh terhormat yang juga mencintai Indonesia. Megawati Soekarnoputri, Prabowo Subianto, Joko Widodo, Wiranto, Dahlan Iskan, Pramono Edhi Wibowo, Mahfud MD, dan banyak lagi lainnya. Mereka semua bukan hanya pesaing-pesaing yang tangguh, tetapi yang lebih penting lagi, mereka juga menginginkan hal yang sama, yaitu kemajuan bangsa Indonesia yang lebih membanggakan lagi.
Pasti akan muncul seorang pemenang dalam Pemilu Presiden. Dan siapapun pemenangnya, saya atau tokoh yang lainnya – kepada Sang Pemenang semua pihak harus mengucapkan selamat dan sukses. Kepada mereka yang kalah kita berikan simpati serta kita ucapkan bahwa, kalau nafas masih panjang, silakan mencoba lagi pada pemilu 5 tahun berikutnya.
Di atas segala-galanya, Pemilu Presiden bukanlah pertarungan tokoh dan aktor politik. Ia bukan pula pergesekan ego-ego besar untuk merebut kekuasaan. Bagi saya pribadi, pemilu adalah pertaruhan jutaan nasib anak-anak Indonesia, pertaruhan nasib generasi muda Indonesia untuk memperoleh pendidikan yang lebih maju, serta pertaruhan harapan 240 juta rakyat kita akan kehidupan yang lebih baik lagi di masa-masa mendatang.
Itulah yang paling penting. Dan itu pula yang memicu semangat saya untuk terus mengembangkan layar, berupaya siang dan malam, berkeliling ke seluruh wilayah Indonesia, mendengar dan menawarkan harapan kepada begitu banyak kalangan yang saya temui.
Saya tahu bahwa semua itu memang tidak mudah. Indonesia adalah bangsa besar, dengan penduduk yang begitu majemuk, dengan wilayah yang sangat luas.
Namun saya yakin, dengan bantuan dan dukungan saudara-saudara, upaya yang saya lakukan sejauh ini akan berujung pada manfaat dan kemenangan bagi kita semua.
Karena itu, sekali lagi saya akan bertanya langsung kepada saudara-saudara yang berada di ruangan ini: Siapkah saudara-saudara untuk memperjuangkan kandidat Capres Partai Golkar? Siapkah saudara-saudara untuk bekerja keras? Sanggupkah saudara-saudara untuk memperjuangkan kemajuan Indonesia? (Terimakasih).
Saudara-saudara yang saya hormati
Hadirin yang saya muliakan
Adalah sebuah kebanggaan bagi saya sebagai Ketua Umum Partai Golkar bahwa dalam Rapimnas ke-5 ini kita akhirnya akan meluncurkan Visi Indonesia 2045, yang berisi ide dan program kongret dalam membawa Indonesia menjadi bangsa yang maju sebelum bangsa kita berusia seratus tahun.
Saya bangga, sebab dengan itu semua Partai Golkar membuktikan diri sebagai the party of ideas, sebuah partai yang menawarkan ide dan gagasan bagi bangsa kita. Partai Golkar bukanlah sebuah partai yang mengejar kekuasaan, atau memperjuangkan kepentingan orang per orang semata. Dalam menyambut datangnya Pemilu 2014, kita mempersembahkan konsep-konsep dan program yang nyata.
Itulah sebuah partai yang modern. Dengan itu semua, Partai Golkar memberikan kontribusi yang sehat dalam proses pematangan demokrasi Indonesia. Dan karena itu pula, kepada semua kader dan pimpinan partai yang telah menyelesaikan penyusunan Visi Indonesia 2045 tersebut, saya menghaturkan penghargaan dan apresiasi yang setinggi-tingginya.
Sebelum menutup sambutan pembukaan ini, perkenankanlah saya menegaskan sikap Partai Golkar dalam menanggapi sebuah isu penting yang berkembang hangat akhir-akhir ini, yaitu mengenai nasionalisme Indonesia dan tindakan penyadapan dari sebuah negara tetangga, yaitu Australia. Yang disadap tidak main-main, dari Presiden RI hingga tokoh-tokoh pemerintahan kita lainnya.
Terhadap semua itu, pertama-tama yang harus ditegaskan adalah sebuah prinsip, yaitu bahwa Indonesia adalah sebuah negara berdaulat yang bersahabat terhadap siapa pun, apalagi terhadap negara tetangga seperti Australia.
Karena itu, dalam menyikapi isu ini, Indonesia harus tegas. Kalau tetap mau menjadi sahabat yang baik, Australia harus meminta maaf dan menyadari kesalahannya. Jika itu dilakukan, sebagai bangsa yang besar dan beradab, Indonesia akan membuka pinta maaf yang lebar, dan mengajak negara Kanguru tersebut untuk membangun hubungan yang lebih baik lagi, baik dalam dimensi bilateral, maupun dalam urusan multilateral.
Itulah esensi nasionalisme baru yang sering saya jelaskan di berbagai kesempatan. Kita bersahabat, tetapi kita sanggup bersikap tegas dengan prinsip-prinsip yang terhormat. Kita membuka diri pada dunia luar, tetapi kita harus memanfaatkan kesempatan yang ada untuk membela dan memperjuangkan kemajuan rakyat Indonesia.
Bung Karno pernah berkata bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki otot kawat dan tulang besi. Diterjemahkan dalam konteks abad ke-21 ini, hal itu berarti bahwa Indonesia harus kuat tetapi lentur; tegas tapi arif; ulet serta pandai melihat kemungkinan yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan rakyat kita.
Selain itu, perlu juga saya ingatkan sekali lagi bahwa ciri khas perjuangan Partai Golkar adalah perjuangan untuk menegakkan pemerintahan yang kuat namun terbuka dan bertanggung jawab, serta pemerintahan yang bersih tapi efektif dan berwibawa. Kita mendukung langkah pemerantasan korupsi yang agresif, tapi kita tidak boleh lupa bahwa yang lebih penting lagi adalah langkah pencegahan korupsi melalui pembaharuan sistem, yaitu reformasi birokrasi serta peningkatan kesejahteraan pegawai.
Namun di atas segalanya, Partai Golkar harus terus menyerukan, bahwa pada saat langkah-langkah semacam itu dilakukan, pemerintah harus membangun sistem perekonomian yang semakin tumbuh cepat dengan pemerataan yang betul-betul adil bagi rakyat kita.
Dalam hubungannya dengan semua itu, mengingat gejolak perekonomian dunia beberapa tahun terakhir, Partai Golkar mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah kongkret dalam pemulihan kondisi ekonomi nasional. Partai Golkar harus terus menyuarakan tuntutan demikian, sebab kondisi itulah yang betul-betul mempengaruhi nasib dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Semboyan kita adalah “suara Golkar suara rakyat.” Kita harus betul-betul memperjuangkan nasib mereka dalam kondisi apapun.
Insya Allah, jika semua itu dapat menjadi pegangan kita, kemajuan Indonesia akan betul-betul terwujud di masa-masa mendatang.
Akhirnya, sebagai penutup, seperti yang telah menjadi tradisi menarik di Partai Golkar, saya akan mempersembahkan tiga bait pantun:
Putri Jogja jalan berjingkat
Matanya berkedip hatiku terbang
Bulat tekadku pemilu mendekat
Partaiku jaya partaiku menang
Di Kuningan kita berjumpa
Bendera kuning berkibar perkasa
Mari kawan mari saudara
Perjuangkan partai perjuangkan bangsa
Orang daerah mampir Jakarta
Lihat Monas amboi indahnya
Kalau kita sudah sekata
Dukung ARB tidak ada matinya
Demikianlah sambutan ini. Sekali lagi, kepada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya Rapimnas ke-5 ini, saya menghaturkan penghargaan dan terimakasih yang sebesar-besarnya.
Wabillahitaufiq walhidayah
Wassalamualaikum Wr. Wb.