Pidato Pengarahan Rapimnas IV

Dibacakan saat Pembukaan Rapimnas IV Partai Golkar 2012. Hotel Borobudur, Jakarta, 29 Oktoberh 2012.

Yang saya hormati:

Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai GOLKAR, Sdr. Akbar Tanjung dan seluruh jajaran anggota Wantim DPP Partai GOLKAR

Para Sesepuh dan pinisepuh Partai GOLKAR

Para Wakil Ketua Umum, Sekjen, Bendahara, dan seluruh jajaran DPP Partai GOLKAR

Ketua Umum Ormas Pendiri (Kosgoro 57, SOKSI dan MKGR), Ketua Umum Ormas yang Didirikan (AMPI, SATKAR ULAMA, MDI, ALHIDAYAH, dan HWK), dan Organisasi Sayap DPP Partai GOLKAR (AMPG dan KPPG).

Ketua dan pengurus DPD Partai GOLKAR Tingkat Provinsi se-Indonesia,

Saudara-saudara peserta dan Peninjau Rapimnas IV Partai GOLKAR Tahun 2012 yang saya banggakan,

Insan pers dan hadirin sekalian yang saya hormati.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua,

Pertama-tama, marilah kita memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas taufiq dan hidayah-Nya, kita semua dapat menghadiri Pembukaan Rapat Pimpinan Nasional IV Partai GOLKAR Tahun 2012 dalam keadaan sehat wal afiat.

Selanjutnya, pada kesempatan ini, saya ingin memberikan apresiasi kepada Ketua Panitia Penyelenggara Sdr. Mahyudin, Ketua Panitia Pengarah Sdr. Ahmadi Noor Supit, dan Ketua Panitia Pelaksana Sdr. Erwin Aksa beserta seluruh jajarannya yang telah mempersiapkan kegiatan Rapimnas ini secara sistematis dan sangat baik.

Untuk menghangatkan suasana pembukaan Rapimnas ini, saya ingin memulai dengan yel-yel untuk membangkitkan semangat kita semua. Apabila saya bertanya “Apa kabar Partai GOLKAR”, hendaknya Saudara-saudara menjawab “Dahsyat luar biasa!”. Apabila saya menyebut “Suara GOLKAR”, maka Saudara-saudara menjawab “Suara Rakyat”.

APA KABAR PARTAI GOLKAR?

SUARA GOLKAR ! (TERIMA KASIH).

Saya ulangi supaya suasana makin hangat dan dinamis:

APA KABAR PARTAI GOLKAR?

SUARA GOLKAR! (TERIMA KASIH).

Komentar saya hanya satu kata : MANTAP!

Peserta Rapimnas dan hadirin sekalian yang saya hormati.

Rapimnas IV Partai GOLKAR ini memiliki arti penting dan strategis, serta memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan tiga Rapimnas sebelumnya. Dari laporan yang telah disampaikan Ketua Panitia Penyelenggara tadi, jelaslah bahwa Rapimnas sekarang ini difokuskan pada peningkatan kesiapan Partai GOLKAR menyongsong dan memenangkan Pemilu 2014.

Rapimnas IV ini menjadi momentum emas bagi Partai GOLKAR untuk memperkuat tekad dan cita-cita kita semua untuk memenangkan Pemilu 2014. Oleh karena itu, saya mengharapkan saudara-saudara peserta Rapimnas dapat mencurahkan seluruh pikiran, memfokuskan seluruh perhatian, menyediakan waktu secara optimal, untuk membahas seluruh materi dan selanjutnya memutuskan yang terbaik untuk kebesaran Partai bagi kemajuan bangsa. Saya yakin saudara-saudara bisa dan siap.

APAKAH SAUDARA-SAUDARA SIAP? (TERIMA KASIH).

Peserta Rapimnas dan hadirin sekalian yang saya hormati.

Menghadapi Pemilu 2014 mendatang, kita semua, kader Partai di manapun berada, hendaknya bersyukur dan menyambutnya dengan penuh semangat dan optimisme. Segala ikhtiar dan perjuangan, semua program kerja yang telah dijalankan oleh seluruh jajaran Partai, mulai tingkat paling bawah hingga tingkat pusat, sejak Munas VIII di Pekanbaru 2009 lalu, sampai hari ini telah membuahkan hasil yang membanggakan.

Dari berbagai hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Independen, selalu menempatkan Partai GOLKAR di peringkat pertama pilihan rakyat. Survei terakhir yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang diumumkan 14 Oktober 2012 lalu, menunjukkan bahwa elektabilitas Partai GOLKAR berada di peringkat teratas dengan raihan 21 persen, disusul PDIP dengan 17,2 persen, dan Demokrat dengan angka 14 persen. Tingkat elektabilitas Partai GOLKAR ini meningkat jika dibandingkan dengan hasil survei-survei sebelumnya, dan telah melampaui 7 % di atas angka perolehan suara Partai GOLKAR pada Pemilu 2009 lalu yang hanya mencapai 14 persen.

Seiring dengan itu, berbagai hasil survei tentang calon presiden pilihan rakyat juga telah menempatkan Ketua Umum Partai GOLKAR sebagai tiga besar, bersaing ketat dengan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto. Sebuah survei terakhir, menyebutkan elektabilitas Megawati Soekarnoputri 20 persen, Prabowo Subianto 19 persen, dan Ketua Umum Partai Golkar 18 persen. Secara konsisten, tingkat elektabilitas capres dari Partai GOLKAR ini mengalami kenaikan dari waktu ke waktu.

Demikian pula halnya, kemenangan Pilkada yang dicapai oleh Partai GOLKAR secara nasional sebesar 59 %, sebuah capaian yang telah melampaui target Rapimnas sebesar 50 %. Terkait dengan kemenangan dalam Pilkada tersebut, secara khusus saya ingin memberikan penghargaan kepada Ketua DPD Partai GOLKAR se Indonesia. Tanpa kerja saudara-saudara semua, tidak mungkin prestasi itu bisa tercapai. Saya bangga memiliki “panglima-panglima” daerah yang handal dan dapat diandalkan ! (kita beri aplaus atas kemenangan DPD Partai GOLKAR se Indonesia. Terima kasih)

Namun, suatu hal yang harus disadari, bahwa kenaikan tingkat elektabilitas Partai GOLKAR dan Capres dari Partai GOLKAR tersebut tidak boleh membuat kita merasa puas, apalagi menjadi sombong, tetapi harus semakin menguatkan motivasi kita, agar bekerja lebih keras lagi, guna mempertahankan dan bahkan meningkatkan capaian yang lebih baik di masa yang akan datang. Kenapa ? Karena kita tidak ingin hanya menang dalam survei, kemenangan hakiki yang kita inginkan dan perjuangkan adalah kemenangan pada pemilu 2014 secara riil dan faktual.

APAKAH SAUDARA-SAUDARA YAKIN ? TERIMA KASIH

Berbagai cara yang telah kita tetapkan dan terus kita laksanakan untuk mempertahankan dan meningkatkan elektabilitas Partai dan Capres Partai GOLKAR, antara lain :

Gerakan Karya Kekaryaan yang telah saya canangkan pada Rapimnas II Partai GOLKAR tahun 2011 dan telah berjalan sepanjang tahun 2012 ini. Melalui Gerakan Karya Kekaryaan, seluruh keluarga besar partai GOLKAR bergerak, berkarya, dan menghasilkan sesuatu yang nyata dan bermanfaat bagi rakyat. Hakikat kebesaran Partai GOLKAR adalah tercermin pada karya-karyanya dan bermanfaat bagi rakyat untuk kemajuan bangsa. Rakyat Maju-Bangsa Maju.

Road show saya sebagai Ketua Umum DPP Partai GOLKAR dari desa ke desa, keluar masuk di antara jalan dan gang untuk menemui dan mengetahui kondisi riil masyarakat serta mendengarkan aspirasi mereka.

Penugasan fungsionaris pusat, yang saya telah canangkan penugasannya pada tanggal 31 Maret 2012 lalu. Para fungsionaris pusat tersebut ditugaskan Partai untuk terjun ke tengah-tengah rakyat di daerah tugasnya masing-masing dan bekerja untuk ikut membantu mengatasi masalah rakyat dan sekaligus mendinamisir Partai di daerah.

Peserta Rapimnas dan hadirin sekalian yang saya hormati.

Saya perlu menekankan kembali kepada kita semua, kepada seluruh kader di-manapun berada bahwa Pemilu 2014 merupakan momentum emas bagi Partai kita untuk meraih kemenangan. Berbagai kondisi internal dan eksternal Partai, baik saat ini maupun perkiraan sampai dengan 2014 mendatang, menjadikan Pemilu 2014 sebagai kesempatan terbaik bagi Partai GOLKAR.

Untuk itulah, semua modal politik yang telah kita capai selama ini, marilah kita rawat bersama, agar tetap terjaga, bahkan terus meningkat nilainya, meningkat bobotnya, dan meningkat pula kuantitasnya. Oleh karena itu, saya menginstruksikan kepada semua kader Partai GOLKAR, untuk meningkatkan terus karya dan pengabdiannya. Saya juga mengingatkan agar semua kader, termasuk mereka yang berada di lembaga legislatif dan lembaga eksekutif menghindarkan diri dari sikap dan perilaku kurang pantas, tercela, atau melanggar hukum. Walaupun hal negatif tersebut bersifat perseorangan dan tidak melibatkan kelembagaan Partai, namun dampaknya akan pasti berimbas ke citra Partai juga.

Perlu juga saya tekankan, bahwa tekad kita bersama memenangkan Pemilu 2014 didasari oleh pengalaman Partai kita mengikuti tiga kali pemilu pada era Reformasi. Dalam tiga kali pemilu legislatif, kita hanya satu kali memenangkannya, yakni pada Pemilu Legislatif 2004 pada saat Partai GOLKAR di bawah kepemimpinan Sdr. Akbar Tandjung (aplaus untuk Pak Akbar). Pada dua pemilu legislatif lainnya, kita tidak mampu meraih kemenangan. Sedangkan dalam tiga kali Pilpres, tidak satu kalipun calon yang diusung Partai GOLKAR memenangkan Pilpres.

Semua itu perlu saya ungkapkan kembali, untuk menambah motivasi dan tekad kita semua, berjuang untuk membuat sejarah baru di era reformasi ini, yakni memenangkan Pemilu Legislatif dan Pilpres 2014 sekaligus.

APAKAH SAUDARA-SAUDARA SIAP?

SAYA ULANGI LAGI, APAKAH SAUDARA-SAUDARA SIAP?

Komentar saya cuma satu kata: LUAR BIASA.

Peserta Rapimnas dan hadirin sekalian yang saya banggakan.

Terkait dengan perjuangan memenangkan Pemilu 2014 mendatang, saya ingin kembali mengingatkan tentang kunci kemenangan sebuah partai politik, sebagaimana yang dikemukakan oleh Ilmuwan Politik, Frank J. Sorouf.

Kunci Pertama, tampilan partai di ranah publik, termasuk di dalamnya bagaimana kiprah kader-kader partai Golkar di legislatif dan di pemerintahan. Saya sungguh bersyukur, secara umum tampilan kader-kader Partai Golkar di eksekutif dan legislatif, di pusat dan daerah, rata-rata cukup baik. Dalam konteks ini, saya perlu menyampaikan, bahwa persepsi rakyat terhadap partai Golkar yang positif, bukan hasil dari pencitraan sesaat, bukan hasil kerja hari ini saja, tetapi hasil kerja keras kita bersama yang terus menerus dari waktu ke waktu, tanpa mengenal lelah. Partai Golkar bukan hanya memiliki citra yang baik, tetapi yang paling penting memiliki reputasi politik yang baik. Reputasi politik yang didasarkan pada karya nyata itulah yang lebih permanen. Itulah hakikat Partai GOLKAR, berkarya untuk bangsa.

Perlu saya ingatkan, bahwa Partai Golkar hadir bukan hanya untuk kepentingan jangka pendek merebut kekuasaan, tetapi untuk tujuan jangka panjang membangun untuk kemajuan Indonesia. Kekuasaan bagi kita hanyalah alat untuk memastikan kesinambungan pembangunan untuk rakyat bagi kemajuan bangsa. Dalam persepsi rakyat, Golkar punya sejarah, pernah memberikan satu model pembangunan yang baik, yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Sekarang, di tengah berbagai dinamika politik, rakyat kembali merindukan tampilnya Partai Golkar untuk memimpin kembali Indonesia. Sekali lagi, rakyat merindukan tampilnya Partai GOLKAR untuk memimpin kembali Indonesia !.Kita harus yakini itu saudara-saudara sekalian.

Sebagai rasa syukur kepada Allah SWT perlu diungkapkan, bahwa : Saya bahkan sering mendengar dari desa-desa (khususnya desa-desa di Jawa) yang saya kunjungi, adanya ungkapan rakyat kecil, rakyat desa yang polos mengatakan : “Enak melu Golkar” (Enak Ikut Golkar), “melu GOLKAR soyo makmur” (ikut GOLKAR makin makmur). Terkait dengan itu semua, Saya ingin menegaskan kepada seluruh rakyat Indonesia, bahwa dengan senantiasa mengharap ridho Allah SWT, Partai Golkar siap menjawab harapan rakyat tersebut untuk memimpin kembali Indonesia menuju kejayaan !

Kunci sukses yang kedua, agar Partai Politik memperoleh kemenangan adalah pengelolaan organisasi partai termasuk didalamnya tata kelembagaan, norma dan aturan-aturan. Dalam hal ini, saya memastikan secara umum sistem kelembagaan partai berjalan dengan baik, telah on the right track, sudah pada jalan yang benar. Segala persoalan, dinamika internal mampu diselesaikan dalam sebuah sistem keorganisasian. Semua orang tanpa kecuali bersandar pada aturan-aturan organisasi yang sudah menjadi ketetapan partai. Ide dan gagasan tidak dihambat, bahkan diberi ruang untuk tumbuh berkembang, konsisten pada prinsip ide dan gagasan sebagai instrumen politik, yang mencerminkan prinsip the party of ideas. Prinsip itulah yang menjadi basis lahirnya karya kekaryaan. Bahkan dalam perspektif filosofi kepemimpinan, doktrin karya kekaryaan memberi arahan kepada kita semua, bahwa yang berhak tampil memimpin adalah kader-kader militan yang berprestasi dan berkarya nyata. Hal ini, penting saya tegaskan, karena kita yakin betul bahwa kebesaran partai GOLKAR karena adanya sistem yang efektif dengan didukung oleh kepemimpinan yang kuat, solid dan tegas.

Kunci yang ketiga, adalah tampilan Partai Golkar di akar rumput. Kunci ketiga ini sangat tergantung pada kehadiran seluruh pengurus, kader dan fungsionaris di tengah-tengah masyarakat. Semakin rajin para fungsionaris terjun ke tengah-tengah masyarakat, semakin kuat Partai Golkar di akar rumput. Oleh karena itu, saya berharap kesediaan seluruh kader Partai Golkar untuk merasakan denyut nadi kehidupan rakyat sampai di pelosok-pelosok desa, seperti halnya yang saya lakukan melalui road show selama ini.

Atas dasar itu semua, menjadi tugas semua kader Partai GOLKAR sekarang dan ke depan, berjuang lebih keras untuk mencetak sejarah baru dengan meraih suara sebesar 35% pada Pemilu Legislatif dan memenangkan Pemilu Presiden 2014.

APAKAH SAUDARA-SAUDARA SIAP ? TERIMA KASIH.

Peserta Rapimnas dan hadirin sekalian yang saya hormati.

Menjelang tahun 2013, dinamika politik nasional kemungkinan akan makin eskalatif. Kompetisi politik akan berlangsung makin ketat, karena semua partai akan bersaing merebut hati rakyat. Persaingan adalah keniscayaan dalam kehidupan. Yang penting semua harus menyadari bahwa persaingan sejatinya adalah usaha untuk menyajikan apa yang terbaik, bukan usaha untuk saling menjatuhkan dengan cara-cara yang penuh dengan intrik-intrik dan bahkan fitnah-fitnah politik. Saya ingin mengajak kepada semua kekuatan politik yang akan berkompetisi untuk bersama-sama membangun suasana politik yang baik, harmonis, hangat dan bersahabat.

Kepada sahabat-sahabat sesama Partai, kita menghadapi satu kenyataan yang sama, yaitu munculnya gejala ketidakpedulian bahkan ada kelompok tertentu, meskipun jumlahnya kecil dalam masyarakat yang anti-partai politik. Dalam pada itu, Rakyat sangat kritis melihat kenyataan kinerja partai politik dan mempertanyakan antara fakta dan janji Partai Politik, antara platform dan tindakan, terutama dalam usaha peningkatan kesejahteraan rakyat. Bahkan ada yang lebih tajam lagi, menganggap elite-elite politik lebih sibuk dengan urusannya sendiri, bukan menjalankan fungsi partai politik yang benar, yaitu mengartikulasikan aspirasi rakyat ke dalam kebijakan publik.

Terhadap itu semua, kita perlu meresponsnya secara proporsional dan “positive thinking” atau husnudzon, bukan negative thinking atau syu’udzon. Karena, barangkali persepsi dan penilaian mereka tersebut memang ditujukan kepada kita. Oleh karenanya, kita harus selalu instrospeksi dan mawas diri, agar kita mampu menyuguhkan apa yang terbaik bagi rakyat. Partai GOLKAR akan terus melakukan refleksi dan mengevaluasi diri, agar tetap mampu menjalankan fungsi-fungsi partai politik secara benar, agar tetap relevan dengan kebutuhan rakyat. Partai GOLKAR akan terus bekerja bahu membahu memperjuangkan kehendak dan aspirasi rakyat. “Suara GOLKAR, Suara Rakyat”.

Peserta Rapimnas dan hadirin sekalian yang saya hormati

Dalam usaha meningkatkan apa yang terbaik untuk rakyat, Partai GOLKAR bukan saja berpikir untuk jangka lima tahun, tetapi juga berpikir jangka menengah dan bahkan jangka panjang. Partai GOLKAR tidak hanya berpikir sektoral, tetapi lebih mendasar lagi, berpikir sistematis dan komprehensif, yang memandang masing-masing sektor saling terkait. Partai GOLKAR menyadari sepenuhnya, bahwa salah satu problem terbesar model pembangunan sekarang ini adalah, tidak adanya satu panduan yang berdimensi jangka panjang dan antar-sektor seperti yang dulu pernah ada dalam wujud Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Tidak adanya panduan ini menyebabkan tumpang tindih antar-sektor dan ketidakjelasan target-target pembangunan berdasarkan jangka waktu tertentu. Seharusnya, semua sektor menuju ke arah yang sama dengan target-target yang terukur. Oleh karena itulah, Partai GOLKAR telah menyiapkan blue print pembangunan nasional 100 tahun Indonesia merdeka atau Visi Indonesia 2045.

Dalam kerangka berpikir sistematis dan komprehensif tersebut, Partai GOLKAR terus memperjuangkan dilakukannya penataan sistem kehidupan kebangsaan yang ideal. Kita harus segera mengakhiri transisi politik untuk memperkuat konsolidasi demokrasi. Kita harus konsisten pada konstitusi kita yang menentukan sistim pemerintahan presidensial, dengan konsekuensi adanya penyederhanaan sistim kepartaian. Dalam kerangka itulah, maka Partai GOLKAR secara konsisten memperjuangkan angka ambang batas presidensial sebesar 20 persen kursi parlemen atau 25 persen perolehan suara pemilu legisltif. Angka tersebut cukup ideal untuk mewujudkan sistem presidensial yang efektif dan lebih menjamin stabilitas pemerintahan.

Peserta Rapimnas dan hadirin sekalian yang saya hormati

Dalam rangka menyongsong Pemilu 2014 mendatang, Partai GOLKAR terus melakukan persiapan-persiapan serius dan sistematis serta terencana. Pertama, Partai Golkar menerapkan sistem rekrutmen calon anggota legislatif (caleg) secara demokratis. Caleg Partai Golkar ditetapkan berdasarkan pertimbangan yang matang dengan memperhatikan kompetensi, rekam jejak, prestasi, dedikasi, disiplin dan tidak tercela (PDLT), juga didasarkan pada keinginan rakyat yang dipotret melalui survey. Hal tersebut kita lakukan berdasarkan suatu kesadaran, bahwa baik buruknya kinerja dan citra lembaga legislatif sangat tergantung pada sistem rekrutmen calon anggota legislatif. Oleh karena itu, Partai Golkar merasa perlu mengajukan kader-kader terbaiknya untuk dicalonkan sebagai anggota legislatif agar mampu memberi kontribusi bagi kemajuan bangsa Indonesia.

Kedua, sebagaimana yang saya singgung di depan, Partai GOLKAR telah menyiapkan konsep blue print pembangunan nasional yang diberi nama Visi Pembangunan Indonesia 2045, yang akan dibahas secara mendalam dalam Rapimnas ini. Konsep blue print ini belum final, karena akan terus diuji sahihkan dengan melibatkan ahli, intelektual dan akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Dengan adanya konsep blue print ini, maka semakin meneguhkan Partai GOLKAR sebagai partai yang mengedepankan tradisi politik, di mana ide dan gagasan sebagai instrumen politik. Selain itu, juga menegaskan bahwa Partai GOLKAR ingin memenagkan pemilu secara bermartabat dan berkualitas, bukan dengan cara-cara Machiavellistik yang menghalalkan segala cara.

Dalam Visi Pembangunan Indonesia 2045 ini dikemukakan bahwa kebijakan pembangunan kita ke depan harus mengacu kepada Catur Sukses Pembangunan Nasional, yang terdiri dari : (1) Pertumbuhan Ekonomi, (2) Pemerataan Pembangunan, (3) Stabilitas Sosial-politik dan Keamanan, dan (4) Nasionalisme Baru.

Dalam konteks itu, Partai GOLKAR mengedepankan kebijakan pembangunan nasional yang berbasis pedesaan melalui pelaksanaan paradigma “Membangun Indonesia dari Desa”. Strategi pembangunan melalui pedesaan merupakan kunci percepatan pembangunan Indonesia, agar segera terwujud kesejahteraan yang merata di seluruh pelosok Nusantara.

Dalam hal ini Partai GOLKAR senantiasa memperjuangkan peningkaatan alokasi anggaran, baik APBN maupun APBD yang lebih proporsional bagi pembangunan pedesaan, petani, nelayan, dan UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah), dan koperasi. Seiring dengan itu, Partai GOLKAR terus meningkatkan “Program Ayo Bangkit” yang menjadi salah satu bukti keberpihakan Partai GOLKAR kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah serta koperasi, serta sebagai aktualisasi ekonomi kerakyatan sebagaimana diamanatkan UUD 1945.

Peserta Rapimnas dan hadirin sekalian yang saya hormati.

Terkait dengan agenda Rapimnas IV Partai GOLKAR yang akan membahas taktis strategis pemenangan pemilu, perlu saya ingatkan agar dapat merumuskan langkah-langkah operasional yang lebih aplikatif, realistik, dan terukur. Hal ini penting saya tekankan, karena sebenarnya hakikat kampanye yang dilakukan oleh Partai GOLKAR adalah melalui karya kekaryaan yang melahirkan reputasi politik, dan itu kita lakukan sepanjang hari. Tiada Hari tanpa Karya. Itulah hakikat permanent campaign atau kampanye secara permanen yang dilakukan Partai GOLKAR. Demikian juga halnya agenda pembahasan Pernyataan Politik, saya mengharapkan agar memuat hal-hal yang mendasar dan bersifat komprehensif, di samping sebagai perwujudan cita-cita Partai GOLKAR, juga sebagai respons terhadap dinamika kehidupan kebangsaan. Pernyataan Politik pada hakikatnya merupakan bagian dari sikap dasar Partai GOLKAR yang harus menjadi pijakan dan orientasi perjuangan Partai GOLKAR untuk dapat diwujudkan bagi kepentingan rakyat.

Selanjutnya, dalam momentum Rapimnas dan Peringatan HUT Partai GOLKAR ke-48, kita juga akan me-launching penerbitan buku Sejarah Partai GOLKAR, dengan judul : BERINGIN MEMBANGUN (Sejarah Perjuangan Politik Partai Golkar). Buku ini sangat penting sebagai referensi untuk kita semua, dalam rangka menyegarkan kembali ingatan kita tentang hakikat kelahiran dan perjuangan Partai GOLKAR dalam dinamika kehidupan kebangsaan.

Peserta Rapimnas dan hadirin sekalian yang saya hormati.

Sebagai bagian akhir dari pidato pengarahan ini, saya perlu mengingatkan kembali bahwa beberapa hari yang lalu, pada HUT ke-48 Partai GOLKAR, saya telah mencanangkan program BERKARYA UNTUK BANGSA, yang ditandai dengan telekonfrensi dengan para kader Partai GOLKAR di enam wilayah Indonesia dengan spesifikasi masing-masing, yaitu : Sulawesi Selatan (nelayan, rumput laut), NTT (peternakan), Bali (pertanian), Kalimantan Selatan (UKM, tambang), Lampung (perkebunan) dan Marunda, Jakarta (buruh dan pekerja). Pada momentum yang lain, kita akan melakukan telekonfrensi yang sama dengan wilayah-wilayah lainnya.

Sebelum saya mengakhiri pidato ini, saya ingin menghangatkan kembali suasana Rapimnas ini, sambil melakukan konfirmasi tentang kesiapan dan semangat juang kita.

APAKABAR PARTAI GOLKAR ?

APAKAH SAUDARA-SAUDARA SIAP MEMENANGKAN PEMILU ?

LUAR BIASA, TERIMAKASIH.

Demikian pengarahan yang dapat saya sampaikan. Saya mengucapkan selamat mengikuti Rapimnas kepada seluruh peserta. Sebagai hadiah untuk Saudara-saudara peserta Rapimnas, saya persembahkan tiga buah pantun:

PADI DI SAWAH SUDAH MENGUNING

KITA PANEN UNTUK RAKYAT SEKELILING

MENJELANG PEMILU PERSAINGAN MERUNCING

KADER GOLKAR JANGANLAH TERPACING

POHON BERINGIN DAUNNYA RINDANG

TEMPAT BERTEDUH DARI PANAS DAN HUJAN

CAPRES GOLKAR SUDAH DITETAPKAN

MARILAH TERUS KITA SOSIALISASIKAN

PESERTA RAPIMNAS DI HOTEL BOROBUDUR

SIANG MALAM BERDISKUSI SELALU

SEMANGAT KADER TIDAK PERNAH KENDUR

TERUS BERJUANG MENANGKAN PEMILU

Memenuhi permintaan panitia, seraya mohon perlindungan kepada Allah SWT, dengan mengucap: BISMILLAHIRROHMAANIRROHIM, Rapat Pimpinan Nasional IV Partai GOLKAR Tahun 2012, saya nyatakan dibuka.

Sekian, terima kasih atas perhatian dan mohon maaf atas segala kekurangan.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Tak Jemu Menjawab Soal Cawapres dan Caleg

Ada dua hal yang sering ditanyakan masyarakat terutama para jurnalis kepada saya akhir-akhir ini. Pertanyaan pertama tentang calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi saya, dan kedua tentang calon legislatif (caleg) pemilu. Pertanyaan ini wajar saja sering muncul, karena memang pemilu 2014 tinggal kurang dari dua tahun lagi.

Melalui tulisan ini, saya akan membahas dua hal tersebut. Dua hal ini akan saya bahas dalam satu tulisan, karena keduanya memiliki kriteria yang hampir sama. Kriteria tersebut adalah populer dan dekat dengan rakyat.

Kita bahas dulu mengenai kriteria cawapres yang akan mendampingi saya. Setiap bertemu wartawan, saya selalu ditanya mengenai masalah ini. Dulu sebelum saya deklarasi capres, mereka menanyakan soal capres, namun sekarang setelah saya deklarasi, mereka selalu bertanya mengenai siapa yang akan mendampingi saya atau cawapresnya.

Kepada mereka saya katakan, saya akan minta petunjuk Allah dengan sholat istiqarah dulu sebelum menentukan. Namun untuk kriterianya tentu sudah ada secara umum. Kriteria itu antara lain, dia harus populer di mata rakyat, harus mampu atau memiliki kompetensi untuk menjalankan tugas sebagai wakil presiden, dan harus bisa bekerjasama dengan saya saat menjalankan pemerintahan nanti.

Populer ini penting, karena jika calon pupuler atau dikenal masyarakat, ini akan bisa mendongkrak suara kami di pilpres. Dengan populer dan dikenal masyarakat, maka juga akan mudah berinteraksi dan memenangkan hati rakyat yang akan menjadi pemilih nanti.

Dalam pilpres, yang akan dipilih oleh masyarakat adalah pasangan. Makanya selain terus meningkatkan populeritas dan elektabilitas saya sebagai capres, juga perlu bantuan cawapres yang populer. Syukur-syukur cawapres saya nanti justru membuat pupularitas dan elektabilitas kami makin melejit.

Cawapres saya nanti harus mampu atau berkompeten. Ini sangat penting. Kerja memimpin dan membangun bangsa ke depan tidak ringan, banyak masalah yang harus dibenahi. Karena itu, dibutuhkan cawapres yang memiliki kompetensi yang baik dalam membantu saya memecahkan dan memberi solusi masalah bangsa ini. Populer saja tapi tidak memiliki kompetensi akan percuma.

Kriteria selanjutnya yang penting adalah cawapres saya harus bisa bekerjasama dengan saya. Kemampuan menjalankan pemerintahan bersama-sama ini penting dan perlu diperhatikan. Dalam memimpin pemerintahan dan membangun bangsa ini, pasangan pemimpinnya harus klop, harus kompak.

Jika tidak cocok maka bisa pecah atau tidak rukun. Ini tentu tidak baik dan akan menjadi resiko bagi bangsa ini. Maka ini harus dihindari sejak awal dengan memilih calon yang cocok dan dinilai bisa bekerjasama dengan saya nantinya.

Soal cawapres ini juga banyak wacana yang muncul. Misalnya calon harus dari suku Jawa, karena saya dari Sumatra. Biar memenuhi unsur Jawa-Luar Jawa. Selain itu, pemilih Indonesia juga mayoritas suku Jawa. Juga banyak wacana lainnya.

Semua itu masuk akal dan baik saja. Namun tentunya harus dicocokkan dengan kriteria yang saya sebutkan di atas. Selain itu, yang penting, rakyat harus suka dengan kami. Ini nanti akan diukur misalnya dengan survei.

Tentang caleg, ini juga suatu hal yang penting. Soal ini kriterianya hampir-hampis sama dengan cawapres, yaitu harus populer, dan mampu atau berkompetensi sebagai wakil rakyat.

Soal ini juga ada banyak wacana. Misalnya mengenai kuota keterwakilan pemuda 30 persen, dan sebagainya. Ini akan dibahas di Rapimnas Partai Golkar beberapa waktu mendatang. Tapi pada dasarnya saya setuju pemuda banyak yang jadi caleg, jangankan 30 persen, 60 persen akan lebih baik, namun tentu di sini kompetensi dan prestasi juga akan diukur dan dihitung.

Mengenai caleg ini Partai Golkar juga akan melakukan terobosan dengan menjaring tokoh eksternal untuk jadi caleg. Ada 10 persen tempat khusus yang akan diisi caleg dari luar ini. Usulan ini munculkan dalam Rapat Pimpinan Nasional Golkar beberapa waktu lalu. Saat itu diusulkan untuk memberi hak prerogatif kepada saya sebagai Ketua Umum untuk menentukan caleg dari luar ini.

Syarat bagi orang luar Golkar untuk menjadi caleg yaitu harus populer dan bisa memenangkan suara rakyat. Jika tidak populer, tidak akan kami pasang. Karena dalam pemilu ini, jika tidak bisa dapat suara rakyat, tidak akan bisa menang.

Populer tidak berarti harus artis. Bisa siapa saja. Misalnya ada orang yang pindah partai, atau belum punya partai. Jika dia memiliki popularitas dan elektabilitas bagus di survei maka dia bisa jadi caleg khusus Partai Golkar. Mereka caleg khusus, karena umumnya syarat untuk menjadi caleg adalah kader yang sudah berkiprah minimal lima tahun di Partai Golkar. Dalam Rapimnas nanti, kriteria secara rincinya akan dibahas dan dimatangkan lagi.

Dalam soal cawapres, caleg, dan calon kepala daerah, Partai Golkar selalu melihat popularitas calon di mata rakyat. Kita selalu lihat survei. Ini penting karena kita ingin mengikuti pilihan rakyat. Karena kemenangan itu rakyat yang menentukan.

Anak Muda dan Regenerasi Partai Golkar

Hari Selasa 16 Oktober 2012 lalu, saya bertemu dengan anak-anak muda Partai Golkar. Mereka adalah pimpinan organisasi kepemudaan di Partai Golkar, anggota DPR, dan anak-muda lainnya. Saya menerima mereka di kantor saya di Bakrie Tower, Kawasan Epicentrum, Kuningan, Jakarta.

Silaturahmi ini bagi saya penting, karena pertama saya sangat suka dan kagum dengan anak muda. Kedua, ini juga akan menjawab isu-isu miring bahwa Partai Golkar atau saya akan ditinggalkan oleh kader mudanya. Selain itu, juga menjadi ajang untuk mendengar masukan dan memahami pandangan elemen muda partai ini.

Dalam kesempatan itu, kita membahas seputar proses regenerasi. Ini isu penting yang sempat ramai menjadi berita beberapa waktu lalu. Saya katakan dalam kesempatan itu, regenerasi bagi partai politik, termasuk Partai Golkar merupakan satu keniscayaan. Salah satu ciri keberhasilan suatu partai politik adalah ketika kaderisasi dan regenerasi berjalan baik.

Sebagai generasi penerus bangsa, Partai Golkar memberikan apresiasi agar pemuda bisa meneruskan proses regenerasi ini. Namun sebuah regenerasi harus berjalan secara natural. Regenerasi itu bukan diberikan begitu saja, tetapi anak muda harus merebutnya.

Proses regenerasi itu harus direbut dengan prestasi. Proses itu harus dilalui di seluruh tempat kita berkarya, dia tidak bisa diberikan tanpa proses. Anak muda tidak boleh manja dan meminta saja, namun harus bekerja dan mendorong proses regenerasi itu dengan prestasi. Saya merasa senang politisi muda Partai Golkar menjalani proses itu.

Dalam kesempatan itu juga disinggung masalah kuota 30 persen pencalegan untuk anak muda atau affirmative action 30 persen untuk anak muda. Untuk hal ini saya setuju sekali, jangankan 30 persen, kalau bisa anak muda 60 persen juga akan lebih baik. Sama halnya dengan kuota perempuan, yang juga sangat diperhatian dengan baik oleh Partai Golkar.

Namun sekali lagi, posisi itu dilihat dari prestasi. Di Partai Golkar semua diukur dari kinerja dan prestasi. Kita harus objektif. Ini penting, karena inilah yang membuat partai ini tetap kuat dan kokoh sebagai partai kader.

Makanya dalam pencalegan, tidak bisa anak muda harus otomatis diberi nomor urut satu misalnya. Nomor urut satu bukanlah sesuatu yang diberikan begitu saja, hanya karena yang bersangkutan adalah kader muda dan perempuan. Nomor urut itu harus didapat melalui prestasi, komitmen, dan integritas tinggi. Di sini anak muda punya kesempatan yang sama dengan kader lainnya.

Soal caleg kita tidak bisa main-main. Karena kita memiliki target untuk memenangkan pemilu dengan 35 persen suara. Untuk itu, kita butuh caleg-caleg yang kapabel, berprestasi, dan mau bekerja untuk rakyat, sehingga akan dipilih oleh rakyat. Partai sangat berhati-hati mengenai hal ini. Siapa yang berprestasi dan bekerja untuk rakyat akan memenangkannya, tak peduli itu anak muda, perempuan, maupun kader lainnya.

Sebagai orang yang percaya dan kagum dengan anak muda, saya yakin anak muda di Partai Golkar mampu bersaing dan berprestasi. Bagi saya, peran generasi muda sangat strategis di pemilu mendatang. Di Pemilu 2014 nanti jumlah para pemilih pemula yang sangat potensial. Di sini, kader muda memiliki kelebihan untuk mengambil hati mereka.

Apalagi, dalam survei yang digelar partai lain; PDI Perjuangan bekerjasama dengan Indo Barometer baru-baru ini menyebutkan bahwa mayoritas anak muda di bawah 30 tahun menyukai Partai Golkar. Dalam survei tersebut, Golkar mendapatkan 16,8 persen, kemudian PDI-P dengan 13,7 persen, dan Gerindra, 9,8 persen. Ini tentu sebuah peluang yang harus dimanfaatkan dan dipertahankan sampai hari H pemilu mendatang.

Partai Golkar sangat menghargai dan berharap kepada anak mudanya. Karena di tangan mereka inilah masa depan partai berada.

Bersilaturahmi dengan Pak BJ Habibie di Jerman

Beberapa hari lalu, saya dan beberapa anggota keluarga terbang ke Jerman. Ikut bersama saya Pak Fuad Hasan Masyhur, sahabat saya yang juga Ketua DPP Partai Golkar. Saya tiba di Jerman tanggal 6 Oktober 2012. Tujuan saya adalah ke Kota Kiel, kota di utara Jerman yang jaraknya kurang lebih 90 kilometer dari Hamburg.

Saya ke Jerman untuk menjenguk cucu saya Tadeo, putra anak saya Anindhita dan Taufan, yang tengah dirawat di sana. Menjelang lebaran lalu, saya juga terbang ke sana untuk menjenguk Tadeo. Makanya saat Idul Fitri tahun ini, saya tidak bisa mengadakan open house seperti tahun-tahun sebelumnya.

Rupanya saat saya pergi ke Jerman, beredar isu saya yang dirawat di rumah sakit di sana. Isu ini sudah lama beredar bahkan sejak puasa lalu. Namun isu seperti itu akhirnya mereda dengan sendirinya setelah mengetahui saya ke sana untuk menjenguk cucu saya yang sedang sakit.

Bahkan banyak yang ikut mendoakan kesembuhan cucu saya melalui media sosial saya. Untuk semua yang telah mendoakan kesembuhan Tadeo, saya mengucapkan terima kasih atas doa dan perhatiannya. Salam dari kami sekeluarga.

Selain menjenguk cucu saya, dalam agenda di Jerman ini, saya juga menyempatkan bersilaturahmi dengan tokoh Indonesia yang ada di Jerman yaitu Prof Dr Ing Bachruddin Jusuf Habibie atau biasa saya panggil Pak Habibie. Silaturahmi itu sangat dianjurkan agama, apalagi ke Pak Habibie yang merupakan Presiden ke tiga Republik Indonesia, juga sesepuh Partai Golkar, partai yang kini saya pimpin.

Maka tanggal 8 Oktober 2012, siang hari waktu Jerman saya ditemani besan saya Pak Suwalino Rotorasiko, menantu saya Taufan, dan Lalu Mara pergi ke kediaman Pak Habibie di kawasan Kakerbeck. Kawasan tempat tinggal Pak Habibie ini merupakan kawasan pertanian yang sangat asri. Saat saya datang, sedang musim panen jagung, di kiri dan kanan tampak ladang jagung semua.

Setibanya di kediaman Pak Habibie kami disambut dengan hangat oleh beliau. Lalu kami berbincang singkat di kediamannya. Saya mengenalkan menantu saya Taufan yang juga ketua umum Karang Taruna dan KNPI kepada beliau. Tak lama kemudian Pak Habibie mengajak kami untuk keluar jalan-jalan mencari makan siang.

Lalu kami keluar rumah di mana ada sebuah sedan mercy milik Pak Habibie. Saya sempat kaget saat itu, karena tiba-tiba Pak Habibie menyatakan dia akan menyetir sendiri mobil yang akan kami tumpangi tersebut.

“Saya yang nyetir ya,” kata Pak Habibie sambil tertawa.

Waduh, kaget juga saya, ternyata Pak Habibie yang akan nyetir. Padahal saya juga tahu jalan, karena saya pernah setahun sekolah dan tinggal di Jerman. Ini pengalaman yang menarik, saya disetiri oleh Presiden ke tiga RI.

Tak lama kemudian mobil yang membawa kami sampai di Gut Deinster Muhle Restaurant. Jaraknya kira-kira tiga kilometer dari kediaman Pak Habibie. Suasana di luar restoran ini cukup asri, suasana di dalamnya pun cukup enak. Tak salah Pak Habibie memilih tempat ini untuk kita.

Banyak yang kita bicarakan di sana. Misalnya mengenai dua negara, Indonesia dan Jerman dan peluang kerjasama dua negara ini. Misalnya saja tentang Indonesia yang ada di ASEAN dan Jerman yang ada di Uni Eropa. Maka perlu dipikirkan, bagaimana menjadikan Indonesia dan Jerman menjadi garda terdepan dalam kerjasama ASEAN dan Uni Eropa.

Selain itu, Pak Habibie juga bercerita mengenai pengalamannya selama menjadi Menristek selama 20 tahun. Juga saat memimpin 10 perusahaan BUMN Industri strategis. Salah satu cerita yang saya baru tahu adalah mengenai pengalaman beliau ketika menjadi orang pertama yang mengusulkan agar pemerintah menempatkan cadangan devisanya dalam bentuk mata uang Euro.

Saat itu, kurs Euro masih 0,8. Sekarang sudah 1,3. Namun pada saat itu tidak ada yang percaya pada beliau. Jangankan Presiden Soeharto yang berkuasa saat itu, menurut Pak Habibie, putranya saja juga tidak percaya.

Nobody believes, termasuk anak saya Ilham,” katanya beliau sambil tertawa, dan kami yang ada di rungan itu pun ikut tertawa semua.

Pak Habibie yang merupakan salah satu putra terbaik Bangsa Indonesia ini, juga banyak bercerita mengenai pengalaman hidupnya. Tokoh kelahiran Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936 ini memang luar biasa. Pada usia yang sangat muda, 29 Tahun, beliau sudah menjadi wakil presiden dan direktur teknologi Messerschmitt Boelkow Blohm (MBB), sebuah perusahaan terkemuka di Jerman.

Tentu sudah banyak yang tahu bahwa Pak Habibie adalah orang yang sangat jenius. Bayangkan saja beliau mendapatkan gelar Doktor Ingenieur dengan predikat summa cum laude, dengan angka rata-rata 10. Prestasinya selama bekerja di Jerman juga luar biasa, sehingga beliau menjadi orang Asia pertama yang mendapatkan kepercayaan mengetahui rahasia teknologi Jerman. Beliau juga termasuk dalam 21 tokoh paling berpengaruh dalam aerospace versi majalah Aviation Week & Space Technology.

Bahkan pemerintah Jerman memberikan status warga kehormatan bagi Pak Habibie. Beliau bisa keluar masuk dan tinggal di Jerman kapan pun beliau mau. Meski sukses di negeri seberang, Pak Habibie tidak pernah lupa dengan tanah air. Hal ini dibuktikan beliau ketika Presiden Soeharto memanggil beliau pulang. Pak Habibie pulang dan mengabdi di Indonesia menjadi Menristek, sampai kemudian menjadi Wakil Presiden, dan akhirnya menjadi Presiden menggantikan Pak Harto yang mengundurkan diri pada 21 Mei 1998.

Meski menjabat sebagai presiden dengan masa jabatan terpendek, 1 tahun 5 bulan, di tambah dengan keadaan negara yang sedang kacau, Pak Habibie masih bisa mencetak beberapa kemajuan dan prestasi. Misalnya memberikan kebebasan dalam berpolitik, di bidang ekonomi beliau berhasil memotong nilai tukar rupiah terhadap dolar, melahirkan banyak undang-undang, seperti UU HAM, UU Pers, dan banyak lagi UU penting lainnya. Terlepas dari pro dan kontra dan kekurangan beliau selama memimpin, saya menilai banyak hal yang layak diteladani dari kepemimpinan beliau. Terutama bagi saya yang juga maju sebagai calon presiden di 2014 nanti.

Akhirnya menjelang sore, acara makan dan bincang-bincang saya dan Pak Habibie selesai. Saat selesai makan, beliau juga bercerita mengenai bukunya yang berjudul “Habibie&Ainun”. Ternyata buku tersebut tidak hanya laris atau best seller di Indonesia saja, melainkan juga di Jerman. Bahkan buku ini juga telah diterbitkan dalam Bahasa Arab, Inggris, dan menyusul dalam Bahasa Jepang.

Di tanah air, buku itu juga akan difilmkan dengan judul yang sama. Pak Habibie menyampaikan bahwa beliau juga akan hadir saat film tersebut diputar nanti. Beliau menyampaikan, insyaallah akan datang tanggal 10 Desember ke Tanah Air.

Menyenangkan dan luar biasa sekali pengalaman bersilaturahmi dengan Pak Habibie. Meski singkat, banyak ilmu yang didapat. Pak Habibie memang tokoh yang luar biasa, dan saya berharap nantinya di Indonesia akan muncul banyak orang seperti beliau. Habibie – Habibie baru yang akan memajukan negeri ini.

Penguatan Karakter Bangsa dan Visi Indonesia dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi

Orasi Ilmiah Wisuda Sarjana Universitas Nasional (Unas), Tahun Akademik 2011/2012. Jakarta Convention Center, 30 September 2012.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Salam Sejahtera bagi kita semua.

Yang saya hormati Ketua Pembina Yayasan Universitas Nasional, Bapak Prof. Ir. Ibrahim Abdullah, MIE. MA.

Yang saya hormati Ketua Pengurus Yayasan Universitas Nasional, Bapak Drs. Ramlan Siregar, M.Si.

Yang saya hormati Rektor Universitas Nasional, Bapak Drs. El Amry Barmawi Putra MA.

Yang saya hormati Senat Guru Besar, para Dekan dan Dosen, Lembaga Kemahasiswaan serta Civitas Academica Universitas Nasional.

Yang saya cintai dan banggakan adik-adik wisudawan dan wisudawati, serta orang tua dan hadirin sekalian yang berbahagia.

Sebagai insan yang beriman, marilah kita bersama-sama memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan perkenan-Nya, kita semua dapat hadir dalam keadaan sehat wal afiat pada acara Wisuda Sarjana Universitas Nasional hari ini.

Selanjutnya, saya atas nama pribadi dan keluarga mengucapkan SELAMAT kepada adik-adik wisudawan dan wisudawati beserta seluruh keluarga yang selama ini memberikan dukungan lahir dan batin. Saya ikut bersyukur dan berbahagia atas diraihnya prestasi akademik.

Hadirin yang saya hormati

Sebelum saya menyampaikan orasi ilmiah dengan judul “Penguatan Karakter Bangsa dan Visi Indonesia Dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi”, saya juga ingin mengucapkan selamat kepada segenap civitas academica Universitas Nasional yang telah berhasil mencetak sarjana-sarjana baru. Sudah tentu para sarjana baru ini menambah modal bangsa Indonesia dalam ikhtiar membangun masa depan yang lebih baik. Semoga Unas dapat terus meningkatkan kualitas perannya dalam mengemban amanah Tridharma Perguruan Tinggi; mencetak manusia-manusia Indonesia yang berilmu, berintegritas tinggi, dan berwawasan luas; melakukan penelitian yang memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat; dan melakukan pengabdian bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Amanat Tridharma Perguruan Tinggi tersebut menjadi semakin relevan diaktualisasikan dalam dunia yang berubah dengan cepat di era globalisasi ini, dimana persaingan antar-bangsa pada tingkat global semakin ketat. Bangsa kita tidak hanya butuh manusia-manusia Indonesia yang berilmu dan berwawasan luas, tetapi yang lebih mendasar adalah manusia-manusia Indonesia yang berkarakter kebangsaan yang kuat.

Saya yakin hal tersebut sejalan dengan semangat dan etos dasar pendirian Unas sebagai perguruan tinggi swasta tertua di Jakarta dan yang tertua kedua di Indonesia. Unas didirikan dalam suasana revolusi fisik mempertahankan kemerdekaan, yakni pada tahun 1949. Unas mewarisi etos perjuangan bangsa. Maka, sudah sangat tepat manakala pada Lustrum Unas kedua, pada tahun 1959, Presiden Soekarno memberikan predikat kepada Unas sebagai UNIVERSITAS PERJUANGAN. Tentu saja hal tersebut merupakan suatu kebangaan, karena tidak banyak universitas yang berpredikat sebagai UNIVERSITAS PERJUANGAN. Karenanya, sudah selayaknya manakala seluruh civitas academica Unas bersyukur dan berbangga dengan akar sejarahnya sebagai UNIVERSITAS PERJUANGAN.

Apabila dimaknai secara mendalam, maka perjuangan yang dilakukan oleh perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan, merupakan alat perjuangan yang ampuh dalam membangun kesadaran kebangsaan, karena lembaga pendidikan merupakan kawah candradimuka untuk mempersiapkan sumber daya manusia unggul yang dibutuhkan untuk mengisi kemerdekaan. Kesadaran dan semangat ke arah itulah yang harus terus dirawat oleh segenap Civitas Academica Unas sebagai kampus pelopor dan UNIVERSITAS PERJUANGAN dalam memperkokoh karakter dan jati diri bangsa.

Para wisudawan dan wisudawati serta hadirin yang saya banggakan.

Pada kesempatan ini, saya ingin mengajak kita semua untuk meyakini bahwa kesuksesan kita sebagai bangsa, ditentukan oleh keberhasilan kita membangun jati diri bangsa, yaitu bagaimana kita “meng-Indonesia”, menjadi manusia Indonesia yang sejati dan seutuhnya. Dengan memahami, menjiwai dan mengamalkan karakter jati diri bangsa ini merupakan prasyarat mutlak agar kita berhasil menjadi pemenang di era globalisasi.

Namun demikian, belakangan ini kita semua tersentak dan merasa sangat prihatin dengan maraknya perkelahian pelajar dengan korban jiwa yang tidak sedikit. Hal tersebut jelas merupakan fenomena yang sangat serius dan dapat menghambat upaya kita untuk membangun karakter bangsa. Perkelahian pelajar yang telah menjadi permasalahan klasik kita, tidak saja terjadi di Jakarta tetapi juga telah merambah ke berbagai kota di Indonesia.

Tentu saja, kita semua harus mau instrospeksi dan mawas diri, mengingat perkelahian pelajar dan/atau mahasiswa tersebut disebabkan oleh banyak faktor dan tidak berdiri sendiri. Dalam perspektif pendidikan, kita semua harus mengkaji lebih jauh, apakah pendekatan kita selama ini telah benar, pendekatan yang dimaksudkan selain untuk mencetak insan akademis yang mampu menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga memperkuat kepribadian karakter bangsa dan mencetak insan-insan terdidik yang berbudi pekerti luhur.

Perkelahian pelajar memang bukan semata-mata tanggung jawab institusi pendidikan, tetapi juga bagaimana kita semua turut berperan agar anak-anak kita, tunas-tunas masa depan bangsa kita, luput dari imbas negatif kompleksitas permasalahan sosial-kemasyarakatan dan kebangsaan kita, serta dari ekses-ekses negatif globalisasi. Dalam kaitan inilah, menjadi sangat relevan kiranya, manakala pembangunan karakter bangsa kita, juga sekaligus menangkal ekses-ekses negatif globalisasi.

Selain fenomena perkelahian pelajar, apabila dikaitkan dengan dinamika politik kita, masih dijumpai adanya fenomena bahwa tradisi politik kita masih diwarnai oleh intrik-intrik politik, politicking, bahkan fitnah-fitnah politik, bukan persaingan kualitatif di mana ide dan gagasan menjadi instrumen politik. Dengan kata lain, tradisi politik kita belum sepenuhnya berpanduan ideologis dan berbasiskan tradisi akademik. Terhadap realitas dan fenomena demikian, sejak memimpin Partai Golkar, saya selalu menekankan agar tradisi intrik itu ditinggalkan, sebaliknya tradisi persaingan kualitatif yang mengedepankan ide dan gagasan menjadi instrumen politik harus diperkuat guna menghadapi peluang dan tantangan globalisasi. Hal ini dapat dipahami mengingat tradisi intrik dapat merusak karakter bangsa, karena bersifat tidak produktif, bahkan kontraproduktif yang melemahkan positioning bangsa dalam arena persaingan globalisasi yang bersifat “shopisticated competition”, persaingan yang menekankan aspek kualitatif dan rasionalitas.

Dalam konteks inilah, fungsi dan peran perguruan tinggi sebagai persemaian bagi hadirnya insan-insan akademis yang dibekali ilmu pengatahuan diharapkan mampu untuk menyiapkan sumber daya manusia yang andal dan berkarakter dalam menghadapi persaingan global yang semakin shopisticated. Manakala orientasi kualitas tidak kita tradisikan, niscaya kita akan selalu kalah dengan bangsa-bangsa lain. Sebaliknya, manakala tradisi persaingan kualitatif dan orientasi prestasi kita perkuat dan kedepankan, maka tidak saja kita akan mampu berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa besar lainnya, tetapi kita akan tampil sebagai bangsa yang unggul dan maju.

Hadirin sekalian yang berbahagia.

Indonesia adalah bangsa yang besar. Spektrum Keindonesiaan kita kaya dan warna-warni , sebuah mozaik indah yang menaungi gugusan pulau di Nusantara, sebuah zamrud katulistiwa yang berada di antara dua benua dan dua samudra. Indonesia hadir dari suatu proses sejarah yang didasari semangat nasionalisme yang menyala-nyala. Bangsa Indonesia dihadirkan oleh segenap elemen bangsa dalam semangat kebersamaan, dalam momen-momen sejarah yang oleh sejarawan Prancis Profesor Ernest Renan sebagai le desir d’etre ensemble, sebuah kehendak dari rakyat untuk menyatukan diri dalam Tanah Air, Bangsa, dan bahasa yang satu.

Dengan momen historis ini, kita diingatkan kembali pada seruan Bung Karno bahwa ungkapan “Dari Sabang Sampai Merauke” bukan semata-mata rangkaian empat kata tanpa makna. “Dari Sabang sampai Merauke” adalah satu kesatuan wilayah, satu kesatuan administratif, serta satu kesatuan hukum dan politik. Tetapi yang lebih penting lagi, “Dari Sabang sampai Merauke” adalah satu kesatuan semangat, satu cita-cita untuk memajukan bangsa yang sama, yaitu bangsa Indonesia.

Itulah esensi nasionalisme Indonesia. Nasionalisme yang menegaskan bahwa, kita bersatu sebagai bangsa bukan oleh sentimen-sentimen primordial, melainkan pengalaman bersama semua warga bangsa dalam memperjuangkan dan mengisi kemerdekaan dalam suasana kebersamaan untuk hidup bersatu dalam bingkai Negara kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia, dengan demikian, berdimensi etis. Landasan etis itulah yang membuat tali dan jalinan kebangsaan kita kuat, justru karena adanya ikatan cita-cita atau visi Keindonesiaan kita.

Sebagai bangsa yang besar, kita harus memiliki visi yang besar, khususnya dalam menyongsong seratus taun Kemerdekaan Indonesia, yaitu Visi Indonesia 2045. Visi Indonesia tersebut adalah “Mewujudkan negara kesejahteraan, yaitu Indonesia yang bersatu, maju, mandiri, adil, dan sejahtera”. Guna mewujudkan visi tersebut, diperlukan upaya-upaya nyata, untuk :

  • Membangun masyarakat dan manusia Indonesia yang berakhlak mulia, berbudi luhur, dan berkepribadian tinggi berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
  • Mengembangkan masyarakat Indonesia yang berketahanan nasional, berbudaya demokrasi, menghargai nilai-nilai kemanusiaan dan pluralisme, memiliki wawasan kebangsaan, dan semangat kesetiakawanan sosial.
  • Membangun sistem politik nasional yang mencerdaskan, demokratis, stabil, efektif, didukung oleh birokrasi yang profesional, serta peningkatan kesadaran, ketaatan dan penegakan hukum, serta peningkatan pemajuan, perlindungan dan penghormatan hak-hak asasi manusia.
  • Membangun sistem dan birokrasi penyelenggaraan negara, penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan berdasarkan prinsip good governance, profesional, efisiensi, transparan, dan akuntabel, dengan terus melanjutkan reformasi birokrasi dan meningkatkan pemberantasan korupsi.
  • Membangun perekonomian nasional yang kokoh, tangguh dan berbasis ilmu pengetahuan dan pembangunan inovasi, berdasarkan asas kekeluargaan dengan prinsip kemandirian, efisiensi berkeadilan, berdaya saing tinggi, dan berkelanjutan dengan prioritas pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, industri, pertanian, kelautan, infrastruktur dan konektivitas, serta UMKM dan koperasi.
  • Membangun Indonesia dari desa, dengan secara berlipatganda pembangunan di pedesaan dalam segala aspek dan bidang kehidupan terutama pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan UMKMK.
  • Mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yang didukung oleh pemerataan pembangunan antar-daerah dan antar-wilayah, serta pemerataan pendapatan dan hasil pembangunan di antara masyarakat.
  • Mengembangkan industri nasional yang berdaya saing tinggi yang didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengembangan inovasi, terutama industri logam dasar dan permesinan, industri kimia, industri yang memanfaatkan bio-teknologi, industri pangan, industri transportasi, industri telekomunikasi, industri kelautan, industri energi (termasuk energi terbarukan), dan industri berbasis sumber daya alam dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Civitas akademica dan hadirin yang saya hormati.

Dengan berbagai upaya dan langkah-langkah nyata tersebut, maka Insya Allah, langkah kita dalam menjawab berbagai tantangan globalisasi menjadi semakin ringan dan pasti. Globalisasi memang bersifat paradoks. Di satu sisi, globalisasi menghadirkan berbagai dampak negatif, tetapi di sisi lain, juga memberikan peluang yang luas bagi bangsa manapun untuk bersaing. Hanya bangsa yang memiliki daya saing yang kuatlah yang eksis dan survive. Daya saing yang kuat, hanya dapat diwujudkan, manakala suatu bangsa memiliki tingkat kemandirian yang tinggi, sehingga tidak banyak bergantung dengan bangsa lain. Mandiri sesungguhnya merupakan sikap mental, karakter. Mental dan karakter yang mandiri akan membuat seseorang percaya pada kemampuan dan kualitas dirinya. Rasa percaya dirinya keluar, memancar justru pada saat ia berada di ranah persaingan dan perjuangan. Dalam konteks inilah, karakter bangsa yang kuat merupakan modal dasar bagi kuatnya kemandirian bangsa di berbagai bidang.

Marilah kita lihat apa yang dialami oleh China dan Jepang sekarang, sebagai contoh bangsa-bangsa kuat dan maju di kawasan Asia. Negara-negara tersebut memiliki karakter bangsa yang kuat, ditandai dengan tingginya nasionalisme dan etos kerja. Kapasitas mereka untuk menjadi negara yang kuat, juga didukung oleh sumberdaya manusia yang andal dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. China, misalnya tidak dapat lagi disebut sebagai “negeri tirai bambu” yang tertutup, karena dengan karakter bangsanya sangat kuat, telah mampu mempengaruhi ekonomi dunia. Kemajuan ekonomi China yang luar biasa itu terjadi, karena karakter bangsa benar-benar tercermin dari adanya etos kerja yang tinggi.

Demikian juga dengan bangsa Jepang yang dikenal memiliki “semangat Bushido” yang mendasari sikap pantang menyerah dan produktivitas yang tinggi. Jepang juga dikenal sebagai bangsa yang tetap berpegang pada tradisi leluhur mereka yang baik, di tengah-tengah kompetisi global yang sangat potensial menggusur nilai-nilai tradisional.. Selain China dan Jepang, kita juga dapat menyimak kemajuan Korea Selatan dan, dalam batas-batas tertentu, India. Negara-negara tersebut juga sangat fenomenal dalam pertumbuhan ekonominya. Ini terkait dengan karakter bangsa yang kuat dalam merespons persaingan global secara inovatif. Kuncinya tetap pada sumberdaya manusia yang andal, dan memiliki komitmen yang tinggi untuk bangsanya.

Globalisasi harus kita hadapi. Sebagaimana dikatakan Bung Karno, “Nasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak hidup dalam taman sarinya internasionalisme”. Karenanya, sebagai bangsa, kita tidak dapat menutup diri, melainkan harus membuka diri. Namun, keterbukaan kita sebagai bangsa, harus diimbagi dengan kesiapan yang matang dalam menghadapi berbagai tantangan globalisasi. Kesiapan yang matang tersebut merupakan muara dari proses nation character building. Inilah yang harus kita sadari bersama. Jangan sampai proses nation character building kita berjalan stagnan, atau bahkan mundur ke belakang. Nation character building harus terus diperkuat.

Hadirin yang berbahagia

Saya menaruh harapan yang besar kepada para peserta wisuda dan segenap civitas academica, untuk nantinya tidak sekedar mengejar karir dalam menekuni profesi dan meningkatkan kapasitas kinerja secara profesional, tetapi yang jauh lebih penting adalah tetap memiliki kesadaran yang tinggi terhadap komitmen kebangsaan kita. Yakni, bagaimana berpikir dan bertindak untuk kemajuan bangsa. Hal ini mengingatkan kita pada nasihat Bung Karno tentang “membangun jiwa bangsa”, bahwa “keahlian saja tanpa dilandasi jiwa yang besar, tidak akan mencapai tujuannya”. Karena itulah, mutlak diperlukan “nation character building”, yang dalam hal ini menempatkan lembaga-lembaga pendidikan secara sentral dan strategis.

Lembaga-lembaga pendidikan, dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi sangat strategis dalam memainkan peran-peran transformatifnya dalam rangka penguatan karakter dan jati diri bangsa. Karenanya, dapat dikatakan bahwa lembaga-lembaga pendidikan merupakan ujung tombak dalam pembangunan karakter bangsa. Dengan tradisi pendidikan yang baik dan berkualitas, maka diharapkan anak-anak kita, tunas-tunas harapan bangsa kita ke depan adalah anak-anak Indonesia yang tidak saja hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kematangan emosional, kesalehan sosial, dan juga tentu saja nasionalisme yang tinggi. Dalam konteks inilah, saya yakin dan berharap bahwa para sarjana lulusan Unas, merupakan sarjana-sarjana paripurna yang memiliki komitmen tinggi untuk mewujudkan visi Indonesia dalam menghadapi tantangan globalisasi.

Civitas akademica dan hadirin yang saya hormati.

Demikianlah orasi yang dapat saya sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini. Sekali lagi, izinkan saya untuk mengucapkan SELAMAT kepada para wisudawan dan wisudawati sekalian, saya berdoa untuk kesuksesan karir serta keberkahan hidup saudara-saudara di masa depan.

Sebagai “hadiah” untuk adik-adik wisudawan dan wisudawati serta segenap Civitas Academica, perkenankan saya mempersembahkan tiga bait pantun, berikut ini :

BELI TINTA TULIS DI BUKU

BIKIN PUISI DI DALAM TAMAN

KULIAH DI UNAS KEBANGGAANKU

LULUS SARJANA JADI TELADAN

PERGI KE PERPUSTAKAAN SETIAP HARI

PERPUSTAKAAN KAMPUS SELALU RAMAI

ALUMNI UNAS BEKERJA MANDIRI

SELALU HADIR MEMBERI SOLUSI

SELENDANG SUTRA DIPAKAI PENARI

INDAH DIPAKAI SANGAT SERASI

GLOBALISASI JANGANLAH DITAKUTI

BILA SIAP DAN PUNYA JATI DIRI

Sekian, terima kasih atas perhatian dan mohon maaf atas segala kekurangan.

Billahi taufiq wal hidayah.

Wassalammu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Sebuah Gitar untuk Korban Bencana Sulteng

Rabu malam, 26 September 2012 lalu, saya menghadiri undangan acara amal atau penggalangan dana di Hard Rock Cafe Jakarta, di EX Plaza Indonesia. Ini bukan acara amal biasa, melainkan sebuah konser amal yang bertajuk “Senandung untuk Negeri – Charity for Sulawesi Tengah”.

Saya datang ke acara tersebut bersama anak saya Ardi dan istrinya, Nia. Saya memang jika tidak ada acara, selalu menghabiskan waktu dengan keluarga, seperti jalan bersama Ardi dan Nia. Ini kebetulan acaranya juga cocok dengan mereka, maka saya ajak saja mereka ke sana.

Mengenai acara amal ini saya mengetahui dari Gubernur Sulawesi Tengah dan Abdee, gitaris Slank. Mereka yang mengundang saya di lapangan tenis, saat saya selesai olehraga tenis. Lalu saya tertarik dengan acara ini dan berjanji untuk datang. Karena Ardi suka Slank, maka saya terpikir mengajak dia dan Nia.

Acara konser amal yang diadakan oleh KOIN (Kepedulian Orang Indonesia) ini bertujuan untuk mengumpulkan dana bagi korban gempa dan banjir bandang di Sulawesi Tengah. Wilayah yang akan dibantu antara lain Sigi, Parimo, dan Palu. Dana yang terkumpul sebagian besar akan digunakan untuk membangun sekolah-sekolah yang roboh akibat bencana alam tersebut.

Selain Abdee dan Slank banyak musisi lainnya hadir di konser ini. Ada D’Massive, Titi DJ, Glenn Fredly, Saykoji, Drive, dan sebagainya. Ketika akan masuk ke acara, saya dikenakan biaya Rp100 ribu yang akan disumbangkan. Selain itu juga ada banyak barang-barang yang dilelang untuk penggalangan dana.

Abdee yang memimpin acara konser amal tersebut juga melelang gitar kesayangannya. Gitar itu katanya merupakan gitar bersejarah bagi dia karena menemani dia dalam konser, memproduksi album, dan momen-momen berharga lainnya. Namun demi membantu korban, Abdee rela melelangnya.

Saya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Abdee tersebut. Karena itu, saya kemudian mengikuti lelang. Awalnya gitar untuk Sulteng itu dibuka dengan harga Rp10 juta dan setelah melalui proses lelang, akhirnya terjual ke saya dengan harga Rp80 juta.

Bukan gitar itu yang menarik minat saya. Saya tertarik sisi sosialnya untuk menyumbang orang-orang yang kesusahan. Itu juga alasan saya mengapa mau hadir di acara konser amal itu. Jadi gitar itu bukan untuk saya, tapi untuk Sulawesi Tengah. Lelang bagi saya hanya masalah simbolik saja untuk membantu masyarakat yang menjadi korban bencana.

Selain gitar, di acara tersebut juga dilelang lagu. Ardi dan Nia misalnya tertarik dengan dua buah lagu dari Slank. Kalau tidak salah judulnya Balikin dan Terlalu Manis. Anak saya dan istrinya ini memang suka dengan lagu-lagu Slank.

Saya dengar acara tersebut telah berhasil mengumpulkan dana ratusan juta. Acara seperti ini menarik. Mereka menggalang dana dengan cara yang kreatif. Orang yang datang pun bisa menyumbang sambil menikmati hiburan. Penggalangan dana dengan cara kreatif seperti ini perlu dicontoh, karena terbukti banyak menarik minat orang yang mampu untuk berbagi. Daripada hanya sekedar melihat konser, memberikan hiburan, lalu bubar, tanpa upaya membantu sesama.

Sekali lagi acara ini sungguh luar biasa. Acara ini bagi saya merupakan upaya kreatif dari anak muda untuk membantu sesamanya. Saya senang masih banyak orang yang peduli di negeri ini, terutama para anak mudanya. Semoga hasilnya bermanfaat dan insya Allah saya akan terus mendukung acara semacam ini.

Memperjuangkan Nasib Pedagang Kecil

Kemarin siang (Minggu, 23 September), saya pergi ke pasar tradisional Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Di sana saya bertemu dan berdialog dengan para pedagang kaki lima dan pedagang kecil lainnya anggota Asosiasi Usaha Mikro (ASUMI) yang dipimpinan Yudi Lazuardi. Berkeliling lapak-lapak dan menampung keluhan dan aspirasi mereka.

Di tempat itu, tepatnya di belakang pasar dan terminal Pasar Minggu, juga diadakan acara deklarasi dukungan para pedagang ini kepada saya sebagai calon presiden (capres). Para pedagang kecil atau PKL yang mendukung saya ini tergabung dalam relawan “Sahabat ARB”. Sahabat ARB sendiri adalah gabungan relawan di luar Partai Golkar yang ikut bekerja untuk mensukseskan saya di Pemilu Presiden (Pilpres).

Dalam kesempatan itu, saya menjelaskan kepada mereka alasan saya mau maju sebagai capres, dan resmi mendeklarasikan diri sebagai capres 1 Juli 2012 lalu. Pencalonan saya ini bukanlah ambisi pribadi untuk kekuasaan semata. Saya tidak menjadi capres untuk harta, karena alhamdulillah saya sudah diberi Allah rejeki yang cukup banyak. Bukan juga untuk popularitas, karena saya sudah dikenal oleh masyarakat luas saat ini.

Bukan juga untuk keluarga saya. Karena justru merekalah yang paling dirugikan dalam pencapresan saya ini. Karena waktu saya banyak tersita dengan perjuangan ini. Kalau boleh memilih, tentu lebih enak main dengan cucu di rumah. Namun keluarga saya rela, tabah serta mendukung sepenuhnya, sebab mereka memahami bahwa langkah yang saya tempuh bukanlah untuk mencapai ambisi pribadi, tetapi untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan negeri yang kita cintai ini. Saya sendiri juga telah memutuskan untuk mengabdikan sisa hidup saya untuk bangsa dan negara, untuk mensejahterakan rakyat. Itulah mengapa saya mau maju capres.

Dalam memajukan dan mensejahterakan bangsa, saya tentu juga akan memperjuangkan para pedagang kecil dan UMKM. Perjuangan brsama mereka ini bukan hal baru bagi saya. Saya sudah lama akrab dengan mereka, sejak memimpin Kadin Indonesia, sampai menjadi Menko Perekonomian dan Menko Kesra. Bahkan saya juga pernah belajar berdagang dengan menjadi pedagang kecil.

Hal itu saya ceritakan kepada para pedagang tersebut di tempat acara. Saya menceritakan bagaimana dulu saya berjualan layangan, benang, kaos, tas, dan lain sebagainya. Saya ceritakan juga bagaimana ayah saya Achmad Bakrie membangun Grup Bakrie juga dimulai dari usaha kecil-kecilan sejak zaman Jepang.

Mulai dari berdagang roti, hasil bumi, dan sebagainya di Kalianda, Lampung. Pendidikannya hanya tamatan setingkat sekolah dasar. Tetapi ia pekerja keras, tangguh, mandiri, dan selalu belajar mengembangkan dirinya. Pada akhir hidupnya, dia berhasil mewariskan sebuah kelompok usaha dengan ribuan pegawai.

Saya ceritakan hal itu kepada mereka untuk memotivasi mereka untuk maju. Tentu saja, saya tidak hanya memotivasi. Saya juga akan bekerja membela, membantu dan memberdayakan mereka. Itulah mengapa saya mau maju sebagai capres.

Pengusaha kecil dan menengah, serta sektor informal dan koperasi ini sangat penting bagi saya. Ada sekitar 50 juta penduduk yang terlibat di sektor ini. Dalam perjalanan saya ke berbagai daerah, serta dalam pengalaman panjang sebagai pengusaha di masa lalu, saya punya pengalaman bertemu begitu banyak pengusaha dan pedagang kecil, tua dan muda, pria dan wanita.

Dari dialog dengan mereka, saya menemukan benang merah persoalan utama yang dihadapi mereka. Masalah atau kebutuhan mereka adalah akses terhadap modal. Mereka sanggup berkembang, atau paling tidak sanggup membuka kesempatan kerja bagi diri dan lingkungan sekitarnya jika akses seperti itu cukup terbuka dan mudah diperoleh.

Karena itulah, saya akan mendorong peningkatan berbagai program seperti KUR (Kredit Usaha Rakyat) serta program lainnya yang ditujukan untuk memberdayakan sektor kecil dan menengah ini. Program ini menjadi salah satu program yang saya siapkan jika nanti diberi kesempatan memimpin bangsa ini.

Untuk pembiayaan atau permodalan pedagang dan usaha kecil ini bukanlah hal yang sulit. Kita bisa memanfaatkan instrumen fiskal pemerintah serta potensi bank-bank milik negara, seperti BRI, Bukopin, BTN, Bank Mandiri, BNI 1946 dan Bank Exim. Kita harus mengarahkan kekuatan fiskal pemerintah agar lebih agresif dalam kebijakan pro-rakyat.

Demikian pula, kita harus mendorong agar bank milik negara jangan berpangku tangan dan hanya menunggu. Mereka perlu lebih giat lagi terjun ke berbagai sektor memberdayakan rakyat, seperti yang telah dilakukan dengan baik oleh BRI selama ini. Saya yakin, dengan semua itu, fondasi pembangunan ekonomi Indonesia akan menjadi lebih berakar dan bermanfaat buat semua.

Saya selalu sampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi semata tidak ada artinya tanpa perbaikan kehidupan masyarakat kecil. Tugas seorang pemimpin adalah meningkatkan taraf hidup rakyatnya dan mensejahterakan mereka. Program yang pro pedagang kecil harus dihadirkan sebagai bentuk keberpihakan kita terhadap mereka.

Saat ini tim Partai Golkar juga sedang menyusun cetak biru untuk bangsa Indonesia ke depan. Cetak biru ini disusun dengan melibatkan ahli dari berbagai bidang, bahkan juga mendengarkan pendapat dari partai lain.

Partai Golkar dan saya berharap, dalam waktu satu generasi ke depan, Indonesia harus mampu naik kelas, dari negara sedang berkembang menjadi negara maju. Dengan tingkat pendidikan, teknologi, keuangan, industri, pertanian yang sejajar dengan negara-negara maju lainnya. Kita harus bertekad bahwa sebelum Republik Indonesia berusia 100 tahun pada tahun 2045 kelak, kita sudah berhasil mewujudkan visi besar tersebut.

Itulah alasan dan salah satu program saya sebagai capres yang saya sampaikan kepada para pedagang kecil dan relawan saya lainnya. Saya katakan pada mereka bahwa perjuangan menjadi capres memang berat. Maka saya menyebutnya seperti “Mendaki Gunung Semeru”. Tapi jika mereka semua membantu saya, jika rakyat membantu saya, saya yakin akan sampai di puncak.

Rakyatlah kuncinya. Mereka pemilih bangsa ini. Karena itu Partai Golkar selalu fokus bekerja untuk rakyat. Suara Golkar, Suara Rakyat. Rakyat Maju, Bangsa Maju.

Mendorong Kehidupan Antar Umat Beragama yang Harmonis

Sambutan pada Halal Bi Halal DPP Partai Golkar. Jakarta, 3 September 2012

Bismillahirahmaaniraahiim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yang saya hormati Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Golkar beserta segenap anggota.

Yang saya hormati Sesepuh dan Pinisepuh Partai Golkar.

Yang saya hormati para Wakil Ketua Umum, Sekjen, Bendahara Umum dan segenap fungsionaris DPP Partai Golkar.

Yang saya hormati Pimpinan Organisasi yang mendirikan (Kosgoro 1957, MKGR dan SOKSI), Pimpinan Organisasi yang didirikan (AMPI, MDI, SATKAR ULAMA, AL-HIDAYAH, dan Himpunan Wanita Karya, Pimpinan Organisasi Sayap ( AMPG dan KPPG)

Pimpinan dan Anggota Fraksi Partai Golkar, serta segenap keluarga besar Partai Golkar, dan Hadirin Sekalian yang Berbahagia,

Pertama-tama, sebagai insan yang beriman, marilah kita panjatkan puji syukur Kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa atas limpahan karunia-Nya, sehingga kita semua berkesempatan menghadiri acara Halal bi Halal Partai Golkar, sebagai wujud dari syukur dan aktualisasi silaturahim kita pada Hari raya Idul Fitri, setelah menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan.

Idul Fitri merupakan hari kemenangan yang bermakna kembali ke fitrah, kepada kesucian jatidiri kita yang hanif, bahwa sejatinya manusia itu merupakan makhluk yang hakikatnya cenderung untuk selalu berbuat kebaikan. Dengan kembali ke fitrah (kesucian), maka ibarat diri kita menjadi lembaran kertas putih kembali, karena pada Hari Raya Idul Fitri, kita semua saling bermaaf-maafan satu sama lain. Itulah hakikat halal bi halal, yang sudah menjadi bagian dari tradisi kita umat Islam di Indonesia. Karena itu, perkenankan saya secara pribadi, keluarga saya, dan selaku Ketua Umum DPP Partai Golkar mengucapkan : Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1433 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Hadirin Sekalian yang Berbahagia,

Halal bi halal kali ini, kita lakukan di tengah-tengah kompleksitas permasalahan bangsa dan umat. Belum lama ini, kita disuguhkan berita peristiwa yang mengusik kedamaian kita, yakni terorisme di Solo. Sebelumnya, kita juga disuguhkan pemberitaan konflik yang dikaitkan dengan masalah agama di Sampang Madura. Hal-hal tersebut merupakan contoh, betapa dinamika kehidupan kebangsaan kita masih rentan terhadap hal-hal yang merusak kedamaian dan kesatuan bangsa Indonesia yang mejemuk.

Terkait dengan kasus-kasus tersebut, Partai Golkar mendesak pemerintah untuk dapat segera menyelesaikan secara tuntas, sehingga dapat mencegah kejadian yang lebih fatal. Tentu saja kepada masyarakat luas, partai Golkar menghimbau agar tetap waspada, tidak mudah terpancing dan diadu-domba oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, sehingga membuat kedamaian kita semua terusik.

Hadirin Sekalian yang Berbahagia,

Indonesia adalah negara yang BerkeTuhanan yang Maha Esa. Indonesia adalah bangsa yang religius. Religiusitas bangsa Indonesia tersebut ditunjukkan dari adanya berbagai macam agama dan keyakinan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakatnya. Dalam kerangka itulah, Pasal 29 UUD Negara Republik Indonesia 1945 menegaskan adanya jaminan bagi rakyat untuk memeluk dan menjalankan agama dan keyakinannya masing-masing.

Meskipun bukan partai agama, Partai Golkar memiliki berbagai program di bidang keagamaan terutama yang dilakukan organisasi-organisasi sayap partai yang bergerak di bidang keagamaan, seperti Majelis Dakwah Islamiyah, Satkar Ulama, Al – Hidayah, dan juga terakhir membentuk lembaga zakat yang dikenal dengan sebutan GoZIS (Gerakan Zakat, Infaq dan Shodaqah).

Hal itu menunjukkan bahwa Partai Golkar menempatkan agama dalam posisi yang sangat penting dan strategis. Agama menjadi landasan moral dan etika dalam pembangunan bangsa dan nation and character building. Karenanya, kegiatan keagamaan Partai Golkar diarahkan tidak hanya untuk menciptakan kesemarakan dan kualitas kehidupan beragama secara lahiriah dan batiniah, tetapi juga untuk memperkokoh kerukunan antar-umat beragama demi memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa yang majemuk ini.

Partai Golkar senantiasa mendorong tumbuhnya dinamika kehidupan antar-umat beragama secara harmonis, sinergis dan produktif di setiap lini kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Karenanya, Partai Golkar senantiasa berupaya agar jangan sampai kokohnya modal sosial yang ditopang oleh kekuatan keharmonisan hubungan antar-umat beragama ini, ternodai oleh sikap dan perilaku ekstrim pemeluk agama yang justru jauh dari ajaran agama itu sendiri.

Hadirin Sekalian yang Berbahagia,

Islam adalah agama yang menebarkan kedamaian dan kemajuan, bukan permusuhan dan kekacauan. Islam adalah agama peradaban (civilized religion) yang di dalamnya terdapat sendi-sendi Ketuhanan (hablum minallah) dan kemanusiaan (hablum minannas). Islam menekankan persatuan (ukhuwah), mengajarkan pentingnya musyawarah-mufakat, serta keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat, umat dan bangsa.

Islam mengajarkan keseimbangan hidup di dunia dan akhirat, lahir dan batin. Islam adalah “agama tengah”, dimana umatnya disebut sebagai ummatan wasaton, umat yang moderat yang tidak ekstrim.

Dalam kehidupan bermasyarakat, Islam mengajarkan prinsip kewajaran hidup, rasionalitas, saling menghargai dan toleran kepada sesama. Islam menghargai realitas kemajemukan, sebagaimana firman Allah SWT yang intinya menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari seorang laki-laki dan perempuan, dan dijadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar saling kenal-mengenal (Al Qur’an Surat Al Hujurat Ayat 13).

Itulah esensi ajaran silaturahim, tidak saja dalam semangat ukhuwah Islamiyah, antar-umat Islam, tetapi juga ukhuwah wathoniyah yang dilakukan antar-sesama elemen bangsa, bahkan juga ukhuwah Basyariyah untuk sesama ummat manusia. Oleh karena itulah, Partai Golkar terus-menerus mendorong tumbuhnya dinamika kehidupan umat dan bangsa secara harmonis, sinergis dan produktif, mampu memposisikan dan menyuguhkan Islam sebagai rahmatan lil alamin, rahmat bagi seluruh alam dalam kehidupan bangsa.

Hadirin Sekalian yang Berbahagia,

Islam memiliki watak progresif dalam rangka memajukan masyarakat, umat dan bangsa. Karenanya, dalam berbagai kesempatan saya menegaskan agar orientasi kehidupan keagamaan kita, harus diarahkan pada transformasi :

Dari format dan simbol, menuju hakikat dan substansi.

Dari retorika dan perdebatan, menuju penerapan dan aksi amal saleh (yang dalam konsep Partai GOLKAR dikenal Gerakan Karya Kekaryaan).

Dari sikap sentimentil dan emosional, menuju sikap yang rasional dan ilmiah.

Dari orientasi ke masalah cabang dan sekunder, menuju masalah pokok dan primer.

Dari sikap menyulitkan dan menimbulkan antipati, menuju pemudahan dan penyebaran kabar gembira.

Dari kejumudan dan taklid, menuju ijtihad dan pembaruan (Dalam Partai GOLKAR, dikenal the Party Of Ideas)

Dari fanatisme buta dan ekslusivisme, menuju toleran dan inklusivisme.

Dari kekerasan dan kebencian, menuju kelembutan dan rahmat.

Dari ikhtilaf dan perpecahan, menuju persatuan dan solidaritas.

Transformasi-transformasi tersebut sangat mendasar dalam rangka mengejawantahkan ajaran Islam secara benar dalam konteks implementasi Islam yang rahmatan lil alamin.

Silaturahmi kita dalam halal bi halal ini, juga memberikan pesan penting agar prilaku kita semua dalam kehidupan berbangsa harus mengedepankan akhlakul karimah, dan tampil memberi contoh yang baik (uswatun hasanah) sebagaimana diteladankan oleh Rasulullah Muhammad SAW, sehingga sikap dan langkah kita senantiasa etis dan konstruktif, jauh dari intrik-intrik, jauh dari politicking, jauh dari fitnah, sehingga kehidupan kebangsaan kita menampilkan wajah yang damai, harmonis dan produktif bagi kemajuan bangsa.

Hadirin sekalian yang saya hormati,

Perlu saya tekankan kembali bahwa dalam bingkai semangat silaturahmi yang menjadi inti atau hakikat acara Halal bi Halal Idul Fitri, maka marilah kita mantapkan soliditas kita, memperkuat jaringan kelembagaan dalam tubuh Partai Golkar, baik secara vertikal maupun horisontal. Secara vertikal jajaran kepemimpinan dari pusat sampai ke daerah dan desa-desa harus diperkuat, sehingga mencapai tingkat soliditas yang tinggi dan kuat; dan secara horisontal jaringan antara Partai Golkar dengan organisasi-organisasi yang mendirikan dan didirikan harus terjalin dengan kuat dan sinergis.

Selain itu, juga yang lebih penting lagi adalah bagaimana kita meningkatkan amal sholeh kita, tingkatkan karya kita di bulan Syawal ini dan bulan-bulan seterusnya. Karena, hakekat bulan Syawal adalah bulan peningkatan. Bulan Syawal merupakan momentum untuk meningkatkan kinerja partai dalam mensukseskan gerakan karya kekaryaan. Kita harus menunjukkan bukti karya nyata bagi masyarakat. Hanya dengan cara itu, masyarakat akan kembali memberikan kepercayaan kepada Partai Golkar untuk memimpin Bangsa ini, dengan memenangkan Pemilu 2014 yang akan datang.

Seiring dengan perjalanan waktu yang begitu cepat, tahun 2014 sebagai puncak pesta demokrasi sudah di depan mata kita. Dua tahun ke depan bukan waktu yang lama, namun waktu terasa sebentar dalam perjuangan meraih kemenangan. Sekalipun berbagai survei, yang terakhir survei Charta Politika, semuanya menempatkan Partai Golkar pada posisi teratas, namun jangan membuat kita terlena, sebaliknya kita harus semakin merapatkan barisan, memantapkan solidaritas dan soliditas, memacu kerja-kerja politik kita melalui gerakan karya kekaryaan dengan tema besar : Berkarya untuk bangsa bagi kesejahteraan rakyat.

Hal itu perlu saya ingatkan, karena kita telah memasuki tahapan Pemilu. Pada hari Jum’at, 31 Agustus lalu, Partai kita secara resmi telah mendaftar ke KPU sebagai Peserta Pemilu 2014, dan selanjutnya kita akan mengikuti tahapan Pemilu sampai pada pemenangan 2014. Karena itu, melalui acara Halal Bi Halal ini, selaku Ketua Umum Partai, saya mengharapkan aagar kader-kader dan pimpinan Partai Golkar harus senantiasa hadir di tengah-tengah masyarakat yang secara sungguh-sungguh mencerminkan motto “SUARA GOLKAR SUARA RAKYAT”. Jangan sampai Golkar absen dari kehidupan rakyat, apalagi ketika mereka sedang menghadapi persoalan. Kehadiran kader Partai Golkar harus menjadi solusi bagi permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh rakyat.

Hadirin sekalian yang saya hormati,

Sebagai akhir dari sambutan ini, seperti biasanya saya ingin memberikan hadiah untuk lebih memaknai acara Halal Bi-Halal ini berupa pantun :

POHON BERINGIN DI DESA DAN KOTA

BANYAK WARGA BERTEDUH DI BAWAHNYA

HALAL BI-HALAL MOMENTUM BERSAMA KITA

UNTUK MENGHAPUS SALAH DAN DOSA SESAMA

BUNGA MAWAR TUMBUH MEKAR

HARUMNYA MEREBAK HINGGA KE PANTAI

SILATURAHMI KELUARGA BESAR PARTAI GOLKAR

UNTUK MEMPERKUAT SOLIDITAS PARTAI

SURAU INDAH DI PINGGIR DESA

TEMPAT SANTRI BELAJAR AGAMA

PARTAI GOLKAR TERUS BERKARYA

MEMBANGUN INDONESIA MAJU DAN SEJAHTERA

MENU LEBARAN DENGAN IKAN SEPAT

ENAK DIMAKAN DENGAN KETUPAT

PARTAI GOLKAR TERUS BERHIDMAT

AGAR MAKIN MENJADI PILIHAN RAKYAT

Demikian, mohon maaf atas segala kekurangan, diiringi do’a semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita sekalian, Amin ya Rabbal ‘Alamin.

Bilahit Taufik wal Hidayah,

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.