Kurikulum untuk Menyongsong Generasi Emas Indonesia
Pidato Pengarahan pada Diskusi Publik tentang Kurikulum 2013, Fraksi Partai Golkar DPR RI. Jakarta, 18 Februari 2013.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Salam Sejahtera untuk kita semua,
Yang saya hormati Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Bapak Prof. Dr. Mohammad Nuh
Yang saya hormati Pimpinan Fraksi Partai GOLKAR DPR RI
Yang saya hormati Pimpinan dan anggota Komisi VIII dan Komisi X
Para Tokoh Masyarakat, Tokoh Pendidikan, Cendekiawan, Guru dan anak-anak pelajar yang saya cintai dan saya banggakan.
Peserta diskusi dan Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Pertama-tama, marilah kita memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas izin dan perkenan-Nyalah, sehingga acara diskusi publik tentang kurikulum 2013 yang diadakan oleh FPG DPR-RI dapat terselenggara dengan baik. Untuk itu, Saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada Pimpinan FPG DPR RI yang selalu kreatif dan tanggap dalam memberikan ide dan gagasan yang terkait dengan kemajuan pendidikan bangsa.
Saya mencatat, bahwa FPG telah melaksanakan berbagai bentuk kegiatan terkait dengan pendidikan, di antaranya Seminar tentang Revitalisasi Pancasila, Syukuran Hari Guru Nasional ke-66 bersama PGRI, Ide Pendidikan Gratis 12 Tahun yang kemudian menjadi Pendidikan Universal, dan terakhir adalah diskusi publik hari ini sebagai ikhtiar untuk memberikan masukan tentang masalah kurikulum, dengan tema yang sangat kritis dan visioner : Mampukah Kurikulum 2013 Menjawab Tantangan Generasi Emas 2045 ?.
Terkait dengan itu, Saya juga ingin memberikan penghargaan yang tinggi kepada Prof. Nuh atas segala langkah berani dan kreatif yang diambil sebagai Menteri dalam memajukan pendidikan nasional. Langkah-langkah Prof. Nuh, baik sebagai Menteri maupun sebagai Sahabat, dalam memajukan pendidikan nasional harus didukung sepenuhnya, terutama karena langkah-langkah tersebut sejalan dengan visi Partai GOLKAR. Bagi Partai GOLKAR, ketika bicara tentang pendidikan berarti kita bicara tentang masa depan bangsa, dan ketika bicara tentang masa depan bangsa, apapun harus kita pertaruhkan.
Prof. Nuh dan Hadirin yang berbahagia,
Kurikulum merupakan salah satu instrumen yang amat sentral dan strategis untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Sehingga, pergantian kurikulum pendidikan, harus ditelaah secara mendalam, agar benar-benar selaras dengan tujuan yang diharapkan. Dalam hal ini, Presiden Amerika Serikat ke-28 Woodrow Wilson pernah mengatakan, “It is easier to change the location of a cemetery, than to change the school curriculum”. Lebih mudah memindahkan pemakaman daripada mengubah kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah. Apa yang disitir oleh Woodrow Wilson tersebut mengingatkan kita akan pentingnya mempertimbangkan masak-masak perubahan kurikulum pendidikan nasional.
Bagaimanapun, kurikulum pendidikan bukan hanya sekedar pedoman teknis penyelenggaraan pendidikan, melainkan juga mencerminkan falsafah hidup bangsa, menetapkan ke arah mana bangsa ini akan dibawa dan bagaimana bentuk kehidupan bangsa di masa depan. Hal itu berarti bahwa pendidikan yang tercermin dalam suatu kurikulum adalah cara yang paling strategis untuk mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta yang paling penting adalah untuk memperkuat jati diri bangsa.
Sebagaimana kita pahami bersama, bahwa Jatidiri suatu bangsa akan selalu dihadapkan pada dinamika perkembangan global. Pada abad ke-21 ini, perkembangan global telah demikian kompleks, dimana semua itu menuntut kita untuk mampu menjawab berbagai kompleksitas tantangan yang ada dengan baik. Suatu bangsa akan eksis dan maju, manakala mampu menjawab tantangan global itu dengan baik. Dan, kata kunci utamanya adalah pendidikan yang baik. Dengan pendidikan yang baik, maka berarti kita tengah mempersiapkan sumber daya manusia terdidik, yang memiliki kompetensi yang dapat diandalkan mengangkat derajat daya saing bangsa, sehingga mampu tidak saja sejajar dengan bangsa-bangsa lain, tetapi juga bergerak cepat menjadi bangsa yang maju dan kompetitif.
Pendidikan yang baik, mutlak memerlukan kurikulum pendidikan yang baik pula, yakni kurikulum yang didesain untuk mampu menjawab tantangan perubahan zaman yang bergerak cepat dan dinamis, kurikulum yang didesain untuk mampu mempersiapkan peserta didik untuk tidak saja menjadi manusia-manusia unggul dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga memperkokoh jatidiri bangsanya.
Sebaik apapun suatu kurikulum pendidikan, tidak akan memberikan kemanfaatan bagi bangsa, manakala tidak benar-benar diarahkan untuk memperkuat jatidiri bangsa. Oleh karena itulah, jangan sampai perubahan kurikulum yang kita lakukan, justru mengabaikan aspek-aspek lokalitas dan berbagai hal yang terkait dengan jati diri bangsa.
Perubahan kurikulum dapat bersifat sebagian, tetapi dapat pula bersifat keseluruhan yang menyangkut semua komponen kurikulum. Perubahan kurikulum menyangkut berbagai hal, baik yang terkait dengan pengampu kepentingan atau stake holder dalam dunia pendidikan, maupun faktor-faktor penunjang dalam pelaksanaan pendidikan.
Prof. Nuh dan Hadirin yang berbahagia,
Secara garis besar, sebagaimana kita ketahui bahwa sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan sebanyak sembilan kali, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sistem sosial budaya, sistem ekonomi, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Jika dalam tahun 2013 ini kurikulum juga akan berubah, berarti secara mendasar perubahan kurikulum pendidikan di negara kita sudah mencapai sepuluh kali.
Terkait dengan hal tersebut, jangan hanya pergantian kurikulum dan uji coba kurikulum saja yang menjadi perhatian, tetapi bagaimana menjadikan sektor pendidikan menjadi pilar utama pembangunan nasional, menjadi pendorong kemajuan bangsa, sehingga kita tidak tertinggal dengan negara-negara lain dalam kompetisi global. Karenanya, perubahan kurikulum harus dipastikan mengarahkan generasi muda Indonesia yang beriman dan bertaqwa, berakhlakul karimah, cerdas, terampil, berpengetahuan, mandiri, mampu berkompetisi, dan bertanggungjawab kepada masyarakat, bangsa dan negara.
Pengalaman sejarah membuktikan, bahwa kurikulum pendidikan yang seharusnya mengantarkan rakyat Indonesia eksis dan mampu berkompetisi di dunia internasional, ternyata belum seperti yang kita harapkan. Menurut berbagai survei internasional, bahwa kualitas pendidikan nasional, secara umum masih tertinggal dengan banyak negara lain. Oleh karena itu, kita mendukung langkah Pemerintah untuk menciptakan kurikulum yang lebih antisipatif, menyesuaikan dengan tuntutan zaman, yang diyakini mampu melahirkan anak-anak negeri yang sanggup bangkit, mengangkat harkat dan martabat bangsa di dunia internasional, tanpa kehilangan jatidiri sebagai manusia Indonesia. Itulah sebabnya, Partai GOLKAR mendorong perubahan kurikulum kali ini harus dipersiapkan secara komprehensif dan tidak parsial, termasuk dukungan tenaga pendidik dan sarana-prasarana lainnya sebagai kunci kesuksesan implementasi kurikulum baru tersebut.
Prof. Nuh dan Hadirin yang berbahagia,
Perubahan kurikulum, antara lain dimaksudkan untuk menyongsong generasi emas Indonesia. Apabila perubahan kurikulum ini dilakukan sekarang, maka peserta didik atau siswa sekolah saat ini akan berusia 40-50 tahun pada tahun 2045 nanti, pada saat Bangsa Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekannya. Rentang usia tersebut adalah usia produktif pada level kepemimpinan di segala sektor dan bidang pekerjaan. Sehingga, masa itu adalah Abad Emas bagi bangsa Indonesia.
Seiring dengan itu, kita optimis akan masa depan Indonesia sebagai sebuah bangsa yang besar dan maju. Lembaga internasional seperti Goldman Sachs, Mc Kinsey Institute dan lain-lain telah meramalkan bahwa Indonesia akan masuk sebagai The Next BRIC ((Brazil, Rusia, India, China). Lembaga multilateral seperti World Bank, ADB, IMF dan lain-lain juga mengatakan bahwa Indonesia termasuk The Emerging Market Countries seperti Turki dan Korea Selatan.
Prediksi lain menggambarkan bahwa Indonesia akan menjadi negara yang mempunyai PDB terbesar ke-7 di dunia. Ketika Benua Eropa dan Amerika sedang mengalami perlambatan perekonomian, maka masa depan dunia ada di ASIA. Siapa ASIA itu?, ketika Jepang mengalami stagnasi, China dan India mulai melambat. Asia adalah Indonesia! Dan masa depan dunia adalah Indonesia! Sejatinya itulah yang harus menjadi mimpi kita, menjadi visi bersama kita, menjadi cita-cita kita sebagai bangsa yang besar.
Prediksi-prediksi demikian tidak dapat kita abaikan, bukan suatu hal yang mustahil, mengingat sejatinya Indonesia punya segala hal untuk maju. Sumberdaya alam yang melimpah dan variatif dari Sabang sampai Merauke. Jumlah penduduk yang besar sekitar 230 Juta jiwa dan 80 juta jiwa berada di dalam usia produktif. Sebanyak 70 juta jiwa adalah kelas menengah yang mempunyai daya kreatif dan daya beli yang tinggi. Pemakai Facebook dan Twitter di Indonesia adalah nomor 3 dan 5 yang terbesar di dunia.
Itu semua menggambarkan bahwa Indonesia adalah Indonesia muda yang kreatif dan dinamis yang siap dan eager untuk menghadapi peluang dan tantangan apapun juga. Ini juga diperkuat dengan kekayaan budaya yang sangat dinamis dan variatif mulai dari pakaian, kuliner, adat istiadat, tempat wisata dan lain-lain yang semuanya itu mempunyai potensi geopolitik dan geoekonomi yang sangat kuat bila dikelola secara baik dan terencana oleh manusia-manusia terdidik. Jadi, sekali lagi, kata kunci utamanya adalah pendidikan, dan bagian terpenting dari pendidikan itu adalah adanya sebuah kurikulum yang konprehensif.
Prof. Nuh dan Hadirin sekalian yang saya hormati,
Jadi yang perlu diingat dalam penyusunan kurikulum ini adalah bahwa kita saat ini, sedang menyusun kurikulum untuk Generasi Emas Indonesia. Generasi yang akan memimpin kebangkitan Indonesia, Generasi yang akan menghadapi tantangan yang jauh berbeda dengan yang kita alami saat ini.
Untuk itu, Pesan dan harapan saya selaku Ketua Umum DPP Partai GOLKAR kepada Prof Nuh, baik sebagai Menteri maupun sebagai Sahabat dan Fraksi Partai Golkar DPR-RI adalah agar tetap cermat dan teliti dalam menyusun dan menerapkan kurikulum 2013 ini, sehingga dapat diimplementasikan sebaik mungkin, dengan melibatkan segenap konponen masyararakat yang terkait.
Karena itulah, saya juga menyarankan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan beserta jajarannya, untuk melakukan persiapan yang matang dan sosialisasi secara optimal ke berbagai kalangan terkait dengan penerapan kurikulum. Selain sosialisasi, kurikulum baru tentu membutuhkan berbagai perangkat yang baru pula bagi para peserta didik di sekolah-sekolah. Transisi implementasi kurikulum lama ke kurikulum baru juga hendaknya tidak menimbulkan beban pembiayaan yang tinggi bagi masyarakat.
Mengenai hal ini, kami juga meminta kepada Pemerintah untuk menanggung biaya penyusunan dan percetakan buku serta perangkat pendukungnya, agar orang tua murid tidak dibebani lagi dengan biaya tambahan sebagai akibat implementasi kurikulum baru. Kami sangat concern mengenai hal ini, mengingat keadaan sebagian besar masyarakat kita yang masih belum menyekolahkan anaknya karena kondisi ekonomi yang kurang baik.
Terkait dengan ini, saya ingin menekankan bahwa pendidikan adalah sebuah martabat bangsa. Karena itu, jangan sampai ada keluarga yang putus sekolah atau tidak melanjutkan pendidikannya, akibat tidak mampu membayar biaya sekolah, tidak mampu membeli buku dan lain-lainnya. Bila hal itu sampai terjadi, maka itu berarti kita mengabaikan martabat bangsa. Dalam kerangka itulah, maka Partai GOLKAR senantiasa mengambil kepeloporan dalam perjuangan pendidikan bangsa. Sebagai tahaddus binnikmah, Partai GOLKAR berada pada posisi terdepan dalam memperjuangkan 20 % anggaran pendidikan untuk dimasukkan dalam UUD 1945, demikian juga dalam pembahasan dan pembentukan UU Sistim Pendidikan Nasional, Partai GOLKAR tetap konsisten mengambil kepeloporan untuk kemajuan pendidikan. Dan yang terakhir, Partai GOLKAR lagi-lagi mengambil kepeloporan mendorong Pemerintah untuk melaksanakanl kebijakan biaya pendidikan gratis sampai tingkat SLTA dapat diterapkan secara nasional mulai tahun 2013 ini. Bahkan, dalam menyongsong 100 tahun Indonesia Merdeka, Partai GOLKAR telah menyusun Blue Print tentang Pembangunan Nasional (memuat Visi Indonesia 2045), di mana di dalamnya meletakkan pendidikan sebagai Pilar Utama Pembangunan Bangsa. (Mohon maaf Prof Nuh, ini bukan kampanye tapi saya tegaskan sebagai komitmen partai GOLKAR untuk kemajuan pendidikan bangsa. Mudah-mudahan Prof Nuh sependapat dengan GOLKAR).
Prof. Nuh dan Hadirin sekalian yang saya hormati,
Sebelum saya akhiri sambutan ini, sekali lagi saya ingin menegaskan bahwa setiap perubahan tentu akan ada tantangan dan sekaligus peluang untuk maju. Pengalaman bangsa kita dan juga bangsa-bangsa lain tentu mengajarkan bahwa mengakomodasi nilai-nilai baru dan meninggalkan nilai-nilai lama yang usang dimakan zaman tentulah tidak mudah. Banyak tantangan dan hambatan yang kita hadapi untuk dapat merubah mind set, dan membentuk suatu tradisi baru yang lebih relevan dan mampu menjawab kompleksitas tantangan zaman. Namun demikian, selalu ada harapan dan optimisme kita semua untuk selalu maju ke depan, menuju kondisi bangsa yang lebih baik dan maju.
Dalam hal ini, sekali lagi, pendidikan adalah kuncinya, karena pendidikan akan menghadirkan sumberdaya manusia yang andal. Seorang tokoh Samurai terkenal Jepang, Miyamoto Musashi mengatakan “The difference between the impossible and possible lies in a person’s determination.” Bahwa faktor keunggulan manusia dapat mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Selanjutnya, saya juga perlu mengutip pandangan filosof Betrand Russel, yang mengatakan “More important than the curriculum is the question of the methods of teaching and the spirit in which the teaching is given”. Kurikulum penting, tetapi yang tak kalah pentingnya juga adalah metode pengajaran dan spiritnya. Dengan metode pengajaran yang tepat dan mengena dalam mengimplementasikan kurikulum pendidikan, ditambah spirit pendidikan yang selalu menyala di setiap pengajar dan peserta didik, maka proses pendidikan itu sendiri tidak terlepas dari rohnya. Sebuah kata bijak mengatakan bahwa “At-Thariqatu Afdalu Minal Mad” (Metodologi tidak kalah pentingnya dibanding substansi).
Saya mengucapkan selamat bekerja kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Mohammad Nuh, dan Saya minta Fraksi Partai GOLKAR untuk memberi dukungan dalam mewujudkan suatu kurikulum yang baik bagi kemajuan bangsa kita. Selamat mengantarkan Generasi Emas Indonesia menuju Abad Kejayaannya. Semoga Tuhan memberkati dan meridloi perjuangan kita semua.
Seperti biasanya, setiap sambutan saya diakhiri dengan pantun. Kali ini, saya akan mempersembahkan dua buah pantun untuk para peserta diskusi :
BUKU TERSUSUN DI PERPUSTAKAAN
TEMPAT SISWA MENCARI BAHAN
KURIKULUM BARU SIAP DITERAPKAN
PARTAI GOLKAR SIAP MENSUKSESKAN
ANAK SEKOLAH MEMBACA BUKU
PERSIAPAN MENGHADAPI UJIAN TERTULIS
PARTAI GOLKAR MENANG PEMILU
BIAYA PENDIDIKAN DIJAMIN GRATIS
Untuk memenuhi permintaan panitia penyelenggara, dengan mengucap Basmalah : Bismillahirrahmanirrahim, Diskusi tentang Kurikulum 2013 yang diselenggarakan oleh FPG DPR-RI, secara resmi saya nyatakan dibuka.
Sekian, Terima kasih, dan mohon maaf atas segala kekurangan.
Billahi taufiq wal hidayah, Wassalamu Alaikum Wr. Wb.