Indonesia dalam Impian Saya

Pidato pada Malam Penghargaan Achmad Bakrie XI. Jakarta, 25 Agustus 2013

Pertama-tama saya ingin mengajak seluruh hadirin untuk memanjatkan puji dan syukur ke hadapan Allah SWT, karena hanya atas rahmat-NYA kita dapat bertemu dan merayakan pemberian Penghargaan Achmad Bakrie ke-11 pada malam yang berbahagia ini.

Selanjutnya, perkenankanlah saya mengucapkan selamat serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para tokoh bangsa kita, yaitu para ilmuwan, sastrawan, pemikir, dokter, dan peneliti muda yang terpilih sebagai penerima Penghargaan Achmad Bakrie pada tahun ini.

Secara bersama-sama mereka semua telah memberi kontribusi besar dalam bidang masing-masing serta memperkaya pencapaian kehidupan dalam masyarakat Indonesia. Profesor Emil Salim dengan karya dan pengabdiannya, Pak Remy Sylado dengan puisi-puisinya, dokter Irawan Yusuf serta Profesor Muhilal dengan dedikasi dan karya-karyanya, serta Doktor Oki Gunawan dengan terobosan dan kreatifitasnya: Mereka semua adalah putra-putra terbaik bangsa Indonesia.

Mereka berkarya, mereka memberi arti pada kehidupan lewat pengabdian di jalan yang jauh dari hiruk-pikuk dan gelimang materi. Dunia mereka adalah dunia penciptaan dan kreatifitas, dunia pengabdian serta kecintaan pada sesama manusia. Lewat itu semua, mereka telah memberi kontribusi yang membanggakan. Dan karena itulah, kepada Emil Salim, Remy Sylado, Irawan Yusuf, Muhilal, dan Oki Gunawan – kepada mereka semua bangsa Indonesia perlu menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya.

Itulah tujuan kita menyelenggarakan Malam Penghargaan Achmad Bakrie. Sengaja waktu perayaan ini dipilih di seputar perayaan Proklamasi 17 Agustus (walaupun untuk tahun ini, karena berimpitan dengan lebaran dan liburan panjang setelahnya, waktu perayaan kita mundurkan sedikit). Inilah salah satu cara terbaik dalam merayakan kemerdekaan: sebab ia mengingatkan serta memberi inspirasi kepada kita semua bahwa kemajuan suatu bangsa hanya mungkin dicapai lewat kemajuan dalam dunia ilmu, lewat terobosan dalam dunia pemikiran dan kreatifitas, serta lewat kemajuan dan pengabdian yang sungguh-sungguh dalam bidang kedokteran dan kesehatan masyarakat.

Tahun ini kemerdekaan Indonesia sudah berjalan hampir tujuh dasawarsa. Dalam satu generasi ke depan, yaitu generasi anak dan cucu kita sekarang, perayaan kemerdekaan bangsa kita akan bertuliskan 100 tahun, atau seabad kemerdekaan Indonesia, yaitu tahun 2045. Dalam usia saya sekarang, barangkali terlalu berlebihan jika saya berharap bahwa saya masih sanggup merayakan datangnya hari bersejarah tersebut (saat itu saya akan berusia 98 tahun, dan jika diizinkan Allah SWT, pada tahun 2045 saya masih akan kuat untuk jogging dan bermain tenis tiga kali seminggu…).

Tapi saya bermimpi, saya berharap, dan saya kira kita semua sebagai bangsa juga bertekad bahwa perayaan seabad Proklamasi kelak adalah sebuah perayaan yang penuh rasa syukur, sebuah perayaan dengan penuh kebanggaan oleh semua anak bangsa, sebab saat itu Indonesia telah menjadi negara maju, sebuah negara yang telah sepenuhnya modern, sejahtera, dengan kemajuan teknologi, dengan tingkat kebudayaan yang tinggi, dengan tingkat pendidikan dan prestasi anak-anak Indonesia yang tidak kalah oleh bangsa-bangsa maju lainnya.

Itulah Indonesia yang kita dambakan. Itulah Indonesia yang dimaksudkan oleh para pendiri bangsa kita saat memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia 68 tahun yang silam. Indonesia yang membanggakan. Indonesia yang menjadi tempat persemaian kreatifitas dan gagasan-gagasan yang cemerlang. Indonesia yang sanggup memberikan kesempatan kepada setiap warganya untuk mencari kehidupan yang lebih baik, untuk berusaha sesuai dengan bakat dan kemampuannya, serta untuk menjadi manusia-manusia yang produktif dalam lingkungan masyarakat yang damai, bersahabat dan saling menghargai.

That is Indonesia in my dream. Dan saya yakin bahwa itulah Indonesia yang juga didambakan oleh semua, dari Sabang di ujung barat hingga Merauke di ujung paling timur zamrud khatulistiwa yang indah ini.

Sekarang, adalah tugas kita semua, sebuah tugas dan kewajiban yang teramat mulia, agar masing-masing dari kita memberikan kontribusi dalam berbagai bidang, betapapun kecilnya, untuk memastikan bahwa mimpi dan tujuan besar tersebut memang akan tercapai.

Kita harus merawat Indonesia, membesarkannya, serta mengantarkannya memasuki pintu gerbang seabad Proklamasi dengan kepala tegak dan mata yang berbinar. Para pahlawan di masa lalu telah melaksanakan peran mereka. Sekarang adalah tugas kita melanjutkannya dengan lebih baik, sesuai dengan konteks dan tantangan zaman globalisasi ini.

Bung Hatta pernah mengutip Isaac Newton, fisikawan Inggris terbesar sepanjang zaman yang menemukan teori gravitasi. Beliau berkata bahwa “kita yang hidup di masa kini sesungguhnya hanya berdiri di pundak orang-orang besar di masa lalu.” Sekarang, di awal abad ke-21 ini, kita mendapat kesempatan emas, dengan pijakan yang cukup kokoh, dengan modal dasar Indonesia yang sudah cukup memadai, untuk terus melanjutkan perjuangan mencapai cita-cita dan mimpi kita bersama. Kita berani bermimpi, dan kita juga harus berani untuk bertindak dalam mengukir berbagai prestasi yang membanggakan.

Seperti yang telah dicontohkan oleh para penerima Penghargaan Achmad Bakrie, yang sekarang jumlah sudah hampir mencapai 50 tokoh dalam sebelas tahun, setiap orang, setiap anak bangsa Indonesia, mampu dan perlu memberikan sumbangan dalam bidang masing-masing.

Itulah tauladan yang baik. Itulah contoh kehidupan yang kita harapkan menjadi inspirasi bagi jutaan anak-anak muda bangsa Indonesia untuk menggantungkan cita-cita mereka setinggi langit dan berusaha mencapai prestasi-prestasi besar dalam hidup dan karir mereka. Anak-anak muda Indonesia harus melangkah lebih jauh lagi, sebab dunia mereka sekarang dan di masa depan menyajikan begitu banyak kemudahan, begitu banyak kesempatan dan peluang untuk maju dan berkembang.

Jika semua itu memang terjadi, maka Insya Allah jalan Indonesia dalam mencapai kejayaan yang paripurna di tahun 2045 akan lebih mulus dan pasti. Adalah tugas dan kewajiban dari generasi orang dengan seumur saya, sebuah generasi di ujung jalan, sebuah generasi di batas waktu, untuk memastikan serta untuk berusaha sejauh mungkin memperkuat fondasi Indonesia agar semua cita-cita mulia tersebut dapat terwujud, baik fondasi dalam dunia ekonomi, dunia pendidikan, maupun dunia politik dan pemerintahan.

Dalam hal itu, perkenankanlah saya dalam kesempatan ini untuk juga mengajak dan menghimbau semua pemimpin dari berbagai kalangan, khususnya mereka yang memimpin di dunia politik dan pemerintahan, untuk tidak pernah lupa bahwa kemajuan Indonesia harus terus diperjuangkan dan hanya mungkin dicapai bukan dengan mempertajam perbedaan yang ada, tetapi justru dengan mencari dan menjalin persamaan yang lebih erat di antara semua elemen bangsa.

Terus terang, himbauan seperti itu juga saya tujukan kepada diri saya sendiri. Insya Allah, saya akan memperhatikannya dengan sungguh-sungguh. Kita semua tahu bahwa semakin dekat ke Pemilu tahun depan, suhu kompetisi kepemimpinan di Indonesia akan semakin meningkat. John F. Kennedy pernah berkata bahwa statesmen govern the country with prose, but they campaign with poetry. Karena itu, dalam beberapa bulan ke depan, dari kalangan politisi akan semakin banyak ditebarkan puisi dan janji-janji.

Semua itu tentu saja wajar adanya, sebuah dinamika yang menjadi kembangnya demokrasi yang semakin matang. Namun kita juga berharap bahwa di samping riuh rendahnya janji dan kembang kata-kata, kompetisi politik Indonesia juga memberikan substansi serta memberikan arah bagi perjalanan bangsa kita ke depan.

Dan karena itu pula, acara seperti yang kita lakukan pada malam hari ini, memberikan makna yang mendalam. Lewat pemberiaan Penghargaan Achmad Bakrie ini, lewat dedikasi dan karya tokoh-tokoh penerimanya, kita diingatkan kembali, bahwa siapa pun yang memimpin Indonesia, siapa pun yang ingin mengatur kehidupan orang banyak, siapa pun yang ingin berdiri di garis terdepan dunia politik dan pemerintahan negeri kita – semua harus menyadari bahwa kemajuan suatu bangsa dicapai bukan karena adanya timbunan emas, minyak dan permata. Kemajuan suatu bangsa terjadi karena didorong oleh kreatifitas dan kemajuan dalam dunia ilmu dan pemikiran, oleh ide dan gagasan yang cemerlang, oleh keringat, dedikasi dan kerja keras.

Demikianlah, sebagai penutup, perkenankanlah saya untuk sekali lagi menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Profesor Emil Salim, kepada Pak Remy Sylado, dokter Irawan Yusuf, Profesor Muhilal dan Doktor Oki Gunawan. Karya dan dedikasi mereka telah memperkaya kemungkinan bangsa kita untuk menjadi bangsa yang lebih baik dan lebih berkembang lagi di masa depan.

Tak lupa pula, saya juga ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh panitia dan penyelenggara acara ini, yaitu Freedom Institute, TVONE, ANTV, Vivanews, serta anak-anak usaha Kelompok Bakrie yang menjadi pendukung acara ini. All of you have done a good job. Semoga acara penghargaan yang sudah baik ini menjadi semakin baik lagi di tahun-tahun mendatang.

Wabillahi taufiq walhidayah

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tetapkan Hatimu, Satukan Langkahmu

Pidato Politik di Acara Pembekalan Caleg dan Pengukuhan Badan Koordinasi Pemenangan Pemilu (BKPP) Partai Golkar. Bali, 22 Juni 2013.

Pertama-tama saya ingin mengajak kita semua untuk mengucapkan puji dan syukur kepada Allah yang Mahabesar. Hanya atas rahmatnya maka kita semua dapat mengikuti pertemuan di pulau Dewata yang indah ini.

Terlebih dahulu, saya ingin mengucapkan selamat kepada pasangan PASTI-KERTA atas kemenangan Pilkada Bali yang baru saja disahkan oleh Mahkamah Konstitusi. Pertemuan kita malam ini seolah ditakdirkan untuk juga menjadi semacam perayaan bagi terpilihnya pasangan Pak Mangku Pastika dan Pak Sudikerta sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Bali.

Kita semua berharap agar dalam menjalankan kepemimpinan nantinya, Pak Mangku dan Pak Sudikerta dapat merangkul seluruh masyarakat Bali, tanpa terkecuali, termasuk mereka yang dalam Pilkada kemarin mendukung pasangan dari partai lain. Ajaklah seluruh masyarakat untuk bahu membahu membangun Pulau Dewata yang indah ini agar menjadi lebih maju lagi dan menjadi kebanggaan bagi Indonesia di mata dunia.

Selanjutnya, secara khusus saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh kader, pimpinan Golkar dan pimpinan daerah, baik gubernur maupun bupati, serta begitu banyak caleg Partai Golkar dari berbagai daerah yang hadir pada malam hari ini. Saudara-saudara adalah kebanggaan Partai Beringin, ujung tombak kita yang tersebar di seluruh penjuru Nusantara.

Kepada para caleg kita, saya ingin berpesan bahwa saudara-saudara telah resmi menjadi calon peserta dalam Pemilu 2014 (tapi tolong diingat bahwa istilahnya masih DCS, ada kata “sementara” di dalamnya). Saya mengerti bahwa tata urutan nomor dan pembagian wilayah caleg tidak dapat memuaskan semua pihak. Saya ingin semua caleg mendapat nomor urutan satu, tetapi saya harus realistis dan mempertimbangkan banyak hal.

Daripada menjadi caleg nomor bagus tapi tanpa dapil, tentu lebih baik bertanding di sebuah dapil, walaupun dalam nomor urut yang mungkin belum sepenuhnya memuaskan perasaan masing-masing.

Karena itu, sebagai Ketua Umum, dari hati yang terdalam, saya memohon maaf atas kekurangan yang ada, serta berterima kasih sepenuhnya atas pengertian saudara-saudara semua.

Kepada mereka yang saat ini belum mendapat kesempatan untuk menjadi caleg, tetapi terus menunjukkan loyalitas dan dedikasi yang tinggi kepada Partai Golkar, termasuk dalam menjadi panitia pada acara di Bali ini, saya menghaturkan beribu terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.

Barangkali di situlah terletak salah satu kekuatan partai kita. Dedikasi dan loyalitas, yang diiringi oleh semangat kebersamaan serta perasaan kekeluargaan yang tinggi. Semua itulah yang menjelaskan mengapa Partai Golkar mampu terus bertahan dalam gelombang zaman, bagaikan pohon beringin yang kokoh diterpa angin.

Oleh karena itu, saya mengajak semua elemen partai, baik yang telah mendapat kehormatan menjadi caleg, maupun yang kali ini belum mendapat giliran, untuk melangkah bersama, mengangkat nama besar partai, serta mempersembahkan semuanya demi Tanah Air Indonesia tercinta.

Khusus kepada para caleg kita, saya ingin berpesan agar dalam masa kampanye nanti, esensi ke-Golkar-an tetap dijaga.

Kita semua mengerti bahwa kampanye nanti akan penuh dengan janji dan kembang kata-kata. Namun saya yakin bahwa caleg dari Partai Golkar bukanlah caleg yang suka mengumbar janji kosong. Caleg-caleg kita akan merebut kemenangan dengan komitmen yang jelas, dengan kesungguhan untuk memberikan hasil nyata pada kemajuan daerah masing-masing.

Selain itu, kepada semua caleg, saya juga ingin berpesan agar terus menjaga kebersamaan dan persahabatan. Saya paham bahwa dalam sistem pemilu kita, terkadang persaingan intra-partai lebih seru daripada kompetisi antar-partai. Namun saya ingin terus mengingatkan agar kita semua menjunjung kepentingan yang lebih besar, menjaga kehormatan partai, serta mengedepankan persahabatan di antara kita.

Karena itu, sekarang saya ingin bertanya langsung kepada saudara-saudara semua: Apakah kita siap bekerja keras? Apakah kita siap bekerja sama? Apakah kita siap untuk merebut kemenangan?

Dengan semakin mendekatnya Pemilu 2014, kita semua dituntut untuk semakin meneguhkan hati dan menetapkan langkah yang pasti.

Kompetisi dan kampanye selalu memiliki ritme dan iramanya sendiri, yang terkadang tidak sepenuhnya dapat dikontrol oleh orang per orang. Karena itu, dengan besar hati perlu saya kabarkan kepada saudara-saudara semua bahwa alhamdullillah, dengan semua tantangan, gejolak, serta persaingan antar-partai menjelang Pemilu 2014, Partai Golkar tetap solid dan mantap dalam posisi memimpin di tiga besar partai papan atas.

Tentu saja selalu ada dinamika, pasang surut dan hentakan-hentakan yang tak terduga. Kita lihat data-data terakhir bahwa Partai Demokrat rupanya sudah mulai melewati hari-harinya yang terburuk dan saat ini sedang berusaha bangkit dari keterpurukan.

Demikian pula, kita juga tahu bahwa PDIP di beberapa wilayah kelihatannya sedang mendapat angin dan mengalami peningkatan yang cukup berarti.

Tanpa mengurangi rasa hormat kita kepada sahabat-sahabat partai lainnya, semua dinamika dan tantangan tersebut, bagi Partai Golkar, justru disambut dengan tangan terbuka, kita maknakan sebagai dorongan bagi kita untuk semakin bekerja keras dalam merebut kepercayaan rakyat.

Bagi Partai Golkar, kemenangan yang paling manis adalah kemenangan yang dicapai lewat keringat dan kerja keras. Bagi kita, kemenangan yang paling penuh makna adalah kemenangan yang diraih lewat persaingan yang ketat dan mendebarkan.

Karena itu, saya yakin semua kader dan caleg Partai Golkar akan memberikan yang terbaik, memperlihatkan our finest hours, kualitas kita yang sebenar-benarnya sebagai partai yang paling berpengalaman, sebagai partai yang paling piawai dalam taktik dan strategi politik, serta sebagai partai yang paling mampu mengangkat kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Sekarang, saya mau bertanya sekali lagi kepada saudara-saudara semua: Betul kita akan bekerja sepenuh hati? Betul kita akan bekerja keras memajukan rakyat? Apakah saudara-saudara yakin kita akan menang?

Adapun mengenai Pemilu Presiden, perlu saya kabarkan juga bahwa terjadi beberapa perkembangan yang sangat menarik, termasuk munculnya satu per satu tokoh yang potensial menjadi kandidat presiden dalam pemilu tahun depan.

Saya dan seluruh elemen Partai Golkar tentu turut menyambut semua itu dengan tangan terbuka. Bahkan terus terang, saya merasa senang sebab saya tahu bahwa, seperti dalam permainan tenis atau sepakbola, bertambah lagi lawan tanding yang mumpuni, sehingga dijamin bahwa permainan dan pertandingan 2014 kelak akan seru, ketat, dan menarik, sehingga penonton pasti akan puas dan bertepuk tangan.

Saya berjanji untuk memberikan yang terbaik, meyakinkan seluruh rakyat bahwa Indonesia harus bergerak bersama, mencapai cita-cita kita bersama menjadi bangsa yang maju, damai, dan sejahtera.

Untuk itu semua, saya telah melakukan berbagai langkah. Memang dibutuhkan waktu dan proses, namun alhamdullillah, dengan besar hati saya laporkan bahwa hasilnya sudah mulai terasa.

Ia memang masih menunggu waktu untuk menjadi arus besar, namun dari survei yang ada, posisi Capres Partai Golkar secara konsisten berada dalam kelompok tiga besar capres papan atas. Bahkan di beberapa daerah strategis hasilnya sudah positif melampaui dugaan saya selama ini.

Dalam soal pemilu, ada sebuah ungkapan: don’t peak too early, too far from the election. Hati-hati jika mencapai puncak terlalu cepat, terlalu mudah, sementara pemilu masih cukup jauh.

Semua capres yang akan berlaga nantinya adalah putra dan putri terbaik Indonesia. Kita mendorong semua agar memberikan yang terbaik, berupaya menyapa dan merangkul rakyat dengan simpatik dan terhormat.

Jika ada di antara tokoh-tokoh terhormat ini yang sekarang dianggap sedang mencapai puncak, atau sekarang sedang mendapat angin, kita tentu memaknainya sebagai tantangan yang memacu kita untuk bekerja lebih giat lagi.

Kita upayakan agar momentum dan puncak pencapaian kandidat capres Partai Golkar justru terjadi pada saat yang tepat, dalam proses yang terukur, sehingga insya Allah kemenangan pada Pilpres akan kita raih dengan tuntas dan paripurna. Insya Allah.

Untuk itu semua, dari hati yang terdalam, saya memohon doa dan restu saudara-saudara semua, dan selain itu, tiada hentinya saya menyapa serta memohon doa dan restu dari seluruh rakyat Indonesia.

Langkah yang saya tempuh bukanlah untuk mengejar ambisi pribadi, tetapi sebuah upaya untuk memberikan kontribusi, betapa pun kecilnya, kepada kerja besar dalam memajukan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia.

Insya Allah, jika dipercaya oleh rakyat dan diizinkan oleh Allah SWT, tugas saya yang terpenting adalah memimpin serta memastikan bahwa dalam satu generasi, Indonesia akan naik kelas menjadi sebuah negeri yang maju.

Kita harus memastikan bahwa anak dan cucu kita, serta generasi selanjutnya, akan menjadi warga dari sebuah negara maju: Republik Indonesia yang dihormati oleh semua bangsa – dihormati karena prestasinya, dihormati karena kemajuan dan kekuatannya.

Saat itulah, saya dapat membayangkan bahwa semua anak bangsa kita dari Sabang sampai Merauke akan dengan bangga, serta dengan kepala tegak, berkata bahwa I am proud to be an Indonesian, saya bangga menjadi bangsa Indonesia.

Satu generasi. Sebelum Indonesia berusia seabad. Sebelum Perayaan Proklamasi 17 Agustus 2045 — Mungkin saya, dan sebagian dari kita yang ada di ruangan ini, tidak akan ada lagi untuk melihat hari yang berbahagia dan membanggakan itu.

Tetapi adalah tugas saya, serta tugas kita semua, untuk memastikan, bahwa perayaan seabad proklamasi adalah sebuah perayaan penuh syukur dan kebanggaan dari sebuah bangsa yang berhasil mengukir pencapaian dan prestasi yang besar.

Kita siapkan fondasi, serta kita wariskan Indonesia yang siap untuk menyongsong datangnya kejayaan tersebut, sehingga generasi berikutnya kelak akan mengenang kita dengan penuh syukur dan rasa terima kasih yang dalam.

Dengan semua itulah maka berbagai langkah yang kita lakukan untuk memenangkan Pemilu 2014 menjadi penuh makna. Kita berjuang bukan hanya untuk kemenangan kita, tetapi untuk masa depan, untuk generasi muda, serta untuk kemenangan seluruh bangsa Indonesia.

Akhirnya, sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak, serta kepada teman-teman panitia penyelenggara acara ini, yang telah menunjukkan dedikasi yang tinggi kepada partai kita tercinta.

Sebagai pengantar kepulangan saudara-saudara semua ke daerah masing-masing, perkenankanlah saya membekali dengan oleh-oleh, yaitu tiga bait pantun:

Pulanglah kader pulanglah sahabat

Bangun daerah majukan rakyat

Doa beta mengiring di jalan

Teriring salam selamat jalan

Terkenang gadis di Pulau Dewata

Senyumnya manis melambai di pantai

Bulat sudah tekad di dada

Menangkan ARB majukan partai

Dengan Golkar kita berkarya

Upaya bersama tujuan mulia

Mari sahabat melangkah maju

Jaya negeriku jaya bangsaku

Demikianlah sambutan singkat ini. Maju terus Partai Golkar. Maju terus Indonesia tercinta.

Anak Muda dan Masa Depan Industri Kreatif Kita

Dulu, jika ditanya apa usaha yang prospeknya bagus ke depan, saya selalu mengatakan ada tiga hal, yaitu: FEW: Food (pangan), Energy (energi), dan Water (air). Ini adalah usaha yang juga akan selalu dibutuhkan dan tak lekang oleh zaman. Belakangan, saya menambahkan satu lagi selain FEW, yaitu industri kreatif.

Mengapa saya menambahkan industri kreatif selain FEW, sebagai usaha yang prospeknya cerah di masa depan? Karena perkembangan zaman menunjukkan hal itu. Lihat saja beberapa perusahaan yang berbasis industri kreatif bisa berkembang pesat, bahkan banyak milyarder-milyarder baru yang muncul dari industri yang mengandalkan kekuatan ide dan kreatifitas ini.

Terkait hal ini, pekan lalu saya menghadiri dua acara yang sangat dekat dengan industri kreatif ini. Pertemuan pertama di Surabaya. Di sana saya bertemu dan berdiskusi dengan dengan anak-anak muda yang tergabung dalam berbagai komunitas kreatif. Mereka antara lain: Komunitas Sapu Angin, kelompok mahasiswa inovator mobil super irit bahan bakar dan ramah lingkungan. Ada juga Komunitas Pusat Studi Android, sekumpulan anak muda pengembang aplikasi-aplikasi berbasis sistem operasi Android. Lalu, ada juga Komunitas Robotika, kelompok kalangan muda pembuat robot-robot unik, yang salah satu karyanya adalah robot pecatur.

Saya kagum dengan prestasi dan karya mereka. Komunitas Sapu Angin, misalnya, punya Sapu Angin 2, sebuah mobil prototipe irit bahan bakar itu mampu menempuh 238 kilometer hanya dengan satu liter bensin. Mobil itu bahkan memenangi Shell Eco-Marathon (SEM) Asia pada tahun 2010. Mobil itu akan diuji hemat dalam ajang SEM Asia 2013 di Sirkuit Sepang, Malaysia, 4-7 Juli 2013. Sementara Komunitas Pusat Studi Android, telah membuat banyak aplikasi untuk smartphone berbasis Android. Mereka bahkan turut memprakarsai pembentukan Google Technology User Group (GTUG) di Indonesia. GTUG adalah Komunitas terbuka tingkat dunia untuk para programmer atau peminat teknologi Google untuk berbagi pengetahuan.

Komunitas Robotika pun tak kalah hebat. Mereka membikin robot pecatur alias robot yang mampu bermain catur dengan manusia sebagai lawannya. Robot hasil penggabungan teknologi wireless, bluetooth, webcam, peranti lunak dan robotika itu pernah dilombakan di STTS Wonderland Surabaya. Disediakan hadiah Rp2,5 juta bagi yang mampu mengalahkan robot itu. Hasilnya, belum ada yang berhasil membawa pulang uang tersebut. Saya pun sempat menjajal bermain catur dengan si robot. Hasilnya, baru dua langkah, saya sudah di-skak mat oleh si robot.

Pertemuan kedua adalah dengan para blogger dan komunitas online di Yogyakarta. Dalam acara yang bertajuk #ayorembukbareng datang berbagai komunitas blogger seperti Obrolan Media Jogja, Komunitas Blogger Jogja, dan lain sebagainya. Di sana, saya berdialog tentang apa saja dengan mereka. Mulai soal politik sampai kewirausahaan.

Tak kalah dengan yang di Surabaya, anak-anak Yogya ini juga kreatif dan berprestasi. Mereka ternyata banyak juga yang sukses mengembangkan usaha melalui blog dan fasilitas online lainnya.

Ada kesamaan dari dua kelompok atau komunitas yang saya temui di dua kota yang berbeda itu. Pertama, keduanya sama-sama komunitas anak muda, kedua, mereka sama-sama gabungan orang dengan kreatifitas yang luar biasa.

Karena itu kepada mereka saya berpesan agar mengembangkan potensi yang mereka miliki. Mereka bisa mengembangkan ide kreatif mereka menjadi industri kreatif yang bisa mengangkat perekonomian dan martabat bangsa ini. Misalnya seperti industri software India yang diekspor kemana-mana, atau seperti Korea dan Amerika dengan Samsung dan Applenya, dan lain sebagainya.

Pesan saya kepada mereka sama; tidak boleh ada alasan untuk merasa minder menjadi bangsa Indonesia. Kapasitas dan prestasi generasi muda Indonesia sejajar dengan kalangan muda bangsa lain di dunia ini.

Karena itu, kemampuan mereka jangan hanya untuk main-main saja. Bagaimana kita kembangkan itu menjadi industri kreatif yang bisa menghidupi mereka, keluarga, dan ikut berkontribusi dalam pembangunan bangsa, dan membuka banyak lapangan kerja. Apalagi seperti saya bilang di awal, industri kreatif ini peluangnya sangat bagus ke depan.

Kepada mereka saya juga memberikan tips berwirausaha atau cara membangun usaha. Yang penting adalah ide. Saya kira ide ini mereka punya. Tinggal bagaimana mereka mengajak orang yang memiliki uang atau modal untuk bekerjasama. Jika idenya bagus maka pasti akan banyak orang yang mau kerjasama.

Dukungan pemerintah juga penting, meski ujung tombaknya adalah swasta atau masyarakat. Pemerintah perlu membikin kebijakan yang dapat menjamin keberlangsungan industri kreatif ini. Misalnya saja, diberikan semacam insentif pajak untuk industri kreatif yang dapat memacu pertumbuhannya.

Jika model itu dikembangkan dengan masif, saya membayangkan industri kreatif di Indonesia bisa seperti industri peranti lunak (software) di India, atau hardware di Korea dan Amerika. Apple, dibangun dengan ide dan pernah mengalahkan kekayaan perusahaan raksasa seperti Exxon Mobil. Anak-anak muda kreatif di Silicon Valley banyak memunculkan perusahaan baru yang mengalahkan perusahaan raksasa dengan kreatifitas dan inovasinya. Saya yakin industry kreatif anak muda kita juga bisa seperti itu jika diarahkan dengan baik.

Saya yakin anak muda Indonesia mampu. Kemampuan dan kreativitas anak-anak muda Indonesia tak diragukan lagi. Saya yakin masa depan industri kreatif kita cerah di tangan mereka. Ini sesuatu yang penting. Karena ini menjadi modal utama bagi bangsa ini untuk lebih maju lagi dan bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Kisah Telur Colombus

Alkisah suatu malam, Christopher Colombus diundang ke sebuah acara jamuan makan malam. Di acara itu, dia akan mendapat penghargaan dari Kerajaan Spanyol karena telah menemukan “dunia baru” yaitu Benua Amerika. Meskipun di acara itu Colombus akan mendapat penghargaan, rupanya banyak orang di sana yang meremehkan dan mlecehkan penemuan “dunia baru” oleh Colombus tersebut.

Banyak yang mencibir bahwa penemuan Colombus itu tidak sengaja. Karena memang Colombus menemukan Benua Amerika secara tidak sengaja, karena dia sebenernya mencari jalur menuju Benua Asia. Maka orang-orang pun mencemooh bahwa siapapun bisa melakukan apa yang dilakukan Colombus itu.

Menghadapi cibiran tersebut, Colombus kemudian memberikan tantangan pada semua hadirin. Dia menantang semua yang hadir untuk mendirikan telur rebus di meja. Bentuk telur yang permukaannya bulat/elips tentu membuat orang-orang yang mencoba mendirikan selalu gagal. Maka mereka pun menyerah dan mengembalikan tantangan pada Colombus.

Akhirnya dengan santai Colombus mengambil telur tersebut dan memecahkan atau meratakan sedikit bagian bawah telur itu sehingga rata dan bisa didirikan. Kontan para hadirin pun protes pada Colombus dan berkata: “Kalau caranya begitu, saya juga bisa!”.

Lalu Colombus pun menanggapi balik dan berkata kepada mereka: “Kalau memang bisa, kenapa tidak kalian lakukan tadi?”.

Colombus kemudian mengibaratkan tantangan mendirikan telur tersebut dengan tantangan yang dihadapinya dalam menemukan “dunia baru”. Menurutnya, banyak orang merasa bisa melakukan hal tersebut, setelah dia menunjukkan caranya.

“Setiap orang memang dapat melakukannya, setelah orang itu ditunjukkan bagaimana caranya,” ujar Colombus.

Kisah Colombus ini kemudian menjadi terkenal dan melegenda. Kisah ini menjadi salah satu kisah inspiratif yang banyak diceritakan di mana-mana. Ditulis dalam banyak buku, bahkan ada yang membuat monumen telur Colombus di Spanyol sana.

Saya termasuk orang yang suka dengan kisah telur Colombus tersebut. Setiap selesai memberikan ceramah motivasi di sekolah-sekolah, atau kuliah umum di kampus-kampus, saya selalu menyinggung kisah ini. Seperti hari Jumat, 17 Mei, lalu saat saya memberikan kuliah umum di Universitas Diponegoro (Undip) dan Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Kepada para mahasiswa saya menceritakan bagaimana pengalaman saya memulai bisnis dari bawah. Dari jualan layang-layang, kaos, meja gambar, sampai mencoba jadi kontraktor (baca di sini). Saya juga menceritakan bagaimana saya membuktikan bahwa usaha itu bisa dimulai dengan uang nol di kantong (baca di sini). Tak ketinggalan mengenai pengalaman kegagalan saya dan bagaimana saya menghadapinya sehingga bisa bangkit kembali (baca di sini). Juga kisah atau pengalaman saya lainnya yang bisa anda baca di blog saya ini.

Mengapa saya mau berbagi pengalaman saya, terutama dengan para anak-anak muda itu? Karena saya ingin seperti Colombus di kisah telur Colombus. Saya ingin mengajarkan bahwa mereka juga bisa seperti saya. Mereka, anak-anak muda ini juga bisa sukses, bahkan lebih sukses dari saya. Hanya saja mereka belum tahu caranya. Karena itu, seperti Colombus, saya menunjukkan caranya pada mereka.

Saya ingin menunjukkan kepada mereka bahwa menjadi wirausahawan sukses itu bukan sesuatu yang mustahil. Memang jika tidak tahu caranya, akan terlihat susah bahkan mustahil. Seperti halnya ilmu sulap. Kita awalnya pasti merasa hal yang dilakukan pesulap itu mustahil dilakukan orang lain. Namun kalau kita diberi tahu atau dibukakan caranya, maka kita pasti akan berkata: “o kalo begitu saya juga bisa”.

Itulah inti ilmu telur Colombus. Makanya banyak buku rahasia sulap, rahasia sukses dan sebagainya sering diberi judul “Telur Colombus”. Ini karena setelah anda membaca buku tersebut anda akan tahu dan bisa melakukan hal yang sebelumnya tidak bisa anda lakukan.

Karena itu, setiap roadshow atau safari saya ke daerah-darah, saya selalu menjadwalkan untuk memberikan ceramah atau kuliah umum. Itu juga alasan mengapa saya membuat blog dan menulis pengalaman saya di sini. Agar makin banyak orang yang “tahu caranya”.

Saya juga berpesan, agar tidak hanya belajar dari saya. Banyak orang sukses di Indonesia ini. Jika mau belajar jadi pengusaha sukses, silahkan pelajari kisah-kisah sukses pengusaha lainnya juga. Kalau mau jadi politisi yang sukses, belajar dari kisah politisi yang sukses. Kalau mau pengacara, dokter, dan lain sebagainya juga demikian. Agar kita “tahu caranya” seperti di kisah telur Colombus.

Saya yakin, jika semakin banyak orang jadi pengusaha, maka negara ini akan makin maju. Lapangan kerja juga akan semakin banyak. Saya senang, kini banyak anak-anak muda yang mau jadi pengusaha. Padahal dulu, sedikit sekali yang bercita-cita jadi pengusaha. Kebanyakan mau jadi PNS. Citra pengusaha juga kurang baik dulu.

Tapi sekarang beda, ketika saya datang ke sekolah atau kampus dan tanyakan siapa yang mau jadi pengusaha, mayoritas mengangkat tangan. Ini artinya banyak yang tertarik jadi pengusaha. Namun banyak di antara mereka yang tidak yakin bisa sukses jadi pengusaha.

Banyak yang takut gagal. Padahal, kegagalan ini adalah bagian dari keberhasilan. Setiap orang sukses selalu memiliki episode kegagalan dalam kehidupannya. Kalo kita baca kisahnya, Colombus sendiri juga sering gagal. Perjalanannya panjang dan melelahkan. Bahkan awak kapalnya sering merasa takut dan ingin kembali saja. Tetapi Colombus tetap bersikeras dan terus bertekat menyelesaikan misinya. Karena dia punya mimpi menemukan “dunia baru”. Sampai kemudian dia berhasil menemukan Amerika dan namanya dikenang sepanjang sejarah.

Hal seperti itulah yang juga harus kita lakukan. Kita harus berani bermimpi, bermimpi untuk mencapai kesuksesan. Kalo bermimpi saja tidak berani, bagaimana mau sukses. Setelah bermimpi tentu harus berpikir bagaimana cara mewujudkannya. Setelah itu tentu saja harus bertindak atau berbuat untuk mewujudkannya. Jadi seperti yang sering saya katakan, kita harus: Berani bermimpi, berani berpikir, dan berani bertindak.

Ketidak yakinan, pesimisme, memang biasa menghinggapi mereka yang mau melangkah. Kepada mereka yang tidak yakin ini saya selalu mengatakan bahwa; semua bisa. Saya memberi contoh ayah saya yang cuma lulusan SR atau SD saja bisa, masak yang lulusan SMK apalagi sarjana tidak bisa, pasti juga bisa. Optimis saja, karena orang yang optimis itu sudah separuh berhasil. Sebaliknya orang yang pesimis, sudah separuh gagal.

Saya selalu meyakinkan anak-anak muda ini bahwa mereka semua bisa. Mereka bisa lebih sukses dari saya. Apalagi anak-anak sekarang jauh lebih pintar dari zaman saya kecil dulu. Hanya saja, seperti kisah telur Colombus, mereka ini belum tahu caranya. Karena itu melalui ceramah, kuliah umum, dan tulisan di blog saya ini saya akan memberi tahu caranya. Harapan saya, setiap saya selesai berbagi pengalaman, mereka akan bilang: “Kalau caranya seperti itu Pak, saya juga bisa.”

Alasan Saya Maju Jadi Calon Presiden

Banyak orang menilai bahwa saya maju sebagai calon presiden Partai Golkar merupakan ambisi pribadi saya. Ini jelas sebuah penilaian yang salah. Karena sejak kecil saya tidak pernah bercita-cita menjadi presiden. Perjalanan hidup dan pengabdian kepada bangsa lah yang mengantarkan saya kepada keputusan tersebut.

Saya selalu menceritakan hal ini kepada mereka yang menanyakan alasan saya bersedia maju sebagai calon presiden (capres) di berbagai kesempatan. Seperti Jumat kemarin, 26 April 2013, saat acara silaturahmi dengan karyawan ANTV dan VIVA group. Di dalam acara itu, saya menceritakan latar belakang mengapa saya akhirnya bersedia maju sebagai capres.

Memang sejak dulu saya suka berorganisasi, mulai menjadi ketua kelas, ketua OSIS, ketua umum Senat Mahasiswa Elektro ITB, dan Ketua Dewan Mahasiswa ITB. Saya juga mendirikan HIPMI dan jadi ketua HIPMI yang ke tiga, kemudian jadi ketua umum Persatuan Insinyur Indonesia dan ketua umum Kadin. Meski selalu menjadi pemimpin di setiap organisasi, saya belum pernah terfikir untuk menjadi pemimpin bangsa ini.

Saya ingat saat akan lulus SMA, saat itu tahun 1964. Saya dan teman-teman menulis surat wasiat yang berisi cita-cita kami, lalu menempatkannya di dalam box untuk kita buka pada tahun 1996. Waktu itu ada teman yang mengatakan ingin menjadi pemimpin besar revolusi (istilah presiden pada waktu itu), namun ternyata dia jadi pengusaha. Ada yang ingin berjuang bawa senjata (jadi TNI), ternyata jadi guru.

Rupanya antara cita-cita dan kenyataannya berbeda-beda. Dari semua, yang paling tepat adalah saya. Saya tulis di situ saya ingin menjadi insinyur dan pengusaha besar, dan ketika dibuka box cita-cita itu pada 1996, cita-cita saya itu tercapai. Kemudian kehidupan saya memang lebih banyak berkecimpung dalam dunia usaha. (Pengalaman saya di dunia usaha bisa dibaca di artikel ini).

Sampai pada 2004, Saya akhirnya masuk ke pemerintahan dan meninggalkan dunia usaha. Yang meminta saya masuk ke pemerintahan adalah Pak Jusuf Kalla. Saya memang akrab dan sering berdiskusi dengan beliau, karena saya ketua umum Kadin dan beliau pernah menjadi ketua Kadin Sulsel. Saat beliau menjadi Wakil Presiden, beliau menawarkan jabatan Menko Perekonomian kepada saya, tapi saya tolak. Kalau pun harus masuk di pemerintahan, saya hanya ingin menjadi penasihat presiden di bidang ekonomi saja. Saat itu bulan puasa dan Pak JK meminta saya pikir-pikir dulu. Malamnya setelah berbuka, beliau menelepon lagi dan bilang pada saya, bahwa saya harus masuk kabinet.

“Saya ini tidak punya temen di kabinet yang dari bisnis yang mengerti pemikiran-pemikiran saya. Kamu harus ikut, kalau mau berjuang harus basah, jangan cuma cuci-cuci muka,” kata Pak JK, yang kemudian membuat saya mau masuk pemerintahan dan menerima jabatan Menko Perekonomian.

Selama menjadi Menko Perekonomian banyak hal yang sudah saya lakukan. Misalnya saya berhasil melakukan negosiasi dengan Exxon di Blok Cepu. Awalnya Exxon memiliki sebesar 30 persen dan sudah disetujui pemerintah. Tapi saya berhasil menjadikan 3,5 persen. Sehingga negara bisa mendapat 93 persen, dan sisanya 3,5 persen milik Pertamina. Dari sisi manajemannya, saya buat jika direktur utamanya Exxon, maka presiden komisarisnya harus dari Pertamina. Jika wakil direktur utama Pertamina, wakil komisarisnya Exxon, dan begitu seterusnya. Selama negosiasi, saya terbang ke tempat-tempatnya Exxon itu pun saya tidak memakai uang negara, tapi memakai dana pribadi saya.

Suatu waktu, saya menaikkan harga BBM dengan guidance dari Pak JK dan presiden. Saya mengumumkan kenaikan BBM 114 persen dan itu menyelamatkan ekonomi Indonesia pada saat itu. Tentu dengan kompensasi pada masyarakat miskin di bidang pendidikan (BOS) dan kesehatan (Askeskin). Subsidi BBM yang sebelumnya sebagian besar dinikmati orang kaya kita alihkan ke orang miskin. Saya ambil tanggungjawab mengumumkan keputusan yang tidak populis ini. Saya didemo dan dihujat di mana-mana.

Sampai akhirnya saya dipindah jadi Menko Kesra. Terus terang pada awalnya saya marah atas keputusan presiden itu. Saya merasa kecewa, saya merasa dibuang. Bahkan saya mengekspresikan kemarahan saya dengan memakai dasi saya warnanya ungu saat pelantikan.

Namun kemudian seiring berjalannya waktu saya mendapat hikmahnya. Saya justru merasa berterimakasih dan bersyukur kepada Allah atas pemindahan saya jadi Menko Kesra. Sebab dengan jabatan ini ternyata saya mendapatkan banyak pelajaran berharga yang mengubah hidup saya.

Jika menjadi Menko Perekonomian, saya mungkin tidak akan banyak belajar sebagaimana di Kesra. Jika tetap jadi Menko Perekonomian, saya hanya akan berkutat dengan masalah ekonomi dan keuangan yang sebenarnya adalah makanan sehari-hari saya yang berlatar belakang seorang pengusaha. Tetapi, dengan menjadi Menko Kesra saya punya banyak pengalaman baru.Saat menjadi Menko Kesra, saya bisa berinteraksi dengan warga miskin secara langsung. Mempelajari atau melihat kemiskinan di literatur dengan berinteraksi dengan mereka secara langsung itu sangat berbeda. Saya jadi mengetahui problem-problem kesejahteraan rakyat secara langsung di lapangan, dengan mata kepala saya sendiri.

Persepsi saya juga banyak berubah. Dulu saya takut dengan orang yang menderita HIV/AIDS. Jangankan bersalaman, berdekatan saja saya takut. Namun dengan menjadi Menko Kesra saya mendapat informasi dan berinteraksi langsung dengan mereka. Saya kemudian berani berpelukan dengan mereka. Bahkan saya mengangkat penderita HIV/AIDS menjadi salah satu anggota komisi penanggulangan HIV/AIDS, meski banyak yang menentang awalnya.

Contoh lain dulu saya tidak mau makan ikan lele, ikan ini menurut saya kotor dan jorok. Tetapi setelah jadi menteri dan melihat sendiri peternakannya, saya jadi suka ikan lele. Selain itu, masih banyak contoh lainnya yang kesemuanya meninggalkan pengalaman berharga bagi saya.

Namun dari semua pengalaman itu ada satu pengalaman yang paling berkesan, yaitu pengalaman di Yahukimo, Papua. Saat saya berhasil menanggulangi bencana kelaparan di sana (pengalaman saya di Yahukimo, bisa dibaca di artikel ini).

Alhamdulilla dengan kerja keras itu bukan hanya kelaparan yang dapat diatasi, namun banyak juga saudara kita yang sebelumnya memilih bergabung dengan Organisasi Papua Merdeka, mau kembali ke NKRI, setelah kita memberikan mereka kesejahteraan (tulisan soal ini bisa dibaca di artikel ini).

Selain itu semua tentu saja masih banyak pengalaman menarik dan berharga lainnya saat saya menjadi Menko Kesra. Seperti cara penanggulangan kemiskinan (tulisan soal ini bisa dibaca di artikel ini), PNPM Mandiri (tulisan soal ini bisa dibaca di artikel ini), dan program-program kesejahteraan rakyat lainnya yang masih berjalan sampai saat ini.

Untuk pengabdian saya di Kemenko Kesra ini, bahkan mendapat apresiasi dari negara. Jumat, 12 Agustus 2011, saya mendapatkan Penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana atas pencapaian saya selama mengabdi sebagai Menko Kesra. Tapi tentu saja pengalaman yang saya dapat selama terjun ke masyarakat dan menanggulangi segala problemanya jauh lebih berharga.

Setelah tidak lagi di pemerintahan pada tahun 2009, saya kemudian menjadi ketua umum Partai Golkar. Sampai di sini masih belum terpikir juga keinginan untuk maju sebagai capres. Karena itu, dulu setiap ditanya apakah mau jadi capres, saya selalu bilang: terpikirkan saja belum.

Tetapi dengan berjalannya waktu, saya mulai berpikir, dengan segala pengalaman saya itu, apakah pengalaman yang diberikan Allah itu saya buang sia-sia, atau saya abdikan kepada rakyat. Lalu saya mulai membicarakan hal itu dengan istri saya. Istri saya pada awalnya tidak setuju. Lalu saya bilang pada ibu saya, jawabannya sama, juga tidak setuju. Anak-anak dan saudara saya juga tidak setuju.

Ibu saya bahkan mengatakan saya boleh maju jadi capres jika beliau sudah wafat. Karena Ibu saya dan keluarga saya tidak tahan melihat saya diserang, dihina, dan difitnah, jika maju sebagai capres. Ini yang membuat saya selalu menunda, ketika kader saya di Partai Golkar mendesak saya maju jadi capres (Soal pencapresan saya di Partai Golkar bisa dibaca di artikel ini).

Tetapi akhirnya saya memutuskan untuk maju. Saya maju bukan untuk ambisi pribadi saya. Bukan untuk harta, karena Alhamdulillah Allah member saya rejeki yang cukup banyak. Buka untuk jabatan atau popularitas, karena Alhamdulillah saya juga sudah cukup populer dan dikenal. Bahkan pula untuk kepentingan keluarga saya, karena justru merekalah yang paling menderita dengan keputusan saya ini. Karena waktunya dengan saya jadi berkurang, ikut mendapatkan dampak serangan dari lawan-lawan politik, dan sebagainya.

Bahkan mungkin jika orang di posisi saya, mereka lebih memilih menimang cucu dan jalan-jalan ke luar ngeri menikmati hidup, daripada capek-capek turun ke daerah-daerah, menghabiskan banyak waktu, dana, dan tenaga. Tapi itu bukan pilihan saya lebih memilih pengabdian pada bangsa dan negara dengan cara maju sebagai capres.

Saya ingin pengalaman saya berguna untuk memajukan dan mensejahterakan bangsa ini. Apalagi, dari kandidat yang ada, saya lihat belum ada yang mempunyai pengalaman selengkap saya. Khususnya dalam upaya mensejahterakan rakyat.

Saya tidak ngoyo, karena ini bukan ambisi, tapi sebuah pengabdian. Jika masyarakat tidak memberikan kepercayaan pada saya, dan Allah tidak mengizinkan saya jadi presiden, saya legowo dan akan mengabdi pada tempat lain. Makanya saat ada majalah yang maksudnya mengejek saya dengan judul mengatakan: hanya Tuhan yang bisa menjadikan ARB presiden. Saya senyum saja. Karena itu benar. Yang bisa menjadikan saya presiden memang Tuhan, karena hidup kita ini di tangan Allah. Kalau Dia menghendaki semua terjadi, begitu pula sebaliknya.

Tapi saya sangat optimis dan bekerja keras untuk mencapai hal itu. Bagi saya dengan optimis saja kita sudah separuh menang. Saya sadar perjuangan untuk itu sangat panjang dan terjal. Saya mengibaratkannya seperti mendaki Gunung Semeru. Tapi saya senang dengan tantangan, karena tantangan membuat adrenalin saya naik. Tantangan lah yang sesungguhnya membuat hidup kita lebih berarti dan bermakna. Alhamdulillah selama ini banyak tantangan dalam hidup ini yang berhasil saya lewati dan selesaikan dengan baik.

Saya sudah memilih. Saya siap dengan segala resikonya. Ibarat sebuah pohon: makin tinggi pohon makin kencang anginnya. Tapi saya memilih jadi pohon yang tinggi, meski angin begitu kencang menyerang. Saya tidak mau menjadi rumput yang ada di bawah. Karena meski tak diterpa angin kencang, rumput diinjak-injak orang.

Itulah cerita mengapa saya maju menjadi capres. Sebuah proses pengabdian bagi bangsa, bukan sebuah ambisi pribadi. Semoga Allah SWT meridhoi melancarkan jalan saya, dan semoga rakyat Indonesia mendukung saya untuk memajukan dan mensejahterakan bangsa ini.

Visi 2045 untuk Kemajuan Indonesia

Salah satu persoalan yang menghambat kemajuan bangsa ini adalah tidak adanya grand design atau blue print perencanaan jangka panjang atas pembangunan yang bersifat strategis dan visioner. Akibatnya, pembangunan nasional berjalan tanpa roh dan panduan yang jelas, serta cenderung pragmatis dan berorientasi jangka pendek.

Kita semua tahu, di Era Reformasi sistem politik ketatanegaraan kita berubah secara mendasar. Salah satunya dihapusnya kewenangan MPR untuk menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Dengan tidak adanya GBHN ini maka pelaksanaan pembangunan nasional hanya didasarkan pada visi dan misi Presiden terpilih. Ini yang kemudian dijadikan dasar bagi penyusunan Rencana Kerja Pembangunan (RKP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dalam suatu undang-undang.

Tentu saja itu semua daya ikat dan kekuatan hukumnya tidak sama dengan dasar hukum penetapan GBHN. Konsekuensinya, berganti pemimpin berganti pula kebijakannya, sehingga aspek kontinuitas pembangunan terabaikan. Lebih dari itu, pembangunan nasional kehilangan sisi visionernya, bahkan cenderung direduksi sekadar sebagai alat untuk melegitimasi kepentingan politik jangka pendek.

Pembangunan nasional juga seakan hanya menjadi urusan dan tanggung jawab pemerintah dan elite kekuasaan dan dunia bisnis semata. Rakyat dan berbagai potensi masyarakat hanya sebagai objek atau sebagai penonton, jauh dari berpartisipasi apalagi menjadi subjek dan pelaku pembangunan nasional.

Karena itu tanpa bermaksud mengglorifikasikan masa lalu, dan tidak juga untuk kembali ke sistem pembangunan Orde Baru yang telah kita perbaharui dan koreksi, saat ini kita memerlukan Blue Print Pembangunan Nasional seperti GBHN yang memuat dasar, strategi, tujuan dan pelaksanaan pembangunan nasional secara menyeluruh, terpadu, sistematis, bertahap, berkesinambungan, serta menjadi pedoman dan panduan bagi seluruh penyelenggara negara dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.

Merespon hal tersebut, Partai Golkar kemudian menyusun Blue Print Pembangunan Nasional itu yang diberi nama: “Visi 2045: Negara Kesejahteraan”. Ini adalah visi pembangunan jangka panjang yang ditawarkan Partai Golkar dengan tujuan pada tahun 2045, bertepatan dengan 100 tahun kemerdekaan Indonesia, negeri ini menjadi Negara Kesejahteraan, yang Bersatu, Maju, Mandiri, Adil, dan Sejahtera.

Secara umum, Visi 2045 menekankan prioritas pembangunan pada sektor: Reformasi Birokrasi, Pendidikan, Kesehatan, Industri, Pertanian, Kelautan, Infrastruktur, UMKM dan Koperasi. Keseluruhan prioritas ini dilaksanakan secara simultan dan terintegrasi melalui Catur Sukses Pembangunan Nasional, yakni : Pertumbuhan, Pemerataan, Stabilitas dan Nasionalisme Baru.

Pertumbuhan yang berkualitas bukanlah pertumbuhan yang dihasilkan oleh strategi yang growth oriented dan berbasis paham market fundamentalism. Sebab, selain akan mengabaikan prinsip dan dimensi pemerataan, juga akan berpihak kepada sekelompok kecil pelaku yang kuat. Karenanya, ia akan cenderung melakukan akumulasi modal untuk mengejar keuntungan ekonomis setinggi-tingginya.

Pemerataan adalah perspektif yang diorientasikan untuk mengatasi segala bentuk kesenjangan. Karenanya, pembangunan harus mengembangkan mekanisme dan strategi yang menjamin pemerataan antarwilayah, antardaerah, antarsektor, antarkota dan desa, maupun antarpusat dan daerah. Aktivitas ekonomi dan sumber daya pembangunan harus disebar merata di wilayah Jawa dan luar Jawa, di kawasan timur dan barat Indonesia, di daerah yang kaya maupun miskin sumber daya, di sektor produktif maupun tidak, di desa dari Sabang sampai Merauke, dari Talaud hingga Rote.

Stabilitas adalah perspektif pembangunan nasional yang berorientasi pada terciptanya sistem politik nasional yang efektif, demokratis, stabil, berlandaskan hukum dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Sukses stabilitas juga berarti kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa, tegaknya kedaulatan negara dan integrasi nasional, terwujudnya pertahanan dan keamanan nasional sebagai landasan yang kokoh bagi peningkatan kesanggupan negara dalam melindungi segenap bangsa.

Sementara nasionalisme baru, dapat diterjemahkan secara sederhana sebagai perspektif pembangunan nasional yang berorientasi pada reinterpretasi dan reaktualisasi nilai-nilai nasionalisme Indonesia. Tujuannya untuk menjawab dinamika tantangan dan perubahan geopolitik, geoekonomi dan geostrategis baik secara nasional maupun internasional. Nasionalisme baru merupakan energi baru bangsa Indonesia untuk mengukir kembali peradaban-peradaban yang agung yang seakan terabaikan oleh keniscayaan globalisasi dan kecenderungan primordialisme sempit dan politik identitas. Dengan semangat nasionalisme baru, kita tidak perlu takut, menghindari atau memusuhi globalisasi, melainkan memampukan kita untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang globalisasi bagi pemenuhan kepentingan nasional di segenap aspek.

Sedangkan pokok-pokok strategi yang dikembangkan dalam Visi 2045 antara lain: (1) membangun Indonesia dari desa; (2) Penguatan peranan Negara; (3) pertumbuhan ekonomi yang berkualitas; (4) pemerataan pendapatan di antara masyarakat; (5) pemerataan pembangunan antar daerah, antar wilayah; (6) pendidikan dan kesehatan yang berkualitas; (7) penguatan komunitas dalam kerangka program pemberdayaan; (8) pembangunan berkelanjutan yang berbasis blue-economy dan green- ecocomy; (9) penegakkan hukum dan HAM; (10) pengembangan industri berbasis Iptek dan Inovasi berdaya saing tinggi; (11) revitalisasi pertanian pangan dan niaga.

Pembangunan menurut Visi 2045, ada tahapannya yang dirancang sebagai berikut: Dasawarsa Pertama, 2015-2025 : Menetapkan Fondasi Menuju Negara Maju. Dasawarsa Kedua, 2025-2035: Mempercepat Pembangunan di Segala Bidang Memasuki Negara Maju. Dasawarsa Ketiga, 2035-2045: Memantapkan Indonesia sebagai Negara Maju. Setiap dasawarsa memiliki skenario program dan target masing-masing, namun tetap merupakan suatu kesinambungan dari tahapan pertama hingga tahapan-tahapan selanjutnya.

Dasawarsa pertama sangat menentukan bagi arah dan tahapan pembangunan selanjutnya dengan penekanan pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pengurangan pengangguran dan kemiskinan secara signifikan, pembangunan infrastruktur, penguatan kelembagaan, peningkatan efisiensi, produktivitas, dan keterampilan tenaga kerja, revitalisasi industri dan pertanian, serta optimalisasi pembangunan daerah. Skenario pembangunan nasional pada dasawarsa ini untuk membangun fondasi yang kokoh bagi proses transisi Indonesia menjadi negara maju dengan uraian sebagai berikut:

Pertama, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemerataan pembangunan dan pendapatan, serta pengurangan pengangguran dan kemiskinan. Targetnya, antara lain: (1) Pertumbuhan ekonomi rata-rata 8-9 persen, (2) Pendapatan per kapita sekitar US$10.000-12.000, (3) Terciptanya lapangan kerja yang luas sehingga pengangguran sebesar 6 persen pada tahun 2020 dan menjadi 4 persen pada tahun 2025, (4) Pekerja di sektor informal ditargetkan 45 persen pada tahun 2020 dan 65 persen pada tahun 2025, dan (5) Tingkat kemiskinan absolut 8 persen pada tahun 2020 dan turun menjadi 5 persen pada tahun 2025.

Kedua, kebijakan fiskal yang akomodatif. Dirumuskan skenario dan target, di antaranya: (1) Defisit APBN terhadap PDB di bawah 2,8 persen, (2) Penerimaan pajak ditingkatkan melalui kebijakan ekstensifikasi dan intensifikasi perpajakan, (3) Rasio pajak terhadap PDB ditargetkan 15 persen pada tahun 2020 dan menjadi 20 persen pada tahun 2025, (4) Tarif pajak Badan ditargetkan 20 persen pada tahun 2020 dan turun menjadi 18 persen pada tahun 2025, (5) Belanja modal diperbesar dan diprioritaskan bagi pembangunan infrastruktur dan revitalisasi sektor industri, (6) Rasio belanja modal terhadap APBN ditargetkan 20 persen pada tahun 2020 dan 25 persen pada tahun 2025, (7) Belanja subsidi diperjuangkan agar tidak lebih 10 persen dari keseluruhan pengeluaran, (8) Subsidi diberikan langsung pada kelompok sasaran, terutama golongan miskin.

Ketiga, pembangunan infrastruktur yang andal. Pembangunan infrastruktur harus dipercepat untuk memfasiltasi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pembangunan jalan sangat mendesak untuk memfasilitasi transportasi barang dari tempat produksi ke pasar. Targetnya, antara lain: (1) Pembiayaan pembangunan infrastruktur mencapai 8 persen dari PDB, (2) Pembangunan jalan tol pantai utara Jawa sudah harus selesai pada tahun 2020 dan pembangunan trans Sumatera harus tuntas dan sudah berfungsi sebelum tahun 2020, (3) Peningkatan Trans Sumatera Railway, pembangunan Trans Kalimantan Railway, pembangunan Trans Sulawesi Railway, serta revitalisasi jalur Jawa, pembangunan kereta api berkecepatan tinggi, pembangunan MRT di kota-kota besar perlu dipercepat dan diwujudkan serta jalurs interkoneksi antarpulau Jawa dengan pulau-pulau lainnya.

Keempat, revitalisasi industri manufaktur dengan target, di antaranya, pengembangan kebijakan yang terfokus dan sistematis dalam meningkatkan industri logam dasar dan industri kimia, pengembangan industri makanan dan minuman secara terintegrasi, menjadikan Indonesia sebagai pusat industri otomotif di Asia Tenggar, revitalisasi dan pengembangan industri kayi, produk kayu dan rotan, serta pertumbuhan industri manufaktur ditargetkan 9-11 persen per tahun.

Kelima, revitalisasi industri pertanian, kehutanan dan perikanan. Target pencapaiannya, di antaranya, mewujudkan ketahanan pangan dengan swasembada pangan pada tahun 2020, terutama untuk pemenuhan bahan pangan pokok. Pemberdayaan petani, termasuk menuntaskan reformasi agraria dengan upaya mendorong pertanian komersial berskala besar, terutama di luar Jawa. Pada tahun 2020, target luas lahan garapan petani mencapai 1,3 hektare per kepala keluarga dan meningkat menjadi 2 hektare per kepala keluarga. Pengembangan perikanan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan kepentingan ekspor, dengan terus mengefektifkan pencegahan illegal fishing, sertra perikanan tangkap dikembangkan melalui pengembangan teknologi dan dukungan terhadap penyediaan sarana dan prasarana penangkapan.

Keenam, mineral, sumber daya alam, dan energi. Sumberdaya alam merupakan bagian strategis dari perekonomian. Di antaranya adalah minyak dan gas bumi yang merupakan sumber penerimaan penting negara dan perlu mendapat prioritas perhatian. Sebab, belakangan kebutuhan domestik meningkat sangat tajam. Menurunnya produksi minyak bumi dan tidak optimalnya produksi gas alam berakibat besar terhadap perekonomian. Kebutuhan migas dalam negeri yang terus meningkat tidak dapat dipenuhi, sementara pendapatan ekspor pun jauh dari optimal.

Ketujuh, perdagangan yang kompetitif di dalam dan luar negeri. Perdagangan mempunyai sumbangan cukup besar terhadap PDB dan penciptaan kesempatan kerja meski tidak sebesar industri manufaktur dan pertanian. Sektor perdagangan, termasuk hotel dan restoran, juga mempunyai keterkaitan yang besar dengan sektor-sektor lainnya. Target dari sektor ini, di antaranya, meningkatkan porsi perdagangan luar negeri terhadap PDB dengan target sumbangan ekspor sebesar 35 persen terhadap PDB pada tahun 2020 dan 40 persen pada tahun 2025. Komposisi produk ekspor diarahkan pada produk-produk manufaktur, termasuk produk olahan pertanian dan pertambangan dengan nilai tambah yang lebih tinggi.

Kedelapan, sektor keuangan yang mendukung sektor riil. Perbankan yang mendominasi sektor keuangan perlu dioptimalkan pengembangannya untuk mendukung perkembangan sektor riil melalui kebijakan bunga pinjaman dan NIM (net interest margin) yang kompetitif serta peningkatan rasio kredit terhadap PDB. Perlu upaya untuk mendorong peningkatan lembaga keuangan mikro agar memberikan akses lebih besar kepada golongan miskin dan golongan tertinggal lainnya dalam rangka mendukung pertumbuhan dan pemerataan pendapatan. Target rasio kredit terhadap PDB pada tahun 2020 sebesar 50 persen dan 65 persen pada tahun 2025. Sedangkan target akses orang dewas untuk memiliki rekening bannk sebesar 50 persen pada 2020 dan 65 persen pada 2025.

Kesembilan, meningkatkan kemampuan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) dan inovasi. Target pertumbuhan TFP (total factor productivity) pada periode 2015-2020 adalah 3 persen dan pada 2020-2025 rata-rata 4 persen per tahun. Pada tahun 2025, kontribusi TFP pada pertumbuhan ekonomi ditargetkan mencapai 40 persen.

Dasawarsa kedua, yaitu 2025-2035, tahapan pembangunannya disebut “Mempercepat Pembangunan di Segala Bidang Memasuki Negara Maju”. Dasawarsa ini , Indonesia sudah siap menjadi negara maju. Skenario dan target-target yang ingin dicapai pada periode ini, di antaranya: (1) pertumbuhan ekonomi ditargetkan rata-rata 10-11 persen per tahun, (2) pendapatan per kapita pada tahun 2035 ditargetkan sebesar US$21.000-23.000, (3) investasi penelitian dan pengembangan ditingkatkan menjadi 2 persen dari PDB, (4) angka indeks pembangunan manusia (IPM) ditargetkan 0,86, (5) defisit anggaran pemerintah tidak melebihi 2 persen dari PDB, tingkat inflasi 2-3 persen, utang pemerintah terhadap PDB pada kisaran 18 persen, (5) bahan mentah pertanian dan pertambangan telah dapat dikelola dalam negeri. Rata-rata penguasaan lahan garapan pertanian ditargetkan mencapai 3 hektare per kepala keluarga, (6) jaminan sosial yang bertumpu pada sistem kerja sama pemerintah, swasta dan keluarga sudah harus mampu memberikan jaminan yang memadai pada mereka yang tidak bekerja dan masa pensiun pada kondisi usia harapan hidup rata-rata mencapai 78 tahun.

Terakhir adalah dasawarsa 2035-2045 yang disebut “Memantapkan Indonesia sebagai Negara Maju. Pada masa ini, Indonesia sebagai negara maju melalukan konsolidasi untuk mempertahankan statusnya. Skenario dan targetnya, di antaranya: (1) pertumbuhan ekonomi melambat pada tingkat 6-7 persen, (2) target PDB per kapita pada tahun 2045 adalah US$41.000, (3) perekonomian semakin ditopang oleh inovasi dan produktivitas yang tinggi, dengan sumbangan TFP dalam pertumbuhan mencapai 70 persen, (3) investasi untuk penelitian dan pengembangan ditingkatkan menjadi 3 persen dari PDB, (4) angka indeks pembangunan manusia ditargetkan 0,91, (5) kesejahteraan masyarakat menjadi sangat tinggi dengan tingkat ketimpangan pendapatan yang rendah, (6) rata-rata penguasaan lahan garapan mencapai 5 hektare per kepala keluarga, (7) pendaftaran pada pendidikan tinggi telah mencapai 45 persen. Rasio antara mahasiswa sains dan teknik dengan sosial adalah 65 berbanding 35. Jumlah saintis dan ahli teknik memadai bagi perkembangan inovasi yang menjadi andalan bagi perkembangan ekonomi, dan lain-lain.

Itulah secara garis besar gambaran atas Visi 2045. Ini baru rancangan dan belum final karena masih akan disempurnakan melalui diskusi dan masukan dari para akademisi dan ahli dari berbagai kalangan untuk penyempurnaannya. Visi 2045 bukan hanya milik Partai Golkar namun untuk negeri ini. Karena itu dalam penyusunannya tidak hanya disusun oleh Partai Golkar saja, tapi juga dirumuskan bersama para pakar atau ahli dari berbagai bidang. Pengujian terhadap Visi 2045 yang sementara telah dirangkum menjadi sebuah buku setebal 132 halaman ini terus dilakukan, termasuk melibatkan kalangan kampus.

Kampus yang pertama menguji adalah Universitas Indonesia (UI). Pada 20 Februari 2013 lalu, di Gedung Terapung Perpustakaan UI, di fasilitasi Center for Election and Political Party, FISIP UI, kita diskusikan dengan visi ini. Banyak sekali masukan dari para dosen atau pakar di sana, mulai dari aspek ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya, yang kita tamping untuk perbaikan. Hal yang sama juga kita lakukan di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan pada 27 Maret 2013 lalu. Dalam waktu dekat, rencananya 5 April 2013, kami akan kembali menguji konsep Visi 2045 ini di Universita Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Menyusul setelahnya kampus-kampus lain se-Indonesia.

Tak hanya dengan kalangan kampus atau akademisi. Diskusi serupa juga kita lakukan dengan pihak lainnya, misalnya pada 18 Februari lalu kita mendiskusikan mengenai pendidikan dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bersama jajarannya di Fraksi Partai Golkar DPR. Kita bahas ide Pendidikan Gratis 12 Tahun dan Kurikulum 2013. Setelah itu kita juga membahas mengenai konsep pembangunan dari desa dan RUU Desa di DPP Partai Golkar bersama para kepala desa dan pihak terkait.

Selain untuk merancang kemajuang bangsa dengan pembangunan yang terarah, terukur, dan berkesinambungan, dalam penyusunan Visi 2045 ini, Partai Golkar juga ingin mengenalkan tradisi baru. Tradisi baru yang ditawarkan Partai Golkar ini adalah: partai politik tidak hanya menawarkan calon presiden saja, tapi juga menyiapkan blueprint pembangunan nasional, yang nantinya dapat digunakan sebagai acuan dan pedoman dalam penyelenggaraan negara dan pelaksanaan pembangunan nasional.

Ini merupakan salah satu bukti dari dari komitmen Partai Golkar yang menyatakan diri sebagai The Party of Ideas, sebuah partai yang meletakkan ide dan gagasan menjadi instrumen politik, bukan intrik atau fitnah politik. Karena itu, di tengah dinamika kehidupan nasional yang diwarnai oleh intrik-intrik, bahkan fitnah-fitnah politik, Partai Golkar tidak ikut larut ke sana, dan tetap konsisten sebagai The Party of Ideas untuk memberikan sumbangsih secara konseptual bagi terselenggaranya pembangunan nasional di segenap bidang kehidupan.

Hal ini penting tegaskan, sebab saya melihat bahwa salah satu faktor yang menyebabkan bangsa ini kurang maju, karena tradisi intelektual di kalangan elit bangsa kurang mengakar, bahkan sebaliknya sangat diwarnai oleh hal-hal yang bersifat pragmatis. Hal ini sangat berbeda dengan apa yang pernah diteladankan oleh para pendiri negara, yang secara konsisten menjadikan ideologi dan intelektualitas sebagai landasan dan orientasi perjuangannya.

Akhir kata, meski Visi 2045 belum sempurna dan akan terus diuji dan disempurnakan, namun hal ini telah menjadi bukti komitmen kami bahwa berpolitik bukan untuk kepentingan jangka pendek semata, tetapi untuk kepentingan jangka panjang demi terciptanya bangsa Indonesia yang maju dan sejahtera.

Menjaring Aspirasi di Negeri Jiran

Salah satu tugas partai politik adalah menjaring aspirasi masyarakat dan memperjuangkan agar aspirasinya terwujud. Seperti yang dilakukan Partai Golkar selama ini, yang terus berusaha mewujudkan keinginan rakyat semaksimal mungkin. Perjuangan ini dilakukan oleh segenap pengurus, kader, anggota fraksi, sampai simpatisan Partai Golkar baik di tingkat pusat sampai desa.

Aktivitas ini tidak hanya dilakukan Partai Golkar menjelang pemilu saja, namun terus dilakukan setiap waktu. Bahkan saya sendiri sebagai ketua umum dan calon presiden (capres), terus turun ke bawah, pergi ke pelosok negeri untuk mendengar langsung aspirasi masyarakat. Hampir seluruh wilayah Republik Indonesia pernah saya datangi.

Menjaring aspirasi masyarakat tak cukup hanya di dalam negeri . Sebab di luar negeri juga banyak warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal atau menetap di sana. Mereka biasanya pelajar/mahasiswa dan pekerja. Jumlah mereka yang tinggal di luar negeri ini banyak, sehingga mereka berhak didengar dan diperjuangkan aspirasinya.

Terkait dengan hal tersebut, Partai Golkar merasa perlu mendirikan perwakilannya di luar negeri. Contohnya beberapa hari lalu, Kamis, 7 Maret 2013, saya menghadiri dan meresmikan pengurus Partai Golkar perwakilan luar negeri (PGLN) Malaysia – Brunei. Dalam kesempatan itu, diresmikan pengurus ormas sayap Partai Golkar seperti SOKSI, Kosgoro 1957, dan AMPG, perwakilan negeri jiran tersebut.

Partai Golkar perwakilan Malaysia-Brunei yang dipimpin Musthofa Bakrie ini penting. Sebab di Malaysia saja ada sekitar dua juta WNI, baik tenaga kerja Indonesia (TKI) maupun pelajar/mahasiswa. Golkar Malaysia-Brunei ini yang akan menjaring dan memperjuangkan aspirasi mereka.

Saat di sana, saya sendiri menyempatkan diri menjaring aspirasi dengan berdialog bersama para TKI dan WNI lainnya di Malaysia. Hari Jumat, atau sehari setelah pelantikan Partai Golkar Malaysia-Brunei, saya dan rombongan pergi ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur. Didampingin oleh Duta Besar RI untuk Malaysia Marsekal TNI (Purn.) Herman Prayitno saya berdialog dengan para saudara-saudara kita yang tinggal di Malaysia itu.

Ternyata banyak juga saudara kita di Malaysia yang hadir di acara tersebut, sampai aula KBRI penuh. Sebagai pembuka dialog, pertama-tama saya memperkenalkan diri dan menjelaskan alasan mengapa saya maju sebagai capres, sebab banyak yang belum tahu mengenai hal itu.

Kepada mereka saya mengungkapkan bahwa secara pribadi sebenarnya tidak ada alasan bagi saya untuk berambisi mengejar jabatan sebagai presiden. Semua pencapaian hidupnya sudah terpenuhi. Saya memiliki keluarga yang baik, sucu saya enam. Saya diberikan Allah kekayaan cukup, dan sebagainya. Jadi sebenernya tidak ada ambisi pribadi yang membuat saya susah payah menjadi capres.

Lalu untuk apa saya mau maju jadi capres, jawabannya adalah untuk pengabdian kepada bangsa dan negara, dan masyarakat.

Semua ini bermula saat saya diangkat menjadi Menko Kesra. Sudah sering saya ungkapkan dan saya tulis bahwa menjadi Menko Kesra telah mengubah hidup saya. Saya melihat semua permasalahan baik kesehatan, kemiskinan, pendidikan, dan sebagainya secara riil dan terlibat banyak dalam menemukan solusinya

Sejak saat itu, saya bertekad mengabdikan sisa hidup saya untuk bangsa dan negara. Setelah tidak menjabat di pemerintahan, saya punya kesempatan jadi ketua umum Partai Golkar, lalu saya melihat peluang untuk mengabdikan diri dengan menjadi capres.

Karena tujuannya pengabdian, bukan semata ambisi pribadi, maka saya tidak masalah apapun hasil pilpres nanti. Saya tidak ngoyo, tapi saya tetap berusaha keras. Kalau tidak terpilih ya saya tidak dosa pada Allah karena sudah berusaha. Kalau Allah menyatakan tidak di situ berarti tempat saya di tempat lain.

Setelah menceritakan alasan saya maju sebagai capres, saya meminta doa restu pada para saudara-sadara kita di Malaysia tersebut. Alhamdulillah mereka bersimpati dan ikut mendoakan saya.

Selanjutnya acara kita isi dengan tanya jawab atau dialog terkait permasalahan yang dihadapi para TKI dan WNI lainnya. Di dalam dialog terungkap malah yang selalu dihadapi TKI setiap pemilu dan belum mendapat solusi. Masalah ini adalah terkait susahnya para TKI memberikan suara karena alasan pekerjaan dan lokasi TPS.

Ada seorang TKI asal Nusa Tenggara Timur, namanya Maria, kepada saya dia dan banyak rekannya mengaku selalu kesulitan menggunakan hak pilihnya setiap pemilu. Dia sudah 13 tahun tinggal di Malaysia dan tidak pernah ikut pemilu karena tidak mendapat izin dari majikan.

Selain Maria, banyak juga yang mengungkapkan hal yang sama. Beberapa TKI yang kerja di perkebunan mengaku susah menjangkau TPS yang letaknya di kota. Ditambah lagi biasanya pemilu diadakan di hari kerja, di mana para TKI tidak bisa meninggalkan pekerjaan untuk ke TPS.

Suara mereka ini mewakili jutaan rekan mereka yang senasib. Ini bisa dilihat dari partisipasi setiap pemilu di Malaysia. Hanya ratusan ribu WNI yang menggunakan haknya, sementara ada jutaan yang memiliki hak suara.

Menanggapi hal itu, saya berjanji akan membicarakan hal tersebut dengan KPU melalui anggota fraksi di DPR. Saya juga akan membicarakan dengan pemerintah Malaysia agar para TKI diberi izin dan kesempatan menggunakan hak pilihnya. Selain itu, saya juga meminta pengurus Partai Golkar di Malaysia-Brunei mencari solusi atas masalah tersebut. Misalnya melobi pimpinan perusahaan atau majikan tempat TKI bekerja agar member izin ke TPS, memfasilitasi yang lokasinya jauh, dan sebagainya.

Selain masalah itu, para TKI dan pelajar juga bertanya mengenai program-program saya. Salah satu contohnya adalah mengenai apa yang akan saya lakukan untuk pendidikan di Indonesia. Saya kemudian memaparkan salah satu program yaitu pendidikan gratis sampai SMA. Kepada mereka saya menjelaskan pendidikan gratis sampai SMA bukan hal yang sulit. Karena mantan Menko Perekonomian dan Menko Kesra, saya tahu hitung-hitungannya. Ongkos pendidikan gratis sampai SMA sekitar Rp24 triliun.

Duitnya dari mana? Bisa kita ambil dari subsidi energi yang besarnya Rp350 triliun. Subsidi ini banyak yang salah sasaran dan dinikmati orang kaya. Kalo dialihkan Rp24 triliun saja untuk pendidikan gratis, bukan hal yang sulit apalagi mustahil. Mereka yang hadir setuju dan bertepuk tangan keras sekali. Sependapat dengan saya, mereka menilai pendidikan ini penting, bagi anak-anak mereka di tanah air.

Banyak hal yang kita dialogkan. Banyak aspirasi yang saya dapatkan dan akan bantu mencari solusinya. Tak hanya membantu mencarikan solusi ke dalam negeri, saya juga membantu melobi pihak Malaysia terkait beberapa permasalahan yang bisa diselesaikan melalui mereka.

Dalam kunjungan saya sebelumnya ke Malaysia, saya juga melobi pemerintah Malaysia. Kala itu saya meminta agar TKI ilegal mendapat pengampunan, dan sebagainya. Dalam kunjungan pekan lalu, saya juga menemui partai berkuasa di Malaysia UMNO. Selain bertemu di acara pelantikan Partai Golkar Luar Negeri, saya dan rombongan Partai Golkar juga bertemu dalam jamuan makan malam bersama para petinggi UMNO yang dipimpin oleh Timbalan atau Wakil PM Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin.

Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar dua jam tersebut, intinya kita sepakat menjalin kerjasama untuk hubungan baik kedua negara. Kita membangun second track diplomacy untuk bantu menyelesaikan masalah-masalah yang kerap timbul. Saya gembira bahwa UMNO juga bersedia ikut membantu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi TKI atau WNI lainnya, sebagaimana yang dikatakan Ketua Penerangan UMNO Datuk Ahmad Maslan.

Itulah sedikit cerita saya dari Malaysia. Saudara-saudara kita yang ada di negeri jiran sana juga bagian dari rakyat Indonesia yang harus diperjuangkan aspirasinya. Partai Golkar akan selalu berusaha menjadi yang terdepan dalam perjuangan ini, karena: Suara Golkar, Suara Rakyat.

Men of Action, Pahlawan Partai Golkar

Pidato Politik Ultah FPG. Jakarta, 5 Maret 2013.

Assalamualaikum Wr. Wb.

Salam sejahtera buat kita semua

Yang saya hormati dan saya banggakan, Presiden RI ke-3, Bapak Prof. BJ Habibie

Yang saya hormati Wapres RI periode 2004-2009, Bapak Jusuf Kalla

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu Kedua, serta para sahabat dari pimpinan partai politik yang hadir pada malam ini

Yang saya hormati Ketua Dewan Pertimbangan DPP PG, Bapak Akbar Tanjung

Yang saya banggakan Ketua FPG, Bapak Setya Novanto beserta seluruh jajarannya, dan khususnya Ketua Panitia Penyelenggara, Bapak Muhidin Said.

Yang saya banggakan seluruh pinisepuh dan senior yang telah berjasa kepada Partai Golkar

Yang saya cintai seluruh jajaran Fraksi PG, baik dari DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota dari seluruh Indonesia

Saudara-saudara yang saya muliakan

Hadirin yang saya hormati

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur atas kebesaran Allah SWT. Atas rahmatnyalah kita semua berkumpul di malam yang berbahagia ini, merayakan Hari Ulang Tahun ke-45 Fraksi Partai Golongan Karya.

Selanjutnya, izinkanlah saya memberikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh kader dan fungionaris FPG dari seluruh daerah, baik di DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota, yang hadir pada malam hari ini. Kehadiran saudara-saudara semua, yang sebagian menempuh jarak yang cukup jauh, adalah sebuah pertanda baik, sebuah perwujudan kekuatan Partai Beringin dengan akar yang menancap dalam, serta memiliki dahan dan cabang yang rimbun menaungi persada nusantara.

Selain itu, saya yakin bahwa kehadiran saudara-saudara semua adalah adalah perwujudan sebuah tekad, sebuah kehendak bersama untuk mendorong kemenangan Partai Golkar pada Pemilu 2014. Insya Allah kita akan menang dan mempersembahkan kemenangan tersebut bagi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Sekarang, saya ingin bertanya langsung pada saudara-saudara semua: Betul kita sudah bertekad untuk menang..? Siapkah saudara-saudara untuk bekerja keras…? Siapkah saudara-saudara untuk memajukan kesejahteraan rakyat…? Terima kasih.

Saya juga ingin menghaturkan penghargaan dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada pimpinan Fraksi Partai Golkar di DPR RI, serta seluruh jajarannya yang mendukung suksesnya acara ini. Saya tahu bahwa acara istimewa ini terselenggara berkat inisiatif dan kontribusi aktif kawan-kawan di FPG, termasuk istri dan keluarga masing-masing.

Sejauh ini Fraksi Partai Golkar telah menjadi salah satu ujung tombak partai yang dapat diandalkan, pasukan beringin yang tangguh dan terpercaya. Saya telah melihat sendiri dalam berbagai kesempatan, termasuk dalam penyiapan serta pelaksanaan roadshow ARB ke berbagai daerah, bahwa kawan-kawan kita di FPG adalah tipe men of actions, manusia-manusia pelaku yang senang bekerja keras serta pandai mewujudkan ide menjadi kenyataan.

Oleh karena itu, sebagai Ketua Umum Partai Golkar, saya mengangkat topi dan menyatakan salut kepada seluruh jajaran Fraksi Partai Golkar. Sebagai ucapan ulang tahun ke-45, kalau boleh saya ingin memberi hadiah dua bait pantun:

Padi menguning betapa indahnya

Ditiup angin bergoyang dahannya

Setya Novanto kuning jaketnya

Memimpin fraksi banyak akalnya

Dari Solo ke Surabaya

Gadis melambai manis senyumnya

Hati beta betapa senangnya

Golkar menang terbuka jalannya

Saudara-saudara yang saya muliakan

Hadirin yang saya hormati

Dalam momen perayaan HUT FPG ke-45 ini, perkenankanlah saya mengajak seluruh kader untuk terus menjaga komitmen dalam mengangkat kesejahteraan rakyat. Komitmen mulia ini terlebih lagi harus dipertebal saat ini, sebab situasi Tanah Air di awal tahun 2013 agaknya meruncing, penuh hiruk pikuk dalam manuver politik, masalah hukum, serta pertentangan pendapat yang kurang produktif.

Begitu banyak dan begitu mudah pihak yang satu menuduh pihak yang lain. Masalah hukum dicampuradukkan dengan masalah politik dan kekuasaan. Kata-kata menjadi tanpa makna, dan konsep keadilan diterima jika hanya menguntungkan dirinya sendiri.

Karena itu, saya menegaskan kepada semua kader dan fungsionaris Partai Golkar, jauhi semua itu. Partai kita berdiri di barisan terdepan untuk menunjukkan bahwa politik yang benar adalah politik kesejahteraan, yaitu sebuah upaya bersama untuk memajukan kehidupan seluruh rakyat Indonesia.

Kita juga harus menunjukkan bahwa politik Partai Golkar adalah politik pendidikan, yaitu sebuah upaya kongkret untuk memastikan bahwa setiap anak mampu bersekolah dengan baik, serta mendorong mereka untuk mengejar ilmu setinggi mungkin agar bangsa Indonesia bisa bersaing dengan bangsa-bangsa besar lainnya dalam percaturan dunia.

Itulah komitmen Partai Golkar yang harus kita kedepankan saat ini. Kepada semua elemen bangsa, kita menghimbau bahwa jika ada masalah hukum, selesaikanlah dengan kaidah-kaidah hukum yang adil dan berbudaya. Kepada mereka yang tersangkut di dalamnya, atau kepada mereka yang bekerja dalam profesi dan jabatan yang terkait dengan semua itu, marilah kita menjunjung tinggi proses hukum yang benar, tanpa mencampuradukkannya dengan kebutuhan publisitas, kepentingan kekuasaan, dan sebagainya.

Pemberantasan korupsi serta penciptaan pemerintahan yang bersih harus menjadi tujuan nasional yang didukung semua pihak. Dan untuk itu kita harus melakukannya lewat cara-cara yang benar dan terhormat.

Partai Golkar tidak akan mengikuti irama sesaat yang hanya berisi keriuhan tanpa substansi. Jangan kita terlalu banyak berspekulasi, apalagi yang hanya sekadar mengumbar kata-kata. Golkar adalah partai yang mengedepankan kerja dan karya nyata. Kalau ada suara yang perlu dibela dan diperjuangkan, suara itu bukanlah suara partai, tetapi suara rakyat. Itulah esensi dari semboyan kita: Suara Golkar suara rakyat.

Selain semua itu, kita juga tidak pernah boleh lupa bahwa minggu lalu, sementara elite politik ribut di Jakarta, puluhan saudara-saudara kita yang bekerja menjaga keamanan di Papua, anggota-anggota TNI dan Polri, ditembak dan meninggal pada saat bertugas oleh kaum separatis.

Golkar mengajak semua lapisan kepemimpinan serta semua elemen bangsa agar tidak melupakan hal tersebut. Kita tidak boleh membiarkan pihak manapun, di luar dan di dalam negeri, untuk mengganggu integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Indonesia adalah bangsa besar dan keutuhan negara adalah harga mati. Kemajemukan di Nusantara adalah rahmat, bagaikan pelangi di pagi hari. Para pendiri bangsa kita sejak awal telah menegaskan bahwa Pancasila dan prinsip Bhineka Tunggal Ika adalah fondasi filosofis yang tidak pernah boleh dilupakan. Jangan lupa pesan Bung Karno, bahwa “dari Sabang hingga Merauke” bukan hanya rangkaian empat kata, tetapi merupakan satu kesatuan administratif, satu kesatuan politik, tetapi yang lebih penting adalah satu kesatuan semangat dan cita-cita.

Karena itulah, kita harus bertindak tegas dan bertindak cepat terhadap siapa pun yang ingin menggoyahkan fondasi tersebut. Semua elemen bangsa, baik aparat keamanan, maupun lembaga-lembaga politik yang ada, harus menyatukan langkah manakala pertaruhannya adalah keamanan dan integritas negara. Dalam saat-saat seperti ini, Partai Golkar harus mengingatkan semua pihak akan pentingnya prinsip-prinsip mulia tersebut.

Saudara-saudara yang saya cintai

Hadirin yang saya hormati

Efek samping dari riuh rendahnya persoalan hukum dan politik di lapisan elite memunculkan spekulasi lain tentang kemungkinan peralihan pemerintahan di tengah jalan.

Saya ingin tegaskan di sini bahwa Partai Golkar menghendaki transisi kekuasaan yang reguler serta konstitusional. Walaupun kita seringkali bersikap kritis terhadap berjalannya roda pemerintahan, namun kita adalah sahabat yang loyal serta pelaku politik yang menghargai aturan bersama.

Golkar adalah pengawal konstitusi. Golkar tidak akan membiarkan pihak manapun untuk memaksakan kehendak sendiri, tanpa memperhatikan kepentingan umum.

Kita sedang tumbuh menjadi negeri demokratis yang matang. Proses peralihan kekuasaan harus berlangsung dengan tertib dan teratur. Dan karenanya kita harus memastikan bahwa situasi nasional menjelang pemilu tahun depan adalah situasi yang damai dan kondusif.

Adalah kepentingan seluruh bangsa agar Pemilu 2014 berlangsung tepat waktu, lancar, aman, dan terbuka. Pemilu bukan hanya pertaruhan partai-partai. Pemilu bukan hanya kompetisi kekuasaan. Tetapi lebih dari itu, pemilu adalah pertaruhan nasib anak-anak Indonesia, pertaruhan jutaan rakyat kita yang menghendaki kehidupan yang bergerak maju.

Itulah yang harus kita serukan kepada sahabat-sahabat kita yang berada di partai dan kekuatan politik lainnya. Jangan terlalu banyak kasak-kasuk, tetapi siapkanlah diri masing-masing, dekati rakyat, dengarkan suara rakyat, tawarkan ide dan konsep yang cemerlang, agar pemerintahan mendatang menjadi lebih baik lagi dalam membangun ekonomi, membuka lapangan kerja dan mendorong pemerataan serta keadilan.

Indonesia jangan terlalu banyak membuang waktu. Begitu banyak hal yang harus dibenahi, mulai dari kurikulum pendidikan, jaminan kesehatan rakyat, infrastruktur dan permodalan usaha kecil. Selain itu juga kita harus memperkuat sistem keamanan dan pertahanan negara kita agar tidak diombang-ambingkan oleh kepentingan bangsa lain.

Harapan rakyat begitu besar kepada kita. Mereka semua ingin maju. Mereka merindukan masa depan yang lebih baik lagi buat anak-anak mereka.

Itulah tugas terbesar kita yang berada di lapisan kepemimpinan. Itulah amanah dan tanggung jawab yang berada di pundak kita.Saya yakin bahwa seluruh kader dan fungsionaris Partai Golkar tidak akan pernah menyia-nyiakan harapan mulia tersebut.

Saat ini, jika diukur dari berbagai hasil survei nasional, Partai Golkar adalah partai di urutan teratas, cukup jauh melampaui partai-partai lainnya. Hal itu adalah sebuah pertanda bahwa kepercayaan rakyat sudah mulai beralih kembali kepada partai beringin, sudah mulai menaruh kepercayaan besar kepada kita untuk memimpin perbaikan kehidupan mereka di masa-masa mendatang.

Insya Allah, kepercayaan itu akan semakin besar lagi. Itulah salah satu modal terbesar kita menuju Pemilu 2014. Dengan kesungguhan, dengan dedikasi serta kerja keras kita semua, maka tekad kita untuk merebut kembali kejayaan partai akan segera dapat diwujudkan.

Selain itu, alangkah manisnya, jika kemenangan pemilu legislatif juga disusul oleh kemenangan Kandidat Presiden dari Partai Golkar dalam pemilu presiden. Parlemen dan eksekutif akan menjadi satu kekuatan yang terpadu, sebuah perwujudan kehendak rakyat yang akan sungguh-sungguh mengantarkan bangsa Indonesia ke dalam era yang gilang-gemilang di masa depan.

Kita akan menciptakan sebuah pemerintahan presidensial yang demokratis tapi tegas, pemerintahan yang kuat tapi terbuka dan bertanggung jawab, serta pemerintahan yang sungguh-sungguh memajukan kesejahteraan semua golongan.

Insya Allah, ketika semua itu terwujud, maka sebelum berusia seabad, sebelum tahun 2045, Indonesia sudah naik kelas menjadi negara maju, sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya. Ibu pertiwi akan menjadi sebuah negeri yang semakin terhormat, dicintai dan dijunjung tinggi oleh setiap anak-anak bangsa kita.

Itulah mimpi kita bersama. Itulah peran historis yang harus diemban Partai Golkar, sekarang dan di masa-masa mendatang. Saya yakin, kontribusi lebih dari 2000 anggota Fraksi Partai Golkar, baik di DPR RI, maupun di DPRD provinsi dan DPRD Kebupaten/kota, akan sangat menentukan perwujudan peran historis ini.

Sebagai penutup, sekali lagi, saya ingin mengajak kita semua, khususnya pimpinan fraksi Partai Golkar dari berbagai daerah, untuk mempertebal semangat dan melangkah bersama dalam sebuah pengabdian kepada partai dan kepada seluruh rakyat Indonesia. Kita harus mewujudkan sebuah keyakinan bahwa pengabdian kita pada partai adalah sebentuk kecintaan pada Tanah Air.

Maju terus Partai Golkar. Maju terus negeriku tercinta.

Wabillahitaufiq walhidayah

Wassalamualaikum Wr. Wb.